Anda di halaman 1dari 10

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jpms
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 190-199

Kecemasan Mahasiswa Pendidikan Matematika


Universitas Riau Kepulauan Dalam Menghadapi Skripsi
Inggri Ramadhani Widigda1*, Wahyu Setyaningrum2
12
Jurusan Pascasarjana Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo No.
01, Karangmalang, Yogyakarta, Indonesia
*Korespondensi Penulis. Email: inggriwidigda@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hambatan mahasiswa UNRIKA dalam membuat skripsi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Data
dikumpulkan dengan teknik angket dan wawancara. Sumber data adalah 5 mahasiswa UNRIKA
jurusan Pendidikan Matematika semester VII tahun ajaran 2018-2019. Analisis data dilakukan dengan
mengisi angket, kemudian dilanjutkan dengan wawancara individu. Adapun hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan mahasiswa dalam menghadapi skripsi
yaitu sulitnya mencari literatur sebagai sumber referensi dalam penelitian, sulitnya proses
pengajuan judul, dan sulitnya proses bimbingan dengan dosen pembimbing. Sedangkan cara
mengatasi kecemasan tersebut dengan berjalan-jalan untuk merilekskan pikiran, curhat dan juga
mengingat orang tua. Walaupun penelitian ini hanya melibatkan mahasiswa yang terbatas tetapi
setidaknya dapat memberikan gambaran singkat tentang kecemasan yang dialami mahasiswa
ketika menyusun skripsi. Informasi tentang faktor-faktor menyebab kecemasan mungkin dapat
digunakan oleh pihak kampus untuk mengantisipasi ataupun meminimalisir faktor tersebut
sehingga kecemasan mahaiswa dalam menyusun skripsi dapat dikurangi.
Kata Kunci: Kecemasan Mahasiswa, Menghadapi Skripsi

Anxiety of Students at Riau Kepulauan University in Writing Thesis


Abstract
This study aims to describe the obstacles of UNRIKA undergraduate students in writing a thesis. This
is a descriptive exploratory study with a qualitative approach. Data was collected using questionnaire
and interview. The participants are five students of Mathematics Education department at UNRIKA.
They are at the seventh semester. The results of this study indicate that factors that cause student
anxiety in writing thesis are difficulty in finding literature or references, difficulty in determining the
title, and difficulty in supervising process. Students propose several methods to overcome the anxiety
such as go out or walk around, vent to their peers and remember their parents. Although this study
only involves limited number of students, it might provide a brief description of the anxiety
experienced by students when preparing a thesis. Information about the causes of anxiety might be
useful for the university to anticipate or minimize these factors so that student anxiety in preparing the
thesis can be diminished.
Keywords: student anxiety, thesis writing

PENDAHULUAN yang telah didapatnya selama di perguruan


tinggi sesuai dengan disiplin ilmu yang
Skripsi merupakan karya ilmiah yang dimiliki pada kenyataan yang dihadapi.
mengikuti suatu prosedur penelitian ilmiah Skripsi merupakan tugas akhir dimana
yang dibuat oleh mahasiswa strata 1 (S1) mahasiswa melakukan sebuah penelitian pada
sebagai syarat sarjana. Penulisan skripsi kasus-kasus atau fenomena yang muncul
memberikan pengalaman belajar kepada kemudian diteliti dengan menggunakan teori-
mahasiswa dalam menyelesaikan setiap teori yang relevan yang sudah dipelajari
persoalan yang ada secara ilmiah. Keharusan selama perkuliahan dan akhirnya akan
menulis skripsi dimaksudkan agar mahasiswa dianalisis untuk mendapatkan hasil atau
mampu menerapkan ilmu dan kemampuan jawaban dari kasus atau fenomena tersebut. Pada

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 191
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

saat menyelesaikan skripsi sebagian memenuhi, sehingga mau tidak mau


mahasiswa tidak terlepas dari hambatan dan mahasiswa harus mencari literatur di luar
masalah yang dialami baik dari faktor kampus misalnya di kampus-kampus lain
eksternal maupun internal, tentunya semua ataupun di toko-toko buku yang pastinya
itu sangat beragam dan berbeda-beda. semua itu membutuhkan biaya. Kedua,
Hambatan yang menghadang dalam skripsi beberapa mahasiswa sulit mendapatkan
membuat proses pengerjaan skripsi dimulai referensi sehingga menjadi kebingungan saat
tidak menyusun skripsinya, ditambah dengan alur
berjalan sesuai rencana. Biasanya masalah menulis ilmiah dan metodologi yang lemah
yang menghambat dihadapi dengan sehingga dosen pembimbing berulang kali
menghindarinya. memberikan revisi kepada mahasiswa yang
Mahasiswa yang biasa menghadapi kemudian timbul perasaan selalu disalahkan
masalah dengan menghindarinya merupakan karena beberapa mahasiswa tidak siap mental
bentuk tidak bisanya mahasiswa tersebut untuk dikritisi. Ketiga, hambatan yang di
melakukan sebuah penyesuaian yang tepat. alami mahasiswa yaitu dosen pembimbing
Apabila berlangsung secara terus menerus yang sulit untuk ditemui. Peranan dosen
dapat menimbulkan kecemasan (Anggraeni, pembimbing skripsi menurut persepsi
Purnama dan Kurniawaty, 2008). Kecemasan mahasiswa berada pada kategori baik dan
orang yang satu dengan yang lain tentu saja sangat baik. Begitu juga, kualitas
akan berbeda-beda. Bentuk kecemasan akan pembimbingan skripsi mahasiswa secara
sangat tergantung pada situasi atau bahaya yang keseluruhan berada pada kategori baik dan
direspon oleh individu. sangat baik. Berdasarkan hasil survei
Menurut penelitian yang telah dilakukan tersebut, tentunya bagi mahasiswa dalam
oleh Fitria (2007), sebagian besar masahasiswa menghadapi tugas akhir skripsi tidak terlepas
menganggap bahwa menyusun skripsi dari peranan seorang dosen pembimbing.
merupakan hal yang menakutkan. Mahasiswa Maka, dengan adanya dosen pembimbing
bukan lagi menganggap hal yang sulit, namun akan lebih mempermudah mahasiswa dalam
sudah sampai persepsi bahwa skripsi penyusunan tugas akhir skripsi.
menakutkan. Mahasiswa yang menganggap Dari penjelasan di atas, hambatan dan
skripsi menakutkan disebabkan karena muncul masalah yang dialami oleh mahasiswa
sebuah kecemasan dalam proses mengerjakan membuat mahasiswa takut dan khawatir akan
skripsi. Apalagi ditambah tekanan-tekanan dari tertundanya penyelesaian tugas akhir skripsi
dosen pembimbing, bahkan orangtua yang yang telah ditargetkan. Akhirnya ketiga
segera menginginkan skripsi diselesaikan hambatan ini memicu terjadinya kecemasan
dengan cepat. Kecemasan tersebut pada diri mahasiswa itu sendiri.
menimbulkan tekanan pada mahasiswa Herdiani (2012) menyebutkan bahwa
(Herdiani, 2012). Kecemasam selama proses kendala yang menghadang dalam penyusunan
mengerjakan skripsi tentu saja membuat kondisi skripsi membuat proses pengerjaan skripsi
tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut menjadi terhambat. Keterlambatan tersebut
berakibat pada terganggunya kemampuan dapat menimbulkan dampak seperti
berkonsentrasi dan kemampuan menghadapi kecemasan, stres, perubahan perilaku, bahkan
masalah selama proses pengerjaan. Hilangnya depresi. Kecemasan adalah gangguan alam
kemampuan itu menyebabkan proses perasaan yang ditandai dengan perasaan
pengerjaan skripsi menjadi tidak lancar. Nelson ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
(2012) juga mengatakan bahwa segala sesuatu dan berkelanjutan, tidak mengalami
yang menimbulkan kecemasan membuat gangguan dalam menilai realitas, kepribadian
seseorang mengalami kemunduran atau regresi masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu
dalam pemikiran dan rasa aman, hasilnya tetapi masih dalam batas-batas normal.
seseorang akan kehilangan energi dan pikiran Menurut Atkinson (2009), kecemasan
kreatif. merupakan emosi yang tidak menyenangkan
Dari hasil wawancara, mahasiswa yang ditandai dengan gejala seperti
merasa bahwa hambatan dan masalah yang kekhawatiran dan perasaan takut. Perasaan
sering dialami yang pertama berkaitan cemas muncul apabila seseorang berada
dengan sulitnya mencari sumber-sumber dalam keadaan diduga akan merugikan dan
bacaan (literatur) yang berkaitan dengan mengancam dirinya, serta merasa tidak
judul penelitian. Literatur yang disediakan di mampu menghadapinya. Dengan demikian,
perpustakaan kampus terkadang tidak rasa cemas sebenarnya suatu ketakutan yang

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 192
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

diciptakan oleh diri sendiri yang dapat Huberman (2007), analisis data tenata dalam
ditandai dengan selalu merasa khawatir dan situs ditegaskan bahwa kolom pada sebuah
takut terhadap sesuatu yang belum terjadi. matriks tata waktu disusun dengan jangka
Bahwa sebenarnya kecemasan itu muncul waktu, dalam susunan tahapan, sehingga dapat
dikarenakan dari diri mahasiswa itu sendiri dilihat kapan gejala tertentu terjadi. Prinsip
yang kurang optimis dalam menghadapi dasarnya adalah kronologi. Tahapan dalam
tugas akhir skripsi tersebut. analisis data tertata yaitu membangun sajian,
Berdasarkan penjelasan latar belakang pada tahap ini cara yang mudah bergerak maju
masalah di atas, dapat di ketahui bahwa adalah memecah-mecah inovasi ke dalam
permasalahan yang dialami mahasiswa dalam komponen- komponen atau aspek-aspek
menghadapi tugas akhir skripsi dapat khusus, dengan menggunakan ini sebagai baris
menimbulkan kecemasan. Maka penulis matriks. Kolom matriks adalah jangka-jangka
merasa perlu untuk melakukan kajian lebih waktu, dari penggunaan awal sampai
dalam tentang “Kecemasan Mahasiswa penggunaan nanti. Jika terjadi perubahan dalam
Universitas Riau Kepulauan Dalam komponen selama jangka waktu itu, kita dapat
Menghadapi Skripsi”. Tujuan dari penelitian memasukkan deskripsi singkat dari perubahan
ini adalah mendeskriptifkan kecemasan itu (Miles dan Huberman, 2007, p.173-174).
mahasiswa Universitas Riau Kepulauan Pada studi ini, reduksi digunakan untuk
dalam menghadapi skripsi. memperoleh pemahaman mengenai hambatan-
hambatan mahasiswa dalam menghadapi
METODE skripsi.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif eksploratif, dengan mendeskripsikan HASIL DAN EMBAHASAN
dan menemukan hambatan-hambatan Hasil
mahasiswa Universitas Riau Kepulauan dalam Hasil wawancara dikelompokan sesuai
menghadapi skripsi. Studi ini menggunakan dengan empat tema yang menjadi bahan wa-
pendekatan kualitatif, dengan menggunakan wancara untuk dikroscek, kemudian direduksi
tradisi fenomenologi. Tradisi ini digunakan dan dicari sub-subtemanya. Setelah itu,
untuk menggambarkan hambatan-hambatan dihubungkan antarsub-temanya untuk
mahasiswa dalam menghadapi skripsi mendapatkan kesimpulan akhir. Pada penelitian
berdasarkan pengalaman mahasiwa. ini, ditemukan empat tema untuk memahami
Data mengenai kesulitan mahasiswa hambatan mahasiswa dalam menghadapi
mengimplementasikan skripsi dikumpulkan skripsi yakni (1) Pengertian Skripsi; (2)
dengan teknik angket dan wawancara. Sumber Kecemasan; (3) Kecemasan Skripsi; (4) Gejala-
data adalah 5 mahasiswa Universitas Riau gejala Kecemasan; (5) Dampak Kecemasan; (6)
Kepulauan. Mahasiswa tersebut merupakan Faktor yang mempengaruhi kecemasan dan (7)
mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika Cara mengatasi Kecemasan. Masing-masing
semester VII tahun ajaran 2018-2019. tema yang ditemukan disajikan sebagai berikut.
Pengumpulan data dilakukan dengan
mengisi angket dan wawancara mendalam. Skripsi
Pada awalnya, dilakukan pengisian angket Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
terlebih dahulu untuk menjaring permasalahan (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan
umum. Selanjutnya, dilakukan wawancara ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari
individual dengan mahasiswa dengan semi persyaratan pendidikan akademis. Wirartha
terstruktur untuk memeroleh data yang (2006) mengemukakan bahwa skripsi adalah
kredibel. Penelitian ini dilakukan pada bulan karya tulis ilmiah seorang mahasiswa dalam
November sampai Desember 2018. Bahan menyelesaikan program Sl. Skripsi tersebut
angket dan wawancara meliputi: (1) Pengertian adalah bukti kemampuan akademik mahasiswa
Skripsi; (2) Kecemasan; (3) Kecemasan bersangkutan dalam penelitian dengan topik
Skripsi; (4) Gejala-gejala Kecemasan; (5) sesuai bidang studinya. Skripsi disusun dan
Dampak Kecemasan; (6) Faktor yang dipertahankan untuk mencapai gelar sarjana
mempengaruhi kecemasan dan (7) Cara strata satu. Biasanya, skripsi menjadi salah satu
mengatasi Kecemasan. Pada studi ini, peneliti syarat kelulusan.
sendiri merupakan instrumen yang utama. Secara umum skripsi merupakan karya
Data catatan hasil angket dan wawancara tulis ilmiah hasil penelitian atau percobaan yang
kemudian direduksi. Analisis data dilakukan disusun oleh mahasiswa dibawah bimbingan
menggunakan model Menurut Milles dan dosen pembimbing dan dipertanggungjawabkan

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 193
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

dalam suatu Sidang Ujian Akhir Program untuk mencari masalah kita sendiri yang
memenuhi persyaratan memperoleh derajat menyelesaikan. Tanpa batasan waktu. Ya kalo
kesarjanaan strata satu (Sl). Skripsi sebagai nggak dikerjakan ya nggak bakal selesai.
salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai Intinya skripsi itu cerminan diri kita bangetlah.”
bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (Sl). (Mahasiswa 5)
Skripsi menjadi salah satu pembeda antara Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa
jenjang pendidikan sarjana (Sl) dan diploma skripsi adalah tugas akhir untuk memperoleh
(D3). Menurut berbagai sumber, pengertian sarjana, yang tidak mudah untuk dibuat karena
skripsi dapat didefinisikan sebagai berikut: (1) membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan
Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir motivasi yang besar dan tidak terdapat deadline.
seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
program sarjana (Sl) Pendidikan (bagi UPI); (2) Kecemasan
Karya tulis ilmiah yang ditulis dan dipersiapkan Kecemasan adalah perasaan takut yang
pada akhir program studinya sebagai salah satu mendalam dan firasat akan datangnya
syarat mendapat gelar dan skripsi ini ditulis malapetaka sebagai hasil dari munculnya
oleh mahasiswa program S-1 (Sujana, 1988); perasaan kenangan, keinginan, dan
(3) Karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan pengalaman-pengalaman terdesak
perencanaan, pelaksanaan, dan hasil penelitian dipermukaan kesadaran. Kecemasan itu
ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana mengembang, samar-samar dan bersifat
muda atau sarjana. (Ahmad, 2011); (4) Karya umum, tidak terjelma sebagai suatu bentuk
tertulis di tingkat sarjana muda yang umumnya yang khas. Dalam kamus psikologi,
didasarkan atas penyelidikan bahan-bahan kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang
bacaan atau observasi lapangan. kronis dan kompleks dengan
Jadi, pada hakikatnya skripsi adalah karya keterperangkapan dan rasa takut sebagai
ilmiah yang ditulis melalui kegiatan unsurnya yang menonjol khususnya pada
perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian berbagai gangguan saraf dan mental.
ilmiah oleh mahasiswa jenjang program Kecemasan ialah suatu keadaan atau
Sarjana. Skripsi merupakan tugas akhir bagi kondisi emosi yang tidak menyenangkan, dan
mahasiswa untuk mencapai gelar merupakan pengalaman yang samar-samar
kesarjanaannya. Berdasarkan hasil wawancara, disertai dengan perasaan yang tidak berdaya
mahasiswa berpendapat bahwa skripsi sebagai dan tidak menentu. Pada umumnya
berikut. kecemasan bersifat subjektif yang ditandai
„„Skripsi adalah tiket untuk mahasiswa s1 dengan adanya perasaan tegang, khawatir,
memperoleh gelar sarjana. Skripsi merupakan takut, dan disertai adanya perubahan
sesuatu yang tidak terlalu mudah, karna untuk fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi,
menyelesaikannya membutuhkan waktu dan perubahan pernapasan dan tekanan darah.
proses yang cukup lama‟‟ (Mahasiswa 1) Menurut Lubis (2009), kecemasan
“Skripsi sulit, karena harus ada motivasi dari merupakan penghayatan emosional yang
diri sendiri dulu. Skripsi berbeda dengan tugas, tidak menyenangkan, berhubungan dengan
karena skripsi tidak mempunyai deadline antisipasi malapetaka yang akan datang.
seperti tugas. Jadi sangat susah untuk Kecemasan dapat muncul dalam berbagai
mengerjakannya karena butuh motivasi yang tingkatan dari perasaan cemas dan gelisah
sangat besar” (Mahasiswa 2) yang ringan sampai ketakutan yang amat
“Skripsi seperti kebanyakan orang awalnya berat. Kecemasan juga dapat terjadi dengan
semester 1-5 saya merasa bahwa skripsi itu perasaan takut dan terancam, tetapi seringkali
sesuatu hal yang paling menakutkan menurut tanpa adanya alasan. Kecemasan juga dapat
saya. Dan saya tidak yakin saat itu, apakah saya terjadi karena ketakutan terhadap hal-hal
bisa menyelesaikannya dengan baik.” yang belum tentu terjadi atau keadaan yang
(Mahasiswa 3) merugikan dan mengancam dirinya karena
“Menurut saya skripsi itu sesuatu yang merasa tidak mampu menghadapinya
pengerjaannya agak sulit tapi menyenangkan (Djumhana, 2001). Rasa cemas juga dapat
juga” (Mahasiswa 4) terjadi karena kegelisahan-kekhawatiran dan
“Skripsi adalah tugas akhir untuk meraih gelar ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas
sarjana. Lebih dari itu skripsi adalah tentang (Kartono, 2003).
pembentukann mental kita. Karena tidak seperti Rasa cemas sebenarnya suatu ketakutan
tugas mata kuliah yang lainnya, tugas ini tidak yang diciptakan oleh diri sendiri, akibat dari
terstruktur. Tidak jelas. Karena kita yang selalu merasa khawatir dan takut terhadap

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 194
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

sesuatu yang belum terjadi. Dalam timbul keluhan-keluhan fisik atau somatik
keseharian, kata cemas sering dipadankan (psikosomatis) yang tak lain adalah
dengan kata takut dalam arti khusus, yaitu kecemasan.
takut akan hal yang objeknya kurang jelas. Peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan
Akan tetapi, dalam arti kejiwaan atau psikis, adalah dorongan pikiran dan perasaan dalam
cemas mempunyai pengertian yang berkaitan diri individu yang berisikan ketakutan akan
dengan penyakit dan gangguan kejiwaan atau bahaya atau ancaman di masa yang akan datang
keadaan perasaan yang campur baur terutama tanpa sebab khusus, sehingga mengakibatkan
dalam kondisi tertekan. terganggunya pola pemikiran dan respon fisik
Kecemasan juga dapat diasosiasikan serta perilaku.
dengan: (1) Perasaan campuran berisikan Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa
ketakutan dan keprihatinan mengenai masa- memberikan tanggapan tentang kapan
masa mendatang tanpa sebab khusus untuk kecemasan itu meningkat, sebagai berikut.
ketakutan tersebut, (2) suatu bentuk rasa takut “Setiap mau mengerjakan skripsi.” (Mahasiswa
atau kekhawatiran kronis pada tingkat ringan; 1)
(3) Kekhawatiran atau ketakutan yang kuat “Tiap hari.” (Mahasiswa 2)
dan meluap-luap; (4) Suatu dorongan “Ketika ingat kalau deadlinenya semakin hari
sekunder mencakup suatu reaksi semakin dekat.” (Mahasiswa 3)
penghindaran, biasanya pada peristiwa “Jarang.” (Mahasiswa 4)
kejutan. “Jarang sih, meningkat ketika sudah mendekati
Kecemasan dicirikan oleh perasaan- materi tapi produk saya belum selesai final dan
perasaan tegang, ketakutan dan kekhawatiran satu lagi waktu mau bayar UKT.” (Mahasiswa
yang subyektif dan dipengaruhi oleh sistem 5)
syaraf otonom. Kecemasan juga merupakan Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa
wujud penjelmaan dari berbagai proses emosi waktu meningkatnya kecemasan mahasiswa
yang bercampur baur, yang terjadi manakala berbeda-beda. Ada yang tiap hari karna sedang
seseorang sedang mengalami berbagai skripsi, ada yang karna deadline semakin dekat,
tekanan-tekanan atau ketegangan (stres) ada juga yang merasakan jarang merasa cemas.
seperti perasaan (frustasi) dan pertentangan
batin (konflik batin). Menurut Sigmund Gejala-Gejala Kecemasan
Freud, kecemasan disebabkan akan dua hal Kecemasan mempunyai penampilan atau
yaitu: (1) bahaya yang berasal dari dunia gejala yang bermacam-macam antara lain: (1)
nyata; (2) kesadaran akan datangnya Gejala jasmaniah (fisiologis) yaitu: ujung-
hukuman yang berkaitan dengan tindakan ujung anggota dingin (kaki dan tangan),
amoral lainnya yang dasarnya dilarang oleh keringat berpecikan, gangguan pencernaan,
norma budaya. Daradjat (1993) cepatnya pukulan jantung, tidur terganggu,
menggambarkan kecemasan sebagai kepala pusing, hilang nafsu makan, dan
manifestasi dari berbagai proses emosi yang pernapasan terganggu. (2) Gejala kejiwaan
bercampur baur, yang terjadi ketika orang yaitu: sangat takut, serasa akan jadi bahaya
sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) atau penyakit, tidak mampu memusatkan
dan pertentangan batin (konflik). Berdasarkan perhatian, selalu merasa akan terjadi
definisi di atas, dapat disimpulkan kesuraman, kelemahan dan kemurungan,
bahwasannya kecemasan adalah suatu hilang kepercayaan dan ketenangan, dan
keadaan perasaan, dimana individu merasa ingin lari dari menghadapi suasana
lemah sehingga tidak berani dan mampu kehidupan.
untuk bersikap dan bertindak secara rasional Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa
sesuai dengan yang semestinya. Melihat dari memberikan tanggapan tentang gejala apa yang
definisi kecemasan di atas, merupakan mereka rasakan ketika cemas, sebagai berikut.
kondisi realitas yang banyak terjadi di saat ini “Kalau ketemu dosen, rasanya pengen cepat
sebagai abad kecemasan. Karena manusia selesai konsultasi.” (Mahasiswa 1)
sekarang telah dihadapkan dengan berbagai “Kadang nunggu dimenit terakhir konsultasinya
polemik kehidupan yang semakin menantang. biar tidak lama menghadapi dosen
Oleh karena itu, secara psikologis mereka pembimbing.” (Mahasiswa 2)
merasa terbebani oleh berbagai macam “Kalau dosen ngejelasin, terus nulis di meja
kebutuhan hidup, sehingga pola atau gaya dosen, kadang tangan gemeteran.” (Mahasiswa
hidupnya lebih mengedepankan nafsunya. 3)
Kesenjangan batin mulai bergejolak dan

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 195
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

“Ingin cepet saja ketemu dosen.” (Mahasiswa Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
4) Ada beberapa faktor utama yang
“Jadi takut keruang dosen.” (Mahasiswa 5) mempengaruhi perkembangan pola dasar
Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa yang menunjukkan reaksi rasa cemas
gejala - gejala kecemasan mahasiswa berbeda- (Ramaiah, 2003, p.11): (1) Lingkungan atau
beda. Ada yang ingin cepat selesai konsultasi, sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara
ada yang gemetaran ketika menulis didekat berpikir tentang diri sendiri dan orang lain.
dosen dan ada yang jadi takut keruang dosen, Hal ini bisa disebabkan pengalaman dengan
keluarga, dengan sahabat, dengan rekan
Dampak Kecemasan sekerja, dan lain-lain. Kecemasan akan
Dampak kecemasan bermacam-macam. timbul apabila merasa tidak aman terhadap
Berikut merupakan dampak kecemasan: (1) lingkungan: (2) Emosi yang ditekan.
Menurut Eysenck (Suharman, 2005) Kecemasan bisa terjadi apabila individu tidak
kecemasan menurunnya kapasitas kognitif mampu menemukan jalan keluar untuk
seseorang dalam menyelesaikan permasalahan perasaan dalam hubungan personal: (3)
yang kompleks. Hal ini terjadi dikarenakan Sebab-sebab fisik, maksudnya pikiran dan
kemampuan kognitifnya terpecah antara tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
kecemasan dan tugas yang ada; (2) Menurut menyebabkan timbulnya kecemasan. Ini
Powell (2004), kecemasan mempengaruhi biasanya terlihat dalam kondisi seperti
performance individu dalam aktivitasnya. kehamilan, semasa remaja, dan suatu pulih
Individu yang mengalami kecemasan akan dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-
menampilkan performance yang berbeda kondisi seperti ini, perubahan-perubahan
daripada saat individu tidak mengalami perasaan lazim muncul, dan ini dapat
kecemasan; (3) Menurut Clark (Romas dan menyebabkan timbulnya kecemasan.
Sharma, 2000), kecemasan menyebabkan Sedangkan menurut Adler dan Rodman
terjadinya gangguan terhadap hubungan (2009) terdapat dua faktor yang
sosial dan depresi. Begitu seseorang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu
mengalami kecemasan, dirinya akan pengalaman yang tidak baik atau pengalaman
menghindari hal-hal yang membuatnya yang tidak menyenangkan pada masa lalu
terancam. Orang tersebut menjadi tertutup diri mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi
terhadap lingkungannya. Ketiadaan orang pada masa mendatang, dan pikiran yang tidak
lain, membuat kecemasannya semakin parah rasional seperti kegagalan katastropik,
hingga ke tingkat depresi. kesempurnaan, persetujuan, generalisasi yang
Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa tidak tepat.
memberikan tanggapan tentang dampak apa Menurut Horney (1942) berpendapat
yang mereka rasakan ketika cemas, sebagai tentang sebab terjadinya cemas ada tiga
berikut. macam, yaitu: (1) Tidak adanya kehangatan
“Kalau tidak terlalu penting, saya tidak datang dalam keluarga dan adanya perasaan diri
menemui dosen pembimbing.” (Mahasiswa 1) yang dibenci, tidak disayangi dan
“Kadang nunggu dimenit terakhir konsultasinya dimusuhi/disaingi; (2) Berbagai bentuk
biar tidak lama menghadapi dosen perlakuan yang diterapkan dalam keluarga,
pembimbing.” (Mahasiswa 2) misalnya sikap orang tua yang otoriter, keras,
“Jadi malas ke kampus, karna takut ditagih ketidakadilan, pengingkaran janji, kurang
dosen.” (Mahasiswa 3) menghargai satu sama lain, dan suasana
“Motivasi mengerjakan skripsi jadi menurun.” keluarga yang penuh dengan pertentangan
(Mahasiswa 4) dan permusuhan; (3) Lingkungan yang penuh
“Jadi takut keruang dosen.” (Mahasiswa 5) dengan pertentangan dan kontradiksi, yakni
Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa adanya faktor yang menyebabkan tekanan
dampak kecemasan mahasiswa berbeda-beda. perasaan dan frustasi, penipuan,
Ada yang jika tidak penting mahasiswa tidak pengkhianatan, kedengkian, dan sebagainya.
datang menemui dosen pembimbing, ada yang Sedangkan menurut Lawrence
nunggu dimenit terakhir konsultasinya agar kecemasan timbul dari konflik dan frustasi.
tidak lama, ada yang malas ke kampus, ada Kecemasan tidak akan pernah muncul kalau
yang motivasinya menurun dan ada juga yang seseorang telah terdorong oleh hal-hal yang
takut keruang dosen. menyenangkan. Sementara, kecemasan
adalah sebuah bentuk ketakutan, alasan orang
frustasi, karena kecemasan sering dijadikan

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 196
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

sebagai pelarian diri. Sedangkan kecemasan ataupun sharing dengan orang terdekat; (3)
yang disebabkan oleh konflik, hal itu muncul Berpikir positif, yaitu jika rasa cemas
karena manusia modern tidak mampu tersebut telah di kenali karena adanya pikiran
menghadapi peradaban zaman yang masih negatif, hendaknya segera mungkin
diselimuti oleh persengketaan, sehingga menggantikannya dengan pikiran yang lebih
menimbulkan ancaman terhadap semua realistis dan positif karena pikiran dapat
populasi. mempengaruhi perasaan.
Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa Sedangkan menurut Ramaiah (2003) ada
memberikan tanggapan tentang faktor-faktor beberapa cara untuk mengatasi kecemasan,
tang menyebabkan kecemasan sebagai berikut. yaitu sebagai berikut: (1) Pengendalian diri,
“Karena dosen pembimbing satu sulit ditemui, yakni segala usaha untuk mengendalikan
jadi saya setiap hari harus menunggu dari pagi berbagai keinginan pribadi yang sudah tidak
sampai sore di depan ruang dosen. Sedangkan sesuai lagi dengan kondisinya; (2) Dukungan,
dosen pembimbing dua memiliki kesibukan yakni dukungan dari keluarga dan teman-
yang padat, yang hampir setiap minggu beliau teman dapat memberikan kesembuhan
ada urusan keluar kota.” (Mahasiswa 1) terhadap kecemasan; (3) Tindakan fisik,
“Karna skripsi kaya gak ada benernya, merasa yakni melakukan kegiatan-kegiatan fisik,
selalu salah. Ditambah lagi kawan yang diluan seperti olah raga akan sangat baik untuk
sidang jadi makin menambah kecemasan” menghilangkan kecemasan; (4) Tidur, yakni
(Mahasiswa 2) tidur yang cukup dengan tidur enam sampai
“Cemas ketika konsul dengan dosen semakin delapan jam pada malam hari dapat
banyak mendapat revisi yang tidak ada mengembalikan kesegaran dan kebugaran; (5)
ujungnya.” (Mahasiswa 3) Mendengarkan musik, yakni mendengarkan
“Yang buat cemas biasanya kalo ada musik lembut akan dapat membantu
janji/dealine sama dosen tapi belum kelar” menenangkan pikiran dan perasaan; (6)
(Mahasiswa 4) Konsumsi makanan, yakni keseimbangan
“Mungkin karena managemen waktu saya yang dalam mengonsumsi makanan yang
kurang” (Mahasiswa 5) mengandung gizi dan vitamin sangat baik
Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa untuk menjaga kesehatan.
faktor yang mempengaruhi kecemasan Selain pendapat tersebut, Bandura juga
mahasiswa berbeda-beda. Ada yang karena menjelaskan hal-hal yang berpengaruh dalam
dosen pembimbing sulit ditemui, ada yang meredakan kecemasan antara lain sebagai
merasa skripsi kaya selalu salah, ada yang berikut: (1) Self Efficacy adalah sebagai suatu
kawan yang diluan sidang jadi makin pikiran individu terhadap kemampuannya
menambah kecemasan, ada yang cemas ketika sendiri dalam mengatasi situasi; (2) Outcome
konsul dengan dosen semakin banyak mendapat Expectancy adalah memiliki pengertian
revisi yang tidak ada ujungnya, ada yang cemas sebagai perkiraan individu terhadap
biasanya kalo ada janji/dealine sama dosen tapi kemungkinan terjadinya akibat-akibat
belum kelar dan ada mahasiswa yang merasa tertentu yang mungkin berpengaruh dalam
managemen waktu mahasiswa tersebut kurang. menekan kecemasan.
Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa
Cara Mengatasi Kecemasan memberikan tanggapan tentang cara mengatasi
Kecemasan merupakan tanggapan dari kecemasan sebagai berikut.
seluruh masalah yang terjadi karena tidak “Ngajak temen yang satu pembimbing untuk
dapat mengendalikan pikiran buruk serta berdikusi dan menunggu giliran. Karna skripsi
cenderung semakin lama semakin bertambah. adalah tuntutan, maka harus dilakukan. Jika
Menurut Frank (1991), kecemasan dapat tidak dilakukan, maka menurut saya akan
diatasi dengan beberapa tahap, yaitu: (1) menyia-nyiakan perjuangan yang sudah
Mengenali kecemasan, yaitu mengenali dilakukan dari semester satu-tujuh. Karna
tentang penyebab dan munculnya rasa cemas. merasa ada tanggung jawab kepada orang tua
Kecemasan timbul tanpa di sadari sehingga yang sudah menyekolahkan.” (Mahasiswa 1)
seseorang tidak dapat dikenali ketika pikiran “Mulai menyicil walaupun belum tentu bener.
negatif memenuhi benak seseorang yang Dengan melihat teman-teman lain, saya jadi
dapat merubah perasaan hingga perilaku termotivasi menyicil skripsi sehingga saya
seseorang; (2) Mengaku dan mengungkapkan merasa mampu menyelesaikan skripsi. Tidak
perasaan cemas tersebut. Hal ini dapat lupa juga curhat kepada orang tua” (Mahasiswa
dilakukan dengan cara menulis di buku harian 2)

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 197
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

“Adanya arahan dari orang tua dan teman- faktor biologik yang berhubungan dengan
teman yang meotivasi saya. Sehingga kerusakan atau gangguan fisik atau organ
kecemasannya sedikit berkurang” (Mahasiswa individu itu sendiri, faktor psikologik yang
3) berhubungan dengan keadaan psikis individu,
“Motivasi diri sendiri, saya harus bisa cepat dan faktor sosial yang berhubungan dengan.
lulus. Karna memang awal mau kuliah mau Dari hasil wawancara didapatkan hampir semua
lulus 7 semester. Saya meyakinkan diri bahwa mahasiswa mengalami kecemasan karena faktor
tidak ada yang terlalu sulit, tidak ada yang psikologik. Selain itu tekanan merupakan salah
terlalu gampang. Buktinya ada orang yang satu sumber psikologik yang dapat
menyelesaikan skripsinya, tetapi ada orang juga melatarbelakangi kecemasan, yakni sesuatu
yang tidak bisa meneyelesaikan skripsinya.” yang dirasakan menjadi beban bagi individu.
(Mahasiswa 4) Informan memiliki anggapan bahwa tugas akhir
“nangis dulu biasanya, nyeselin semuanya, ini merupakan beban bagi dirinya, hal ini
cerita ke kakak tingkat, trus udah ngerjain lagi. membuat informan merasa tidak mampu. Hal
Inget kata-kata dosen “bukan persoalan yang ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
mudah memang tapi nggak ada juga terlalu sulit Sarason bahwa salah satu faktor yang
untuk sampe nggak bisa dikerjakan atau mempengaruhi kecemasan adalah keyakinan
memutuskan bunuh diri” (Mahasiswa 5) diri, dimana individu yang memiliki
Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa kepercayaan diri lebih besar untuk menghadapi
cara mengatasi kecemasan mahasiswa berbeda- sautu hal akan mengurangi kecemasan.
beda. Ada yang ngajak temen yang satu Tekanan dari dalam dapat disebabkan
pembimbing untuk berdikusi dan menunggu individu mempunyai harapan yang sangat tinggi
giliran, ada yang karna skripsi adalah tuntutan, terhadap dirinya sendiri namun tidak
maka harus dilakukan. Jika tidak dilakukan, disesuaikan dengan kemampuannya sendiri atau
maka menurut saya akan menyia-nyiakan tidak mau menerima dirinya dengan apa
perjuangan yang sudah dilakukan dari semester adanya, tidak berati atau bahkan terlalu
satu-tujuh, ada yang karna merasa ada tanggung bertanggung jawab terhadap sesuatu tetapi
jawab kepada orang tua yang sudah dilakukan secara berlebih-lebihan. Kecemasan
menyekolahkan, ada yang mulai menyicil juga memiliki karakteristik berupa munculnya
walaupun belum tentu bener, ada yang karna perasaan takut dan kehati-hatian atau
melihat teman-teman lain jadi termotivasi kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak
menyicil skripsi sehingga saya merasa mampu menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang
menyelesaikan skripsi, ada yang curhat kepada muncul dapat berbeda-beda pada masing-
orang tua, ada yang motivasi diri sendiri saya masing orang.
harus bisa cepat lulus. Ada yang nangis dulu Menurut Hawari (Rahmawati, 2012),
biasanya, nyeselin semuanya, cerita ke kakak keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh
tingkat, trus udah ngerjain lagi. Inget kata-kata orang yang mengalami ansietas antara lain,
dosen “bukan persoalan yang mudah memang cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
tapi nggak ada juga terlalu sulit untuk sampe pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa
nggak bisa dikerjakan atau memutuskan bunuh tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut,
diri”. takut sendirian, takut pada keramaian dan
banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-
PEMBAHASAN mimpi yang menegangkan, gangguan
Pada umumnya kecemasan yang dirasakan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan
mahasiswa dapat mengakibatkan hal yang somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan
membuat stress. Namun ada sebagian tulang, pendengaran berdenging (tinitus),
mahasiswa yang menjadikan stres sebagai berdebar- debar, sesak nafas, gangguan
motivasi yang mendorong mahasiswa tersebut pencernaan,perkemihan dan sakit kepala.
untuk menyelesaikan skripsi. Informan merasakan minder saat mengerjakan
Setiap individu mempunyai reaksi yang tugas akhir ini dikarenakan informan merasa
berbeda-beda terhadap jenis stress, dalam mengerjakan tugas akhir ini menjadi suatu
kenyataannya stres menyebabkan sebagian beban sehingga sering merasa tertekan.
individu menjadi lama menyelesaikan skripsi Perasaan ini juga muncul karena informan
tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi merasa tidak mampu mengerjakan tugas akhir
termotivasi karena adanya kawan-kawan yang bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya,
sudah sidang diluan. Ada beberapa hal yang sehingga informan merasa tidak percaya diri.
dapat melatarbelakangi kecemasan. Seperti Kondisi krisis atau dalam tekanan yang

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 198
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

berlangsung lama dapat menyebabkan stres berasal dari orangtua, keluarga, teman, dan juga
pada individu. Keith (2009) mengemukakan dosen pembimbing yang berupa doa, dukungan
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat moril dan pemberian informasi mengenai tugas
stres seseorang, yaitu Sifat menerima keadaan, akhir. Gejala kecemasan yang timbul berupa
pengalaman mengenai stress, karakteristik sakit kepala, khawatir, mudah tersinggung,
individu, dukungan sosial, dan strategi koping. insomnia, dan gangguan konsentrasi dan daya
Dukungan sosial adalah informasi dari ingat. Persepsi mahasiswa terhadap masalah
orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, yang dihadapi dalam mengerjakan tugas akhir
dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan ialah dengan menjadikan kecemasan dalam
komunikasi (Taylor, 1999). Sarafino (1998) mengerjakan tugas akhir sebagai motivasi.
membedakan 4 jenis dukungan sosial yaitu: 1). Adapun cara menghadapi kecemasan ini dengan
Dukungan emosional, mencakup ungkapan dan melakukan hal-hal yang disenangi.
perilaku empati, afeksi, kepedulian, sehingga
individu tersebut merasa nyaman, dicintai, dan Saran
diperhatikan; 2). Dukungan penghargaan, Saran dalam penelitian ini adalah bagi peneliti
mencakup ungkapan hormat positif, dorongan, selanjutnya yang berminat terhadap penelitian
dan persetujuan atas gagasan atau perasaaan mengenai kecemasan mehasiswa dalam
individu. Pemberian dukungan ini membantu mengerjakan tugas akhir, dihrapakan mampu
individu melihat segi positif dalam dirinya yang memperdalam hasil penelitian, misalnya dengan
berfungsi untuk menambah penghargaan dan meneliti efek jangka panjang dari kecemasan
kepercayaan diri saat mengalami tekanan; 3). dalam mengerjakan tugas akhir.
Dukungan instrumental, mencakup bantuan
secara langsung sesuai dengan yang dibutuhkan DAFTAR PUSTAKA
individu, seperti bantuan finansial atau Adler, R., B., & Rodman, G. (2009).
pekerjaan pada saat mengalami stress; 4). Understanding human
Dukungan informatif, mencakup pemberian communication. New York: Holt,
nasehat, petunjuk, saran atau umpan balik yang Rinehart and Winston
diperoleh dari orang lain, sehingga individu
dapat mencari jalan keluar untuk memecahkan Ahmad, T. (2011). Pedoman penulisan skripsi.
masalahnya. Snyder dan Lovez (2002) manajemen emosi. Jakarta: Bumi
menjelaskan bahwa koping merupakan proses Aksara.
berfikir, merasakan atau melakukan sesuatu
sebagai pemenuhan kepuasan psikologi. Koping Atkinson R. (2009). Pengantar psikologi
didefinisikan sebagai usaha kognitif dan jilid II. Batam : Interaksara.
perilaku seseorang untuk mengorganisasikan
berbagai tuntutan permasalahan. Dalam Daradjat, Z. (1993). Kebahagian. Bandung:
mengerjakan tugas akhir ini, mahasiswa CV Ruhama
melakukan berbagai hal untuk mengurangi
kecemasan yang terjadi. Usaha mahasiswa Djumhana, B. (2001). Integrasi psikologi
untuk mengatasi kecemasan tersebut antara lain dengan islam: menuju psikologi islami.
ialah tidur, refreshing bersama teman, bermain Yogyakarta: Pustaka Belajar
game, dan adapun yang mengatasinya dengan
makan dan juga melakukan kegiatan yang Fitria, L. (2007). Kecemasan Pada Mahasiswa
menyenangkan lainnya untuk pemenuhan Psikologi Universitas Katolik
psikologi mereka. Soegijapranata Dalam Mengerjakan
Skripsi. Skripsi, Universitas Katolik
Soegijapranata.
PENUTUP http://repository.unika.ac.id/5274/
Kesimpulan
Dari hasil panelitian yang dilakukan maka dapat Frank, T. (1991). Mengatasi rasa cemas.
disimpulkan bahwa, hal-hal yang Jakarta: Arcan.
mempengaruhi kecemasan yang terjadi pada
mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan Hawari. (2001). Manajemen stress, cemas dan
tugas akhir adalah karena adanya faktor depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
psikologik yang berupa frustasi, tekanan, dan Universitas Indonesia.
tuntutan. Dukungan sosial yang diperoleh
mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir Herdiani, W., S. (2012). Pengaruh expressive

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, VI (2), 2018, 199
Inggri Ramadhani Widigda, Wahyu Setyaningrum

pada kecemasan menyelesaikan skripsi. (2012). Manajemen emosi. Jakarta:


Jurnal Ilmiah Mahasiswa , 1(1), 19-22. Bumi Aksara

Horney, K. (1942). Self analysis. New York: Sarafino, E., P. (1998). Behaviorial Treatment
Norton. for Asthma: Biofeedback, Respondent,
and Relaxation, Based Aproaches. New
Kartono, K. (2003). Patologi sosial 3: York: Edwin Melen Pres.
gangguan-gangguan kejiwaan.
Jakarta: CV.Rajawali, Cet. III. Snyder, C., R. & Lovez, S., J. (2002).
Keith, J. (2009). Living with Chronic Illness: Handbook of positive psychology. New
Using Stress Management Skills to York: Oxford University Press.
Promote Physical and Psychological
Well-Being. Atlanta Psych Consultans. Suharman. (2005). Psikologi kognitif.
Atlanta, Georgia. Surabaya: Srikandi.

Lawrence, I., O. (1949). Introduction to Sujana, N. (1988). Dasar-dasar proses belajar


psychopathology. New York: Prentice- mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru
Hall Inc. Algensindo.

Lubis, N. L. (1993). Depresi tinjauan Taylor, S. E. (1999). Health psychology.


psikologis. Jakarta: Kencan Prenada Boston: Mcgraw Hill.
Media Group.
Wirartha, I. M. (2006). Pedoman penulisan
Miles, M, B. & Huberman, A. (2007). Analisis usulan penelitian, skripsi dan tesis.
data kualitatif buku sumber tentang Yogyakarta: Andi.
metode-metode baru. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.

Nelson, R & Jones. (2012). Pengantar


keterampilan konseling. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

Powell, D. H. (2004). Treating individuals with


debilitating performance anxiety: An
introduction. JCLP/In Session, 60(8),
801–808.
https://doi.org/10.1002/jclp.20038

Rahmawati, A. (2012). Hubungan Pemberian


Informed Consent dengan Tingkat
Kecemasan pada Pasien Pre-Operasi di
Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
Pekalongan. Jurnal Keperawatan, 5(1),
57-70.

Ramaiah, S. (2003). Kecemasan bagaimana


mengatasi penyebabnya. Jakarta:
Pustaka Populer Obor.

Romas, J. A., & Sharma, M. (2000). Practical


stress management: A comprehension
workbook for managing change and
promoting health (2nd ed.).
Massachusetts: Allyn & Bacon

Safari., Eka, N., Triantoro., & Saputra.

Copyright © 2018, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458

Anda mungkin juga menyukai