Anda di halaman 1dari 26

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam setiap kontruksi, seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,
dinding penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat
mendukungnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban- beban bangunan, gaya-gaya luar seperti :
tekanan angin, gempa bumi, dan lain- lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan
melebihi batas yang diijinkan. Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka
pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan
kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk untuk menambah pengetahuan serta
memberikan informasi tentang pondasi, khususnya pondasi dangkal. Selain itu
diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang berbagai jenis dan pengklasifikasian
pondasi dangkal, sehingga mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang materi
pondasi dangkal dan dapat menerapkan konsepnya secara tepat.

C. Pengertian pondasi
Pondasi adalah struktur bagian bawah yang umumnya terletak dibawah
permukaan tanah yang berfungsi untuk meneruskan gaya yang diterimanya ke lapisan
tanah pendukung (bearing layers).

Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain :

1. Suatu badian konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan


beban/bobot/gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam
tanah.
2. Bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah,
dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan
beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan
tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati.

PONDASI DANGKAL | 
3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan
bangunan yang tidak merata.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pondasi merupakan Bagian dari elemen bangunan
yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat
mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan,
paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.

2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.

3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan.
Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban (hidup dan mati) yang berada
di atasnya dan gaya – gaya dari luar. Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan
pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas – batas
tertentu, yaitu :
1. Bangunan umum 2.54 Cm
2. Bangunanpabrik 3.81 Cm
3. Gudang 5.08 Cm
4. Pondasi mesin 0.05 Cm

Oleh karena itu,sebelum perencanaan pondasi dilakukan terlebih dahulu perlu


mengetahui prilaku tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah. Dimana sifat fisik dan
mekanisnya dapat diketahui dengan melakukan penyelidikan tanah yang meliputi
penyelidikan dilapangan dan laboratorium, sehingga dari data-data hasil penyelidikan
tanah tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merekomendasikan sistem
pondasi.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:

1. Keadaan tanah pondasi


2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)

3. Keadaan daerah sekitar lokasi

4. Waktu dan biaya pekerjaan

5. Kokoh, kaku dan kuat

Adapun faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan tipe pondasi adalah sebagai
berikut :

1. Aspek arsitektural
Aspek ini dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan jiwa manusia akan sesuatu
yang indah. Bentuk-bentuk struktur yang direncanakan sudah semestinya
mengacu pada pemenuhan kebutuhan yang dimaksud.

2. Aspek fungsional
Perencanaan struktur yang baik sangat memperhatikan fungsi daripada bangunan
tersebut. Dalam kaitannya dengan penggunaan ruang, aspek fungsional sangat
mempengaruhi besarnya dimensi bangunan yang direncanakan.

3. Aspek kekuatan dan stabilitas struktur


Aspek ini berkaitan dengan kemampuan struktur dalam menerima bebanbeban
yang bekerja baik beban vertikal maupun beban lateral yang disebabkan oleh
gempa serta kestabilan struktur dalam kedua arah tersebut.

4. Aspek ekonomi dan kemudahan pemasangan


Biasanya pada suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam sistem
struktur. Oleh sebab itu faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan pengerjaan
merupakan faktor yang mempengaruhi sistem struktur yang akan dipilih.

5. Keadaan tanah pondasi


Keadaan tanah pondasi kaitannya adalah dalam pemilihan tipe pondasi yang
sesuai. Hal tersebut meliputi jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman lapisan
tanah keras dan sebagainya.
6. Batasan-batasan akibat struktur di atasnya
Keadaan struktur atas akan sangat mempengaruhi pemilihan tipe pondasi. Hal
ini meliputi kondisi beban (besar beban, arah beban dan penyebaran beban) dan
sifat dinamis bangunan di atasnya (statis tertentu atau tak tentu, kekakuannya,
dll.)

7. Batasan-batasan keadaan lingkungan di sekitarnya


Yang termasuk dalam batasan ini adalah kondisi lokasi proyek, dimana perlu
diingat bahwa pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu ataupun
membahayakan bangunan dan lingkungan yang telah ada di sekitarnya.

8. Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan


Sebuah proyek pembangunan akan sangat memperhatikan aspek waktu dan
biaya pelaksanaan pekerjaan, karena hal ini sangat erat hubungannya dengan
tujuan pencapaian kondisi yang ekonomis dalam pembangunan.

Didunia konstruksi kita mengenal berbagai macam jenis pondasi dengan


berbagai kriterianya. Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu
pondasi dangkal dan pondasi dalam, tergantung letak tanah kerasnya dan perbandingan
kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamnnya kurang atau sama
dengan lebar pondasi (D≤B) sedangkan untuk pondasi dalam kedalamannya lebih besar
dari lebar pondasi (D>B). Berbagai jenis pondasi tersebut harus disesuaikan dengan
kondisi eksisting yang ada agar tidak terjadi penurunan yang dapat menyebabkan
runtuhnya bangunan yang ditopang oleh pondasi tersebut. Didalam perencanaan pondasi
tentunya kita harus mengenal dengan baik jenis pondasi yang akan kita gunakan, agar
didalam perencanaan diperoleh hasil yang maksimal. Untuk itu didalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai berbagai jenis pondasi terutama pondasi dangkal.
BAB II
Pembahasan

Pondasi dangkal (shallow foundation)

Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,


hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan
ialah pondasi menerus yang biasa pada perumahan, dibuat dari beton atau pasangan
batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.

Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

- Pondasi Setempat (Single Footing).


- Pondasi Menerus (Continuous Footing).
- Pondasi Pelat (Plate Foundation).
- Pondasi sumuran/ Pier foundation/Caisson.
- Pondasi Umpak.
- Pondasi Sarang Laba-laba.
- Pondasi Cakar Ayam.
- Pondasi Grid.
- Pondasi Gasing.
- Pondasi Hypar.
A. Pondasi Setempat ( Single Footing )

Kadang-kadang sering dijumpai lapisan tanah keras letaknya ada pada


kedalaman lebih dari 1,50 m dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi
menerus akan sangat mahal dan tidak efisien lagi. Untuk keadaan ini dapat dipakai jenis
pondasi yang dibuat di bawah kolom-kolom pendukung bangunan, disebut pondasi
setempat. Jadi yang merupakan pondasi utama pendukung bangunan adalah pondasi
setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom-kolom pendukung langsung
dilimpahkan padanya.

Pada pemakaian pondasi setempat ini masih tetap diperlukan adanya pondasi
menerus, tetapi fungsinya tidak mendukung beban bangunan melainkan untuk tumpuan
mencor balok sloof. Ukuran dan bentuk pondasi menerus dibuat lebih kecil dan letaknya
tidak perlu sama dalam dengan pondasi setempat (pondasi utama). Adapun bentuk-
bentuk dari pondasi setempat antara lain:

1. Pondasi Pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
2. Pondasi Sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai
kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-
batu besar.
3. Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di
bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di
bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu
dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.

Gambar Pondasi Setempat


B. Pondasi Menerus ( Continuous Footing )

Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam.Ciri-
ciri:

1. ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama


2. dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom
3. biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat
4. untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar
menjadi pelat.

Gambar Pondasi Menerus


C. Pondasi Pelat ( Plate Foundation )

Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara merata
ke tanah bangunan.

Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:

 daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi


 raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter
 beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas
 pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari
bawah (tanah).

Gambar Pondasi Pelat


D. Pondasi sumuran / Caisson
Pondasi sumuran merupakan peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang
. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan
pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan
diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan
penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit
beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah
dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan
(friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian sumuran dapat turun.

Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan
oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan
kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan sumuran
itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar.Hal ini dapat menyebabkan
tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan
meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.

Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik titik
referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran.Harus diperhatikan
penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen baru akan mempunyai
alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical. Hal ini penting terutama pada waktu
suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal
kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmen berikutnya. Setelah
pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk memberikan
jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat
mungkin vertical.
Gambar Pondasi Sumuran/ caisson

PONDASI DANGKAL | 
E. Pondasi umpak

Pondasi umpak dipakai untuk bangunan sederhana yang umumnya dibuat dari
rangka kayu dengan dinding dari papan atau anyaman bamboo.

Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini satu
dan lainnya saling dihubungkan dengan balok-balok kayu yang dipasang dibagian
bawah tiang yang juga untuk menumpu papan-papan lantainya, dan dibagian atas tiang
yang menyatu dengan rangka atapnya. Untuk memelihara keawetan kayu-kayunya,
pondasi umpak dibuat sampai keluar dari permukaan tanah setinggi ± 1.00 m.

Gambar Pondasi Umpak

PONDASI DANGKAL | 
F. Pondasi Sarang Laba-Laba
Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi konvensional
yang lain diantaranya yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan
bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya,
mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada
seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi,
berpotensi digunakan sebagai pondasi untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan
penurunan yang mungkin terjadi dan tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi,
menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan bersifat padat karya, waktu pelaksanaan
yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara industri (pracetak), lebih ekonomis
karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang dan yang paling penting adalah
ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya menggunakan sedikit menggunakan
kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta tidak menimbulkan kebisingan
disekitarnya.
Memiliki teknologi pembangunan yang dirancang terdiri dari plat tipis yang
diperkaku dengan rib-rib tipis dan tinggi yang saling berhubungan membentuk segitiga-
segitiga yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu kesatuan komposit
konstruksi beton bertulang dan tanah.

Gambar Pondasi Sarang Laba-Laba

PONDASI DANGKAL | 
G. Pondasi Cakar Ayam

Pada tahun 1961, Prof. Dr. Ir. Sedijatmo menemukan sistem Pondasi Cakar Ayam sebagai
alternatif pemecahan masalah tanah di bawah pondasi
yang terlalu lunak. Sejak saat itu penggunaan Pondasi
Cakar Ayam semakin meluas baik sebagai pondasi
landasan pacu pesawat terbang maupun sebagai pondasi
bangunan bertingkat. Peranan pondasi turut
menentukan usia dan kestabilan suatu konstruksi
bangunannya. Dalam dekade terakhir ini sistem pondasi
telah berkembang dengan bermacam variasi. Tapi
hanya sedikit yang menampilkan sistem pondasi
untuk
mengatasi masalah membangun konstruksi di atas tanah lembek. Sistem pondasi yang
konvensional, cenderung hanya di sesuaikan dengan besarnya beban yang harus
didukung, tapi kurang mempertimbangkan kondisi tanah lembek. Akibatnya, bangunan
itu mengalami penyusutan usia atau ketidakstabilan, seperti penurunan, condong,
bahkan roboh. Hal itu tentu merugikan pemilik dan kontraktor bersangkutan.

Perlakuan yang seimbang antara beban dan kondisi tanah lembek perlu dipecahkan.
Problema ini pernah dihadapi oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo tahun 1961, ketika sebagai
pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa
Ancol Jakarta. Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi
konvensional, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkalai. Menara ini untuk
menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga
Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962. Karena
waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar
diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru untuk mengatasi masalah
itu. Lahirlah ide Ir. Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari
plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat
secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam.
Perhitungan yang dipakai saat itu (1961), masih kasar dengan dimensi 2,5 kali lebih
besar dibanding dengan sistem pondasi cakar ayam yang diterapkan sekarang. Meski
begitu, ternyata biayanya lebih murah dan waktunya lebih cepat daripada menggunakan
tiang pancang biasa. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap
kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi kawasan industri.

Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm,
tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya. Di bawah plat beton
dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m,
tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya.
Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda.

Sistem pondasi ini bisa diterapkan pada tanah lunak maupun tanah keras. Tapi
menurut pengalaman, lebih ekonomis bila diterapkan atas tanah yang berdaya dukung
1,5 sampai 4 ton per meter persegi. Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah
memanfaatkan tekanan tanah pasif, yang pada sistem pondasi lain tak pernah
dihiraukan. Plat beton yang tipis itu akan mengambang di permukaan tanah, sedangkan
kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa-pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah
pasif. Dengan demikian maka plat dan konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok. Pada
sistem pondasi lain, yang menggunakan plat beton dengan balok pengaku, maka
kekakuan itu berasal dan konstruksinya sendiri. Sedangkan pada sistem pondasi cakar
ayam, kekakuan didapat dari tekanan tanah pasif. ini berarti dengan daya dukung yang
sama, volume beton pada cakar ayam akan berkurang, dan konstruksinya bisa lebih
ekonomis. Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban yang
merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton per kolom. Dalam
hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak beton, untuk mengurangi
tegangan geser pada plat beton.

Jika beban itu terpusat, maka tebal plat beton di bawah pusat beban ditentukan
oleh besarnya daya geser, bukan oleh besarnya momen, untuk ini dilakukan
penambahan pertebalan plat beton dibawah kolom bersangkutan.

Sistem pondàsi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di
daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas
tertentu, sistern ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai
3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12
meter. Makin panjang tiang pancang yang dipakai, makin besar biayanya. Apalagi jika
alat pemancangan dan tenaga ahli harus didatangkan dari tempat lain. Dengan
kemampuan yang sama, sistem cakar ayam dapat menghemat biaya sampai 30%.

Pelaksanaan sistem ini dapat dilakukan secara simultan, tanpa harus bergiliran.
Misalnya sebagai pondasi menara, dapat dikerjakan dalam jumlah banyak secara
bersamaan. Seluruh sumuran beton dicetak dengan cetakan biasa di lokasi proyek,
sesuai dengan standar. Karena itu sistem ini sangat menghemat waktu. Bagi daerah yang
bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi
juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak
memerlukan sistem drainasi dan sambungan kembang susut.

Banyak bangunan yang telah menggunakan sistem yang di ciptakan oleh Prof
Sedijatmo ini, antara lain: ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang
dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta
apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di
Surabaya, kolam renang dan tribune di Samarinda, dan ratusan bangunan gedung
bertingkat di berbagai kota.

Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah
mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara, yaitu: Indonesia, Jerman Timur,
Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda; dan
Denmark.

Teknologi sistem Cakar ayam yang dimodifikasi ternyata dapat digunakan untuk
konstruksi jalan diatas tanah lunak. Teknologi ini telah digunakan untuk membangun
jalan Tol Sedyatmo penghubung lalu lintas ke arah Bandara Soekrano-Hatta. Selain bisa
menghemat waktu, penggunaan teknologi ini juga dapat menghemat biaya konstruksi,
dibanding kalau menggunakan teknologi cakar ayam asli. Mengingat petumbuhan kota-
kota di Indonesia secara tradisional berada di dekat pantai atau hilir sungai, seperti jalur
transportasi sungai, akses perdagangan lewat laut sehingga pertumbuhan kota-kota besar
selalu membutuhkan prasarana transportasi. Menurut data kurang lebih 20% daerah
pantai di Indonesia terdiri dari tanah lunak. Bermacam teknologi sudah ada dan
diterapkan khususnya teknologi pembangunan di atas tanah lunak. Dia mencontohkan,
antara lain Vertical Drains, Cecuruk, Stabilisasi (Mekanik atau Kimia) dan pondasi
Sistem Cakar Ayam. Namun teknologi yang disebut terakhir juga telah diterapkan pada
Bandara Soekarno-Hatta dan Akses Cengkareng, tambahnya.

Sebelumnya kendala utama yang masih dialami dengan penggunaan Teknologi


Sistem Cakar Ayam dalam terjadinya penurunan timbunan yang dapat memperkokoh
plat terhadap puntir. Dari sini, timbul pemikiran untuk memodifikasi sumuran itu
dengan Box Cuvert untuk mengatasi penurunan. Lalu mengganti bahan sumuran dengan
pipa baja.

Pekerjaan Modifikasi sistem Cakar Ayam antara lain penggantian slab stiffener
pipa beton dengan pipa baja galvanis yang 700% lebih ringan, penempatan slab pada
posisi tanah asli (tidak di atas timbunan); dan pengembangan dan penggunaan material
timbunan ringan. Karena ringan dan tipis (pipa baja) sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan. Pasalnya, tidak perlu alat berat lagi dan tidak perlu pengerasan sementara
dalam pelaksanaannya. Selain itu, waktu pengerjaan jadi relatif lebih cepat dan biaya
juga relatif jauh lebih murah serta saat penancapan pipa baja, tanah asli sama sekali
tidak terusik (dibandingkan dengan pemasangan pipa beton pada sistem cakar ayam
asli).

Modifikasi pertama adalah mengganti pipa beton dengan berat 1 ton per pipa
menjadi pipa baja dengan berat 35 kg per pipa. Pada tanah lunak hal tersebut sangat
berarti karena mengurangi kapasitas yang tersedia. Pipa baja tersebut sudah di
calvanized sehingga anti karat selama 25 tahun. karena ringannya proses pemasukan ke
tanah dan pengangkutan tidak memerlukan alat berat, dengan tenaga manusia dapat
dilakukan.

Teknologi ini secara umum cukup menghemat waktu dan biaya. Setelah
mendekati 25 tahun, dengan kondisi tanah yang berubah, sistem cakar ayam tetap bisa
bertahan. Dengan pipa baja produk indonesia yang telah melalui proses calvanized.
Produk ini sudah dipakai di Australia dan diklaim 25 tahun tahan karat. Sistem cakar
ayam modifikasi ini sudah diterapkan di Blitar, Jalan Sedyatmo. Keunggulan lainnya,
teknologi ini mampu digunakan untuk jalan perkerasan terberat seperti di airport dengan
beban yang lebih berat lima sampai enam kali dari jalan nasional. Teknologi ini juga
membuktikan bahwa karya anak bangsa Indonesia tidaklah kalah dibandingkan dengan
karya bangsa lain.
Gambar Pondasi Cakar Ayam
H. Pondasi Grid

Pondasi grid biasanya digunakan untuk bangunan-bangunan pantai yang relative

ringan, seperti bangunan pemboran dan konstruksi ringan lainnya. Pondasi grid terdiri

dari dinding yang dipasang tegak membentuk sel-sel, yang didalam sel-sel tersebut diisi

oleh agregat yang dipadatkan.

Gambar Pondasi Grid


I. Pondasi Gasing

Pondasi gasing dapat digunakan untuk mencegah deformasi setempat, baik arah

vertikal maupun arah horizontal. Pondasi jenis ini juga dapat mengurangi konsentrasi

tegangan setempat dan menaikkan daya dukung tanah asli yang lunak. Pondasi gasing

biasanya digunakan pada dinding penahan tanah, konstruksi bangunan air serta landasan

pacu pesawat terbang.


Gambar Pondasi Gasing
J. Pondasi Hypaar

Pondasi Hypaar terbuat dari beton bertulang berbentuk parabola-hiperbola. Pondasi

jenis ini cocok digunakan untuk bangunan berlantai sedang (3 lantai).

Gambar Pondasi Hypaar

2
0

PONDASI DANGKAL | 
Desain Pondasi

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement


tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya
mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal
turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara
penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total (keseluruhan bagian pondasi
turun bersama- sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi saja yang turun /
miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah


terhadap pondasi(tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya,
kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada
bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di
dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban
yang bekerja hanya boleh, biasanya,sepertiga dari kekuatan desainnya. Beban yang
bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

 Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah,


transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
 Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan
- Gaya Gempa
 Momen
 Torsi

PONDASI DANGKAL | 
BAB III
Penutup

Kesimpulan

 Pondasi merupakan Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan


dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung
(merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap
beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa.
 Pondasi dangkal adalah pondasi yang masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah (D≤B). Salah satu tipe yang sering
digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada perumahan, dibuat dari beton
atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke
tanah keras.
 Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis : Pondasi Setempat
(Single Footing), Pondasi Menerus (Continuous Footing), Pondasi Pelat (Plate
Foundation), Pondasi sumuran/ Pier foundation/Caisson, Pondasi Umpak,
Pondasi Sarang Laba-laba, Pondasi Cakar Ayam, Pondasi Grid, Pondasi Gasing,
Pondasi Hypar.
 Suatu jenis pondasi tertentu tidak dapat digunakan untuk semua kondisi tanah.
Setiap jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. Oleh karena
itu, dalam mendesain pondasi perlu dibuat beberapa alternatif yang kemudian
dipilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria secara teknis, kemudahan
pelaksanaan, ekonomis dan dampak terhadap lingkungan.
Daftar Pustaka

Albert.Jefri.Pengertian Pondasi.,2012., http://albertjefri.blogspot.com

Azwaruddin., Pengertian Pondasi., 2008., http://azwaruddin.blogspot.com.

http://www.scribd.com/doc/47949817/PENGERTIAN-PONDASI

http://mustari-teknikcivil.blogspot.com/2010/01/makalah-pondasi.html

http://sekitarduniaunik.blogspot.com/2013/04/mengenal-pondasi-cakar-ayam.html

http://duniatekniksipil.web.id/1319/pondasi-cakar-ayam-the-original/

http://setiawanputu.blogspot.com/2010/01/pengenalan-pondasi-dangkal.html

Khairul.Pengertian Pondasi dan Jenis-jenisnya.,2012.,


http://khairoel02.mywapblog.com

Ir.Respati.sri,1995.”PONDASI”,Penerbit Pusat Pengembangan Program Studi Teknik


Sipil, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai