Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI

( MIOMA UTERI)
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pengampu : Ns. Reni Purwo Aniarti, S. Kep., M. Kep.

Disusun Oleh :
NAMA : Dewi Setiorini
NIM : 1811020293
KELAS : 5E

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
ASKEP SISTEM REPRODUKSI (MIOMA UTERI)
A. Pengkajian
a. Anamnesa
1. Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma
uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif
lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid.
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh penderita mioma saat
dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan,
manipulasi jaringan organ.
3. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita
dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri,
tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi,
tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu,
penggunaan alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
4. Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga
mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi,
jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan
riwayat penyakit mental.
5. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri
yang perlu diketahui adalah
a) Keadaan haid
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
d. Faktor Psikososial
1. Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya
2. Tanyakan tentang konsep diri
e. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan sesudah mengalami mioma
uteri.
f. Pola eliminasi, kaji frekuensi, warna, dan bau.
g. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
h. Pola Istirahat dan Tidur
i. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri.
2. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
3. Pemeriksaan Fisik Head to toe
a) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
b) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris.
c) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
d) Telinga : lihat kebersihan telinga.
e) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat
kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil.
f) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
g) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler
dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
h) Abdomen Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat
menonjol, Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen Perkusi:
timpani, pekak Auskultasi: bagaimana bising usus.
i) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri j) Genetalia dan
anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar
siklus menstruasi.

B. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang tidak adekuat
c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
C. Perencanaan
 DX: Nyeri akut

Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Rencana Tindakan (NIC)


(NOC/SMART)
(ONEC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 O: - Lakukan pengkajian nyeri komprehensip
jam diharapkan nyeri pada kepala dan yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
persendian daoat berkurang dan teratasi frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
dengan kriteria hasil : nyeri dan faktor pencetus

Indikator Awal Target N: - gunakan strategi komunikasi terapeutik


untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
Kontrol nyeri
sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
1. Mengenali kapan 1 4
E: - berikan informasi mengenai nyeri, seperti
nyeri
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
2. Menggambarkan
dirasakan.
factor penyebab 2 5
nyeri C: - pemberian analgesik
3. Menggunakan
Tindakan 1 4
pengurangan nyeri
tanpa analgesic
Tingkat nyeri
1 4
1. Nyeri yang
dilaporkan
2. Panjang episode
1 4
nyeri
3. Ekspresi wajah 2 5

 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d


intake yang tidak adekuat

Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator (NOC/SMART) Rencana Tindakan (NIC) (ONEC)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam O: - identifikasi status gizi pasien dan
diharapkan kriteria hasil : kemampuan pasien memenuhi
kebutuhan gizi
Indikator Awa Target
l N: - ciptakan lingkungan yang optimal
saat mengkonsumsi makanan
Status nutrisi
E: - berikan informasi mengenai
1. Asupan gizi 1 4
kebutuhan nutrisi
2. Asupan makanan
1 4
3. Asupan cairan C: - pemberian obat farmakologis
2 5
Tingkat ketidaknyamanan - Kolaborasi dengan tim ahli gizi
1 4
1. Nyeri
2. Cemas 2 5

 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator (NOC/SMART) Rencana Tindakan (NIC) (ONEC)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam O: - pertimbangkan kemampuan klien


diharapkan kriteria hasil : dalam berpartisipasi melalui aktivitas
spesifik
Indikator Awal Target
N:- bantu aktifitas fisik secara teratur
Toleransi aktivitas
sesuai kebutuhan
1. kemudahan melakukan 1 4
E: ajarkan cara melakukan aktivitas
aktivitas
2 5 yang dipilih
2. kekuatan tubuh bagian atas
3. kekuatan tubuh bagian bawah 2 5 C: -
Daya tahan
1. aktivitas fisik 1 4
2. pemulihan energi setelah
2 5
istirahat

D. Implementasi

NO HARI/TGL/ IMPLEMENTASI
DX
WAKTU
1. - Melakukan pengkajian nyeri
komprehensip yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus
- Menggunakan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri dan sampaikan penerimaan pasien
terhadap nyeri
- Memerikan informasi mengenai nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan.
- Mengkolaborasikan pemberian obat
analgesik

HARI/TGL/
NO DX IMPLEMENTASI
WAKTU
2. - Mengidentifikasi status gizi pasien dan
kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
gizi
- Menciptakan lingkungan yang optimal
saat mengkonsumsi makanan
- Memberikan informasi mengenai
kebutuhan nutrisi
- Memberikan obat farmakologis
- Mengkolaborasikan dengan tim ahli gizi

NO HARI/TGL/
IMPLEMENTASI
DX WAKTU
3. - Mempertimbangkan kemampuan klien
dalam berpartisipasi melalui aktivitas
spesifik
- Membantu aktifitas fisik secara teratur
sesuai kebutuhan
- Mengajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih

E. Evaluasi
 Nyeri akut b/d agen cidera fisik

HARI/TGL
NO / Catatan Perkembangan (SOAP) PARAF
Dx
WAKTU
1. S:
O:
A:

Indikator Capa Target


i
Kontrol nyeri
4. Mengenali kapan nyeri 4
5. Menggambarkan factor
5
penyebab nyeri
6. Menggunakan Tindakan
pengurangan nyeri tanpa
4
analgesic
Tingkat nyeri
4
4. Nyeri yang dilaporkan
5. Panjang episode nyeri 4
6. Ekspresi wajah
5
P:
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake yang tidak adekuat

HARI/TGL
NO / Catatan Perkembangan (SOAP) PARAF
Dx
WAKTU
1. S:
O:
A:

Indikator Capa Target


i
Status nutrisi 4
4. Asupan gizi 4
5. Asupan makanan
5
6. Asupan cairan
Tingkat ketidaknyamanan
4
3. Nyeri
4. Cemas 5

P:

 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

HARI/TGL
NO / Catatan Perkembangan (SOAP) PARAF
Dx
WAKTU
1. S:
O:
A:

Indikator Capa Target


i
Toleransi aktivitas
4. kemudahan melakukan 4
aktivitas
5
5. kekuatan tubuh bagian atas
6. kekuatan tubuh bagian bawah 5
Daya tahan
3. aktivitas fisik 4
4. pemulihan energi setelah
5
istirahat
P:

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium.
Akibat yang sering terjadi pada mioma uteri adalah anemia. Hal ini
akibat perdarahan uterus yang berlebihan dan kekurangan zat besi.
Namun, pada kebanyakan pasien akan terjadi mekanisme eritrositosis.
Pada kasus dengan komplikasi menjadi degenerasi akut atau infeksi
akan ditemukan   leukositosis 
b. Imaging.
 Pemeriksaan dengan USG akan didapatkan gambaran massa padat
dan homogen pada uterus.Mioma uteri berukuran besar terlihat
sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis, dan kadang
terlihat tumor dengan kalsifikasi. 
 Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri
yang tumbuh kearah kavum uteri pada pasien infertil. 
 Urografi intravena digunakan pada kasus massa di pelvis sebab
pada kasus tersebut sering terjadi deviasi ureter atau penekanan dan
anomali sistem urinarius. Cara ini baik untuk mengetahui posisi,
jumlah ureter dan ginjal.  
 MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma
uteri, namun biaya pemeriksaan menjadi lebih mahal.

Anda mungkin juga menyukai