Anda di halaman 1dari 26

Risk factors analysis and a scoring system proposal

for the prediction of retained placenta after vaginal delivery

JOURNAL READING

1
2
Introduction

Retensio plasenta pada jurnal ini dibahas

• plasenta belum lahir • Faktor risiko retensio


setelah 30 menit plasenta
pada
managemen aktif diperkirakan
kala III terjadinya retensio
plasenta
3
Introduction
usia ibu
terlalu tua
dilatasi dan
persalinan kuretase
• prematur uterus
sebelumnya

fakor risiko
operasi
retensio
Ketuban
caesar plasenta Pecah Dini
sebelumnya

perlekatan Hipertensi
plasenta dalam
abnormal kehamilan
4
METHODS
Lokasi :
Rumah sakit pendidikan ,Departemen
Rancangan penelitian : Obstetri dan Ginekologi, Perugia,
Italia, dan Departemen Obstetri dan
case control study Ginekologi, Terni, Italia,
Waktu :
Januari 2007-oktober 2017

Populasi :
wanita yang melahirkan pervaginam pada bulan
januari 2007-oktober 2017
Sample : 22.749

5
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria inklusi

• Kehamilan tunggal dengan presentasi verteks


• Tanpadat Anomali mayor pada janin
• Melahirkan pervaginam

Kriteria
eksklusi
• Plasenta akreta

6
METHODS

Menurut pedoman Internasional, penatalaksanaan


aktif kala tiga
Tali pusat Pereganga Jika Manual
10 IU
di klem 1- n tali plasenta plasenta
oksitosin
2 menit, pusat tidak dilakukan
secara IM
diklem terkendali keluar segera
setelah
segera setelah dalam jika ada
bayi lahir
jika tanda- waktu 30 perdaraha
diperluka tanda menit
7
n hebat
METHODS

Faktor Ibu Faktor janin dan plasenta


• Usia ibu • berat lahir
• Etnis • Apgar skor pada 1 dan 5
• Riwayat terapi estro-progestin menit
• Dilatasi dan kuretase uterus sebelumnya • berat plasenta
• Induksi persalinan dengan prostaglandin • tempat implantasi
• Durasi pemberian oksitosin
• Persalinan per vaginam dengan instrumental plasenta
• Perdarahan pasca melahirkan • insersi tali pusat

8
STATISTICAL ANALYSIS
• Shapiro-Wilk test digunakan untuk menilai distribusi normal
variabel.
• Chi-square test with Yate’s continuity correction and Fisher’s exact
test digunakan untuk perbandingan kategori variabel
• Mann–Whitney's U-test digunakan untuk perbandingan variabel
yang tidak terdistribusi normal.
• Model regresi logistik bivariat dan multivariat prediksi RP
yang terdapat pada semua variabel dengan mengabungkan semua
variabel yang menunjukkan nilai P ≤0,25
STATISTICAL ANALYSIS
• Koefisien regresi logistik multivariat digunakan untuk
mengembangkan RP berbasis nomogram
• Keakuratan prediktifnya dihitung sebagai area di bawah operating
characteristics curve (AUC)
• semua analisis statistik menggunakan IBM-SPSS Versi 23.0
• Dalam semua analisis, nilai p <0,05 dianggap signifikan.
RESULT
• Pada penelitian ini, 22.749 wanita memenuhi kriteria inklusi.
Diantaranya, 147 kasus RP didiagnosis, tetapi 9 kasus dieklusi dari
penelitian karena diagnosis histologis palsenta akreta.
• Dengan demikian, 138 kasus memenuhi syarat dalam penelitian ini
atau 0,6% dari sampel yang ada.
12
13
14
figure 1. (a) Receiver-operating characteristics (ROC) curve for prediction of risk of retained placenta. The curve represents the diagnostic accuracy of our
model referred to the absolute value of the numeric scores (AUC = 0.831, 95% CI 0.777-0.876). (b) Scatterplot of the scores of each patient and the calculated
cut-off (61.8) to establish the risk.

15
nomogram menunjukkan
dampak dari setiap
variabel yang diperiksa
dalam prediksi RP dalam
hal probabilitas kejadian
RP dan skor numerik
terkait

16
Discussion
• Dalam penelitian ini,dapat menunjukkan bahwa riwayat terapi estro-
progestin, induksi persalinan dengan prostaglandin, partus dengan
instrumen dan skor Apgar yang lebih rendah terkait dengan
peningkatan risiko RP.

Discussion
1. Usia Ibu
• Ibu Usia yang lebih tuamerupakan faktor risiko yang sudah diketahui untuk
RP. Masih harus dijelaskan apakah itu terkait dengan penurunan kualitas
plasentasi yang dapat menentukan transformasi yang berkurang dan
lesi obstruktif pada arteri spiral atau etiologi lain yang tidak diketahui.
• Dalam penelitian ini, pasien dengan RP signifikan pada ibu yang jauh lebih
tua dari pada kelompok kontrol.
• Namun demikian, analisis regresi logistik menunjukkan bahwa usia ibu
bukan merupakan faktor risiko independen untuk RP.


Discussion
2. Terapi estro-progestin sebelumnya menghasilkan faktor proteksi untuk RP
Penyebabnya mungkin efek positif pada membran basal dan konsentrasi
hormon yang stabil pada endometrium dengan demikian dapat mengurangi
risiko yang tidak diinginkan.
Discussion
3. kuretase uterus meningkatkan kemungkinan RP pada persalinan berikutnya
hal ini mungkin terkait dengan cedera endometrium dan miometrium yang
merupakan predisposisi penetrasi abnormal vili korionik ke dalam dinding
rahim

4. Terkait induksi persalinan, peningkatan durasi pemberian oksitosin


merupakan faktor risiko terjadinya RP hasil yang sebelumnya konsekuensi dari
penggunaan jangka panjang yang dapat menguras tenaga kontraktilitas
miometrium
Discussion
5. Risiko RP terkait dengan partus pervainam dengan instrumental (vakum).
Adanya perpanjangan persalinan kala dua, disebabkan oleh kelelahan
miometrium, tetapi juga oleh terjadinya distosia yang mempersulit persalinan.

6. Ditemukan bahwa skor Apgar yang lebih rendah pada 1 menit dan 5 menit
sangat terkait dengan RP. Hal ini mungkin terkait dengan gawat janin,
ditentukan oleh perpanjangan kala II atau oleh lokasi implantasi plasenta yang
abnormal.
Discussion
7. kondisi IUGR dan / atau berat lahir rata-rata yang lebih rendah berhubungan
dengan RP

8.Dalam analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik
dengan berat plasenta yang lebih rendah. Sebagaimana dibuktikan dalam
laporan sebelumnya, hal ini mungkin berasal dari patofisiologis asal dari RP,
sehingga sebagai plasentasi yang rusak dapat menentukan remodeling
vaskuler regional yang tidak lengkap, stres oksidatif yang berlebihan dan
penekanan proses apoptosis.

PICO VIA
• Population : Wanita yang melahirkan pervaginam pada bulan januari 2007-oktober 2017 .
Sampel sebanyak 22.749 wanita yang melahirkan pervaginam.

• Intervention : Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif, sehingga tidak diberikan adanya
intervensi. Data didapatkan dari rekam medik.

• Comparison : Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang digunakan untuk membandingkan
wanita dengan Retensio Plasenta setelah persalinan pervaginam dan wanita yang melahirkan
pervaginam tanpa retensio plasenta.

• Outcome: Retensio Plasenta dikaitkan dengan beberapa faktor risiko ibu dalam kehamilan, janin dan
plasenta, seperti riwayat terapi estro-progestin, kuretase sebelumnya, induksi persalinan dengan
prostaglandin, persalinan operatif dan skor Apgar yang lebih rendah.

23
•Validitas :penelitian ini telah tercatat dengan nomor registrasi DOI:
10.1016/j.ejogr dipublikasikan oleh European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology

•Importance : Retensio plasenta merupakan komplikasi kebidanan yang


berhubungan dengan resiko tinggi perdarahan post partum

• Applicable : Pengembangan sistem penilaian yang mampu


mengidentifikasi risiko RP, dapat menjadi alat yang berguna bagi
dokter dan tenaga medis mengetahui faktor risiko retensio plasenta
dan memprediksi terjadinya rentesio plasenta.
Kesimpulan
Retensio Plasenta dikaitkan dengan beberapa faktor risiko ibu, kehamilan,
janin dan plasenta, seperti tidak ada riwayat terapi estro-progestin, kuretase
sebelumnya, induksi persalinan dengan prostaglandin, persalinan operatif dan
skor Apgar yang lebih rendah. Diperlukan studi prospektif lebih lanjut untuk
memvalidasi model sistem penilaian risiko Retensio plasenta pada penelitian
ini.
THANK YOU

26

Anda mungkin juga menyukai