Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi
non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan
era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik,
baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
Akuntansi sektor  publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada domain publik. Peranan akuntansi  sektor publik ditujukan untuk memberikan
pelayanan publik dalam  rangka memenuhi  kebutuhan publik.  Beberapa tugas dan fungsi sektor
publik sebenarnya dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta. Dalam beberapa hal, akuntansi
sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik
akuntansi sektor publik dan sektor swasta disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang
mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola
pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik anggaran, stakeholder yang
dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.
Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus
memiliki manfaat. Akuntansi yang digunakan pada sektor swasta maupun sektor  publik
mempunyai  tujuan yang berbeda. Dari  persepektif  ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami
sebagai suátu entitas yaitu aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang
dan pelayanan publik dalam  rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan
perspektif ilmu ekonomi tersebut, tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbandingan ASP dengan Akuntansi Bisnis


2.1.1 Perbedaan ASP dengan Akuntansi Sektor Swasta
Perkembangan Akuntansi sektor publik sedang diproses untuk menjadi sebuah
disiplin ilmu karena dahulu istilah sektor publik dinilai terlalu luas. Dari segi ilmu
ekonomi, ciri ciri akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai sebuah lembaga atau
badan yang melakukan aktivitas untuk menghasilkan jasa berupa layanan publik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat (publik). Sedangkan sektor swasta adalah badan usaha
komersil yang bertujuan untuk mencari laba maksimal. Penggunaan akuntansi dalam
kedua sektor tersebut tentu saja berbeda karena bentuk dan tujuan lembaga atau
organisasi juga berbeda. Berikut ini perbedaan akuntansi sektor publik dengan akuntansi
sektor swasta yang harus diketahui.
1. Tujuan Perusahaan atau Organisasi

Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta, yaitu mendapatkan
laba. Sektor swasta memiliki tujuan untuk memaksimumkan laba (profit motive),
sedangkan sektor publik tidak mementingkan laba asalkan pelayanan publik dapat
diberikan secara maksimal. Sektor publik juga memiliki tujuan finansial tetapi berbeda
secara filosofis, konseptual, dan operasional dengan sektor swasta. Berdasarkan tujuan
yang berbeda tersebut, maka pembukuan dan pencatatan transaksi keuangan juga
berbeda. Pada sektor publik umumnya tidak ada laporan laba rugi, sedangkan pada
sektor swasta harus ada laporan laba rugi sehingga bisa diketahui maju atau
mundurnya perusahaan dan kondisi riil perusahaan tersebut
2. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan organisasi atau perusahaan sesuai istilah manajemen keuangan


disebut struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik
tentu saja berbeda dengan sektor swasta dari segi bentuk, jenis dan tingkat risiko.
Sektor publik memiliki sumber pendanaan yang berasal dari pajak dan
retribusi, charging for service, laba badan usaha milik negara, pinjaman pemerintah
berupa utang luar negeri dan obligasi serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak
bertentangan dengan peraturan undang-undang yang ditetapkan. Sektor swasta
memiliki 2 sumber pembiayaan, yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan
internal meliputi bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained
earnings) dan modal pemilik perusahaan. Sumber pembiayaan eksternal antara lain
utang bank, penerbitan obligasi, dan saham untuk mendapatkan dana dari publik.

3. Bentuk Pertanggungjawaban

Pihak manajemen sektor swasta memiliki tanggungjawab kepada pemilik perusahaan


(pemegang saham) dan kreditor sesuai dana (modal) yang diberikan. Pada sektor
publik, pihak manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana
yang dipakai oleh organisasi sektor publik berasal dari masyarakat (public funds). Pola
pertanggungjawaban lembaga sektor publik bersifat ganda berupa vertikal dan
horizontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability) berupa tugas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, yakni pemerintah pusat.
Pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) berupa pelayanan kepada
masyarakat.

4. Struktur Lembaga/Organisasi

Organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta dari segi kelembagaan.
Struktur organisasi sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis. Struktur
organisasi  sektor swasta lebih fleksibel karena bisa mengalami perubahan sesuai
kondisi. Faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah
pengaruh politik yang tinggi pada lembaga sektor publik sehingga organisasi akan
berpengaruh terhadap struktur organisasi. Struktur lembaga memengaruhi fungsi
laporan keuangan, manfaat laporan keuangan, dan pembukuan transaksi terutama dari
segi modal dan biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha atau lembaga pemerintah.

5. Karakteristik Anggaran dan Sistem Akuntansi

Sector publik harus melakukan publikasi tentang rencana anggaran kepada masyarakat
sehingga bisa dikritisi dan didiskusikan karena bersifat terbuka (transparan). Anggaran
bukan rahasia negara tetapi harus diketahui oleh masyarakat (pulik). Pada sektor
swasta, anggaran bersifat tertutup dan rahasia perusahaan. Sistem akuntansi yang
dipakai biasa digunakan pada sektor swasta adalah akuntansi berbasis akrual (accrual
accounting). Sektor publik lebih banyak memakai sistem akuntansi berbasis kas (cash
accounting).

2.1.2 Pelaporan Keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta

a.Laporan Keuangan Sektor Publik


Bentuk laporan keuangan sektor publik pada dasarnya sama dengan laporan
keuangan sektor swasta tetapi ada penyesuaian sifat dan karakteristik sektor
publik yang mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan sektor
publik. Selain itu, laporan keuangan sektor publik juga memiliki batasan-
batasan berupa pertimbangan non moneter seperti pertimbangan sosial dan
politik yang perlu diperhatikan.
Laporan keuangan yang harus dibuat oleh organisasi sektor publik meliputi
laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit, Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, Neraca serta Laporan
Kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan non finansial.

b. Tujuan & Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, terdapat 6 tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik,
yaitu:

1. Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship)

2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and retrospective


reporting)

3. Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization


information)

4. Kelangsungan organisasi (viability)

5. Hubungan masyarakat (public relation)

6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)

c. Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta


Laporan keuangan pemerintah berbeda dengan laporan keuangan sektor
swasta dalam beberapa hal. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis-
jenis laporan keuangan, elemen laporan keuangan, tujuan laporan
keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan. Sektor akuntansi pada
kedua sektor tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk
memudahkan, berikut tabel perbandingan laporan keuangan pemerintah
dengan sektor swasta.

Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Swasta

 Fokus finansial dan politik  Fokus finansial


 Kinerja diukur secara finansial dan non-finansial  Sebagian besar kinerja diukur secara
 Pertanggungjawaban kepada parlemen dan finansial
masyarakat luas Pertanggungjawaban kepada pemegang
 Berfokus pada bagian organisasi saham dan kreditur
 Melihat ke masa depan secara detail  Berfokus pada organisasi secara
 Aturan pelaporan ditentukan oleh departemen keseluruhan
keuangan  Tidak dapat melihat masa depan
secara detail
 Laporan diperiksa oleh treasury  Aturan pelaporan ditentukan oleh
undang-undang, standar akuntansi, pasar
 Cash accounting
modal, dan praktik akuntansi
 Laporan keuangan diperiksa oleh
auditor independen
 Accrual accounting

2.1.3 Akuntansi Sektor Publik yang tertinggal dari Akuntansi Bisnis


Akuntansi sektor publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika dibandigkan dengan
akuntansi sektor swasta, pernyataan ini bukan hanya untuk merendahkan atau santun, tetapi
ketertinggalan itu adalah riil. Pembuktiannya adalah :

a. Pemerintah indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang


dibutuhkan. Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah memperoleh dana bantuan Bank Dunia
yang jumlahnya sangat besar. Namun, sampai akhir Orde Baru, Standar Akuntansi
Keuangan Pemerintah tidak pernah ada. Jadi, pada tahun 1990-an bberapa pakar keuangan
sudah “obsollete” sebelum dapat diterapkan. Pada tahun 2005, Standar Akuntansi
Pemerintah baru bisa dihasilkan dengan sejumlah kritik mengikutinya.

b. Standar Audit Pemerintahan pada tahun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang
dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI dan di pihak lain, BPKP sebagai Aparat
Pengawas Internal Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit. Pada tahun 2008, melalui
SK Ketua BPK No. 1 Tahun 2008, dikeluarkan Standar Pemeriksa Keuangan Negara.
c. Pada organisasi publik selain pemerintah ada SAK No. 45 tentang standar akuntansi
untuk entitas nirlaba.

Anda mungkin juga menyukai