Indonesia termasuk
negara agraris dan negara maritim yang memiliki lahan hijau dan perairan yang
luas. Namun, sangat disayangkan kondisi lingkungan di Indonesia saat ini sangat
mengkhawatirkan.
Mengenai sampah ini dapat ditangani dengan pengelolaan yang baik dan benar
sesuai prosedur yang ditetapkan oleh KLKH. Di mana KLKH telah mengeluarkan
surat edaran tentang Pengelolaan Limbah Infeksius dan sampah rumah tangga dari
penanganan Covid-19. Meskipun begitu hal tersebut masih menjadi kendala
terhadap lingkungan dan kesehatan.
Meskipun terdapat dampak negatif, ada pula dampak positif yang ditimbulkan oleh
penanganan pemerintah terhadap virus Corona di Indonesia. Polusi udara mulai
berkurang karena PSBB yang memaksa kegiatan sebagian industri masyarakat,
kendaraan bermotor dan kendaraan umum menjadi tidak beroperasi dan
mengurangi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan. Berkurangnya jumlah
emisi karbon monoksida dan nitrogen dioksida menyebabkan lapisan ozon pulih
kembali dan menghasilkan udara yang sehat.
Mungkin Covid-19 merupakan stimulus atau uji coba untuk manusia di seluruh
dunia. Bagaimana pentingnya tetap menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.
Karena meskipun adanya Covid-19 bumi sedikit membaik, alangkah baiknya jika
manusia pun memikirkan apa yang harus ia perbuat untuk kehidupan selanjutnya
Pandemi Covid-19 belum usai, sementara kehidupan harus berlanjut. Kita semakin
terbiasa dengan lingkungan dan kebiasaan-kebiasaan "baru". Walaupun sebagian di
antaranya bukan hal baru. Kebiasaan mencuci tangan, misalnya merupakan hal
wajib sebelum makan. Menggunakan masker dianjurkan saat keluar rumah apalagi
bepergian di daerah yang berpolusi. Di Jepang menggunakan masker sudah
menjadi budaya. Masker digunakan dalam perjalanan, saat kerja dan bahkan saat
berlibur. Orang Jepang menyadari menutup hidung adalah bagian menjaga imunitas
dan kesehatan tubuh. Di negara-negara Arab dan mayoritas Islam, cadar yang
dipakai wanita muslim sekaligus berfungsi menjadi "masker" untuk menjaga
kesehatan. Semasa pandemi, kebiasaan-kebiasaan ini makin meluas, mengikuti
protokol Covid-19. Saat ini, hampir semua warga saat berada di luar rumah pasti
menggunakan pelindung hidung dan mulut ini.
Di depan pintu-pintu masuk toko, rumah dan perkantoran pasti tersedia sabun cuci
tangan atau hand sanitizer. Modelnya pun beragam. Sebagian di antaranya hasil
kreasi sendiri. Misalnya, campuran alkohol dengan air. Pada awal outbreak, stok
masker dan alkohol sempat hilang dari peredaran, baik karena permintaan maupun
karena penimbunan. Keduanya kembali normal di pasar karena "inovasi". Masker
dibuat dari berbagai bahan dengan berbagai corak. Dan dapat dibuat sendiri. Di
Sulawesi Utara, kelangkaan alkohol diantisipasi dengan penyulingan cap tikus,
minuman lokal yang terbuat dari nira. Minuman ini disulap menjadi hand sanitizer.