Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA LANSIA
DENGAN
GANGGUAN
SISTEM
MUSKULOSKELETA
L
Kelompok 7
DEFINISI
MUSKULOSKELETAL
Muskuloskeletal terdiri dari dua kata, yaitu muskuler (otot)
dan skeletal (tulang). Muskuloskeletal adalah sistem kompleks
yang merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan melibatkan otot-otot dan kerangka
tubuh, dan termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf (Titis
Anyessty, 2012).
MUSKULER
1. Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-
otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
2. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel,
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang
dengan otot atau otot dengan otot.
3. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
SKELETAL
1. Tulang/Rangka
Skeletal disebut juga sistem rangka yang tersusun atas
tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang
membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang
belakang.
2. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang
sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk
memudahkan terjadinya gerakan.
PENGKAJIAN POLA GORDON
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien dengan trauma biasanya akan langsung memeriksakan
keadaannya ke dokter berhubungan dengan keadaan yang dirasakan
setelah trauma.
2. Pola nutrisi metabolik
Pasien dengan trauma pada sistem musculoskeletal biasanya tidak
mengalami gangguan nutrisi metabolik terkecuali trauma terkena pada
bagian tulang, otot, atau sendi yang membantu dalam proses metabolic
dan pemenuhan nutrisi.
3. Pola eliminasi
Pasien dengan trauma pada sistem musculoskeletal biasanya tidak
mengalami gangguan eliminasi kecuali trauma terkena pada bagian
tulang, otot, atau sendi yang membantu dalam proses eliminasi.
4. Pola sensori kognitif
Pada pola sensori kognitif pasien biasanya tidak
mengalami gangguan.
5. Pola aktivitas latihan
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan
dan nyeri.
6. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengalami kesukaran untuk istirahat karena
kejang atau nyeri akibat trauma.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Pada pola persepsi dan konsep diri biasanya tidak
mengalami gangguan.
8. Pola hubungan dan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena pasien
mengalami kesukaran untuk beraktivitas.
9. Pola intoleransi dan stress
Pasien merasa cemas dan khawatir dengan kondisi
pasien saat ini.
10. Pola kesehatan reproduksi
Pada pola kesehatan reproduksi biasanya tidak
mengalami gangguan.
11. Pola tata nilai dan kepereayaan
Pasien biasanya sulit untuk melaksanakan ibadahnya
dikarenakan trauma.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
musculoskeletal
3. Resiko cedera berhubungan dengan fisik tidak bugar
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
EVALUASI
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan
hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011).

Anda mungkin juga menyukai