Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN Kelompok 1


MASALAH KECEMASAN,
KEHILANGAN, BERDUKA
DEFINISI KECEMASAN

Kecemasan merupakan reaktivitas emosional


berlebihan, depresi yang tumpul, atau konteks sensitif,
respon emosional (Clift, 2011). Pendapat lain
menyatakan bahwa kecemasan merupakan perwujudan
dari berbagai emosi yang terjadi karena seseorang
mengalami tekanan perasaan dan tekanan batin.
Kondisi tersebut membutuhkan penyelesaian yang tepat
sehingga individu akan merasa aman. Namun, pada
kenyataannya tidak semua masalah dapat diselesaikan
dengan baik oleh individu bahkan ada yang cenderung
di hindari. Situasi ini menimbulkan perasaan yang tidak
menyenangkan dalam bentuk perasaan gelisah, takut
atau bersalah (Supriyantini, 2010)
GEJALA-GEJALA KECEMASAN

Menurut Jeffrey, Spencer, dan Greene, gejala-gejala


kecemasan terbagi menjadi tiga klasifikasi, diantaranya yaitu :
 Gejala fisik dari kecemasan : kegelisahan, anggota tubuh
bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak
kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau
tersinggung.
 Gejala behavioral dari kecemasan : berperilaku menghindar,
terguncang, melekat, dan dependen
 Gejala kognitif dari kecemasan : khawatir tentang sesuatu,
perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang
terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang
menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa
bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.
FAKTOR PENYEBAB JENIS-JENIS
KECEMASAN KECEMASAN
Ada beberapa faktor yang Kecemasan merupakan
menunjukkan reaksi suatu perubahan suasana
kecemasan, diantaranya hati, perubahan di dalam
yaitu : dirinya sendiri yang timbul
1. Lingkungan dari dalam tanpa adanya
2. Emosi yang ditekan rangsangan dari luar.
Mustamir Pedak membagi
3. Sebab-sebab fisik
kecemasan menjadi tiga
jenis kecemasan yaitu :
1. Kecemasan rasional
2. Kecemasan irasional
3. Kecemasan fundamental
DEFINISI KEHILANGAN

Menurut Lambert, kehilangan adalah suatu


keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh
setiap individu selama rentang kehidupan,
cenderung mengalami kembali walaupun dalam
bentuk berbeda.
TIPE KEHILANGAN

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe, yaitu :


1. Kehilangan aktual atau nyata
Seperti hilangnya anggota tubuh sebagian, amputasi,
kematian orang yang sangat berarti atau dicintai.
2. Kehilangan persepsi
Misalnya seseorang yang berhenti bekerja/ PHK
menyebabkan perasaan kemandirian dan
kebebasannya menjadi menurun.
JENIS-JENIS RENTANG RESPON
KEHILANGAN KEHILANGAN
Terdapat 5 jenis Rentang respon kehilangan
kehilangan, yaitu : terbagi menjadi :
1. Kehilangan seseorang 1. Fase denial
yang dicintai 2. Fase anger
2. Kehilangan yang ada 3. Fase bergaining
pada diri sendiri (loss of 4. Fase depresi
self)
5. Fase acceptance
3. Kehilangan objek
eksternal
4. Kehilangan lingkungan
yang sangat dikenal
5. Kehilangan
kehidupan/meninggal
DAMPAK KEHILANGAN

Kehilangan bisa mengakibatkan dampak dalam hidup


seseorang seperti berikut :
1. Pada masa anak-anak
Kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk
berkembang, kadang akan timbul regresi serta rasa takut
untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda
Kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi dalam
keluarga atau suatu kehancuran keharmonisan keluarga.
3. Pada masa dewasa tua
Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup dapat
menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan
semangat hidup orang yang ditinggalkan.
DEFINISI BERDUKA

Berduka merupakan respon emosi terhadap


kehilangan yang dimanifestasikan dengan
adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak
nafas, susah tidur, dan lain-lain. Berduka
merupakan respon normal yang terjadi pada
semua kejadian kehilangan.
TIPE BERDUKA

NANDA membagi menjadi dua tipe berduka yaitu berduka


diantisipasi dan berduka disfungsional.
1. Berduka diantisipasi
Merupakan suatu status pengalaman individu dalam
merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan atau kedekatan, objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan.
Tipe ini masih dalam batas normal.
2. Berduka disfungsional
Adalah suatu status individu dalam merespon suatu
kehilangan dimana respon kehilangan dibesar-besarkan pada
saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini
kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan.
TEORI DAN PROSES BERDUKA

Proses berduka menurut Engel mempunyai


beberapa fase, yaitu :
1. Fase I : Shock dan tidak percaya
2. Fase II : Mulai merasa kehilangan
3. Fase III : Mencoba berdamai
4. Fase IV : Menekan seluruh perasaan negatif
5. Fase V : Kesadaran baru telah berkembang
RESPON BERDUKA

1. Tahap denial (penyangkalan)


Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan
adalah syok, tidak percaya, atau mengingkari kenyataan
bahwa kehilangan benar-benar terjadi.
2. Tahap anger (kemarahan)
Pada tahap ini individu menolak kehilangan.
Kemarahan yang timbul sering diproyeksikan kepada orang
lain atau dirinya sendiri.
3. Tahap bergaining (tawar menawar)
Individu mungkin berupaya untuk melakukan tawar-
menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
4. Tahap depression (depresi)
Pada tahap ini pasien sering menunjukkan sikap
menarik diri, kadang-kadang bersikap sangat menurut,
tidak mau bicara, menyatakan keputusan, rasa tidak
berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Gejala
fisik ditunjukkan antara lain menolak makan, susah tidur,
letih, dan lain-lain.
5. Tahap acceptance (penerimaan)
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan
kehilangan
PENGKAJIAN

Pengkajian tanda klinis berupa adanya distress


somatis seperti gangguan lambung, rasa sesak,
napas pendek, sering mengeluh, dan merasakan
lemah.

Pengkajian terhadap masalah psikologis adalah


tidak ada atau kurangnya pengetahuan dan
pemahaman kondisi yang terjadi, penghindaran
pembicaraan tentang kondisi penyakit, serta
kemampuan pemahaman sepenuhnya terhadap
prognosis dan usaha menghadapinya.
Pengkajian masalah ini adalah adanya faktor
predisposisi yang memengaruhi respons seseorang
terhadap perasaan kehilangan yang dihadapi, antara
lain sebagai berikut :
1. Faktor genetik
2. Kesehatan fisik
3. Kesehatan mental
4. Pengalaman kehilangan di masa lalu
5. Struktur kepribadian
6. Adanya stressor perasaan kehilangan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Faktor yang Batasan Karakteristik


Berhubungan
Duka cita Kematian/kehilangan Marah, sering
orang yang terdekat menyalahkan, menarik
diri, merasakan putus
asa, pikiran kacau atau
disorganisasi, adanya
gangguan tidur,
kepedihan, perilaku
panik, adanya distress
psikologis, adanya
perubahan tingkat
aktivitas, adanya
perubahan fungsi imun,
dan lain-lain.
Duka cita terganggu Ketidakstablian Depresi, letih, penurunan
emosional, kurangnya fungsi dalam peran hidup,
dukungan social, dan menghindari berduka,
adanya kematian orang merindukan almarhum,
terdekat. terus memikirkan
almarhum, adanya
kecemasan, bingung,
adanya ungkapan
perasaan hampa,
perasaan syok, marah,
tidak percaya, curiga pada
orang lain, melamun,
menyalahkan diri, adanya
distress, dan lain-lain.
Resiko duka cita Adanya faktor risiko, Adanya faktor risiko.
terganggu seperti kematian orang
terdekat, emosi yang tidak
stabil, dan dukungan
social yang kurang.
INTERVENSI

Secara umum, intervensi keperawatan yang dilakukan


untuk menghadapi kedukaan adalah sebagai berikut.
1. Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat
4. Memberi dukungan terhadap respons kehilangan
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antaranggota
keluarga
IMPLEMENTASI

1. Tahap Pengingkaran
a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
b. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan
mendorong pasien untuk berbagi rasa
c. Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien
tentang sakit, pengobatan, dan kematian
2. Tahap Marah
Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa
marah secara verbal tanpa melawan kemarahan tersebut.
3. Tahap Tawar-Menawar
Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan
takut.
4. Tahap Depresi
a. Membantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dan takut
b. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah
5. Tahap Penerimaan
Membantu pasien menerima kenyataan yang
tidak bisa dielakkan.
EVALUASI

Evaluasi terhadap masalah kehilangan dan


berduka secara umum dapat dinilai dari kemampuan
untuk menghadapi atau memaknai arti kehilangan,
reaksi terhadap kehilangan, dan perubahan perilaku
yang menerima arti kehilangan.

Anda mungkin juga menyukai