PAPER
Oleh:
1. PENDAHULUAN
Dari perspektif produksi atau hulu, para petani dan produsen makanan mulai
merasakan perubahan terkait pasokan input dan juga harus menyesuaikan protokol
berproduksi untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan di tengah pandemi
COVID-19, khususnya di wilayah yang sudah terkontaminasi. Mobilisasi bahan
pangan juga akan mengalami beberapa penyesuaian di mana terjadi pola
perubahan jalur pasokan yang lebih banyak menuju pasar-pasar modern dan pasar
yang berbasis online. Sementara itu dari sisi konsumsi, akibat diterapkannya
social/physical distancing atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di
beberapa wilayah, pola transaksi juga mulai berubah yang ditunjukkan semakin
meningkatnya transaksi yang menggunakan platform digital atau online.
(Fajar,2020)
Dampak pandemi Covid-19 mulai terasa di semua sektor termasuk pangan.
Pangan ada diposisi strategis untuk optimalisasi kebijakan PSBB (pembatasaan
social berskala besar) yang diterapkan oleh pemerintah, masyarakat akan suka rela
tidak keluar rumah jika kebutuhan pangannya mampu dipenuhi. Pendapatan
masyarakat yang turun jika tidak diimbangi harga bahan pokok yang terjangkau
yang pengatruhnya kepada ketersediaan pangan maka akan menyebabkan
ketidakstabilan. Kondisi inilah yang pada akhirnya membutuhkan penyesuaian
strategi kebijakan terkait pangan di semua lini (produksi hingga konsumsi dan
hulu hingga hilir) agar ketahanan pangan di Indonesia tetap terjamin
Ketahanan pangan menjadi penting disituasi sekarang. Kebijakan yang tepat
untuk masyarakat dapat menjadi harapan ditengah pandemi yang terjadi.
ketahanan pangan memiliki lima unsur yang harus dipenuhi: (i) Berorientasi
pada rumah tangga dan individu; (ii) Dimensi waktu setiap saat pangan
tersedia dan dapat diakses; (iii) Menekankan pada akses pangan rumah tangga
dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial; (iv) Berorientasi pada pemenuhan
gizi; dan (v) Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif (Nuhfil Hanani AR,
2008).
2
2. PEMBAHASAN
3. KESIMPULAN
Kebijakan pemerintah khsusnya kementrian pertanian bagi petani di tengah
pendemi virus COVID-19 sebagai berikut.
1. Refocusing dilakukan dengan pengawasan agar tepat sasaran kepada
kesejahteraan petani. Juga perlu di analisis ketahanan pangan nasional
dalam scenario tercepat,sedang dan terburuk selama pandemi.
2. Di masa sulit ini petani perlu adanya fasilitas kesehatan yang memadai,
petani juga diberikan fasilitas kesehatan yang geratis guna menunjang
produktifitas pertanian. Bantuan dan jarring pengaman perlu di evaluasi
dan di awasi.
3. Skema prosedur mulai dari hulu sampai hilir perlu dibuat dan
disosialisasikan kepada petani. Penaganan mulai pra-produksi, produksi,
5
Ibrahim, Jabal T, dan Aris Soelistyo dan Nuhfil Hanani, 2008. Analisis
Ketahanan
Pangan di Jawa Timur.
directory.umm.ac.id/.../WORKSHOPKETAHANANPANGAN_.
Hirawan, Fajar B., Akita A. V. 2020. Kebijakan Pangan Ditengah Pandemi. CSIS
Commentaries DMRU-048-ID.
https://metro.tempo.co/read/1333743/2-hari-keluarga-tak-makan-saat-corona-pria-
ini-nekat-curi-gas
https://regional.kompas.com/read/2020/04/21/17255981/warga-meninggal-
setelah-2-hari-tidak-makan-ini-kata-wali-kota-serang
https://sumsel.inews.id/berita/kakak-beradik-di-muara-enim-yang-viral-minta-
nasi-ke-polisi-alami-kurang-gizi
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4968549/harga-pangan-
melonjak-di-tengah-corona-ini-biang-keroknya