Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KEBIJAKAN KEMENTRIAN PERTANIAN TERHADAP

ANCAMAN KETAHANAN PANGAN DITENGAH WABAH COVID-19

PAPER

Diajukan Guna Memenuhi Ujian Tengah Semester Kewarganegaraan

Oleh:

Fauzan Aufa Mahsa Arifin 191710201077

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS JEMBER
2020
1

1. PENDAHULUAN

Dari perspektif produksi atau hulu, para petani dan produsen makanan mulai
merasakan perubahan terkait pasokan input dan juga harus menyesuaikan protokol
berproduksi untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan di tengah pandemi
COVID-19, khususnya di wilayah yang sudah terkontaminasi. Mobilisasi bahan
pangan juga akan mengalami beberapa penyesuaian di mana terjadi pola
perubahan jalur pasokan yang lebih banyak menuju pasar-pasar modern dan pasar
yang berbasis online. Sementara itu dari sisi konsumsi, akibat diterapkannya
social/physical distancing atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di
beberapa wilayah, pola transaksi juga mulai berubah yang ditunjukkan semakin
meningkatnya transaksi yang menggunakan platform digital atau online.
(Fajar,2020)
Dampak pandemi Covid-19 mulai terasa di semua sektor termasuk pangan.
Pangan ada diposisi strategis untuk optimalisasi kebijakan PSBB (pembatasaan
social berskala besar) yang diterapkan oleh pemerintah, masyarakat akan suka rela
tidak keluar rumah jika kebutuhan pangannya mampu dipenuhi. Pendapatan
masyarakat yang turun jika tidak diimbangi harga bahan pokok yang terjangkau
yang pengatruhnya kepada ketersediaan pangan maka akan menyebabkan
ketidakstabilan. Kondisi inilah yang pada akhirnya membutuhkan penyesuaian
strategi kebijakan terkait pangan di semua lini (produksi hingga konsumsi dan
hulu hingga hilir) agar ketahanan pangan di Indonesia tetap terjamin
Ketahanan pangan menjadi penting disituasi sekarang. Kebijakan yang tepat
untuk masyarakat dapat menjadi harapan ditengah pandemi yang terjadi.
ketahanan pangan memiliki lima unsur yang harus dipenuhi: (i) Berorientasi
pada rumah tangga dan individu; (ii) Dimensi waktu setiap saat pangan
tersedia dan dapat diakses; (iii) Menekankan pada akses pangan rumah tangga
dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial; (iv) Berorientasi pada pemenuhan
gizi; dan (v) Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif (Nuhfil Hanani AR,
2008).
2

Kementerian Pertanian memprioritaskan kebutuhan bahan pokok sebagai


pasokan masyarakat serta melindungi ekonomi di sector pertanian agar tidak
melemah selama proses pengendalian penyebaran Covid 19 di Indonesia.
Beberapa Kebijakan Menteri Pertanian :
1. Melakukan refocusing kegiatan dana anggaran sebagai antisipasi dampak
pandemi virus Covid-19
2. Mempercepat program Padat Karya
3. Menjaga ketersediaan bahan pangan pokok
Dilapangan terjadi banyak kasus dimana masyarakat was-was akan
hidupnya dikutip dari media berita tempo, kompas, detik beberapa kasus yang
sepanjang 1 bulan masa sosial distanching yaitu kasus pencurian gaskarena tidak
makan selama 2 hari, warga yang meniggal karena tidak makan, warga yang
kekurangan gizi, dan kenaikan bahan pokok selama pandemic COVID-19.
Mahasiswa harus peka dan tanggap memberikan poin-poin pikiran agar
dapat membantu sinergitas antara pemerintah dan masyarakat agar tidak ada
praktik yang merugikan masyarakat khususnya atau menguntungkan beberapa
pihak yang mengambil keuntungan di tengah pandemic COVID-19..

2. PEMBAHASAN

1. Melakukan refocusing kegiatan dana anggaran sebagai antisipasi dampak


pandemi virus Covid-19
Kebijakan pemerintah melakukan refocusing kegiatan dana anggaran
sebagai antisipasi dampak pandemi virus Covid-19 yang dilakukan oleh
kementrian pemerintah refocusing dilakuakn dengan memangakas anggaran dana
menjadi 1,85 Triliun. Secara rinci, anggaran Rp 1,8 triliun tersebut akan
digunakan untuk mendukung pencegahan penularan virus corona sebesar Rp 45
miliar. Kemudian, untuk ketersediaan pangan dialokasikan sebesar Rp 198,95
miliar dan jaring pengaman sosial (social safety net) sebesar Rp 1,6 triliun.
pencegahan penularan corona dilakukan dengan menyiapkan sarana dan peralatan
medis, suplemen dan daya tahan tubuh dan sterilisasi gedung Kementan.
3

Pengamanan ketersediaan pangan dilakukan dengan operasi pasar pangan murah,


penyerapan gabah dan distribusi pangan.
Realisasi di lapangan petani masih belum mrasakan insentif pemerintah
mengenai kesejahteraan petani. anggaran dana refocusing sudah berjalan namun
perlu adanya percepatan dan pengawasan sehingga dana yang diberikan mampu
membantu petani meningkatan produksi pertaniannya dan kesehatan dirinya
ditengah pandemi virus.
2. Percepatan padat karya
Program social safety net terdiri dari padat karya gerakan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT), padat karya olah tanah dan percepatan
tanam, padat karya perkebunan, padat karya rehabilitas jaringan irigasi tingkat
usaha tani, serta padat karya embung pertanian. Kemudian, ada program padat
karya optimalisasi lahan rawa, padat karya irigasi perpipaan dan perpompaan,
padat karya sekolah lapang petani, penumbuhan jiwa kewirausahaan dan
penerapan tenaga kerja pertanian, bantuan benih, hingga fasilitasi bantuan
ayam/kambing/domba untuk penanganan corona.
Realisasai di lapangan dalam merespons dampak Covid-19 pemerintah telah
menggelontorkan dana besar untuk jaring pengaman sosial seperti Program
Keluarga Harapan (PKH), Padat Karya Tunai (PKT), Bantuan Langsung Tunai
(BLT), Kartu Sembako, Kartu Prakerja, subsidi listrik untuk golongan tertentu,
dan bantuan sosial khusus lainnya. Namun bantuan yang diprioritaskan untuk
petani masih minim. Pemerintah perlu memberikan stimulus kepada petani seperti
bibit dan pupuk bersubsidi guna menekan ongkos produksi petani. Intervensi lain
yang perlu dilakukan adalah mengatasi anjloknya harga produk pertanian seperti
gabah. Mematok harga GKP di atas harga pasar akan memperbaiki kesejahteraan
petani. Memperlancar distribusi produk pertanian dari sentra pertanian ke non
pertanian jadi persoalan mendesak. Hal itu dilakukan agar produk pertanian tidak
terbuang akibat pasaran yang sepi sebagai pemberlakuan pembatasan sosial dan
sekaligus menstabilkan harga di daerah non sentra pertanian akibat kelangkaan.
3. Menjaga ketersedian bahan pangan
4

Pengaturan terkait ekspor tetap maksimal, memberikan bantuan benih dan


bibit kepada petani yang terdaftar sebagai anggota Poktan atau Gapoktan.
mengatur terkait ekspor tetap maksimal, memberikan bantuan benih dan bibit
kepada petani yang terdaftar sebagai anggota Poktan atau Gapoktan, dan
pembukaan lahan baru.
Realisasi dilapangan petani mengeluh kareana hasil panennya tidak
terdistribusi dengan baik yang berakibat turunnya harga pasar petani. Pengaturan
terkait distribusi tidak dilakukan dengan kooridnasi yang baik kepada daerah.
Petani kebingungan karena kurangnya sosialisai dan pendistribusian yang baik.
Masyarakat berdiam diri dirumah. Aktivitas pasar dibatasi akibatnya pembeli
menurun. Perlu adanya kooridinasi di setiap dinas kemudian turun ke kecamatan
bagaimana bentuk jual beli yang sesuai dengan kebijakan utama pemerintah yaitu
sosial distancing sampai PSBB (pembatasan sosial bersekala besar).
Tersedianya daya dukung infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi
juga diperlukan mengingat Indonesia sudah memasuki musim kemarau pada
pertengahan April dan puncaknya pada Agustus 2020 menurut Badan Meteorologi
dan Geofisika. Sehingga musim tanam selanjutnya masalah kekurangan air dapat
teratasi dan hasil panen dapat menjaga stok pangan.

3. KESIMPULAN
Kebijakan pemerintah khsusnya kementrian pertanian bagi petani di tengah
pendemi virus COVID-19 sebagai berikut.
1. Refocusing dilakukan dengan pengawasan agar tepat sasaran kepada
kesejahteraan petani. Juga perlu di analisis ketahanan pangan nasional
dalam scenario tercepat,sedang dan terburuk selama pandemi.
2. Di masa sulit ini petani perlu adanya fasilitas kesehatan yang memadai,
petani juga diberikan fasilitas kesehatan yang geratis guna menunjang
produktifitas pertanian. Bantuan dan jarring pengaman perlu di evaluasi
dan di awasi.
3. Skema prosedur mulai dari hulu sampai hilir perlu dibuat dan
disosialisasikan kepada petani. Penaganan mulai pra-produksi, produksi,
5

pasca-produksi serta distribusi harus dengan jelas di gambarkan oleh


pemerintah. Petani akan jelas dan tetap menjalakan kebijakan
sosial/pysical distancing.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Jabal T, dan Aris Soelistyo dan Nuhfil Hanani, 2008. Analisis
Ketahanan
Pangan di Jawa Timur.
directory.umm.ac.id/.../WORKSHOPKETAHANANPANGAN_.

Hirawan, Fajar B., Akita A. V. 2020. Kebijakan Pangan Ditengah Pandemi. CSIS
Commentaries DMRU-048-ID.

https://metro.tempo.co/read/1333743/2-hari-keluarga-tak-makan-saat-corona-pria-
ini-nekat-curi-gas

https://regional.kompas.com/read/2020/04/21/17255981/warga-meninggal-
setelah-2-hari-tidak-makan-ini-kata-wali-kota-serang

https://sumsel.inews.id/berita/kakak-beradik-di-muara-enim-yang-viral-minta-
nasi-ke-polisi-alami-kurang-gizi

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4968549/harga-pangan-
melonjak-di-tengah-corona-ini-biang-keroknya

Anda mungkin juga menyukai