Anda di halaman 1dari 11

Chapter 10

International Accounting

A. Perbedaan Akuntansi Nasional

Bahasan dan budaya di berbagai Negara tidak diragukan lagi memang bervariasi. Namun demikian,
bahasa bisnis (language of bussiness) tidak se-variatif bahasa dan budaya. Ada 2 (dua) model umum
pelaporan keuangan yang mempengaruhi perekonomian di Negara-negara. Pertama adalah model
Anglo- American (bersandar pada Anglo-Saxon model) memiliki keberadaan fitur profesi akuntansi
yang kuat. Model kedua continental model.

B. The Anglo-American Model

Model Anglo-American menunjukkan bahwa profesi akuntansi kuat, peran pemerintah yang
terbatas, pentingnya pasar sekuritas untuk meningkatkan modal ekuitas, dan penekanan pada
pandangan true and fair terhadap laporan keuangan yang telah diaudit.

Pandangan benar dan adil (True and fair view) mengacu pada penggunaan judgment untuk membuat
laporan keuangan menjadi berguna untuk pengambilan keputusan investasi, bukan pada pemastian
bahwa mereka telah disajikan dengan benar menurutlegislative fiat. Bida dikatakan bahwa
pandangan ini menekankan economics substansce over legalistic form.

Dalam upaya pemenuhan true and fair view, muncullah gagasan untuk menggunakan metode atau
standar yang berbeda dari apa yang telah ditetapkan untuk memunculkan representational
faithfulness. Model Anglo-American dianut oleh negara-negara UK, Persemakmuran Inggris, dan
United States.

United Kingdom

Dasar dari perkembangan luar biasa akuntansi di United Kingdom adalah sebelum 1981, company
acts yang menjadi basis profesi akuntansi di Inggris sebagian besar mengatur masalah
pengungkapan. Sejak 1981,company act sebelumnya digabungkan, beberapa arahan dari EU telah
diloloskan. Pada masa itu tidak terdapat organisasi sejenis SEC, akan tetapi profesi akuntansi Inggris
saat itu secara umum memiliki 6 organisasi utama :
1. Institute of Chartered Accountants in England and Wales
2. Institute of Chartered Accountants in Scotland
3. Institute of Chartered Accountants in Ireland
4. Association of Certified Accountnats
5. Institute of Cost and Management Accountants
6. Chartered Institute of Public Finance and Accountancy

Sebelum tahun 1970 Inggris tidak memiliki badan pembuat standar. Namun demikian, karena
munculnya skandal-skandal di era 1960an akhirnya kendali pemerintah terhadap standar akuntansi
meningkat. Profesi akuntansi merespon dan pada akhirnya pada 1970 dibentuklah organsisasi
pembuat standar yang pertama, yaitu Accounting Standards Steering Committee(ASSC)
oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales dan lima organisasi lainnya sebagai
sponsor. ASSC (kemudian berganti nama menjadi ASC) sukar untuk diimplementasikan karena
standar yang ada harus diterima oleh seluruh organisasi sponsor. ASC mirip dengan APB, jika
dilihat dari bagaimana anggotanya serving on part time basis dan tidak digaji. Sebagai hasil
dariDearing Committee Report pada 1988, pada 1990 ASC digantikan oleh (Accounting Standards
Board) ASB yang operasinya lebih mirip dengan FASB. ASB menerbitkan peraturan dengan
otoritasnya sendiri sehingga tidak ada lagi keperluan akan persetujuan organisasi sponsor.
Mekanisme pelaksanaan ASB lebih kuat daripada ASC sejak Companies act tahun 1989
mensyaratkan perusahaan besar untuk mengungkapkan perubahan-perubahan standar akuntansi pada
laporan keuangannya.

Perlengkapan pembuat standar United Kingdom banyak terpengaruh dari dan ke wilayah Atlantik,
namun saat ini pengaruh yang lebih kuat adalah pengaruh kontinental dalam bentuk European
Union.

United States

Meskipun tidak setua di Negara United Kingdom, namun akuntansi di United States berpengaruh
secara lebih signifikan dibandingkan di United Kingdom. Standar di United States dibuat
berdasarkan regulasi yang terpusat pada sektor privat. Pembuatan standar US digunakan untuk
memberikan informasi yang berguna (representational faithfulness) bagi investor dan kreditur dan
mengesampingkan kepentingan legitimasi/ pemerintah untuk kepentingan pajak yang ada pada
perusahaan-perusahaan di Negara terkait.
Canada

Seperti beberapa member British Commonwealth, pada awalnya Kanada lebih mengarah kepada
standar akuntansi di UK untuk pedoman di dalam pelaporan keuangan, namun seiring dengan
perkembangannya lebih dipengaruhi oleh pendekatan US. Hal ini dikarenakan kepentingan Ontario
di Canadian Federation. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Ontario Securities Act banyak
terpengaruh dari Amerika Serikat dapat melampaui Toronto Securities Act (Ontario merupakan
bagian penting dari federasi Kanada).

Sejak 1940, Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) telah menggunakan system komite
untuk membuat standar akuntansi. 1973 didirikanlah dua kelompok penting yaitu Auditing Standards
Committee dan Accounting Research Committee yang rekomendasinya seringkali sejalan dengan
standar dari US.

Australia

Sementara Australia mengandalkan British Companies Act, berbagai Negara bagian Australia juga
memiliki Companies Act tersendiri yang menekankan pentingnya disclosure, bukan peraturan
pengukuran, dan tidak selalu terjadi kesepakatan antara Negara bagian yang satu dengan yang
lainnya. Representational faithfulness pada awalnya dikedepankan tapi akhirnya mereka cenderung
mengutamakan kepentingan legalistic. Terdapat dualisme dalam penentuan standard. (Institute of
Chartered Accountants in Australia vs Australian Society of Accountants),namun akhirnya mereka
bergabung menjadi Australian Accountancy Research Founcation yang bertanggung jawab membuat
Australian Accounting Standards. 1984 pemerintah Australia memebentuk satu badan lagi untuk
membuat standar (Accountiong Standard Review Board). Karena terjadi kebingungan terhadap
standar mana yang harus dipakai, akhirnya melebur menjadi satu yaitu Australian Accounting
Standards Board tahun 1991.

The ASEAN

Grup Negara berkembang yang terdiri dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina,
Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Secara umum, Negara ASEAN lebih
focus pada disclosure. Negara- Negara ini mengadopsi standard dari baik dari Anglo- American
Model, United Kingdom, dan IASB.
Other Countries : Netherlands

Akuntansi di Belanda lebih banyak dipengaruhi oleh Anglo-America dimana peraturan perusahaan
dan profesi akuntansi memegang peranan penting. Karena adanya pengaruh akademisi pada
pelaporan keuangan, maka Negara ini menjadi yang terdepan dalam pelaporan vair value.

Other Countries : New Zeland

Pembuatan standar akuntansi di Selandia Baru dipegang oleh sector swasta. Sampai tahun 1961
standard setting dilakukan oleh NZSA, kemudian digantikan oleh Board of Research. Pada tahun
1973 council of New Zeland Society mengeluarkan Statements of Standard Accounting Practice.
Pada tahun 1991 NZSA, New Zeland Security Exchange dan Securities Commision
merekomendasikan pembentukan badan mirip FASB. New Zeland tidak banyak menyimpang dari
true and fair view.

C. The Continental Model

Negara yang menganut system ini ialah Perancis, Jerman, dan Jepang.

Perancis

Mempunyai pendekatan paling dekat ke uniform national accounting system. Pendekatan Perancis
disebut juga the Plan Comptable General termasuk keseragaman nasional akun, penjelasan aturan
teknis, dan penjelasan atas akun yang menjadi debet dan kredit.

Praktik akuntansi di Negara ini diseragamkan dan cenderung bertujuan untuk memenuhi
kepentingan perpajakan.

Germany

Di Jerman, bank merupakan sumber permodalan yang paling utama. Standard setting akuntansi
keuangan dan GAAP seperti di Amerika Serikat dan Inggris tidak terdapat di negara ini. Kegiatan
profesi akuntansi lebih banyak dilakukan sebagai fungsi audit. Namun pada tahun 1965, Jerman
mulai mengadopsi pendekatan Anglo- America dalam hal disclosure seperti pengungkapan segmen
income dan capital investment serta pembuatan laporan aliran kas.
Japan

Jepang merupakan negara yang cukup self-sufficient dan eksklusif seperti ditunjukkan dengan
adanya kebijakan pembatasan impor. Seiring dengan perkembangan industri Jepang pasca ekspedisi
Admiral Perry, konsorsium industri besar di Jepang yang (bank dan perusahaan mayor)membentuk
zaibatsu yang pada masa pendudukan Sekutu banyak digantikan oleh keiretsu.

Ekonomi Jepang yang lebih bersifat oligopolistik menyebabkan adanya dominasi peran pemerintah
pada praktek akuntansi di Jepang. Pada abad 19, Jepang mulai mengadopsi model dari Perancis dan
Jerman terutama pada masalah hukum pajak. Karena perlindungan terhadap kreditor lebih
diutamakan daripada menyediakan informasi bagi investor, maka pada akuntansi Jepang neraca lebih
diutamakan daripada laporan laba rugi. Namun kegagalan beberapa perusahaan pada tahun 1990an
menyebabkan perubahan arah sehingga Jepang lebih menekankan pada laporan laba rugi.

Overview of National Policies and Problems Stemming from National Accounting Differences

Penyebab pembagian model akuntansi menjadi Anglo America dan Continental adalah karena :

• Adanya perbedaan dasar pasar keuangan tiap negara. Negara yang pasar keuangannya
bersifat capital-based dimana investasi jangka pajang didominasi oleh individu dan institusi investor,
pelaporan keuangannya akan lebih berpihak pada pemberian informasi pada (calon) investor.
Sementara negara yang pasar keuangannya lebih mengandalkan utang dimana pendanaan jangka
panjang diberikan oleh pemerintah atau institusi keuangan, pelaporan keuangannya akan lebih
bertujuan untuk melindungi kreditur.

• Adanya perbedaan mengenai apakah standard setting suatu negara ditentukan oleh
pemerintah ataukah swasta, serta bagaimana peran profesi akuntansi di negara tersebut.

• Perbedaan sistem hukun di negara tersebut.

Menurut penelitian, national differences pada akuntansi disebabkan oleh faktor budaya dan sosial.
Penelitian juga dilakukan pada dimensi politik/ekonomi/profesional dari perbedaan pada national
accounting yang memiliki dampak langsung pada profesi akuntansi. Perbedaan national accounting
ini menjadi penting karena mulai banyak perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di luar negeri.
Karena perdagangan internasional semakin bertambah, maka mulai ada usaha untuk mengukur
perbedaan standar dan praktek akuntansi di berbagai negara dan kelompok regional yang berbeda-
beda. FASB dan IASB telah memulai usaha harmonisasi standar-standar akuntansi tersebut.

D. Harmonisasi International Standar Akuntasi


Perkembangan revoulusioner dalam transportasi dan komunikasi telah membawa dunia semakin
dekat dengan ” global village ”. Sejak perang dunia ke 2, perkembangan yang luas dalam
perdagangan internasional dan interdepenedensi antar negara telah memberikan kontribusi yang
signifikan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Secara gamblang, perkembangan ini telah
membawa efek similiarisasi dalam banyak kebudayaan, praktek dan institusi. Dalam bisnis, beberapa
kondisi spesifik pada akhirnya mendorong harmonisasi standar akuntansi di beberapa negara.

Harmonisasi merujuk kepada level koordinasi dan similiaritas di antara berbagai satandar akuntansi
negara beserta medtode dan format pelaporan keuangannya. Harmonisasi dapat dipecah menjadi
dua ;

1. Harmonisai Material
2. Harmonisasi Formal

1. Harmonisasi Material

Harmonisasi meterial juga dikenal sebagai harmonisasi de facto, merujuk kepada harmonisasi antara
praktik akuntansi dari enterprise yang berbeda – beda, trelepas berasal dari peraturan atau tidak.

2. Harmonisasi Formal

Harmonisasi formal merujuk pada proses atau level harmonisasi saat ini yang terjadi di antara
peraturan akuntansi atau peraturan berbagai macam negara / kelompok.

Di antara faktor – faktor yang mendorong adanya harmonisasi salah satu diantaranya adalah
kepentingan dari perusahaan – perusahaan multinasional. Similiaritas umum yang dimiliki oleh
standar akuntansi dan prosedur akuntansi akan memfasilitasi koordinasi antara bagain – bagian
perusahaan multinasional. Secara spesifik, laporan keuangan konsolidasi akan lebih mudah dibuat
jika peraturan akuntansi yang ada di setiap bagian perusahaan multinasional konsisten satu sama
lain. Pelengkap dari pertumbuhan perusahaan multinasional adalah adalah proses internasionalisasi
yang terjadi di dalam profesi akuntan publik. Banyak perusahaan mempunyai kantor dan praktik di
berbagai negara. Semakin besar level harmonisasi, semakin terfasilitasi juga fungsi auditnya.

Akhirnya, sistem keuangan yang melewati batas negara telah meningkatkan pasar sekuritas yang
melibatkan banyak perusahaan luar negeri. International Organization of Security Comission
( IOSCO ), organisasi yang memfasilitasi pertukaran sekuritas di dunia sangat menaruh perhatian
dalam mempromosikan harmonisasi dari standar akuntansi. Singkatnya, harmonisasi memacu
koordinasi dan efisiensi.

Banyak penelitian dilakukan untuk mengukur kemajuan dari harmonisasi. Berdasar studi – studi
terkahir, Emonyu & Gray ( 1996 ) menemukan perkembanagan dalam harmonisasi yang dimulai dari
1971 – 1972 hinggan 1991 – 1992. Dalam tes empiris yang dilakukan, mereka memeriksa 293
laporan keuangan taunan korporat di 5 negara, meliputi 26 hal tentang pengukuran dan
pengungkapan. Hasil yang similiar juga ditemukan oleh Archer dkk yang menemukan
perkembangan harmonisasi antara tahun 1986 – 1987 dan 1990 – 1991 di dalam area pajak yang
ditangguhkan dan goodwill.

Penelitian selama periode 90’ mnyimpulkan bahwa harmonisasi / konvergensi telah terjadi, namun
perkembangannya masih lamban. Walaupun begitu, IASB dan FASB’s Norwalk Agreement
memberikan kesempatan ke dua untuk memulai harmonisasi, sehingga timbul ekspektasi terjadinya
perkembangan yang lebih cepata dalam kemajuan harmonisasi. Pengalaman IASB di Eropa adalah
kekuatan yang membawa terciptanya IASB-FASB’s convergence project. Eropa adalah group politik
yang penting, yang berusaha untuk menharmonisasikan standar akuntasni dan pelaporan di tahap
regional.

E. Uni Eropa
Setelah keluar dari masa gelap pasca perang dunia, bagian besar yang diperjuangkan Eropa Barat
adalah mengintegrasikan negara – negara dalam wilayah tersebut baik secara politik maupun
ekonomi. Tahap pertama yang dilakukan adalah dalam proses integrasi ini adalah pembentukan
European Coal and Steel Community ( ECSC ). Tujuan dari ECSC adalah untuk melegalkan
pergerakan pekerja dan modal dalam industri baja dan besi antara Belanda, Luxemburg, Italia,
Perancis dan Jerman Barat. Group ekonomi signifikan yang lain adalah European Free Trade
Association ( EFTA ), tebentuk pada tahun 1960 yang melibatkan Austria, Norwegia, Swedia,
Portugal, Inggris dan Denmark.

Komunitas Eropa yang sekarang dikenal dengan Uni Eropa terbentuk pada tahun 1967 dan secara
otomatis tergabubg dalam ECSC ditambah dengan Inggris, Portugal, Austria, dan Denmark dari
EFTA bersama Irlandia, Yunani, Finlandia dan Spanyol. Ditambah dengan beberapa negara dari
kawasan timur Eropa seperti Turki, Kroatia dan Yugoslavia.

Uni Eropa sebagai komunitas yang bertujuan untuk membentuk integrasi ekonomi sangat peduli
terhadap proses harmonisasi standar akuntansi dari setipap membernya. Konsil Kementrian Uni
Eropa menegluarkan beberapa arahan bersama dengan implikasi – implikasi penting dalam hal
akuntansi. Arahan ini sifatnya mengikat meskipun secar prosedural berbeda di tiap negara.
Arahannya masih memberikan keleluasaan dan flksibilitas kepada tiap membernya.

Terdapat 2 arahan yang merujuk pada usaha harmonisasi. Arahan ke empat dan Arahan ke 7
berisikan perihal akuntansi yang penting. Arahan ke empat yang diadopsi pada pada tahun 1978,
menaruh pehatian pada isu dasar dari pelaporan keuangan yang diaplikasikan kepada perusahaan
dalam Uni Eropa. Dalam menciptkam standard dari format pelaporan keuangan, Uni Eropa
memberikan arahan bahwa laporan keuangan harus mencakup 4 konep, yaitu ;

a. Consistency

b. Going Concern

c. Prudence

d. Akuntansi akrual

Arahan ke empat membolehkan penggunaan current value statement sebagai tambahan historical
cost dan mendukung aplikasi dari pandangan yang benar serta adil. Karena pandangan yang benar
dan adil memerlukan lebih dari sekedar peraturan akuntansi untuk menggambarkan realita ekonomi,
arahan ini sangat dipertanyakan bagaimana bisa diterapkan dalam perbedaan definisi, intrepretasi
dan aplikasi di tiap – tiap negara. Apalagi pandangan yang benar dan adil imi diintrepretasikan di
negara Uni Eropa berdasar tradisi dan budaya masing – masing. Maka semakin hari, pandangan
benar dan adil ini dilihat sebagai hasil dari aplikasi yangberlebihan dari kebutuhan untuk
menyediakan fakta dan kondisi dari perusahaan secara benar dan intellegent sesuai GAAP.
Arahan ke 7, disahkan pada 1983, perpanjangan dari akuntansi konsolidasi perusahaan dalam Uni
Eropa di bawah berbagai situasi tertentu yang luas dimana satu perusahaan mempunyai kontrol
terhadap satu dengan yang lainnya. Arahan ini seperti arahan no 4 meminta pandangan yang benar
dan adil. Arahan no 4 dan Arahan no 7 tetap menyediakan pilihan untuk menciptakan diferensiasi di
beberapa area seperti definisi dari subsidiary dan pengecualian konsolidasi dimana institusi
utamanya bukan perusahaan dalam Uni Eropa.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, walaupun Arahan ke 4 dan Arahan ke 7 mengarah kepada
harmonisasi, tapi itu tidak cukup cepat bagi Komisi Uni Eropa. Komisi Uni Eropa melihat kebutuhan
untuk memberi akses kepada sumber modal untuk para membenrnya yaitu akses ke New York Stock
Exchange ( NYSE ). Tetapi SEC mensyaratkan adanya adopsi atas GAAP atau format rekonsiliasi
kompleks seperti Form 20-F. Hasil akhir dari kerjasama dengan IASB serta grup lain, member Uni
Eropa mengadopsi standar IASB dalam laporan konsolidasi keuangan pada tahun 2005. Dengan
memutuskan untuk mengkooperasikan IFRS dalam hukum statute, Uni Eropa merubah stadardnya
sesuai dengan IASB. Adopsi ini berarti meningkatkan legitimasi IASB dalam komusnitas global.

F. International Accounting Standard Board

Di akhir tahun 1960, 3 organisasi akuntansi profesional ( AICPA, CICA dan ICAEW ) mebentuk
International Study Group untuk mereview kebutuhan atas standard akuntansi international. Kerja
grup ini menghasilkan pembentukan Accountant International Study Group ( AISG ) yang
merupakan penemeu International Accounting Standards Commitee ( IASC ) di tahun 1973 dengan
charter member sebanyak 9 negara.

Direstrukturisasi dan diganti nama menjadi International Accounting Standards Board ( IASB ).
Sekarang, hampir 100 negara mesyaratkan atau meperbolehkan atau mempunyai kebijakan
konvergensi dengan standar dari IASB. Legitimasinya sebagai standat akuntansi dunia yang credible
tidak lagi dipertanyakan.

IASB beroperasi dalam struktur organisasi bersama FASB. IASC memilih 14 anggota board dari
IASB, melihat operasinya, dan bertanggug jawab dalam pengumpulan dana dari ira kira 200
kontributor sedunia.
G. Convergence
Norwalk Agreement pada Oktober 2002, MOU antara FASB dan IASB
 Mengurangi perbedaan US-GAAP dengan IFRS
 Komitmen untuk bekerja sama

Principles-Based Versus Rules-Based Standards


1. Principles-Based Standards
a. Mengatur prinsip-prinsip akuntansi untuk suatu jenis transaksi, khususnya terkait
dengan pengakuan dan pengukuran, dan tidak mengatur untuk suatu jenis industri
tertentu.
b. Kelebihannya: tidak atau sedikit memberi peluang untuk melakukan kreativitas
negatif atas pengaturan akuntansi. Sehingga dua transaksi yang secara substansi sama
akan diperlakukan dan dicatat sama oleh dua perusahaan yang berbeda. Serta
pengaturan akuntansi yang ada berlaku untuk seluruh perusahaan.
c. Memerlukan banyak professional judgment yang menuntut kompetensi dan integritas
yang tinggi, kesiapan profesi pendukung dengan semakin dominannya fair value
accounting.
d. Digunakan oleh IASB
2. Rules-Based Standards
a. Mengatur secara lebih detail dan biasanya hanya berlaku untuk suatu indsutri tertentu.
b. Kelebihannya: lebih mudah diterapkan karena pengaturan lebih eksplisit.
c. Tidak banyak memerlukan professional judgement. Namun, membuka peluang untuk
melakukan sesuatu dengan tujuan sempit.
d. Digunakan oleh FASB.

Conceptual Framework
Persamaan antara IASB dan FASB yaitu:
 Tujuan dari konvergensi FASB dan IASB adalah untuk meningkatkan konsistensi,
komparatif dan efisiensi di pasar global.
 FASB dan IASB bekerja sama dalam isu-isu berdasarkan “mengakui pendapatan” dan
“penggabungan usaha”.
 IASB dan FASB bekerja sama untuk berusaha mengharmonisasikanstandar akuntansi
masing-masing.
 FASB dan IASB dalam menyusun standar, sama-sama berbasis pada meta teori akuntansi
keuangan, yang menempatkan tujuan laporan pada tingkat paling tinggi.

Perbedaan utama antara IASB dan FASB yaitu:


 Pengguna utama  FASB: terbatas hanya untuk investor dan kreditor.
 IASB: hanya perusahaan.
 Authoritative nature dari kedua framework
 Penyusunan laporan keuangan menurut FASB, mengharuskan manajemen memandang
Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statement IASB ketika
ketika petunjuk diperlukan untuk masalah yang tidak tercakup dalam pernyataan IASB.
Tidak ada persyaratan seperti GAAP.
 Beberapa poin yang perlu ditekankan pada framework IASB:
Pertama, dokumen sangat mirip dan jelas mendasarkan pada FASB
Kedua, kinerja IASB lebih singkat daripada FASB
Ketiga, karena konvergensi sudah dibahas, kedua framework harus terintegrasi dengan
erat.
 Dasar pengukuran asset FASB: Historical Cost; sedangkan IASB: Fair Value
Penyusunan laporan keuangan FASB: Rule Based; sedangkan IASB: Principle Based.
Pengungkapan FASB: Internal ≠ Eksternal; sedangkan IASB: Internal = Eksternal.
 IASB berkaitan dengan pengembangan standar pelaporan keuangan internasional dan
mempromosikan penerapan standar tersebut. Sedangkan FASB merupakan organisasi
non profit, yang melayani pengembangan GAAP dalam kepentingan publik.

Anda mungkin juga menyukai