Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

PADA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Komunikasi dalam Keperawatan II

Dosen Pembimbing
Novitasari Ts. Fuadah, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Farah Nabila Nofitriani 191FK03023
Hafsah Syamsidar 191FK03028
Mutia Kansha 191FK03021
Sari Damayanti 191FK03029
Sinta Anggraeni 191FK03022
Sinta Bela 191FK03015
Tyan Lassanova Fazrin Nugraha 191FK03017

Kelompok 1b
Kelas 1A

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat mengenai Komunikasi Terapeutik Perawat pada
Pasien dan Keluarga Pasien. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon
untuk saran dan kritik nya. Terimakasih.

Bandung, 01 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 3
2.1 Tahapan Hubungan Perawat pada Pasien ........................................... 3
2.2 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan .................................... 5
2.3 Konsep Keluarga .................................................................................... 6
2.4 Fungsi Komunikasi antara Perawat dengan Keluarga Pasien .......... 6
2.5 Tahapan Komunikasi Terapeutik dengan Keluarga Pasien .............. 7
2.6 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Keluarga Pasien ............... 8
2.7 Tips untuk Berkomunikasi dengan Keluarga Pasien ....................... 10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12
3.2 Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Komunikasi merupakan jalan utama untuk mengekspresikan
maksud dari pikiran seseorang. Salah satu bentuk komunikasi ialah komunikasi
terapeutik dalam bidang kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik
antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang
diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Pada realita yang ada memang komunikasi menjadi bagian integral dari
kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu
berhubungan dengan orang lain. Entah itu dengan pasien, sesama teman,
dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting
sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan
peran dan fungsinya dengan baik.
Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi
dengan anggota tim kesehatan lainnya. Sebagaimana kita ketahui tidak jarang
pasien selalu menuntut pelayanan perawatan yang lebih dan membutuhkan
informasi yang jelas. Sakit yang diderita bukan hanya sakit secara fisik saja,
namun psiko (jiwanya) juga terutama mengalami gangguan emosi. Keadaan
demikian menyebabkan komunikasi dengan pasien akan membutuhkan metode
atau standart khusus agar pada pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan intervensi.
Namun yang tidak boleh dilupakan oleh perawat adalah melibatkan
keluarga terdekat dalam melakukan pengkajian sampai dengan menentukan
diagnosa yang sesuai. Tentunya yang demikian juga membutuhkan sarana
komunikasi yang efektif dan efisien mengingat bahwa keluarga akan sangat
berpengaruh dalam memberikan motivasi kesembuhan kepada pasien. Apabila
ada kesalahan komunikasi antara perawat dengan keluarga pasien, maka tidak
menutup kemungkinan akan berpengaruh banyak terhadap segala macam
intervensi yang dilakukan oleh perawat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tahapan hubungan perawat kepada pasien?
2. Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan?
3. Bagaimana konsep dari keluarga?
4. Bagaimana fungsi komunikasi antara perawat dengan keluarga pasien?
5. Bagaimana tahapan komunikasi terapeutik pada keluarga pasien?
6. Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada keluarga pasien?

1
7. Bagaimana tips untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui maksud dari komunikasi terapeutik antara perawat
dengan keluarga klien serta memahami bagaimana prosedur komunikasi
terapeeutik tersebut.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah memberikan
pelajaran baru bagi seorang perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan komunikasi dengan keluarga klien guna meningkatkan standart
asuhan keperawatan yang ada.

1.4 Manfaat
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga
kesehatan atau tenaga medis dapat memahami komunikasi terapeutik pada
keluarga pasien.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Tahapan Hubungan Perawat pada Pasien

Tahapan-tahapan dalam komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra-interaksi
Fase ini dimulai sebelum kontak pertama perawat dengan klien. Hal-hal
yang dilakukan pada fase ini yaitu evaluasi diri, penetapan tahapan hubungan
dan rencana interaksi. Tugas utama perawat dalam tahap ini antara lain:
a. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
b. Menganalisis kekuatan profesional diri dan keterbatasan
c. Mengumpulkan data tentang klien (jika mungkin)
d. Merencanakan untuk pertemuan pertama dengan klien

2. Tahap perkenalan atau orientasi


a. Fase perkenalan
Fase ini merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali
bertemu dengan klien. Fokus utama perawat pada tahap ini adalah
menemukan kenapa klien mencari pertolongan ke rumah sakit. Hal-hal
yang perlu dilakukan oleh perawat pada tahap ini adalah:
1) Memberi salam
2) Memperkenalkan diri perawat
3) Menanyakan nama klien
4) Menyepakati pertemuan (kontrak)
5) Menghadapi kontrak
6) Memulai percakapan awal
7) Menyepakati masalah klien
8) Mengakhiri perkenalan
b. Fase orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya.
Tujuan fase ini adalah menvalidasi kekurangan data, rencana yang telah
dibuat dengan keadaan klien saat ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang
lalu. umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama klien.
Hal-hal yang harus dilakukan perawat pada fase ini adalah:

3
1) Memberi salam (sama dengan fase perkenalan)
2) Memvalidasi keadaan klien
3) Mengingat kontrak, setiap berinteraksi dengan klien dikaitkan
dengan kontrak pada pertemuan sebelumnya
Tugas utama perawat dalam tahap ini, antara lain:
1) Mengidentifikasi mengapa klien mencari bantuan
2) Menyediakan kepercayaan, penerimaan dan komunikasi terbuka
3) Membuat kontrak timbal balik
4) Mengeksplorasi perasaan klien, pikiran dan tindakan
5) Mengidentifikasi masalah klien
6) Mendefinisikan tujuan dengan klien

3. Tahap kerja
Fase ini merupakan inti hubungan perawat-klien yang terkait erat
dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan tindakan keperawatan adalah:
a. Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan dirinya,
perilakunya, perasaanya, pikirannya. Ini bertujuan untuk mencapai
tujuan kognitif
b. Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
klien secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ini
bertujuan untuk mencapai tujuan afektif dan psikomotor
c. Melaksanakan terapi / teknikal keperawatan
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan
e. Melaksanakan kolaborasi
f. Melaksanakan observasi dan monitoring
Tugas utama perawat pada tahap kerja, adalah:
a. Mengeksplorasi stressor yang sesuai / relevan
b. Mendorong perkembangan insight klien dan penggunaan mekanisme
koping konstruktif
c. Menangani tingkah laku yang dipertahankan oleh klien / resistance

4. Tahap terminasi
Tahapan terminasi ini merupakan tahap akhir dari setiap pertemuan
perawat dan klien dalam komunikasi terapeutik. Terminasi terdiri atas 2 bagian

4
yaitu:
a. Terminasi sementara
Tahap ini merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien,
akan tetapi perawat akan bertemu lagi dengan klien pada waktu yang
telah ditentukan.
b. Terminasi akhir
Tahap ini terjadi jika klien akan pulang dari rumah sakit atau
perawat tidak berdinas lagi di rumah sakit tersebut.
Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap terminasi ini, antara lain:
a. Evaluasi hasil, yang terdiri evaluasi subjektif dan evaluasi objektif
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak yang akan datang
Tugas utama perawat dalam tahapan terminasi adalah:
a. Menyediakan realitas perpisahan
b. Melihat kembali kemajuan dari terapi dan pencapaian tujuan
c. Saling mengeksplorasi perasaan adanya penolakan, kehilangan, sedih
dan marah serta tingkah laku yang berkaitan

2.2 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan berguna untuk panduan bagi
perawat dalam berinteraksi dengan klien. Strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan harus dibuat setiap sebelum melakukan asuhan keperawatan kepada
klien dengan tujuan agar perawat mengetahui kekurangan dan kemampuan yang
dimiliki perawat agar dapat di perbaiki sebelum melakukan proses keperawatan
kepada klien.
Adapun bentuk strategi pelaksanaan tindakan keperawatan harian adalah
sebagai berikut:
1. Proses keperawatan
a. Kondisi klien
b. Diagnosa keperawatan
c. Tujuan khusus
d. Tindakan keperawatan
2. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi
1) Salam terapeutik

5
2) Evaluasi / validasi
3) Kontrak : Topik, waktu dan tempat
4) Tujuan
b. Kerja : Mengerjakan langkah-langkah tindakan keperawatan
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif dan evaluasi objektif
2) Rencana tindak lanjut
3) Kontrak yang akan datang : topik, waktu, dan tempat

2.3 Konsep Keluarga


Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Status sehat atau sakit anggota
keluarga akan saling mempengaruhi keseluruhan keluarga dan interaksinya.
Karena itu, pengaruh status sehat atau sakit terhadap keluarga dan dampak
status sehat atau sakit keluarga saling terkait. Keluarga cenderung menjadi
pemicu masalah kesehatan anggotanya dan sekaligus menjadi pelaku dalam
menentukan masalah kesehatannya. Menurut Campbell (2000) cit Friedman
(2010), keluarga bepengaruh besar pada kesehatan fisik anggota keluarganya.
Selain itu keluarga cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan dan
proses terapi pada setiap tahapan sehat dan sakit anggota keluarga.
Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998) :
1. Mengenal masalah
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

2.4 Fungsi Komunikasi antara Perawat dengan Keluarga Pasien

6
a. Meningkatkan interaksi antara perawat, pasien, dan keluarga pasien.
b. Mengurangi keraguan dan kecemasan keluarga pasien terhadap kondisi
pasien, proses parawatan untuk pasien, proses rawat inap pasien (misal: di
unit perawatan intensif), dll.
c. Misalkan jika ada berita buruk seperti pasien meninggal atau Pada saat awal
diagnosis buruk, perawat secara aktif berpartisipasi dalam memberikan
informasi, mengklarifikasi informasi medis, dan mendengarkan tanggapan
pasien dan keluarga mereka mengevaluasi pilihan pengobatan. Selama
perawatan aktif seperti kemoterapi, perawat merupakan kunci dalam
mendengarkan kekhawatiran pasien dan gejala dan pasien pembinaan untuk
berbagi keprihatinan ini. Pada penyakit kambuhan atau stadium akhir atau
bagi mereka mendekati akhir hidup, berkomunikasi tentang keputusan dari
keprihatinan yang signifikan sangat penting.
d. Dapat memberikan pendidikan atau ilmu tambahan kepada keluarga tentang
kesehatan.
e. Mendukung pasien untuk segera sembuh dari sakitnya.

2.5 Tahapan Komunikasi Terapeutik dengan Keluarga Pasien


Dalam komunikasi terapeutik terdapat beberapa tahapan menurut Nasir
A dkk (2011) yaitu:
a. Prainteraksi
Tahap ini disebut juga tahap apersepsi dimana perawat menggali lebih
dahulu kemampuan yang dimiliki sebelum berhubungan dengan keluarga
pasien (Nasir A dkk, 2011). Proses ini membantu menghindari terjadinya
stereotip pada keluarga klien dan membantu perawat untuk berpikir
mengenai nilai atau perasaan pribadi (Potter & Perry, 2005).
b. Orientasi
Pada tahap orientasi perawat menggali keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh keluarga pasien dan memvalidasinya. Sehingga perawat
dituntut memiliki keahlian yang tinggi dalam menstimulasi keluarga pasien
agar mampu mengungkapkan keluhan yang dirasakan secara lengkap dan
sistematis serta objektif (Nasir A dkk, 2011).
c. Kerja
Pada tahap ini, perawat berupaya untuk mencapai tujuan selama fase
orientasi. Perawat dan keluarga pasien bekerja bersama. Hubungan
berkembang dan menjadi lebih fleksibel ketika keluarga pasien dan perawat
memiliki keinginan untuk berbagi perasaan dan mendiskusikan masalah.
Jika fase bekerja berhasil, keluarga pasien dapat bertindak berdasarkan ide
dan perasaan (Potter & Perry, 2005). Pada tahap ini pula perawat berperan
untuk mengatasi kecemasan keluarga pasien (Nasir A dkk, 2011).
d. Terminasi

7
Selama fase orientasi, perawat mengatakan pada keluarga klien kapan
ia memperkirakan berakhirnya hubungan. Ketika pemutusan terjadi,
keluarga pasien tidak seharusnya terkejut. Dengan tetap memperhitungkan
keberhasilan hubungan, keluarga pasien harus siap untuk berfungsi secara
efektif tanpa dukungan perawat (Potter & Perry, 2005).

2.6 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Keluarga Pasien


Dalam perawatan pasien di rumah sakit tidak hanya terbentuk hubungan
antara perawat dengan pasien saja tetapi juga terdapat hubungan antara perawat
dengan keluarga pasien karena keluarga juga berperan dalam pemulihan
kondisi pasien. Dengan demikian maka perlu adanya komunikasi yang baik
antara perawat dengan keluarga pasien yang berhubungan dengan kondisi
pasien.

Banyak jenis kondisi yang dialami pasien dan untuk menyelesaikan


kondisi tersebut sangat diperlukan adanya komunikasi antara perawat, pasien
dan keluarga pasien. Disini kami berikan dua contoh kondisi yaitu untuk pasien
jiwa dan pasien end-of-life. Berikut adalah penjelasannya :
1. Pasien jiwa
Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan teknik komunikasi
pada saat perawat melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan
keluarga atau pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga juga
dilakukan secara bertahap, meliputi tahap :
a. Permulaan hubungan perawat dengan keluarga
b. Pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga dalam merawat
pasien
c. Penerapan cara merawat pasien
d. Peran keluarga merawat pasien di rumah – masyarakat (follow up care)

Uraian tentang tahap atau langkah – langkah pendidikan kesehatan


keluarga sebagai berikut :
a. Permulaan hubungan perawat - keluarga dirumah
Interaksi perawat – keluarga dimulai dengan perkenalan, membina
hubungan saling percaya, dan dilanjutkan dengan pengkajian
pengalaman keluarga dalam merawat pasien sehingga dapat ditetapkan
pendidikan kesehatan keluarga.

b. Keterampilan keluarga merawat pasien


Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan metode ceramah,
tanya jawab, simulasi tentang cara merawat anggota keluarga yang sakit.

8
c. Penerapan cara merawat pasien
Pada pertemuan ini dilaksanakan dengan melibatkan keluarga
tentang cara merawat pasien dirumah. Metode yang paling banyak
digunakan adalah demonstrasi dan redemonstrasi.
d. Peran keluarga merawat pasien di rumah – masyarakat (follow up care)
Jika pasien dan keluarga telah memiliki kemampuan merawat
pasien secara mandiri maka perlu dibuat jadwal kunjungan rumah secara
periodik. Misalnya setiap bulan untuk mengevaluasi kondisi dan
kemampuan pasien serta keluarga.
2. Pasien end-of-life
a. Persiapan diskusi
a) Persiapan awal:
1) Pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakitnya
2) Tujuan diskusi
b) Perencanaan waktu, lokasi dan setting:
1) Memberikan bimbingan kepada pasien/keluarga tentang penyakit
pasien sedini mungkin
2) Ruangan yang pribadi dan tenang
c) Orang-orang yang hadir:
1) Keluarga, teman, staf, interpreter

Sangat penting mengadakan persiapan awal dalam diskusi dan


sangat penting juga memberikan bimbingan kepada pasien/keluarga
tentang penyakit pasien sedini mungkin karena hal tersebut dapat
membangun hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien/keluarga, dan memberikan waktu kepada pasien untuk
mempertimbangkan kebutuhan dan nilai mereka.
Memahami pasien dan keluarga dengan cara mempunyai informasi
tentang proses penyakitnya. Pasien mungkin mempunyai banyak
pertanyaan mengenai terapi dan prognosis penyakitnya, maka dari itu
perawat harus mempunyai banyak informasi tentang hal tersebut.
Memikirkan tindak lanjut penanganan dalam diskusi tersebut,
apakah dalam diskusi tersebut menghasilkan keputusan dari
pasien/keluarga untuk tindak lanjut perawatannya ataukah kita sebagai
perawat hanya menyampaikan berbagai informasi mengenai penyakit
pasien sehingga pasien/keluarga berpikir dahulu dan belum memutuskan
sesuatu.

b. Diskusi
a) Memperoleh pemahaman dan nilai pasien/keluarga
b) Menggunakan bahasa yang dimengerti pasien/keluarga
c) Menyelaraskan sudut pandang antara perawat dengan pasien/keluarga

9
d) Melakukan pengulangan untuk menunjukkan bahwa kita (perawat)
mendengarkan apa yang telah disampaikan oleh pasien/keluarga
e) Memahami emosi serta kesulitan pasien/keluarga
f) Melakukan feedback untuk menunjukkan empati
g) Bertoleransi

Diskusi dalam tahap ini bertujuan untuk menyelaraskan sudut


pandang antara perawat dengan pasien/keluarga. Jika terdapat perbedaan
antara pasien/keluarga dengan perawat, maka diskusi ditujukan untuk
berbagi pemahaman. Dengan menanyakan pengalaman masa lalu
merupakan cara yang baik untuk memulai sebuah komunikasi.

c. Akhir diskusi
a) Tercapai pemahaman umum
b) Jangan meninggalkan pasien/keluarga ketika merasa sepi
c) Menanyakan kepada pasien/keluarga jika pasien/keluarga tersebut ada
yang ingin ditanyakan
d) Rencana tindak lanjut:
1) Kapan Anda akan bertemu lagi?
2) Bagaimana menghubungi Anda?

Memikirkan bagaimana untuk mengakhiri diskusi sehingga dapat


mencapai pemahaman umum merupakan hal yang penting dalam
berdiskusi antara perawat dengan pasien/keluarga. Selain itu, hal yang
penting lainnya adalah menanyakan kepada pasien/keluarga apakah ada
pertanyaan yang ingin ditanyakan dan mengembangkan rencana untuk
tindak lanjut (kapan dan bagaimana jika akan bertemu kembali ketika ada
hal yang ingin didiskusikan lagi).
Dalam hal berkomunikasi dengan keluarga pasien pada pasien
yang sedang mengalami penarikan dukungan kehidupan dalam kaitannya
dengan end of life pasien, maka komunikasi dengan keluarga pasien
adalah fokus pada apa yang menjadi keinginan pasien bukan apa yang
diinginkan keluarga untuk pasien sehingga kebutuhan pasien dapat
terpenuhi secara tepat.

2.7 Tips untuk Berkomunikasi dengan Keluarga Pasien


Ada beberapa tips untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien. Tips-
tips tersebut antara lain :
a. Luangkan waktu anda

10
b. Jelaskan segala sesuatunya dengan jelas dan gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
c. Minta keluarga pasien untuk mengulang informasi dan instruksi yang telah
kita berikan kepada mereka dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
Jika mereka tidak mengerti, temukan cara lain untuk menjelaskan informasi
dan instruksi sampai mereka memahami apa yang kita sampaikan.
d. Bila perlu gunakan jasa penerjemah bahasa jika kita tidak mengerti bahasa
yang diucapkan keluarga pasien dan bahasa utama mereka bukan bahasa
inggris (tidak mengerti bahasa inggris).
e. Gunakan batasan ketika berkomunikasi (berdiskusi) dengan keluarga pasien
dengan menggunakan Ask Me Three TM , antara lain :
1. Apa masalah utama saya?
2. Apa yang harus saya lakukan?
3. Mengapa penting bagi saya untuk melakukan ini?

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Tahapan-tahapan dalam komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra-interaksi
2. Tahap perkenalan atau orientasi
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
Tujuan dari komunikasi antara perawat dengan klien antara lain untuk
meningkatkan interaksi antara perawat, pasien, dan keluarga pasien,
mengurangi keraguan dan kecemasan keluarga pasien karena, dapat
memberikan pendidikan atau ilmu tambahan kepada keluarga tentang
kesehatan, mendukung pasien untuk segera sembuh dari sakitnya.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti ketika berkomunikasi
dengan keluarga pasien, dan minta keluarga pasien untuk mengulangi
informasi atau arahan yang kita berikan dengan menggunakan bahasa mereka
sendiri untuk mengetahui apakah keluarga pasien sudah memahami apa yang
kita katakan.
Informasi tentang kesehatan pasien dapat kita beritahukan kepada
keluarga pasien atau orang terdekat pasien dengan syarat pasien telah
menyetujui untuk memberitahukan kondisinya pada orang tersebut.

3.2 Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar pembaca dapat
memahami tatacara yangbaik dalam komunikasi terapeutik pada pasien dan
keluarga pasien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.
Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.

Machfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi keperawatan: komunikasi terapeutik.


Yogyakarta: Ganbika.
Rika, Esthika, Windy . 2018. Keperawatan Dasar 2 : Komunikasi Terapeutik dalam
Keperawatan. Padang. Andalas University Press.

Tamsuri, Anas. 2006. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai