Anda di halaman 1dari 13

Ilmu Gizi

Kebutuhan Gizi Pada Usia Remaja

Disusun Oleh :

Listiani Nur Chafifah


(1814901026)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang
“Kebutuhan Gizi Pada Usia Remaja”.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh anggota kelompok, karena atas
kerjasama yang dilakukan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami. Pembahasan didalamnya kami
dapatkan dari buku, browsing internet, diskusi anggota, dll. Dengan pemahaman
berdasarkan pokok bahasan “Kebutuhan Gizi Pada Usia Remaja”. Kami sadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran
bagi teman-teman.

Bandar Lampung, Desember 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Manfaat............................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Gizi................................................................................................................2
2.2 Tujuan Pemberian Gizi Pada Remaja..........................................................................3
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Nutrisi.............................................3
2.4 Keadaan Gizi Remaja Saat Ini......................................................................................4
2.5 Kebutuhan Akan Zat Gizi Pada Usia Remaja.............................................................4
2.6 Akibat Kekurangan Gizi Pada Usia Remaja................................................................4
2.7 Cara Mengatasi Masalah Nutrisi Pada Usia Remaja..................................................4

BAB III : PENUTUP...................................................................................................................6


3.1 Kesimpulan......................................................................................................................6

Daftar Pustaka.............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik
seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama
keluarga. Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan
gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, penurunan kesegaran jasmani.
Banyak penelitian telah membuktikan banyak sekali remaja yang mengalami masalah
gizi, masalah tersebut antara lain Anemia (berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas
normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi,
tetapi dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat
membantu upaya penanggulangannya. 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tujuan pemberian nutrisi terhadap remaja?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan nutrisi?

3. Bagaimana keadaan gizi usia remaja?

4. Bagaimana kebutuhan akan zat gizi pada remaja?

5. Apa akibat dari kekurangan gizi pada usia remaja?

6. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi pada usia remaja?

1.2 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai pemberian nutrisi pada remaja.

2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan nutrisi.

1
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana keadaan gizi usia remaja.

4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kebutuhan gizi pada usia remaja.

5. Mahasiswa dapat mengetahui akibat dari kekurangan gizi pada usia remaja.

6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mengatasi masalah nutrisi pada usia remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan
tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan
makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga
dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam,
daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan
ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2
2.2 Tujuan Pemberian Gizi Pada Remaja
Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga kesehatan anak remaja, agar
mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan normal. Pola makan yang sehat juga
membantu para remaja untuk berpartisipasi lebih aktif disekolah dan beraktivitas fisik.
Pada beberapa tahun belakangan ini, telah terjadi penurunan status nutrisi dan kesehatan
pada remaja. Hasil survey menunjukkan bahwa setidaknya 18% anak-anak dan remaja
yang berusia 6 - 10 tahun kelebihan berat badan, dan setidaknya 11% remaja mengalami
obesitas.
Ditahun 2000, lebih dari 16% populasi yang berusia dibawah 18 tahun hidup dalam
kemiskinan, dan sebagai akibatnya, seringkali mereka tidak mendapat nutrisi yang cukup.
Banyak remaja yang mengkonsumsi kalori lebih dari yang mereka butuhkan, namun tidak
mendapat jumlah nutrisi harian yang cukup seperti yang direkomendasikan. Salah satu
keprihatinan utama mengenai anak dan remaja adalah level kalsium, potassium, serat,
magnesium, dan vitamin E yang kurang dalam diet mereka.
Pola makan yang tidak sehat akan mengarah pada status nutrisi yang buruk dan bisa
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Penyebab ini dirangking sebagai
penyebab ketiga terbesar dari berbagai penyakit kronis yang mempengaruhi sekitar 5%
gadis remaja.
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan dan nutrisi pada remaja bukan cuma
bisa mempengaruhi berat badannya, namun juga kesehatannya dimasa-masa yang akan
datang. Sebagai contoh, kekurangan kalsium pada usia remaja bisa memperbesar resiko
osteoporosis saat mereka dewasa. Yang terakhir, nutrisi pada remaja itu penting karena
sebagian remaja punya masalah kesehatan yang membutuhkan diet khusus.
Diabetes type 1, atau juvenile diabetes, di diagnosa pada sebanyak 13.000 anak dalam
satu tahun, seringkali selama mereka masih berusia remaja. Hal ini membutuhkan
pengontrolan faktor-faktor diet dan gaya hidup yang bisa jadi cukup sulit untuk remaja
yang sibuk. Yang mengejutkan, peningkatan dalam obesitas berarti bahwa diabetes type
2, yang dimasa lalu hanya di alami oleh orang dewasa, saat ini frekuensinya juga semakin
meningkat pada remaja.
Jadi tujuannya adalah untuk memperbaiki keadaan gizi remaja serta mengembangkan
ilmu gizi dan memupuk kesadaran gizi bagi remaja. Sehingga akan menyadari bahwa
makanan yang cukup diperlukan oleh tubuh, cukup dalam memilih makanan yang
memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga dalam kebiasaan makan sehat.

3
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Nutrisi
Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu algizzai yang artinya sari pati makanan. Pola
makan seimbang memenuhi kebutuhan tersebut. Susu dikonsumsi sebagai penyempurna.
Pada dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu
ketidak seimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.
Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka
waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal, maupun
gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa
penyakit defisiensi, dan bila kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan
gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional. Misalnya,
kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan cepat merasa lelah. Kekurangan zat
besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar, selain turunnya ketahanan
tubuh terhadap penyakit infeksi.
Sedangkan kekurangan vitamin A dapat menyebabkan terjadinya buta senja dan turunnya
ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keadaan nutrisi usia sekolah dan remaja:
1. Psikologis.
2. Lingkungan sekolah.
3. Konsumsi makanan tidak cukup.
4. Pilihan terhadap makanan.
5. Tidak ada nafsu makan.

2.4 Keadaan Gizi Remaja Saat Ini


Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi remaja.
Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat,
kecanduan alcohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah
beban para remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan
kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan
kekuranga berat badan. Masalah ini berpangkal pada “kegemaran yang tidak lazim, lupa
makan, dan hamil”. Yang sedikit berbeda adalah cara mengenai masalah tersebut.
Survei terhadap mahasiswi kedokteran di Prancis, misalkan, membuktikan 16%
mahasiswi kehabisan cadangan besi, sementara 75% menderita kekurangan. Penelitian

4
lain terhadap masyarakat miskin di Kairo menunjukan asupan besi sebagian besar remaja
wanita tidak mencukupi kebutuhan harian yang dianjurkan. Di Negara yag sedang
berkembang, ekitar 27% remaja laki-laki dan 26% remaja wanita menderita anemia;
sementara di Negara maju angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara
garis besar, sebanyak 44% wanita di Negara berkembang (10 negara di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia) mengalami anemia kekurangan besi.
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan olahan,
seperti yang ditayangkan di iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini, meski dalam
iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak gula serta lemak, di
samping zat aditif. Konsumsi makanan sejenis ini secara berlebihan dapat berakibat
kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini
menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini.

2.5 Kebutuhan Akan Zat Gizi Pada Usia Remaja


Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recommended
Daily Allowances (RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun berdasarkan perkembangan
kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi remaja kurang dari jumlah yang
dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai
secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi,
antropometris, diet, serta psikososial.
Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja dapat diacu pada table RDA. Secara garis
besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energy ketimbang remaja putri. Pada usia
16 tahun remaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi
2.900 pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usai 12 tahun
(2.550 kkal), kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini
didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait dkk.
Menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan
energy yang lebih baik. Perkiraan energy untuk remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu
13-23 kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.

Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usia
kronologis. Untuk remaja putera, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0.29-0.32 g/cm
tinggi badan. Sementara remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis

5
mineral juga meningkat. Penigkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok
karena kedua mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot.

2.6 Akibat Kekurangan Gizi Pada Usia Remaja


Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang
yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah, pengaruh dari
lingkungan pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat
mencapai status gizi yang optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak
proporsional). Kurang zat besi dan gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc),
sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan
upaya peningkatan status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat gizi untuk
tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna
meningkatkan status gizi dan kesehatannya.

2.7 Cara Mengatasi Masalah Nutrisi Pada Usia Remaja


Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah
gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
a.      Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah,
khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat
(growth spurt) setelah pertumbuhan pada masa balita.
b.      Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa
terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke
konsumsi makanan sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan
vitamin A.
c.       Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan
tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut.
Biasanya, zat gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi
masalah di Negara bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak
dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.

6
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada
tepung.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi
pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan
dengan timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa remaja akan mempengaruhi
kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada
remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya
pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi
tulang, dan perubahan aktifitas fisik.BKebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa
remaja adalah energi, protein, kalsium, besi, dan zinc.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan
masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi, program
suplementasi gizi melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi
dan vitamin A, program fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun
fortifikasi besi pada tepung.

8
9
Daftar Pustaka

Arisman. 2003. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Banowati, Lilis. 2014. Ilmu Gizi Dasar. Yogyakarta : Deepublish.

 Muhammad, Harry F.L. 2017. Imunologi Gizi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

10

Anda mungkin juga menyukai