Anda di halaman 1dari 7

NAMA ; ANDREO

; ZULHADI IHSAN

KELAS ; SLTP/A VIC

MATKUL ; FIKIH IBADAH DI SEKOLAH

JUDUL ; URGENSI THAHARAH

DAFTAR ISI.......................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................2

PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Pengertian Thaharah................................................................................2

B. Syarat sah Thaharah.................................................................................3

C. Alat Alat thaharah....................................................................................4

D. Hukum Thaharah.....................................................................................5

E. Macam Macam cara Thaharah.................................................................6

F. Urgensi Thaharah.....................................................................................6

PENUTUP....................................................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7
PENDAHULUAN

Kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah s.w.t. Ibadah terbagi dua
yaitu; ibadah mahdlah dan gairu mahdlah. Ibadah mahdlah adalah ibadah yang
tatacaranya telah ditentukan oleh syariat. Shalat, wudlu’, puasa,dan tayammum
adalah sebagian bentuk dari ibadah mahdlah. Sebaliknya, ibadah gairu mahdlah
adalah ibadah yang cara melaksanakannya tidak ditentukan oleh syariat, kita dapat
memodofikasi cara pelaksanaannya sesuai keinginan kita.

Thaharah adalah salah satu bentuk dari ibadah mahdlah. Thaharah tidak
tertuju ke wudlu’ saja, melainkan juga membahas berbagai penyucian dari
penyucian tempat, pakaian, badan, serta jiwa. Kebanyakan orang apabila berbicara
masalah thaharah pasti fikirannya akan tertuju pada wudlu’. Thaharah adalah
ibadah yang paling dasar dan mendasari sebagian ibadah yang lain. Oleh karena
itu pelaksanaan thaharah harus sesempurna mungkin agar tidak berdampak pada
yang ibadah lainnya.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Thaharah

Secara etimologi thaharah berarti bersih dan terbebas dari kotoran


yang nampak seperti najis, termasuk dari air kencing, dan najis secara
maknawi berupa aib dan kemaksiatan1. Sedangkan secara istilah thaharah
adalah menghilangkan segala sesuatu yang dapat mencegah sahnya shalat,
dengan menggunakan air atau lainnya.

Banyak perbedaan definisi tentang thaharah walaupun maknanya


sama. Seperti pendapat Imam Ibrohim al-Bajuri; menghilangkan segala
bentuk lapisan hadats dan khobats. Hal ini diperkuat oleh pendapa Ibnu

1
Abu Malik Kamal Sayyid Salim, Shahih Fiqh Sunnah, (Pustaka Azzam,Jakarta Selatan:2008), h.
102

2
Qosim al-Ghazi; pekerjaan yang dikerjakan sebelum shalat seperti wudlu’,
mandi, dan izalatun najasah2.

Beberapa pengertian sebelumnya berbeda lafaz namun pada


dasarnya bermakna sama yaitu segala hal yang dikerjakan sebelum shalat,
baik itu berupa menghilangkan kotoran pada tempat, pakaian, dan badan,
dengan cara wudlu’, tayammum, dan mandi.

B. Syarat sah Thaharah

Tidak semua thaharah diterima atau sah, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh orang yang berthaharah. Setidaknya enam atau tujuh
syarat3;

Pertama islam atau muslim, orang kafir tidak termask di dalamnya


karena bukan golonga ahli ibadah kecuali dalam zakat
fitrah ulntuk hambanya. Hal ini diperbolehkan karena
zakat adalah ibadah maliyah.

Kedua tamyiz. orang gila ,anak kecil, dan orang yang pikirannya
tidak sempurna tharahnya tidak diterima

Ketiga tidak ada penghalang terhadp kulit seperti tato atau


semacamnya.

Keempat mengalir, artinya air yang digunakan mengalilr di anggota


badan.

Kelima airnya bersifat suci mensucikan, tidak bercampur


(mukholidt) denganbenda suci lainnya.

2
Ibnu Qosim al-Ghazi, Fathu al- Qorib, al-Hidayah, h. 3,
3
Muhammad Nawawi, Sulllam at-Taufiq,( Pustaka Ulum Semarang), h.24-25

3
Keenam tidak berubah karena benda najis baik sedikit ataupun
banyak. Yang ketujuh tidak memperlama dalam niat.
Dalam artiantidak ragu-ragu dalam niat

C. Alat-alat thaharah

1. Air

Air adalah alat yang paling sempurna yang digunakan untuk


berthaharah, karena dapat manyucikan dan menghilangkan najis. Tidak
sembarang air yang dapat digunakan untuk berthaharah, banyak
macam air dalam bab thaharah, yaitu;

 Air suci mensucikan air mutlak. Beberapa air yang termasuk suci


mensucikan adalah air yang keluar dari bumi, seperti air sungai dan
laut. Air ini dinamakan

 Air suci mensucikan tapi makruh menggunakannya. Adalah air


yang musyammas dan musta’mal. Adapula yang berpendapat
penggunaan air yang terlalu dingin atau panas makruh digunakan.

 Air suci tapi tidak dapat mensicikan. Adalah air yang berasal dari
buah-buahan seperti air kelapa dan semangka.

 Air mutanajis atau air yang terkena najis. Adalah air yang berubah
salah satu dari tiga sifatnya (Bau, warna, dan rasa) karena
bercampur dengan benda najis,apabila air tersebut lebih dari dua
kulah. Namun bila sedikit, berubah atu tidak tetap dihukumi
mutanajis.

2. Tanah

Tanah atau lebih tepatnya debu adalah salah satu alat yang dapat
digunakan dalam thaharah yaitu ketika bertayammum. Debu yang

4
digunkan ketika tayammum harus mempunyai dua syarat. Yang
pertama suci dalam artian tidak terkena najis dan tidak terpakai
sebelumnya. Dan yang kedua dapat diterbangkan oleh angin. Debu
atau tanah ini tidak termasuk kapur dan pasir.

3. Batu

Pemakaian batu dalam konteks thaharah adalah salah satu alat yang
digunakan ketika thaharah dalam bab istinjak.. Batu di sini bersifat
sekunder, yang digunakan apabila air tidak ditemukan. Namun ada
hadits nabi yang mengungkapkan bahwa penggunaan batu plus air
ketika istinjak adalah lebih sempurna. Penggunaan batu harus dapat
menghilangkan benda najis walaupun tidak sempurna, jumlah batu
tersebut tiga atau lebih, dan tidak termasuk benda-benda yang
dihormati seperti emas dan perak. Tidak pula berbentuk benda najis
seperti kotoran hewan dan tulang-benulang. 

D. Hukum Thaharah

Nabi SAW bersabda;

‫ال تقبل صالة بغير طهور‬

“Shalat tidak diterima tanpa didahului dengan bersuci4”

Membersihkan diri dari segala macam najis maupun hadast


merupakan suatu kewajiban bagi umat islam terutama bagai mereka yang
tahu hukumnya serta mampu melakukannya. Allah berfirman; “dan
pakaianmu bersihkanlah”. (QS. Al-Mudatsir 74:4)

Maka ketika membersihkan pakaian adalah suatu yang wajib, tentunya


terlebih lagi membersihkan tubuh. Sedangkan mengenai suci dari hadast
dan janabah Allah berfirman: “Hai orang-orangyang beriman apabila

4
Shahih Muslim h.224

5
kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu”. (QS. Al-
Maidah 5:6)

E. Macam-macam cara thaharah

1) Thaharah hakikiah

Thaharah hakikiah Adalah bersuci dari kotoran atau najis yang


biasanya terdapat pada badan, pakaian, dan tempat-tempat lain.

2) Thaharah Hukmiyah

Thaharah hukmiyah adalah mensucikan diri dari hadast khususnya


yang terdapat pada badan. Thaharah hukmi yah dibagi tiga;

 Thaharah kubra Yaitu najis yang hanya bisa disucikan dengan


mandi

 Thaharah shugra Yaitu najis yang bisa disucikan cukup dengan


wudhu

 Pengganti dari keduanya saat udzur sebagai rukhsoh yatiu


bertayamum

A. Urgensi thaharah:

a. Merupakan syarat sah shalat. Sabda nabi saw

‫ال تقبل صال ة من احدث حتي يتوضا ء‬

“Tidaklah diterima shalat seseorang yang berhadas hingga ia


berwudhu”

b. Allah swt menyukai orang-orang yang bersih dengan firmannya,

6
”Sesungguhnya Allah menyuka orang-orang yang bertaubat dan
menyukai oarang-orang yang bersih.” (Qs. Al-Baqarah 2:222).

c. Terhibdar Adzab kubur. Rasulullah bersbada

‫انما يعدبا ن وما يعدبان في كبير اماهدا فكان ال يستنزه من بورله‬

“Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, keduanya tidaklah diadzab


karena suatu perkara besar akan tetapi dia tidak berhati-hati akan air
seni kencingnya.”

PENUTUP

A. Kesimpulan

Thaharah adalah menghilangkan segala sesuatu yang dapat


mencegah sahnya shalat, dengan menggunakan air atau lainnya. alat-alat
yamg digunakan untuk bersuci yaitu air, tanah atau debu, dan batu.
Adapunn Urgensi thaharah.

a. syarat sah shalat.

b. Allah menyukai orang-orang yang bersih

c. Terhibdar Adzab kubur.

Daftar Pustaka

Abu Malik Kamal Sayyid Salim, Shahih Fiqh Sunnah, (Pustaka Azzam,Jakarta
Selatan:2008).

Ibnu Qosim al-Ghazi, Fathu al- Qorib, al-Hidayah

Muhammad Nawawi, Sulllam at-Taufiq,( Pustaka Ulum Semarang),

Shahih Muslim.

Anda mungkin juga menyukai