ABSTRAK
Permasalahan HIV dan AIDS menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat dimensi konsep diri dari aspek
usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan pada ODHA di Klinik VCT RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tentang konsep
diri. Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan usia menggambarkan jumlah tertinggi
responden adalah usia 41 sampai dengan lebih dari 50 tahun, berjenis kelamin perempuan,
berpendidikan sekolah dasar dan bekerja sebagai karyawan/buruh. Sebagian besar responden
berdasarkan usia mempunyai dimensi konsep diri yang tinggi yaitu pada usia lansia akhir, berjenis
kelamin perempuan. Pada bagian dimensi kritik diri sebagian besar yang memiliki kritik diri tinggi
adalah laki laki. Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa dimensi konsep diri
responden dengan pendidikan SD lebih tinggi pada dimensi diri moral etik, diri pribadi, diri sosial
dan kritik diri. Responden dengan pendidikan SMU mempunyai dimensi konsep diri yang tinggi
pada dimensi diri fisik dan diri keluarga. Berdasarkan pekerjaan menunjukkan sebagian besar
petani mempunyai tingkat dimensi konsep diri yang tinggi dibandingkan swasta/karyawan. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat dimensi respon konsep diri pada
responden adalah tinggi dari aspek usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
ABSTRACT
The problems with HIV and AIDS pose health challenges in almost all the world, including in
Indonesia. The objective of this study was to determine the level of dimensions of self-concept in
PLWHA at the VCT Clinic at the RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Regency
Indonesia. The design of this study is descriptive quantitative research with a cross-sectional
approach. The instrument in this study used a questionnaire about self-concept. The results of the
analysis characteristics of respondents based on age illustrate the highest number of respondents
aged 41 to more than 50 years, female sex, elementary school education and working as an
employee / laborer. Most respondents based on age have a high self-concept dimension, namely at
the age of the elderly, female. In the dimension of self criticism, most of those who have high self-
criticism are men. Based on the level of education shows that the self-concept dimensions of
respondents with elementary education are higher in the self dimension of moral ethics, personal
self, social self and self criticism. Respondents with high school education have high self-concept
dimensions in the dimensions of physical self and family self. Based on work shows that most
farmers have a high level of self-concept dimensions compared to the private sector / employee.The
conclusion of the study show that most of the dimensions of the self-concept response to
respondents are high in terms of age, gender, education level and occupation.
97
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
98
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
dalam mengisi kuesioner dan memberikan yang diperoleh diolah dalam spreadsheet
klarifikasi jika diperlukan. Kuesioner tentang Excel dan diekspor ke SPSS versi 17.0
konsep diri memuat diri fisik, diri moral etik, program. Untuk analisa statistik deskriptif
diri pribadi, diri keluarga, diri sosial, kritik menggunakan ; frekuensi absolut dan relatif,
diri yang terdiri dari 100 pertanyaan yang rata-rata, standar deviasi, koefisien variasi,
memuat item positif dan item negatif. Data dan nilai minimum dan maksimum.
HASIL
Tabel 1.
Karakteristik responden (n=30)
Umur f %
20 -30 6 20
31 – 40 6 20
41 – 50 9 30
≥ 51 9 30
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 43,3
Perempuan 17 56,6
Status Perkawinan
Menikah 15 50
Single 7 23,3
Janda/Duda 8 26,7
Pendidikan
SD 15 50
SMP 5 16,7
SMA 10 33,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 1 3,33
Ibu Rumah Tangga 6 20
Wiraswasta 2 6,7
Karyawan Buruh (buruh,Karyawan) 10 33,3
Petani 11 36,7
Tabel 2.
Jenis kelamin ODHA berdasarkan dimensi konsep diri (n=30)
Domain diri Jenis Kelamin Dimensi konsep diri f %
Fisik Perempuan Rendah 6 20,0
Tinggi 11 36,7
Laki - laki Rendah 4 13,3
Tinggi 9 30,0
Moral etik Perempuan Rendah 5 16,7
Tinggi 12 40,0
Laki - laki Rendah 6 20,0
Tinggi 7 23,3
Pribadi Perempuan Rendah 5 16,7
Tinggi 12 40,0
Laki - laki Rendah 6 20,0
Tinggi 7 23,3
Keluarga Perempuan Rendah 7 23,3
Tinggi 10 33,3
Laki - laki Rendah 5 16,7
Tinggi 8 26,7
Sosial Perempuan Rendah 6 20,0
Tinggi 11 36,7
Laki - laki Rendah 7 23,3
Tinggi 6 20,0
Kritik diri Perempuan Rendah 10 33,3
Tinggi 7 23,3
Laki - laki Rendah 4 13,3
Tinggi 9 40
99
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Tabel 3.
Usia ODHA berdasarkan domain konsep diri (n=30)
Domain diri Usia Domain konsep diri f %
Fisik Dewasa awal Rendah 3 10
Tinggi 3 10
Dewasa Akhir Rendah 1 3,3
Lansia Awal Tinggi 5 16,7
Rendah 5 16,7
Tinggi 4 13,3
Lansia Akhir Rendah 1 3,3
Tinggi 8 26,7
Moral Etik Dewasa awal Rendah 1 3,3
Tinggi 5 16,7
Dewasa Akhir Rendah 4 13,3
Tinggi 2 16,7
Rendah 4 13,3
Lansia Awal Tinggi 5 16,7
Lansia Akhir Rendah 2 6,7
Tinggi 7 23,3
Pribadi Dewasa awal Rendah 1 3,3
Tinggi 5 16,7
Dewasa Akhir Rendah 4 13,3
Tinggi 2 16,7
Rendah 4 13,3
Lansia Awal Tinggi 5 16,7
Lansia Akhir Rendah 2 6,7
Tinggi 7 23,3
Keluarga Dewasa awal Rendah 1 3,3
Tinggi 5 16,7
Dewasa Akhir Rendah 3 10
Tinggi 3 10
Rendah 4 13,3
Lansia Awal Tinggi 5 16,7
Lansia Akhir Rendah 4 13,3
Tinggi 5 16,7
Sosial Dewasa awal Rendah 4 13,3
Tinggi 2 6,7
Dewasa Akhir Rendah 1 3,3
Tingg 5 16,7
Rendah 6 20
Lansia Awal Tinggi 3 16,7
Lansia Akhir Rendah 2 6,7
Tinggi 7 23,3
Kritik diri Dewasa awal Rendah 4 13,3
Tinggi 2 6,7
Dewasa Akhir Rendah 3 10
Tinggi 3 10
Rendah 4 13,3
Lansia Awal Tinggi 5 16,7
Lansia Akhir Rendah 3 10
Tinggi 6 20
100
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Tabel 4.
Pendidikan ODHA berdasarkan domain konsep diri (n=30)
Domain diri Pendidikan Domain konsep diri f %
Fisik SD Rendah 1 3,3
Tinggi 9 30
SMP Rendah 3 10
SMU/Sederajad Tinggi 2 6,7
Rendah 6 20
Tinggi 9 30
Moral etik SD Rendah 2 6,7
Tinggi 8 26,7
SMP Rendah 1 3,3
Tinggi 4 13,3
Rendah 8 26,7
SMU/Sederajad Tinggi 7 23,3
Pribadi SD Rendah 2 6,7
Tinggi 8 26,7
SMP Rendah 1 3,3
SMU/Sederajad Tinggi 4 13,3
Rendah 8 26,7
Tinggi 7 23,3
Keluarga SD Rendah 4 13,3
Tinggi 6 20
SMP Rendah 0 0
Tinggi 5 16,7
Rendah 8 26,7
SMU/Sederajad Tinggi 7 23,3
Sosial SD Rendah 2 6,7
Tinggi 8 26,7
SMP Rendah 3 10
Tinggi 2 6,7
Rendah 8 26,7
SMU/Sederajad Tinggi 7 23,3
Kritik diri SD Rendah 2 6,7
Tinggi 8 26,7
SMP Rendah 3 10
Tinggi 2 6,7
Rendah 8 26,7
SMU/Sederajad Tinggi 7 23,3
Sosial Tidak bekerja Rendah 0 0
Tinggi 1 3,3
IRT Rendah 3 10,0
Tinggi 3 10,0
Rendah 1 3,3
Wiraswasta Tinggi 1 3,3
Swasta/Karyawan Rendah 5 16,7
Tinggi 5 16,7
Rendah 3 10,0
Petani Tinggi 8 26,7
101
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Tabel 5.
Pekerjaan ODHA berdasarkan domain konsep diri (n=30)
Domain diri Pekerjaan Domain konsep diri f %
Fisik Tidak bekerja Rendah 1 3,3
Tinggi 0 0
IRT Rendah 4 13,3
Wiraswasta Tinggi 2 6,7
Rendah 0 0
Tinggi 2 6,7
Swasta/Karyawan Rendah 4 13,3
Tinggi 6 20,0
Rendah 1 3,3
Petani Tinggi 10 33,3
Moral etik Tidak bekerja Rendah 0 0
Tinggi 1 3,3
IRT Rendah 1 3,3
Tinggi 5 16,7
Rendah 0 0
Wiraswasta Tinggi 2 6,7
Swasta/Karyawan Rendah 7 23,3
Tinggi 3 10,0
Rendah 3 10,0
Petani Tinggi 8 26,7
Pribadi Tidak bekerja Rendah 0 0
Tinggi 1 3,3
IRT Rendah 1 3,3
Tinggi 5 16,7
Rendah 0 0
Wiraswasta Tinggi 2 6,7
Swasta/Karyawan Rendah 7 23,3
Tinggi 3 10,0
Rendah 3 10,0
Petani Tinggi 8 26,7
Keluarga Tidak bekerja Rendah 0 0
Tinggi 1 3,3
IRT Rendah 1 3,3
Wiraswasta Tinggi 5 16,7
Rendah 1 0
Tinggi 1 6,7
Swasta/Karyawan Rendah 6 20
Tinggi 4 10,0
Rendah 4 10,0
Petani Tinggi 7 23,3
Kritik diri Tidak bekerja Rendah 0 0
Tinggi 1 3,3
IRT Rendah 3 10,0
Wiraswasta Tinggi 3 10,0
Rendah 0 0
Tinggi 2 6,7
Swasta/Karyawan Rendah 5 16,7
Tinggi 5 16,7
Rendah 5 16,7
Petani Tinggi 6 20,0
102
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
103
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
yaitu pada usia lansia akhir. Konsep diri didominasi oleh perempuan. Perbedaan
positif (tinggi) adalah pemahaman dan jumlah proporsi menunjukkan karakteristik
penerimaan diri terhadap sejumlah fakta yang dimensi konsep diri yang berbeda untuk
bermacam – macam sehubungan dengan diri. masing masing jenis kelamin. Konsep diri
Individu yang memiliki konsep diri positif ODHA berbeda antara satu orang dengan
(tinggi) akan merancang tujuan tujuan sesuai yang lainnya. ODHA menilai dirinya sendiri
dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki secara positif, namun ada yang masih
kemungkinan besar untuk dicapai, mampu merasakan penyesalan kekecewaan dan
menghadapi kehidupan kedepannya serta kemarahan. Penilaian terhadap citra diri
menganggap bahwa hidup adalah proses secara umum baik, namun ada ODHA yang
penemuan (Herani et al., 2012). menilai dirinya sebagai orang yang kecewa
dan menyesal karena telah memilih pasangan
Karakteristik responden berdasarkan usia hidup yang salah sehingga akhirnya
menggambarkan jumlah tertinggi responden mengalami kehidupan seperti ini.(A. Nelson
adalah usia 41 – lebih dari 50 tahun yaitu Aritonang et al., 2014).
60%. Usia tua adalah periode penutup dalam
rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode Responden dalam penelitian ini berdasarkan
dimana seseorang telah “ beranjak jauh” dari jenis kelamin sebagain besar adalah
periode terdahulu yang lebih menyenangkan perempuan dan mempunyai tingkat dimensi
atau beranjak dari waktu yang penuh dengan konsep diri yang tinggi. Pada bagian dimensi
manfaat. Pada masa ini seseorang tidak lagi kritik diri sebagian besar memiliki kritik diri
bersifat evolusional, akan tetapi mereka yang tinggi adalah laki laki. Sesuai dengan
mulai mengalami kemunduran bertahap yang hasil penelitian Ida Ayu, dkk memperlihatkan
disebut dengan menua. Perubahan tersebut bahwa terdapat 9 gambaran penerimaan diri
meliputi fisik, mental, maupun pada perempuan di Bali pengidap HIV/AIDS
psikologisnya. Perubahan psikologisnya yaitu selalu bersyukur, optimis dan selalu
terjadi karena munculnya sikap tidak senang melakukan yang terbaik, menghargai diri
terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan sendiri, pembuktian diri, memiliki hak dan
dan kehidupan yang pada umumnya terjadi merasa sejajar dengan orang lain, tidak ingin
pada masa uzur.(Herani et al., 2012). diperlakukan berbeda ingin membantu serta
dapat berbagi dengan orang lain, instropeksi
Tingkat dimensi konsep diri berdasarkan usia diri, mendekatkan diri pada Tuhan. (Ayu,
responden dalam penelitian ini adalah tinggi Putri, & Tobing, 2016).
pada usia lansia akhir. Konsep diri positif
yang dimiliki dapat ditunjukkan melalui Karakteristik Responden ODHA
kemampuannya menerima kondisi dan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
keadaan diri pada saat kini, bersikap lebih Persentase hasil karakteristik responden
realistik, objektif dan tidak menunjukkan ODHA berdasarkan tingkat pendidikan
ketegangan emosional yang berlebihan. menunjukkan jumlah tertinggi responden
Dengan demikian ODHA dapat menjalani lulusan SD yaitu 15 atau 50,0% , terendah
kehidupan selanjutnya secara efektif, efisien SMP 5 atau 16,7% dan lulusan SMU
dan bertanggung jawab. (SurahmaWahyu, sebanyak 10 atau 33,3 % responden. Dari
Taufik, & Asmidirlilyas, 2012). hasil penelitian dimensi diri moral etik, diri
pribadi, diri sosial dan kritik diri berdasarkan
Karakteristik Responden ODHA pendidikan menunjukkan bahwa sebagian
Berdasarkan Jenis Kelamin besar dimensi konsep diri pendidikan SD
Dilihat dari hasil prosentase karakteristik lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain.
responden ODHA menurut jenis kelamin Pada dimensi diri fisik dan diri keluarga
sebanyak 17 atau 56,6% responden berjenis responden dengan pendidikan SMU
kelamin perempuan dan 13 atau 43,3% mempunyai dimensi konsep diri yang tinggi.
dengan jenis kelamin laki laki ini Data ini sesuai dengan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa proporsi perempuan bahwa sebagian besar para penderita
lebih banyak dibandingkan laki laki karena HIV/AIDS memiliki tingkat pendidikan
jumlah dari responden ODHA lebih banyak
104
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
SLTA. Astuti, Yosep & susanti atau kegiatan untuk menciptakan perilaku
2015.(Ibrahim et al., 2017) masyarakat yang kondusif untuk
kesehatan.(Nurtanti & Nita Yunianti
Sesuai penelitian Konsep diri adalah cara Ratnasari, 2016).
individu yang melihat pribadinya secara utuh
menyangkut emosi, fisik, intelektual, sosial Karakteristik Responden ODHA
dan spiritual. Konsep diri yang positif akan Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
menghasilkan bentuk bentuk tingkah laku Persentase hasil karakteristik responden
yang positif. Tingkah laku yang positif akan ODHA berdasarkan tingkat pekerjaan
mengurangi sifat rendah diri, takut, menunjukkan jumlah tertinggi bekerja
kecemasan yang berlebihan. (Fitriyani & sebagai petani yaitu 36,7% dan terendah
Winarti, 2014). Konsep diri merupakan tidak bekerja 3,33%.Dari hasil penelitian
pandangan individu mengenai siapa dirinya dimensi konsep diri berdasarkan pekerjaan
yang dapat diperoleh lewat informasi yang menunjukkan bahwa sebagian besar dimensi
diberikan orang lain. Konsep diri merupakan konsep diri pekerjaan petani lebih tinggi
faktor yang menentukan dalam komunikasi dibandingkan dengan pekerjaan yang lain.
antar pribadi, karena setiap orang bertingkah Selanjutnya dimensi konsep diri yang rendah
laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep tampak pada pekerjaan sebagai
dirinya. Pengalaman pengalaman komunikasi swasta/karyawan. Konsep diri ODHA sangat
terhadap penderita juga menjadi bagian dari dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
hal yang tidak mengenakkan. (Sinaga & Dr. ODHA mengalami berbagai bentuk
Welly Wirman , S.IP, 2015). Selanjutnya diskriminasi. Konsep diri ODHA terbentuk
pengetahuan tentang diri ini digunakan dalam melalui hasil interaksi sosial dengan
menginterpretasikan informasi dan lingkungan sekitarnya seperti istri, keluarga,
pengalaman, serta basis pengambilan teman dan orang lain.(Herani et al., 2012).
tindakan dalam kehidupan sehari hari.
Dengan kata lain, konsep diri merupakan ODHA yang bekerja sebagai
penentu sikap individu dalam bertingkah swasta/karyawan akan lebih banyak
laku. Artinya apabila individu cenderung berhubungan sosial dengan banyak orang
berpikir akan berhasil, maka hal ini ditempat kerjanya dibandingkan petani yang
merupakan kekuatan atau dorongan yang bekerja di ladang atau di sawah, sehingga hal
akan membuat individu menuju kesuksesan. ini akan mempengaruhi kondisi konsep diri.
Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, Sesuai hasil penelitian Pius,dkk
maka hal ini sama saja mempersiapkan menunjukkan bahwa konsep diri ODHA di
kegagalan bagi dirinya. Konsep diri juga kota Pekanbaru secara keseluruhan berada
terkait dengan fisik, psikologis, pengetahuan pada kategori kurang baik. Hasil temuan ini
tentang diri sendiri, harapan terhadap diri didukung dengan fakta bahwa banyak orang
sendiri dan evaluasi diri emosi. (Herani et al., dengan HIV/AIDS sungguh – sungguh ingin
2012). mencoba untuk memperbaiki tingkah laku
mereka tetapi sikap negatif masyarakat
Upaya berbagai dukungan dan dampingan terhadap mereka merubah konsep diri ODHA
terhadap ODHA melalui pemberian menjadi ke arah negatif. (Sinaga & Dr. Welly
konseling, bimbingan, motivasi individual Wirman , S.IP, 2015). Stigma yang diperoleh
dan juga konseling dan bimbingan bagi ODHA dari dalam diri berupa rasa ketakutan
keluarga ODHA. Dari aspek dukungan yang bisa berasal dari stigma luar dan stigma
kelompok sebaya juga diperlukan ODHA dari luar dalam bentuk diskriminasi,
untuk mendapatkan pemahaman, berbagai intimidasi dan pembiaran akan
pengalaman dan secara bersama dapat mempengaruhi ODHA dalam mencari
memecahkan berbagai permasalahan yang bantuan, menunda pengobatan atau
dihadapi. (A. Nelson Aritonang et al., 2014). mengakhiri pengobatan. Kepercayaan diri
Dalam kegiatan konseling ODHA ODHA sangat penting dalam proses
mendapatkan pendidikan kesehatan. Sesuai pengobatan. (Ardani & Sri Handayani, RN,
pendapat beberapa referensi tentang 2017). Sebagian besar responden berdasarkan
pendidikan kesehatan adalah suatu upaya tingkat pekerjaan mempunyai dimensi
105
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
konsep diri yang tinggi yaitu bekerja sebagai 2017). ODHA yang telah menerima diri akan
petani. Konsep diri positif adalah hidup nyaman dan berdaya, sebaliknya
pemahaman dan penerimaan diri terhadap ODHA akan selalu menyesali dan
sejumlah fakta yang bermacam macam menyalahkan diri sendiri. Proses penerimaan
sehubungan dengan diri. Individu yang diri pada ODHA ini bersifat dinamis,
memiliki konsep diri positif akan merancang sewaktu – waktu dapat berubah.(Rasyida,
tujuan – tujuan sesuai dengan realitas, yaitu 2008). Hidup penderita HIV dan AIDS
tujuan yang memiliki kemungkinan besar mampu menerima diri dan ingin melakukan
untuk dicapai, mampu menghadapi pekerjaan dengan sepenuh hati. Subyek juga
kehidupan kedepannya serta menganggap sudah menerima akan keadaan dirinya
bahwa hidup adalah proses penemuan. sekarang sebagai penderita HIV dan AIDS.
(Herani et al., 2012). (Ayu et al., 2016).
106
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
sebagai program deteksi dini HIV/AIDS. (2012). Konsep diri orang dengan HIV
Program ini ditujukan kepada : kelompok dan AIDS ( ODHA ) yang menerima
tertular (infected people), kelompok berisiko label negatif dan diskriminasi dari
tertular atau rawan tertular (high - risk lingkungan sosial Self-concept of
people), kelompok rentan (vulnerable people with HIV and AIDS ( ODHA )
people), masyarakat umum (general who experience negative labelling and
population). Meningkatkan ODHA agar tetap discrimination from their social
aktif mengikuti kelompok dukungan sebaya environment. Psikologia-Online, 7, No
(KDS), melakukan kegiatan positif, terbuka 1(1), 29–40. Retrieved from
dengan orang terdekat, tetap semangat, file:///D:/JURNAL HIV KEMAS
berjuang dan hidup produktif untu 2019/JURNAL
meningkatkan konsep dirinya, menjaga HIV/labellingpadaodha(1).pdf
kepatuhan dalam terapi dan pengobatan
ARV, tetap tabah dan berserah diri kepada Ibrahim, K., H, Y. K., Rahayuwati, L., &
Tuhan Yang Maha Esa, dengan Nurmalisa, B. E. (2017). Hubungan
meningkatkan aspek spiritual dan agama. antara Fatigue , Jumlah CD4 , dan
Penelitian selanjutnya diharapkan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang
mengembangkan dengan komponen variabel Terinfeksi Human Immunodeficiency
yang berbeda untuk mengetahui hubungan Virus ( HIV ) The Correlation of
antara konsep diri terhadap kualitas hidup Between Fatigue , CD4 Cell Count ,
penderita HIV/AIDS. and Hemoglobin Level among HIV /
AIDS Patients, 5, 271–280.
DAFTAR PUSTAKA
A. Nelson Aritonang, P. ., Drs. Nono Sutisna, Indonesia, K. K. R. (2017). Laporan
M., Moch Zaenal Hakim, P. ., Dr. Perkembangan HIV-AIDS & Penyakit
Sakroni, M. P., Drs. Yudi Muryanto, Infeksi Menular Seksual (PIMS)
M., & Dr. Pribowo, M. P. (2014). Triwulan I Tahun 2017.
konsep diri orang dengan HIV/AIDS
(ODHA). Sekolah Tinggi Isni, K. (2016). Dukungan Keluarga,
Kesejahteraan Sosial (STKS). Dukungan Petugas Kesehatan, Dan
Perilaku Ibu HIV dalam Pencegahan
Ardani, I., & Sri Handayani, RN, Ms. (2017). Penularan HIV/AIDS ke Bayi. Jurnal
Stigma terhadap Orang dengan HIV / Kesehatan Masyarakat, 11(2), 1858–
AIDS ( ODHA ) sebagai Hambatan 1196. Retrieved from
Pencarian Pengobatan : Studi Kasus https://journal.unnes.ac.id/nju/index.ph
pada Pecandu Narkoba Suntik di p/kemas/article/view/4014/4682
Jakarta. Buletin Penelitian Kesehatan,
45, 81–88. Retrieved from Kesehatan, K. (2018). Hasil Utama Riskesdas
http://dx.doi.org/10.22435/bpk.v45i2.6 2018.
042.81-88\
Marni, RN, Ms., Susana Nurtanti, RN, Ms.,
Ayu, I., Putri, K., & Tobing, H. (2016). Sri Handayani, RN, Ms., Nita Yunianti
Gambaran Penerimaan Diri Pada Ratnasari, RN, Ms., & Tantut
Perempuan Bali Pengidap HIV-AIDS, Susanto,MN,RN MN,RN,PHN, P.
3(3), 395–406. (2018). The Lived Experience of
Women with HIV / AIDS : A
Fitriyani, E. N., & Winarti, S. A. (2014). Qualitative Study. International
Konsep Diri dengan Kejadian Depresi Journal of Caring Sciences, 11(3),
pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang 1475–1482.
Menjalani Hemodialisa di RSUD
Panembahan Senopati Bantul, 2(3), Nurtanti, S. (2016). Dukungan Keluarga
122–127. Terhadap Perkembangan Psikologi :
Konsep Diri Pada Anak Usia Sekolah
Herani, I., Sarikusuma, H., & Hasanah, N. Dasar Di Desa Lebak Kecamatan
Pracimantoro. Akademi Keperawatan
107
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 1, Hal 97 - 108, Agustus 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Nurtanti, S., & Handayani, S. (2017). Human Tasa, Y., Ludji, I. D. R., & Rafael Paun.
Characteristics, Causality, Methods, (2016). Pemanfaatan Voluntary
and Public Opinion on Suicide : Case Counseling And Testing Oleh Ibu
Report. Proceeding Book The Rumah Tangga Terinfeksi Human
International Conference on Immunodeficiency Virus. Jurnal
Translational Medicide and Health Kesehatan Masyarakat, 11(2), 1858–
Sciences (ICTMHS), September(978- 1196. Retrieved from
602-5560-40–8). Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/nju/index.ph
https://ictmhs.fk.undip.ac.id/wp- p/kemas
content/uploads/2017/02/proceeding20
17.pdf Yanndi Afandy. (2017). Penerimaan Diri
Pada Penderita HIV/AIDS di
Nurtanti, S., & Nita Yunianti Ratnasari. Yogyakarta. Jurnal Fakultas Psikologi
(2016). Efektivitas Penerapan Universitas Ahmad Dahlan.
Pendidikan Kesehatan Pola Asuh
Sehat Mental Terhadap Perkembangan
Psikososial Anak Usia 3 - 6 Tahun.
Profesi, 13, 31–37.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.265
76/profesi.117
108