Penyusun :
Doddy Renaldo (406148130)
Natasha Aurellia H (406148023)
Reksoyudho Dwi P (406148024)
Merupakan hasil karya kami, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
kami nyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme dan
otoplagiarisme. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa unsur paksaan
dari pihak manapun.
Yang Menyatakan,
Penulis haturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Masa Esa karena rahmat-Nya,
laporan diagnosis komunitas yang berjudul “Laporan Diagnosis Komunitas dan
Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insidens Diare pada Anak Balita dengan
Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Mauk,
Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten” telah selesai dengan baik
dan tepat pada waktunya. Laporan diagnosis komunitas ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara. Komunitas yang diangkat berada di wilayah kerja Puskesmas Mauk,
Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, periode 13 September 2016
– 13 Oktober 2016.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. David Setiawan selaku Kepala Puskesmas Mauk,
2. Segenap staf Puskesmas Mauk,
3. Bpk. Mulyadi selaku ketua program diare
4. Bpk. Ahmad Ja selaku ketua Desa Tegal Kunir Kidul
5. Ibu Suzanna, selaku kader di Desa Tegal Kunir Kidul
6. Ibu Aminah, selaku kader di Desa Tegal Kunir Kidul
7. dr. Tri Mulyati, SKM selaku pembimbing kelompok,
Akhir kata, penulis menyadari laporan diagnosis komunitas ini tidak sempurna,
maka penulis menerima saran dan kritik membangun dari pembaca sekalian. Semoga
laporan diagnosis komunitas ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih.
Penulis
Yang Menyatakan,
ABSTRAK
Latar Belakang. Tingginya angka kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja
Puskemas Mauk pada periode Januari – Agustus 2016 dengan 1457 kasus dari 1947
total kasus diare. Didapatkan 14% dari total pasien tersebut terdapat di Desa Tegal
Kunir Kidul.
Tujuan. Keadaan ini mendorong untuk dilakukan suatu upaya intervensi agar dapat
menurunkan kejadian diare di desa tersebut.
Metode. Metode yang digunakan adalah diagnosis komunitas dengan paradigma BLUM
dan diagram fishbone untuk mencari masalah penyebab. Penentuan prioritas masalah
ditentukan dengan metode non-scoring secara Delbecq. Disain yang digunakan adalah
pre-eksperimental dan sampel dikumpulkan secara purposive non random sampling.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner.
Hasil. Didapatkan lifestyle sebagai masalah penyebab. Intervensi yang dilakukan berupa
simulasi mengenai penyebaran dan pencegahan diare melalui BAB pada jamban,
penyuluhan tentang diare, dan demonstrasi mengenai cara mencuci tangan yang benar,
pembuatan Larutan Gula Garam, serta cara minum oralit yang benar. Sebanyak 40
orang ibu berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hasil intervensi menunjukkan adanya
peningkatan jumlah ibu dengan pengetahuan baik pada tiap intervensi yakni 55% dan
37.5% serta ibu termotivasi untuk memiliki jamban.
ABSTRACT
Background. High incidence of diarrhoea in toddler at working area of Mauk PHC
with 1457(72.96%) cases from total of 1947 were toddlers. Tegal Kunir Kidul Village
had highest incidence, accounts for 46 (14%) new cases in June – August 2016.
Aim. This condition drives for an intervention effort to lower the incidence of diarrhoea
in the village.
Methods. Community diagnosis approach was used with BLUM’s paradigm and
fishbone diagram to find the cause of the problem. Problems are prioritize using
Delbecq’s non scoring methods. Design used was pre-experimental and samples were
collected by purposive non-random sampling. Data were collected by questionnaires.
Results. The cause of the problem was lifestyle. Intervention done were simulation
about the spread and prevention of diarrhoea by defecating in the toilet, counseling and
demonstration of hand washing, making of Sugar Salt Solution, and Oral Rehydration
Solution. 40 Mom’s participate in this program. Results were moms with good
knowledge on each intervention increased by 55% and 37.5% respectively and moms
are motivated to have their own toilet.
Conclusion. The intervention program produce a good result therefore expectation that
it should be done to other village as well. So great expectation that incidence of
diarrhoea in toddlers could go lower especially in working area of PHC Mauk.
1.
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar
2.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Untar
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diturunkannya insidens diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas
Mauk.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya lokasi yang mempunyai masalah utama diare pada anak balita
yang harus diselesaikan di wilayah kerja Puskesmas Mauk.
2. Diketahuinya masalah-masalah yang menyebabkan tingginya insiden diare di
lokasi tersebut.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.
Minimal (<3% dari Ringan sampai sedang Berat (>9% dari berat
berat badan) (3-9% dari berat badan) badan)
Status mental Baik, sadar penuh Normal, lemas, atau Apatis, letargi, tidak
gelisah, iritabel sadar
Rasa haus Minum normal, Sangat haus, sangat ingin Tidak dapat minum
mungkin menolak minum
minum
d. Antibiotik selektif
Antibiotik tidak diberikan pada diare cair akut kecuali dengan indikasi
diare berdarah dan kolera. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru
memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan flora
usus dan bakteri Clostridium difficile akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit
disembuhkan. Pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat
terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik. [1,4]
e. Edukasi orang tua
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum
sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. [1,4]
Pemberian cairan dapat diberikan sesuai dengan derajat dehidrasi yang dialami anak.
Tabel 2. Terapi Diare Tanpa Dehidrasi [4]
Rencana Terapi A
Diare dehidrasi ringan atau sedang ; Bila terdapat dua tanda atau lebih
Gelisah, rewel
Mata cekung
Ingin minum terus, ada rasa haus
Cubitan kulit perut/turgor kembali lambat
Rencana Terapi B
Untuk Terapi Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Jumlah Cairan 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 - 1400
Setelah 3-4jam,nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih Rencana
Terapi A, B atau C untuk melanjutkan terapi
Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya
kencing kemudian mengantuk dan tidur.
Bila tanda menunjukan dehidrasi ringan / sedang, ulangi Rencana Terapi B
Anak mulai diberi makanan, suus dan sari buah.
Bila tanda menunjukan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C
Rencana Terapi C
Untuk Terapi Diare Dehidrasi Berat
Ikuti Tanda Panah, jika jawaban“YA” lanjutkan ke KANAN.Jika “TIDAK”, lanjutkan ke BAWAH
*diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba
Bersambung ke halaman 15
Catatan:
Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6jam setelah
rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga
mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi
YA ORALIT
Segera rujuk anak untuk
Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja
rehidrasi melalui berjangkit di daerah Saudara, pikirkan kemungkinan
nasogastrik/orogastrik atau kolera dan beri antibiotika yang tepat secara oral
intravena begitu anak sadar.
Sumber : Buku Saku Lintas Diare, 2011
2.2.8 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul
Gangguan elektrolit
o Hipernatremia
Hipernatremia merupakan kondisi saat kadar natrium plasma >150
mmol/L. Koreksi dilakukan dengan rehidrasi intravena menggunakan
cairan 0.9% saline atau 5% dextrose selama 8 jam. [1]
o Hiponatremia
Hiponatremia merupakan kondisi saat kadar natrium plasma <130
mmol/L. Koreksi dengan oralit. Bila tidak berhasil, gunakan Ringer
Laktat atau Normal Saline. Koreksi Kadar natrium (Na): 125 - kadar Na
2.2.9 Pencegahan
Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:
Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare dengan :
o Pemberian ASI yang benar.
o Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI.
o Penggunaan air bersih yang cukup.
o Membudidayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis
buang air besar dan sebelum makan.
o Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota
keluarga.
o Membuang tinja bayi yang benar. [1]
Memperbaiki daya tahan tubuh dengan :
o Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 16
o Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan
dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
o Imunisasi campak. [1]
Peranan probiotik
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasi
yang menunjang kesehatan melalui terciptanya keseimbangan mikrofloral intestinal
yang lebih baik. Pemberian probiotik untuk pencegahan jangka panjang terutama pada
bayi yang tidak minum ASI.
Kemungkinan mekanisme efek probiotik dalam pencegahan diare melalui
perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan antimikroba terhadap
beberapa patogen usus, kompetisi nutrien, mencegah adhesi kuman patogen pada
enterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin efek trofik pada mukosa usus melalui
penyediaan nutrien dan imunomodulasi. [1]
Peranan prebiotik
Prebiotik merupakan bahan makanan. Umumnya berupa kompleks karbohidrat
yang bila dikonsumsi dapat merangsang pertumbuhan flora intestinal yang
menguntungkan kesehatan. [1]
Tabel 6. Persentase Pasien dengan Diare Semua Umur Ditangani tahun 2015
DIARE
No Desa/Kelurahan Jumlah (%)
Diobati
Kasus Diobati
1 Gunung Sari 298 298 100,0
2 Sasak 299 299 100,0
3 Kedung Dalem 283 283 100,0
4 Tegal Kunir Kidul 284 284 100,0
5 Jati Waringin 267 267 100,0
6 Tegal Kunir Lor 297 297 100,0
7 Banyu Asih 291 291 100,0
8 Mauk Timur 249 249 100,0
9 Mauk Barat 290 290 100,0
10 Ketapang 300 300 100,0
11 Marga Mulya 298 298 100,0
12 Tanjung Anim 268 268 100,0
JUMLAH
3.424 3.424 100,0
(KECAMATAN)
Sumber: Data Program Penanggulangan Diare pada Puskesmas Mauk 2015
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 20
Kecamatan Mauk merupakan daerah endemis untuk penyakit diare,
dengan semua desa hampir seluruhnya ditemukan kasus diare. Ditemukan
jumlah pasien diare sebanyak 3424 pasien pada tahun 2015, sedangkan pada
tahun 2016 periode Januari – Agustus 2016 ditemukan jumlah penyakit diare
sejumlah 1997 penderita, dimana 1457 (72.96%) adalah anak balita. Data
kunjungan pasien diare di puskesmas Mauk menujukkan bahwa pasien diare
sebanyak 698 orang, dan 345 (49.42%) diantaranya adalah anak balita.
Tabel 7. Pasien penderita diare pada periode Januari – Agustus 2016
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS TOTAL
<5 220 197 226 190 175 165 146 138 1457
TAHUN
Gambar 4. Jumlah anak balita dengan diare di Puskesmas Mauk periode Juni –
Agustus 2016
Sumber : Data Kunjungan Puskesmas Mauk, 2016
c. Perilaku
i. Sebanyak 16 orang (53%) dari 30 orang ibu memilih hanya
mencuci tangan ketika tangan kotor saja.
4. Lingkungan :
a) Fisik
i. Letak pemukiman masyarakat yang jauh dari Puskesmas Mauk.
ii. Masyarakat sering melakukan kerja bakti.
iii. Sumber air minum lebih banyak berasal dari sumur.
iv. Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari lebih banyak dari
sumur.
b) Sosial budaya
i. Masyarakat masih beranggapan bahwa diare tidak menular.
ii. Masyarakat masih beranggapan bahwa perubahan cuaca, pertumbuhan
anak serta salah makan yang menyebabkan diare.
Ibu yang belum memiliki jamban Simulasi Termotivasinya ibu untuk Dilaksanakannya arisan jamban Penurunan angka anak diare pada
Tiga koas penyebaran diare memiliki jamban di rumahnya. dimana diharapkan sebagian ibu balita di wilayah kerja Puskesmas
Dua kader dan yang belum memiliki jamban Mauk sebesar 25%.
pencegahannya. Terbentuknya arisan jamban dapat memiliki jamban.
dimana diharapkan ibu yang Setiap keluarga di desa Tegal
Money
Rp. 100.000
belum memiliki jamban dapat Bagi ibu yang telah memiliki Kunir Kidul dapat memiliki
memiliki jamban. jamban dapat meminjamkan jamban dirumah masing-masing.
jambannya kepada yang belum
memiliki. Tidak terjadinya kematian anak
Material
Sound system
balita akibat diare
Semen biru
Penurunan angka kejadian diare
Semen kuning
pada anak balita sebesar 10% di
Spidol
wilayah kerja Puskesmas Mauk.
Kertasmengenai
Method
Tabel 9. Log frame goals Penyuluhan “Ibu Bijak, Anak Sehat. Cegah Diare!” terhadap Ibu dengan anak Balita
Masukan Kegiatan / Tujuan
Ibu yang mempunyai anak balita Penyuluhan “Ibu Peningkatan pengetahuan ibu Penurunan angka kejadian diare Penurunan angka diare pada
Tiga koas Bijak, Anak mengenai diare dengan pada anak balita sebesar 10% di anak balita di wilayah kerja
Satu staf puskesmas Sehat. Cegah indikator peningkatan jumlah wilayah kerja Puskesmas Mauk. Puskesmas Mauk sebesar 25%.
Money
Undangan
Poster kerja Puskesmas Mauk. kerja Puskesmas Mauk.
Fotokopi“Ibu
Penyuluhan poster, pretest,
Bijak, Anak dan posttest
Sehat. Cegah
Diare!” kepada ibu dengan anak balita di
Balai Desa Tegal Kunir Kidul
Tabel 10. Log frame goals Demo Pembuatan Larutan LGG, Cara Minum Oralit, dan Cuci Tangan yang Benar
Ibu yang mempunyai anak balita Demo Semua ibu dapat membuat Penurunan angka kejadian Penurunan angka anak
Anak balita meminum LGG, mencuci tangan diare pada anak balita diare pada balita di wilayah
Tiga koas oralit, dengan benar dan cara sebesar 10% di wilayah kerja Puskesmas Mauk
Dua kader pembuatan minum oralit yang benar. kerja Puskesmas Mauk sebesar 25%
LGG dan cara
mencuci Tidak terjadinya kematian Tidak terjadinya kematian
Money
Rp. 100.000,-
tangan yang anak balita akibat diare anak balita akibat diare
benar
Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Penanggung Rencana
jawab penilaian
Planning Perencanaan Tersusunnya Wilayah kerja Puskesmas 19 September Doddy Belum dapat
intervensi rencana intervensi Puskesmas Mauk 2016 Natasha dinilai
Mauk Reksoyudho
Organizing Pembagian tugas Setiap orang 3 dokter muda Puskesmas 19 September Belum dapat
mendapatkan Mauk 2016 dinilai
tugas masing
masing
Target 40 warga
Desa Tegal Kunir
Kidul
Bersambung ke halaman 36
ajar berupa leaflet, penyampaian balita dan ibu yang berwarna: = September Natasha dinilai
poster dan pretest- informasi saat belum memiliki Rp. 45.000,- 2016 Reksoyudho
posttest pelaksanaan jamban
intervensi -fotokopi
leaflet,
pretest, dan
posttest = Rp.
40.000,-
Bersambung ke halaman 38
Intervensi III - Ibu mengerti - 40 orang ibu yang Souvenir - Ibu dapat membuat
Demo mengenai cara minum mempunyai anak sabun colek: LGG
pembuatan LGG, oralit yang benar balita. Rp. 117.000,- - Ibu dapat mencuci
cara minum oralit, - Ibu dapat tangan dengan benar
dan cara mencuci membuat LGG Door Prize: - Ibu mengerti cara
tangan yang benar - Ibu dapat Rp. 100.000,- minum oralit yang
mencuci tangan benar
dengan benar
Mini Survey
Meminta izin kepada pihak
yang berwenang
Rencana Intervensi
2. Pengorganisasian
Pembagian Tugas
3. Pelaksanaan
�Intervensi I : Simulasi
mengenai penyebaran dan
pencegahan diare
Intervensi II : Mengadakan
penyuluhan mengenai diare
terhadap ibu dengan anak
balita
Intervensi III: Demo
mengenai oralit, LGG dan
cara mencuci tangan yang
benar
4. Pengawasan
5. Evaluasi
Menilai Hasil Intervensi I, II ,
III melalui pre-test dan post-
test
6. Penilaian hasil intervensi
BAB 6
Mengadakan
Tanggal 6 Oktober
Penyuluhan
2016 pukul 10.00-
mengenai Diare
11.00 WIB, setelah
dengan powerpoint
selesai simulasi Pretest
terhadap ibu dengan
penyebaran diare dan
anak balita di Desa
pencegahannya melalui
Tegal Kunir Kidul
BAB di jamban
Mengadakan demo
Tanggal 6 Oktober tentang cara mencuci
2016 pukul 11.00-12.00 tangan yang benar ,
WIB setelah selesai pembuatan Larutan
penyuluhan mengenai Gula Garam (LGG),
diare. dan cara minum oralit
yang benar pada ibu
yang memiliki anak
Pembagian balita di Desa Tegal
doorprize, snack Kunir Kidul.
dan leaflet kepada
ibu-ibu yang hadir
dalam penyuluhan
Mengajarkan cara
Pembagian hadiah
mencuci tangan yang
kepada ibu-ibu yang
benar kepada ibu-ibu
berhasil menjawab
dan anak balita dengan
dengan benar
Hasil air mengalir dan sabun
pertanyaan seputar
cuci tangan.
penyuluhan dan
demontrasi.
Menunjukkan alat dan
bahan yang dibutuhkan
Demontrasi cara untuk pembuatan LGG
membuat LGG dan minum oralit yaitu:
dan minum oralit gula, garam, sendok,
yang benar. gelas 200 ml dan oralit
200 ml.
Gambar 10. Flowchart Kegiatan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit
6.2.3 Intervensi III: Mengadakan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.
Intervensi ketiga adalah mengajarkan cara mencuci tangan yang benar, demo
mengenai pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan cara minum oralit kepada ibu
yang memiliki anak balita dan tidak memiliki jamban di Desa Tegal Kunir Kidul.
Kegiatan berlangsung setelah penyuluhan mengenai diare terhadap ibu dengan anak
balita. Kegiatan dimulai pada tanggal 6 Oktober 2016 pukul 11.00 – 12.00 di halaman
Kepala Desa Tegal Kunir Kidul.
Kegiatan dimulai dengan seluruh ibu dan anak balita yang hadir diminta untuk
berbaris ke kamar mandi umum yang terdapat air mengalir di belakang rumah Kepala
Desa Tegal Kunir yang telah disiapkan sabun dan tisu. Ibu dan anak balita diberikan
penjelasan mengenai cara cuci tangan yang benar dan diminta untuk mencuci tangan
dengan menggunakan sabun di air yang mengalir, kemudian tangan di keringkan dengan
tisu.
Meningkatkan pemahaman 20
orang ibu yang belum memiliki
jamban tentang penyebaran dan
pencegahan diare melalui BAB
Kegiatan arisan jamban
pada jamban dengan melakukan
terbentuk dan terus simulasi tentang penyebaran dan
dilaksanakan sampai seluruh
pencegahan diare pada halaman
ibu memiliki jamban. rumah Bapak Kepala Desa Tegal
Mengingatkan anak supaya Kunir Kidul pada tanggal 6
Oktober 2016 jam 09.00-10.00
tidak bermain semen sampai
acara selesai. WIB
Dilakukan oleh 3 dokter muda.
Pretest dilakukan pada awal intervensi dan posttest yang dilakukan pada akhir
kegiatan. Terdapat 10 soal mengenai pencegahan, penanganan dan komplikasi diare.
Masing-masing nomor memiliki bobot yang sama yaitu 10. Responden diberikan skor
10 apabila dapat menjawab dengan benar jawaban yang terdapat di kuesioner. Jika
responden dapat menjawab semua pertanyaan maka total skor yang didapat adalah 100.
90.00%
80.00%
Responden %
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pre-test Post-test
Gambar 14. Peningkatan Jumlah Ibu dengan Pengetahuan Baik terhadap Diare
7.2.3 Intervensi III: Mengajarkan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar , Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.
Kegiatan demonstrasi cara mencuci tangan dilakukan pada tanggal 6 Oktober
2016 diikuti oleh 40 orang ibu dan anak balita. Kegiatan diawali dengan mencuci tangan
MASUKAN
Sesi tanya
Ada Ada Tidak ada
jawab
PROSES
PROSES
KELUARAN
Partisipasi ibu 20 orang ibu yang 40 ibu yang belum Tidak ada
dalam simulasi belum memiliki memiliki jamban
penyebaran dan jamban dan dan memiliki anak
pencegahan diare memiliki anak balita berpartisipasi
melalui BAB pada balita berpartisipasi dalam simulasi
jamban serta dan termotivasi
termotivasinya ibu untuk memiliki
untuk memiliki jamban di
jamban di rumahnya rumahnya.
Arisan Jamban Terbentuknya arisan Terbentuknya Tidak ada
jamban arisan jamban
MASUKAN
MASUKAN
PROSES
PROSES
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 62
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
KELUARAN
MASUKAN
PROSES
Actuating Melakukan sesi Ibu yang belum Dilakukan sesi Tidak ada
tanya jawab memiliki tanya jawab
jamban dan
yang memiliki
anak balita
mengajukan
pertanyaan
Membagikan 40 orang ibu 40 orang ibu Tidak ada
doorprize, leaflet, yang hadir yang hadir
dan snack kepada menerima menerima
ibu yang hadir. snack dan snack dan
leaflet. leaflet.
KELUARAN
LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
DAMPAK
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas, Desa Tegal Kunir Kidul
merupakan wilayah kerja Puskesmas Mauk yang memiliki kasus diare tertinggi
pada anak balita sehingga harus diselesaikan.
2. Masalah penyebab tingginya kasus diare pada anak balita di Desa Tegal Kunir
Kidul dilihat dari identifikasi masalah didapatkan lifestyle sebagai masalah
utama dan menggunakan diagram fishbone untuk mencari penyebab masalah,
disimpulkan masalah penyebab utama yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang pengertian diare, penyebab diare, cara mencegah diare, pertolongan
pertama yang harus diberikan pada penderita diare seperti LGG dan oralit, cara
membuat LGG dan cara minum oralit, tidak mengerti tentang fungsi LGG atau
oralit saat diare, kebiasaan tidak selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan, sebelum memasak dan setelah BAB atau BAK, kemudian tidak semua
anak balita diimunisasi lengkap, tidak semua ibu memberikan ASI Eksklusif.
3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan adalah
simulasi mengenai penyebaran diare dan pencegahannya melalui BAB pada
jamban, penyuluhan tentang diare kepada ibu yang memiliki anak balita dan ibu
yang tidak memiliki jamban, demonstrasi cara membuat LGG, cara mencuci
tangan dan cara minum oralit yang benar kepada ibu yang belum memiliki
jamban dan yang memiliki anak balita di Desa Tegal Kunir Kidul.
4. Hasil intervensi :
a. Simulasi penyebaran dan pencegahan diare melalui BAB pada jamban
diikuti oleh 40 orang ibu yang belum memiliki jamban dan memiliki aak
balita sehingga ikut dalam arisan jamban yang dibentuk.
b. Peningkatan jumlah ibu dengan pengetahuan baik tentang diare,
penyebab diare, tanda bahaya pada diare, komplikasi diare, penanganan
awal diare sebanyak 55 % pada posttest dibandingkan pretest.
2. UNICEF. Pneumonia and diarrhoea : Tackling the deadliest disease for the
world’s poorest children. New York: Division of Policy and Strategy; 2012. p.8
4. Kemenkes RI. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. 2011: p.1-18
11. UNICEF. The Intergrated Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea
[Internet]. 2013 [dikutip 2016 September 17]. Didapat dari :
http://www.whoint/maternal_child_adolescent/documents/global_action_plan_p
neumonia_diarrhoea/en/
di Puskesmas Mauk
Identitas Ibu
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan tanda (x) :
Nama :
Umur :
Jumlah Anak :
Alamat :
A. DIARE
1. Apa yang dimaksud dengan diare ?
1. Mencret
2. Muntah dan mencret
3. Tidak tahu
2. Berapa kali buang air besar dalam sehari yang disebut sebagai diare ?
1. >3 kali dan BAB encer
2. 1-3 kali dan BAB encer
3. Tidak tahu
3. Apa saja yang menyebabkan dari diare ? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Air yang kotor
2. Makanan yang dihinggapi lalat
3. Tidak mencuci tangan sebelum makan
4. Buang air besar sembarangan
5. Disantet
6. Tumbuh Gigi
7.Tidak tahu
4. Bagaimana cara penularan diare? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Air
2. Udara
3. Serangga
4. Makanan dan minuman
5. Tidak tahu
Foto bersama dengan kader dan ibu kepala desa Tegal Kunir Kidul