Anda di halaman 1dari 105

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya

Penurunan Insiden Diare pada Anak Balita dengan Peningkatan


Pengetahuan dan Partisipasi Warga Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Mauk, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 13 September 2016 – 13 Oktober 2016
Puskesmas Mauk

Penyusun :
Doddy Renaldo (406148130)
Natasha Aurellia H (406148023)
Reksoyudho Dwi P (406148024)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
September 2016
HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS

Kami yang bertandatangan dibawah ini


1. Doddy Renaldo (406148130)
2. Natasha Aurellia H (406148023)
3. Reksoyudho Dwi P (406148024)
Dengan ini menyatakan, menjamin bahwa laporan diagnosis komunitas yang diserahkan
kepada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara, berjudul :

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan


Insiden Diare pada Anak Balita dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi
Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Mauk, Kecamatan Mauk, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Periode 13 September 2016 – 13 Oktober 2016

Merupakan hasil karya kami, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
kami nyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme dan
otoplagiarisme. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa unsur paksaan
dari pihak manapun.

Jakarta, 27 Oktober 2016

Yang Menyatakan,

Doddy Renaldo ( 406148130)

Natasha Aurellia H ( 406148023)

Reksoyudho Dwi P ( 406148024)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 ii
KATA PENGANTAR

Penulis haturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Masa Esa karena rahmat-Nya,
laporan diagnosis komunitas yang berjudul “Laporan Diagnosis Komunitas dan
Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insidens Diare pada Anak Balita dengan
Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Mauk,
Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten” telah selesai dengan baik
dan tepat pada waktunya. Laporan diagnosis komunitas ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara. Komunitas yang diangkat berada di wilayah kerja Puskesmas Mauk,
Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, periode 13 September 2016
– 13 Oktober 2016.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. David Setiawan selaku Kepala Puskesmas Mauk,
2. Segenap staf Puskesmas Mauk,
3. Bpk. Mulyadi selaku ketua program diare
4. Bpk. Ahmad Ja selaku ketua Desa Tegal Kunir Kidul
5. Ibu Suzanna, selaku kader di Desa Tegal Kunir Kidul
6. Ibu Aminah, selaku kader di Desa Tegal Kunir Kidul
7. dr. Tri Mulyati, SKM selaku pembimbing kelompok,
Akhir kata, penulis menyadari laporan diagnosis komunitas ini tidak sempurna,
maka penulis menerima saran dan kritik membangun dari pembaca sekalian. Semoga
laporan diagnosis komunitas ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih.

Mauk, 27 Oktober 2016

Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama ( NIM) : Doddy Renaldo (406148130)

Nama ( NIM) : Natasha Aurellia H (406148023)

Nama ( NIM) : Reksoyudho Dwi P (406148024)

Program Studi : Program Studi Profesi Dokter

Fakultas : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Jenis Karya : Laporan Diagnosis Komunitas

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan persetujuan/ijin kepada bagian


Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk mempublikasikan hasil karya ilmiah kami yang
berjudul :

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan


Insiden Diare pada Anak Balita dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi
Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Mauk, Kecamatan Mauk, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Periode 13 September 2016 – 13 Oktober 2016

Jakarta, 27 Oktober 2016

Yang Menyatakan,

Doddy Renaldo ( 406148130)

Natasha Aurellia H ( 406148023)

Reksoyudho Dwi P ( 406148024)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 iv
Upaya Penurunan Insiden Diare pada Anak Balita dengan Peningkatan
Pengetahuan dan Partisipasi Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Mauk,
Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 13 September 2016 – 13 Oktober 2016

Doddy R 1, Natasha AH1, Reksoyudho Dwi P1, Tri Mulyati 2

ABSTRAK
Latar Belakang. Tingginya angka kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja
Puskemas Mauk pada periode Januari – Agustus 2016 dengan 1457 kasus dari 1947
total kasus diare. Didapatkan 14% dari total pasien tersebut terdapat di Desa Tegal
Kunir Kidul.

Tujuan. Keadaan ini mendorong untuk dilakukan suatu upaya intervensi agar dapat
menurunkan kejadian diare di desa tersebut.

Metode. Metode yang digunakan adalah diagnosis komunitas dengan paradigma BLUM
dan diagram fishbone untuk mencari masalah penyebab. Penentuan prioritas masalah
ditentukan dengan metode non-scoring secara Delbecq. Disain yang digunakan adalah
pre-eksperimental dan sampel dikumpulkan secara purposive non random sampling.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner.

Hasil. Didapatkan lifestyle sebagai masalah penyebab. Intervensi yang dilakukan berupa
simulasi mengenai penyebaran dan pencegahan diare melalui BAB pada jamban,
penyuluhan tentang diare, dan demonstrasi mengenai cara mencuci tangan yang benar,
pembuatan Larutan Gula Garam, serta cara minum oralit yang benar. Sebanyak 40
orang ibu berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hasil intervensi menunjukkan adanya
peningkatan jumlah ibu dengan pengetahuan baik pada tiap intervensi yakni 55% dan
37.5% serta ibu termotivasi untuk memiliki jamban.

Kesimpulan. Kegiatan intervensi membuahkan hasil yang baik sehingga diharapkan


kegiatan yang sudah dibuat dapat berjalan rutin hingga ke desa lain. Sehingga besar
harapan angka kejadian diare pada anak balita akan semakin menurun terutama
diwilayah kerja Puskesmas Mauk.

Kata Kunci : diare, anak balita, paradigma Blum, diagram fishbone

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 v
Efforts to Lower Incidence of Diarrhoea in Toddler by Increasing Knowledge and
Participation of Civilians in Working Area of Mauk PHC, Mauk Subdistrict,
Tangerang, Banten
Period of September 13 to October 13, 2016
Doddy R 1, Natasha AH1, Reksoyudho Dwi P1, Tri Mulyati 2

ABSTRACT
Background. High incidence of diarrhoea in toddler at working area of Mauk PHC
with 1457(72.96%) cases from total of 1947 were toddlers. Tegal Kunir Kidul Village
had highest incidence, accounts for 46 (14%) new cases in June – August 2016.

Aim. This condition drives for an intervention effort to lower the incidence of diarrhoea
in the village.

Methods. Community diagnosis approach was used with BLUM’s paradigm and
fishbone diagram to find the cause of the problem. Problems are prioritize using
Delbecq’s non scoring methods. Design used was pre-experimental and samples were
collected by purposive non-random sampling. Data were collected by questionnaires.

Results. The cause of the problem was lifestyle. Intervention done were simulation
about the spread and prevention of diarrhoea by defecating in the toilet, counseling and
demonstration of hand washing, making of Sugar Salt Solution, and Oral Rehydration
Solution. 40 Mom’s participate in this program. Results were moms with good
knowledge on each intervention increased by 55% and 37.5% respectively and moms
are motivated to have their own toilet.

Conclusion. The intervention program produce a good result therefore expectation that
it should be done to other village as well. So great expectation that incidence of
diarrhoea in toddlers could go lower especially in working area of PHC Mauk.

Key Words : diarrhoea, toddler, Blum’s paradigm, fishbone diagram

1.
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar
2.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Untar

DAFTAR ISI

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 vi
ABSTRAK........................................................................................................................v
ABSTRACT....................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................................xiii
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Tujuan.....................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum......................................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus.....................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1. Diagnosis Komunitas..............................................................................................3
2.1.1. Definisi.................................................................................................................3
2.1.2. Manfaat Diagnosis Komunitas...........................................................................4
2.1.3. Langkah-langkah Melakukan Diagnosis Komunitas.......................................4
2.2. Diare........................................................................................................................5
2.2.1. Definisi Diare.......................................................................................................5
2.2.2. Cara Penularan dan Faktor Risiko Diare...........................................................5
2.2.3. Etiologi Diare.......................................................................................................6
2.2.4. Patofisiologi Diare...............................................................................................7
2.2.5. Mekanisme Diare.................................................................................................8
2.2.6. Diagnosis Diare...................................................................................................9
2.2.7. Tatalaksana Diare..............................................................................................10
2.2.8. Komplikasi.........................................................................................................15
2.2.9. Pencegahan.........................................................................................................16
2.2.10. Skema Faktor Risiko.......................................................................................17
BAB 3. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................18
3.1. Analisis Situasi.....................................................................................................18
3.2. Scope Tempat.......................................................................................................22
3.3. Identifikasi Masalah dengan Paradigma BLUM..................................................22
3.3.1. Masalah...............................................................................................................22
3.3.2. Status Kesehatan................................................................................................22
3.4. Penentuan Prioritas Masalah.................................................................................26
BAB 4. IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH........................................................................................27
4.1. Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah...................27
BAB 5. PERENCANAAN INTERVENSI...................................................................29
5.1. Penyusunan Intervensi..........................................................................................29
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 vii
5.1.1. Intervensi I: Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan
Pencegahannya melalui BAB pada Jamban......................................................29
5.1.2. Intervensi II: Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita..............................................................................................30
5.1.3. Intervensi III : Mengadakan Demo mengenai Pembuatan Larutan Gula
Garam (LGG), Cara Minum Oralit dan Cara Mencuci Tangan yang Benar. 31
5.2. Log Frame Goals..................................................................................................32
5.3. Planning of Action (POA)....................................................................................35
5.4. Timeline (Gantt Chart)..........................................................................................39
BAB 6. PELAKSANAAN INTERVENSI....................................................................40
6.1. Flow Chart kegiatan.............................................................................................40
6.1.1. Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan
pencegahannya melalui BAB pada jamban terhadap ibu-ibu yang tidak
memiliki jamban di rumah..................................................................................41
6.1.2. Intervensi II : Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita..............................................................................................42
6.1.3. Intervensi III: Mengadakan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit......43
6.2. Deksripsi Proses Intervensi Secara Detail............................................................44
6.2.1. Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran dan Pencegahan
Diare melalui BAB pada Jamban.......................................................................44
6.2.2. Intervensi II: Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita..............................................................................................45
6.2.3. Intervensi III: Mengadakan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit......45
6.3. Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan.....................................................................46
6.3.1. Kendala yang dihadapi......................................................................................46
6.4. PDCA Cycle..........................................................................................................48
6.4.1. Intervensi I : Simulasi mengenai Penyebaran dan Pencegahan Diare.........48
6.4.2. Intervensi II : Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita..............................................................................................49
6.4.3. Intervensi III : Demo Mengenai Cara Mencuci Tangan yang Benar ,
Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit..................50
BAB 7. HASIL INTERVENSI......................................................................................51
7.1. Pengolahan Data...................................................................................................51
7.2. Penyajian Data......................................................................................................51
7.2.1. Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan
Pencegahannya melalui BAB pada Jamban......................................................51
7.2.2. Intervensi II: Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita..............................................................................................51
7.2.3. Intervensi III: Mengajarkan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar , Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.....52
BAB 8. EVALUASI KEGIATAN................................................................................54
8.1. Metode Evaluasi...................................................................................................54
8.2. Hasil Evaluasi.......................................................................................................55

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 viii
BAB 9. KESIMPULAN.................................................................................................72
BAB 10. SARAN............................................................................................................74
10.1. Saran bagi Warga Desa Tegal Kunir Kidul........................................................74
10.2. Saran bagi Puskesmas Mauk...............................................................................74
10.3. Saran bagi Kader di Desa Tegal Kunir Kidul.....................................................74
10.4. Saran bagi tim selanjutnya..................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................76
LAMPIRAN...................................................................................................................77

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tanda-tanda dehidrasi.................................................................................. 10


Tabel 2. Terapi Diare tanpa Dehidrasi ...................................................................... 12
Tabel 3. Terapi Diare dengan Dehidrasi Sedang ...................................................... 13
Tabel 4. Terapi Diare dengan Dehidrasi Berat.......................................................... 14
Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur................ 19
Tabel 6. Persentase Pasien dengan Diare Semua Umur ditangani tahun 2015 ......... 20
Tabel 7. Pasien Penderita Diare pada Periode Januari-Agustus 2016....................... 21
Tabel 8. Log Frame Goals Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan
Pencegahannya melalui BAB pada Jamban................................................. 32
Tabel 9. Log Frame Goals Penyuluhan “Ibu Bijak, Anak Sehat. Cegah Diare!”
terhadap Ibu dengan Anak Balita ............................................................... 33
Tabel 10. Log Frame Goals Demo Oralit, Larutan Pembuatan LGG, dan
Cuci Tangan yang Benar............................................................................ 34
Tabel 11. Planning Of Action (POA) ....................................................................... 35
Tabel 12. Timeline (Ghant Chart) ............................................................................ 39
Tabel 13. Evaluasi Intervensi I : Kegiatan Simulasi mengenai Penyebaran dan
Pencegahan Diare melalui BAB Pada Jamban.......................................... 56
Tabel 14. Evaluasi Intervensi II : Kegiatan Penyuluhan mengenai Diare terhadap
Ibu dengan Anak Balita ........................................................................... 60
Tabel 15. Evaluasi Intervensi III : Kegiatan Demo mengenai Cara Mencuci
Tangan yang Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan
Cara Minum Oralit .................................................................................... 65

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Faktor Resiko............................................................................... 17
Gambar 2. Peta Kecamatan Mauk............................................................................. 20
Gambar 3. 20 Besar Penyakit Pada Puskesmas Mauk Periode Juni-Agustus 2016... 21
Gambar 4. Jumlah Anak Balita Dengan Diare Di Puskesmas Mauk 2016 ............... 22
Gambar 5. Skema Paradigma BLUM ....................................................................... 25
Gambar 6. Diagram Fishbone ................................................................................... 28
Gambar 7. Flowchart Seluruh Kegiatan ................................................................... 40
Gambar 8. Flowchart Kegiatan Simulasi Mengenai Penyebaran Diare Dan
Pencegahannya Melalui BAB Pada Jamban ........................................... 41
Gambar 9. Flowchart Kegiatan Mengadakan Penyuluhan Mengenai Diare
Terhadap Ibu Dengan Anak Balita.......................................................... 42
Gambar 10. Flowchart Kegiatan Demo Mengenai Cara Mencuci Tangan
Yang Benar, Pembuatan Larutan Gula Gram (LGG) Dan Cara
Minum Oralit .......................................................................................... 43
Gambar 11. PDCA Cycle Intervensi I........................................................................ 48
Gambar 12. PDCA Cycle Intervensi II ..................................................................... 49
Gambar 13. PDCA Cycle Intervensi III .................................................................... 50
Gambar 14. Perbandingan Jumlah Ibu Dengan Pengetahuan Baik Terhadap Diare 52
Gambar 15. Metode Evaluasi dengan Pendekatan Sistem ........................................ 55

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner mini survey ...........................................................................79


Lampiran 2. Kuisioner pretest dan posttest ..............................................................82
Lampiran 3. Dokumentasi acara ...............................................................................86

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 xii
DAFTAR SINGKATAN

C.Difficile Clostridium Difficile

cAMP Cyclic Adenosin Monophospate

CFR Case Fatality Rate

cGMP Cyclic Guanosine Monophosphate

CRT Capillary Refill Time

PDCA Plant Do Check ActionPHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

UNICEF United Nations Children’s Emergency Fund

WHO World Health Organization

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diare merupakan merupakan suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan
dan elektrolit melalui feses dengan frekuensi 3x sehari dan konsistensi cair. Diare
sendiri masih menduduki peringkat ke-2 di dunia sebagai penyebab kematian pada anak
[1]
setelah pneumonia. Data World Health Organization (WHO) dan United Nations
Children’s Emergency Fund (UNICEF), 9% total kematian anak balita pada tahun 2015
disebabkan oleh diare, jika diangkakan akan terdapat akan didapati 530.000 anak
dibawah usia 5 tahun meninggal akibat diare setiap tahun terutama pada negara
berkembang. Tahun 2010, Benua Asia sendiri yang meliputi Asia Selatan dan Asia
Timur terdapat kematian 300.000 dan 34.000 berturut-turut.[2] Regio Asia Tenggara
menduduki peringkat pertama dengan persentase kematian 47%. [3]
Di Indonesia, penyakit diare masih memiliki angka morbiditas dan mortalitas
yang tinggi. Menurut survei morbiditas diare dari Sub Direktorat (Subdit) Diare,
Departemen Kesehatan (Depkes) dari tahun 2000-2010, kecenderungan insidens
meningkat. Tahun 2000 incidence rate (IR) penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun
2003 374/1000 penduduk, tahun 2006 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi
[4]
411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi
dengan Case Fatality Rate (CFR) 1.14% yang masih belum mencapai target, dimana
menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 yaitu <1%. Prevalensi penderita diare
pada anak balita di Indonesia mencapai angka 6.7%, dimana Aceh memiliki prevalensi
paling tinggi dengan 10.2%, dan Kalimantan Timur memiliki prevalensi paling rendah
dengan 3.3%. Banten sendiri berada di urutan ke 4 dengan 8%. [5]
Berdasarkan data pada program Penanggulangan Diare Puskesmas Mauk tahun
2015, didapatkan jumlah penderita diare sebanyak 3423 penderita, sedangkan pada data
tahun 2016 dari Januari sampai dengan Agustus didapatkan penderita diare mencapai
1997 penderita dimana 1457 (72.96%) adalah anak balita. Penyakit ini menempati
urutan ke-16 dari 20 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Mauk serta
menempati urutan ke-5 dalam penyakit menular. Puskesmas Mauk memiliki wilayah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 1
kerja yang terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan, yakni Kelurahan Mauk Timur, Desa
Kedung Dalem, Desa Sasak, Desa Gunungsari, Desa Banyuasih, Desa Mauk Barat,
Desa Marga Mulya, Desa Tegal Kunir Lor, Desa Tegal Kunir Kidul, Desa Jatiwaringin,
Desa Ketapang, Desa Tanjung Anom. [6]
Berdasarkan jumlah anak balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Mauk
periode Juni-Agustus 2016 terdapat 5 desa dengan angka diare pada anak balita yang
tinggi yaitu Desa Sasak, Desa Kedung Dalem, Desa Tegal Kunir Kidul, Desa Tegal
Kunir Lor dan Desa Ketapang. Kondisi ini mendorong untuk dilakukannya diagnosis
komunitas untuk mengetahui penyebab serta melakukan intervensi yang tepat agar dapat
menurunkan angka kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Mauk. [6]

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diturunkannya insidens diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas
Mauk.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya lokasi yang mempunyai masalah utama diare pada anak balita
yang harus diselesaikan di wilayah kerja Puskesmas Mauk.
2. Diketahuinya masalah-masalah yang menyebabkan tingginya insiden diare di
lokasi tersebut.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis Komunitas


2.1.1 Definisi
Diagnosis Komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan apakah adanya
suatu masalah dengan cara mengumpulkan data di masyarakat. [7] Data bersifat deskripsi
kuantitatif dan kualitatif kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat. [8]
Diagnosis komunitas merupakan awal siklus pemecahan masalah yang akan
digunakan sebagai dasar pemecahan masalah di komunitas yang akan dilanjutkan
dengan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi intervensi yang dilakukan. [7]
Diagnosis komunitas berfungsi dalam mengidentifikasikan masalah dan
mengarahkan suatu intervensi perbaikan sehingga menghasilkan rencana kerja yang
konkrit. Peran diagnosis komunitas dalam suaut program kesehatan adalah sebagai
referensi data kesehatan suatu wilayah, menyediakan gambaran secara keseluruhan
mengenai masalah kesehatan penduduk dan komunitas lokal, merekomendasikan area
yang diprioritaskan untuk di intervensi, solusi pemecahan yang mampu dilaksanakan,
mengarahkan rencana kerja dimasa depan, alokasi dananya, menciptakan peluang
kolaborasi intersektoral, dan membentuk dasar indikator keberhasilan dari evaluasi
program kerja kesehatan. [7,8]
Dokter dalam menerapkan pelayanan kesehatan secara holistik dan kompehensif
dengan pendekatan keluarga dan okupasi terhadap pasiennya harus mempunyai
keterampilan melakukan diagnosis komunitas. [7]
Diagnosis komunitas bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri tetapi
merupakan bagian dari suatu proses dinamis yang mengarah kepada kegiatan promosi
kesehatan dan perbaikan permasalahan kesehatan didalam komunitas. Oleh karena itu
diagnosis komunitas harus dilakukan secara regular agar kesehatan masyarakat dapat
meningkat secara kontinu. [7,8]

2.1.2 Manfaat Diagnosis Komunitas [7]

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 3
a) Mengetahui kondisi kesehatan komunitas yang bersangkutan
b) Mengetahui bagaimana kondisi kesehatan komunitas bisa ditingkatkan
c) Mengetahui bagaimana caranya untuk meningkatkan kondisi kesehatan
komunitas.
2.1.3 Langkah-langkah Melakukan Diagnosis Komunitas
Terdapat 4 tahap dalam melakukan diagnosis komunitas :
1. Inisiasi
Untuk memulai diagnosis komunitas, diperlukan kelompok kerja yang
berkomitmen untuk mengatur dan mengkoordinasikan project tersebut.
Kelompok kerja tersebut harus bekerjasama dengan pihak lain seperti
pihak pemerintahan, tenaga kesehatan profesional dan organisasi swasta.
Perlu diperkirakan seberapa besar budget dan sumber daya yang tersedia
untuk menentukan seberapa besar cakupan diagnosis komunitas yang
akan dilakukan. Beberapa area yang biasa dipelajari adalah status
kesehatan, gaya hidup, kondisi sosial ekonomi, infrastruktur dan
pelayanan kesehatan. [8]
2. Pengumpulan dan analisis data
Data yang dikumpulkan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data
tersebut dapat didapatkan melalui sensus penduduk maupun data statistik
dari departemen pemerintah dan organisasi terkait. Sensus penduduk dan
data statistik contohnya jumlah penduduk, kesehatan masyarakat,
layanan sosial, tingkat pendidikan, keamanan wilayah, transportasi dan
lain-lain dapat memberikan gambaran mengenai wilayah tersebut. Untuk
data komunitas dapat dikumpulkan dengan melalukan survey baik
dengan kuisioner, wawancara langsung dan wawancara dengan telepon.
Data ini menunjukka concern dan pandangan dari masyarakat setempat.
Analisis data dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang
tersebut. [8]
3. Diagnosis
Diagnosis suatu komunitas didapatkan melalui suatu kesimpulan yang
didapat melalui analisa data. Diagnosis komunitas harus mencakup 3

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 4
area yaitu status kesehatan komunitas, faktor-faktor yang menentukan
kesehatan komunitas dan kemungkinan pengembangan kota sehat. [8]
4. Diseminasi
Laporan hasil diagnosis komunitas bukan merupakan suatu akhir, perlu
suatu usaha untuk memastikan tercapainya target yang diinginkan.
Target audiens diagnosis komunitas adalah pembuat keputusan, tenaga
kesehatan profesional dan masyarakat di komunitas tersebut. Hasil
diagnosis komunitas dapat disampaikan dalam presentasi pada
pertemuan kesehatan dengan komite kesehatan atau pada forum-forum
yang diadakan oleh organisasi sosial, komunitas lokal dan masyarakat;
health release; acara-acara seperti health fairs dan program promosi
kesehatan lainnya. [8]
2.2 Diare
2.2.1 Definisi Diare
Diare merupakan hilangnya cairan dan elektrolit berlebihan melalui feses. Diare
akut merupakan keadaaan kehilangan feses dengan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah >3x/24 jam, dimana berlangsung selama <14 hari. 1
Jika episode diare berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare kronis. [1,9]

2.2.2 Cara Penularan dan Faktor Risiko Diare


Cara penularan diare umumnya secara fekal-oral yakni melalui makanan atau
minuman yang tercemar oleh enteropatogen, secara langsung dengan kontak dengan
feses penderita atau barang-barang yang telah tercemar oleh tinja penderita atau tidak
langsung melalui vektor seperti lalat. [1]
Menurut Kementrian Kesehatan, beberapa faktor resiko yang dapat
meningkatkan kejadian diare berupa:
 Faktor perilaku kesadaran dan pengetahuan masyarakat
Tingkat kesadaran orang tua untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
serta pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif menjadi salah satu faktor yang
mencegah kejadian diare. Kesadaran untuk mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan, penggunaan alat makan yang kurang bersih, tidak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 5
mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar (BAB) juga dapat
mencegah kejadian ini. Tingkat pendidikan ibu turut berperan dalam hal ini. [9]
 Faktor lingkungan
Ketersediaan air bersih yang kurang dan jamban keluarga yang sehat
menyebabkan mudah terjadinya diare. Tidak tersedianya jamban keluarga
menyebabkan pembuangan tinja yang tidak tepat dan akhirnya menjadi
penyebab penyakit [9,10]
 Jangkauan layanan kesehatan
Pelayanan kesehatan ikut berperan dalam tingkat kejadian diare. Kurangnya
edukasi kepada masyarakat, tidak meratanya imunisasi akhirnya meningkatkan
angka kejadian diare. [9]

2.2.3 Etiologi Diare


Diare dapat disebabkan oleh berbagai patogen, seperti: bakteri, virus, dan
parasit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama (55%) diare akut
adalah rotavirus. Diare karena virus umumnya bersifat self-limiting sehingga aspek
yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi. [1,9]
Beberapa penyebab diare akut antara lain:
Golongan bakteri

 Aeromonas  Vibrio Cholera


 Salmonella  Clostridium Difficille
 Shigella  E.Coli[1,9]
 Staphylococcus Aureus

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 6
Golongan virus Golongan parasit

 Rotavirus  Balantidium Coli


 Norwalk Virus  Giardia Lambia
 Astrovirus  Isospora Belli
 Coronavirus [1,9]  Blastocystis Hominis
 Entamoeba Hystolitica
 Trichuris Trichiura [1,9]
2.2.4 Patofisiologi Diare
Patogenesis diare yang disebabkan oleh virus secara selektif menginfeksi
dan menghancurkan sel-sel ujung-ujung vilus pada usus halus. Hal ini
menyebabkan fungsi penyerapan usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus halus
yang rusak diganti oleh sel usus yang baru yang berbentuk kuboid sehingga
fungsinya belum baik. Vilus mengalami atrofi sehingga tidak dapat
mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan dan
makanan yang tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid
osmotik usus dan terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan
yang tidak terserap akan terdorong keluar melalui usus sehingga terjadi diare
osmotik [1,9]
Pada usus halus, sel usus villus adalah sel-sel yang terdiferensiasi, yang
mempunyai fungsi pencernaan seperti hidrolisis disakarida, dan fungsi
penyerapan seperti transpor air dan elektrolit melalui fungsi pengangkut bersama
(kotransporter) glukosa dan asam amino. Sel usus kripta merupakan sel yang
tidak berdiferensiasi, yang tidak mempunyai enzim hidrofilik tepi bersilia dan
merupakan sekretor air dan elektrolit. [9]
Dengan demikian, infeksi Rotavirus menyebabkan :
 Ketidakseimbangan rasio penyerapan cairan usus terhadap sekresi.
 Malabsorpsi karbohidrat kompleks, terutama laktosa. [9]
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang
berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus Cyclic
Adenosine (cAMP), Cyclic Guanosine Monophosphate (cGMP), dan Calcium
(Ca) Dependent. Patogenesis terjadinya diare oleh Salmonella, Shigella,
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 7
Escheria Coli agak berbeda dengan patogenesis diare akibat virus, tetapi
prinsipnya hampir sama. Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel
mukosa usus halus sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik. Diare oleh
bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.
[1,9]

2.2.5 Mekanisme Diare


Secara umum diare disebabkan oleh 2 hal yakni gangguan pada proses
absorpsi atau sekresi. Beberapa pembagian diare yaitu :
 Pembagian diare menurut etiologi. [1]
 Pembagian diare menurut mekanisme gangguan
o Absorpsi
Beberapa penyebab terjadinya penurunan fungsi absorpsi oleh karena :
 Konsumsi magnesium hidroksida.
 Defisiensi sukrosa-isomalt, adanya defisiensi laktosa pada anak yang
lebih besar.
 Bahan yang tidak terserap, yang menyebabkan hipertonis usus halus
bagian proksimal serta hiperosmolaritas. [1]
o Gangguan sekresi
 Hiperplasia kripta
Penyakit apapun yang menyebabkan hiperplasia kripta serta
menyebabkan sekresi intestinal dan diare. Biasanya menyebabkan
pula atrofi villus.
 Luminal secretagogues
Terdapat 2 bahan yang dikenal menstimulasi sekresi lumen yakni
enterotoksin bakteri dan bahan kimia yang dapat menstimulasi seperti
laksansia, garam empedu berbentuk dihidroksi, serta asam lemak
rantai panjang.
 Blood borne secretagogues
Penyebab utama diare sekretorik terutama di negara berkembang,
umumnya oleh enterotoksin Escheria Coli atau Cholera. [1]

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 8
o Gangguan peristaltik
Penurunan motilitas dapat menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan
sehingga menyebabkan diare. Kegagalan motilitas usus yang berat
menyebabkan stasis intestinal yang berakibat inflamasi, dekonjugasi
empedu dan malabsorpsi. Diare akibat hiperperistaltik pada anak jarang
terjadi. [1]
 Pembagian diare menurut lamanya diare antara lain
o Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.
o Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non
infeksi.
o Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
infeksi.[1]

2.2.6 Diagnosis Diare


 Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan lama diare, frekuensi, volume, konsistensi
tinja, warna, bau, ada/tidak ada lendir dan darah. Jika disertai muntah
tanyakan volume dan frekuensinya. Buang air kecil; biasa, berkurang, jarang
atau tidak buang air kecil dalam 6-8 jam terakhir. Makanan dan minuman
yang diberikan sebelum dan selama diare. Tanyakan apabila ada demam,
atau penyakit lain yang menyertai seperti : batuk pilek, otitis media, dan
campak. Kemudian tanyakan kepada ibu, tindakan yang sudah ibu lakukan
seperti: memberi oralit atau pengobatan yang telah dilakukan. [1]
 Pemeriksaan fisik
Diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, dan
pernapasan serta tekanan darah. Selain itu, dicari pula tanda-tanda dehidrasi.
Tanyakan apakah anak rewel atau gelisah, kesadaran berkurang, matanya
cekung, cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat, malas
minum atau tidak. Pernapasan yang cepat dan dalam merupakan indikasi
adanya asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada terdapat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 9
pada hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu untuk menilai perfusi serta
Capillary Refill Time(CRT) dimana keduanya penting dalam menilai
dehidrasi. [1]
Tabel 1. Tanda-tanda Dehidrasi [10]
Gejala Derajat Dehidrasi

Minimal (<3% dari Ringan sampai sedang Berat (>9% dari berat
berat badan) (3-9% dari berat badan) badan)

Status mental Baik, sadar penuh Normal, lemas, atau Apatis, letargi, tidak
gelisah, iritabel sadar

Rasa haus Minum normal, Sangat haus, sangat ingin Tidak dapat minum
mungkin menolak minum
minum

Denyut jantung Normal Normal sampai meningkat Takikardi, pada kasus


berat bradikardi

Kualitas denyut Normal Normal sampai menurun Lemah atau tidak


nadi teraba

Pernapasan Normal Normal cepat Dalam

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Air mata Ada Menurun Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Pecah-pecah

Turgor kulit Baik < 2 detik >2 detik

Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang, minimal

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin

Output urin Normal sampai Menurun Minimal


menurun

Sumber : Nelson textbook of pediatrics 19thEdition, 2011

2.2.7 Tatalaksana Diare


Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare
bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah
maupun yang sedang dirawat di rumah sakit, yakni:
a. Rehidrasi
Rehidrasi bisa dimulai dengan memberikan cairan rumah tangga seperti:
air tajin, kuah sayur atau sup. Jika telah terjadi dehidrasi segera bawa ke petugas
kesehatan untuk diberi oralit. Oralit kini memiliki formula baru dimana
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 10
osmolaritasnya lebih rendah. Namun efektivitasnya lebih baik dibandingkan
oralit yang lama. Oralit baru ini menurunkan kebutuhan cairan intravena dan
mampu mengurangi pengeluaran tinja dan kejadian muntah. [1,4]
Ketentuan pemberian oralit formula baru ini:
 Beri ibu 2 bungkus oralit.
 Larutkan 1 bungkus oralit dalam 1 liter air matang untuk persediaan 24 jam.
 Berikan larutan oralit pada anak setiap kali anak buang air besar dengan
ketentuan
o Anak usia <2 tahun : 50-100 ml tiap kali buang air besar.
o Anak usia ≥2 tahun : 100-200 ml tiap kali buang air besar.
 Jika dalam 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan
harus dibuang. [1,4]
b. Dukungan nutrisi
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang sama
pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi
yang hilang. Pada diare berdarah, nafsu makan akan berkurang. ASI diteruskan selama
terjadinya diare cair ataupun diare berdarah dengan frekuensi pemberian yang lebih
sering. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. [1,4]
c. Suplementasi Zinc
Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga mengembalikan
nafsu makan anak. Dasar penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut
didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi
saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare.
Pemberian zinc selama diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh
usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan
jumlah apical brush border dan meningkatkan respon imun yang mempercepat
pembersihan patogen dari usus.
Pemberian zinc dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air besar
sehingga dapat menurunkan risiko dehidrasi pada anak. Dosis zinc pada anak :
 Anak < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari.
 Anak > 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 11
Diberikan selama 10 hari walaupun sudah sembuh. Pada bayi, tablet zinc
dapat dilarutkan dengan air matang, ASI maupun oralit, sedangkan pada anak
yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang ataupun oralit.
[1,4]

d. Antibiotik selektif
Antibiotik tidak diberikan pada diare cair akut kecuali dengan indikasi
diare berdarah dan kolera. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru
memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan flora
usus dan bakteri Clostridium difficile akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit
disembuhkan. Pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat
terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik. [1,4]
e. Edukasi orang tua
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum
sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. [1,4]
Pemberian cairan dapat diberikan sesuai dengan derajat dehidrasi yang dialami anak.
Tabel 2. Terapi Diare Tanpa Dehidrasi [4]
Rencana Terapi A

Diare tanpa dehidrasi ; Bila terdapat dua tanda atau lebih


 Keadaan Umum baik, sadar
 Mata tidak cekung
 Minum biasa, tidak haus
 Cubitan kulit perut/turgor kembali segera

Menerangkan 5 langkah terapi diare di rumah

1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya

1. Teruskan ASI lebih sering dan lama


2. Anak yang mendapat ASI ekslusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
3. Anak yang tidak mendapat ASI ekslusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau
cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air matang, dan sebagainya)
4. Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit
demi sedikit
o Umur < 1 tahun diberi 50-100ml setiap kali berak
o Umur > 1 tahun diberi 100-200ml setiap kali berak
Anak harus diberi 6bungkus oralit (200ml) di rumah bila :
o Telah diobati dengan rencana terapi B atau C,
o Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk,
5. Ajari ibu cara mencampur dan member oralit.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 12
Sumber : Buku Saku Lintas Diare, 2011
Tabel 3. Terapi Diare dengan Dehidrasi Sedang [4]
Rencana Terapi B

Diare dehidrasi ringan atau sedang ; Bila terdapat dua tanda atau lebih

 Gelisah, rewel
 Mata cekung
 Ingin minum terus, ada rasa haus
 Cubitan kulit perut/turgor kembali lambat

Rencana Terapi B
Untuk Terapi Diare Dehidrasi Ringan/Sedang

1. Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama di sarana kesehatan


Oralit yang diberikan =
75 ml x Berat Badan Anak
2. Bila BB tidak diketahui, berikan oralit sesuai table dibawah ini :
Umur Sampai 4 bulan 4 – 12 bulan 12 – 24 bulan 2 – 5 tahun

Berat Badan < 6 kg 6 – 10 kg 10 – 12 kg 12 – 19 kg

Jumlah Cairan 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 - 1400

3. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah


4. Bujuk ibu untuk meneruskan ASI
5. Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200ml air masak selama masa
ini
6. Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit
7. Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

Amati Anak dengan Seksama dan Bantu Ibu Memberikan Oralit :

 Tunjukan jumlah cairan yang harus diberikan.


 Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.
 Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.
 Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI.
 Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.

Setelah 3-4jam,nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih Rencana
Terapi A, B atau C untuk melanjutkan terapi

 Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya
kencing kemudian mengantuk dan tidur.
 Bila tanda menunjukan dehidrasi ringan / sedang, ulangi Rencana Terapi B
 Anak mulai diberi makanan, suus dan sari buah.
 Bila tanda menunjukan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana Terapi B


 Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah.
 Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 13
Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah.

Sumber : Buku Saku Lintas Diare, 2011

Tabel 4. Terapi Diare dengan Dehidrasi Berat [4]


Rencana Terapi C

Diare dehidrasi Berat ; Bila terdapat dua tanda atau lebih

 Lesu, lunglai / tidak sadar


 Mata cekung
 Malas minum
 Cubitan kulit perut/turgor kembali sangat lambat > 2 detik

Rencana Terapi C
Untuk Terapi Diare Dehidrasi Berat

Ikuti Tanda Panah, jika jawaban“YA” lanjutkan ke KANAN.Jika “TIDAK”, lanjutkan ke BAWAH

 Beri cairan intravena segera.


Dapatkah Saudara Ringer Laktat atau Nacl 0,9%( bila RL tidak tersedia)
memberikan cairan 100ml/kgBB, dibagi sebagai berikut
intravena? YA
Umur Pemberian I Kemudian
30ml/kgBB 70ml/kgBB
TIDAK

Bayi < 1 tahun 1jam* 5jam

Bayi > 1 tahun 30menit* 2 ½ jam

*diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

 Nilai Kembali tiap 15-30menit. Bila nadi belum


teraba, beri tetesan lebih cepat
 Juga beri ORALIT (5ml/kg/jam) bila penderita malas
minum, biasanya setelah 3-4jam (bayi) atau 1-2jam
(anak).
 Berikan obat ZINC selama 10 hari berturut-turut.
 Setelah 6 jam (bayi) atau 3jam(anak) nilai lagi derajat
dehidrasi.
Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A,B, atau
C) untuk melanjutkan terapi.

Adakah terapi terdekat YA  Rujuk penderita untuk terapi intravena


(dalam 30menit)?  Bila penderita bisa minum, sediakan ORALIT dan
tunjukan cara pemberiannya selama di perjalanan
TIDAK

Bersambung ke halaman 15

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 14
Sambungan dari halaman 14
 Mulai rehidrasi dengan ORALIT melalui
Apakah Saudara dapat Nasogastrik/Orogastrik. Berikan sedikit demi sedikit,
menggunakan pipa 20ml/kgBB/jam selama 6 jam.
nasogastrik/ orogastrik  Nilai setiap 1-2jam:
YA o Bila muntah atau perut kembung berikan
untuk rehidrasi? cairan lebih lambat
o Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam
TIDAK

rujuk untuk terapi intravena.


 Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi
yang sesuai (A,B, atau C)

 Mulai rehidrasi dengan ORALIT melalui mulut.


Berikan sedikit demi sedikit, 20ml/kgBB/jam selama
6 jam.
Apakah penderita bisa  Nilai setiap 1-2jam:
minum? o Bila muntah atau perut kembung berikan
YA
cairan lebih lambat
o Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam
TIDAK

rujuk untuk terapi intravena.


 Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi
yang sesuai

Catatan:
 Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6jam setelah
rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga
mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi
YA ORALIT
Segera rujuk anak untuk
 Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja
rehidrasi melalui berjangkit di daerah Saudara, pikirkan kemungkinan
nasogastrik/orogastrik atau kolera dan beri antibiotika yang tepat secara oral
intravena begitu anak sadar.
Sumber : Buku Saku Lintas Diare, 2011

2.2.8 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul
 Gangguan elektrolit
o Hipernatremia
Hipernatremia merupakan kondisi saat kadar natrium plasma >150
mmol/L. Koreksi dilakukan dengan rehidrasi intravena menggunakan
cairan 0.9% saline atau 5% dextrose selama 8 jam. [1]
o Hiponatremia
Hiponatremia merupakan kondisi saat kadar natrium plasma <130
mmol/L. Koreksi dengan oralit. Bila tidak berhasil, gunakan Ringer
Laktat atau Normal Saline. Koreksi Kadar natrium (Na): 125 - kadar Na

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 15
serum yang diperiksa dikalikan 0.6 dan dikalikan berat badan.
Peningkatan serum Na tidak boleh melebihi 2 mEq/L/jam. [1]
o Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan kondisi saat kadar Kalium(K) >5mEq/L.
Koreksi dilakukan dengan pemberian Calcium(Ca) glukonas 10% 0.5-1
ml/kgBB IV pelan dalam 5-10 menit dengan monitor detak jantung. [1]
o Hipokalemia
Hipokalemia merupakan kondisi saat kadar Kalium(K) <3.5 mEq/L.
Koreksi dilakukan sesuai kadar K plasma: jika Kalium 2.5-3.5 mEq/L
diberikan Per Oral (PO) 75 mcg/kgBB/hr bagi 3 dosis. Bila <2.5 mEq/L
maka diberikan secara intravena drip dalam 4 jam. Dosis: (3.5-kadar K
terukur *Berat Badan(BB)*0.4 + 2 mEq/kgBB/24 jam) diberikan dalam
4 jam, kemudian 20 jam kemudian: (3.5*- kadar K terukur * BB * 0.4+
1.6 * 2 mEq * BB). [1]
 Kejang
Pada anak yang mengalami dehidrasi, dapat terjadi kejang sebelum atau selama
pengobatan rehidrasi. Hal ini disebabkan oleh hipoglikemi, hiperpireksia, hipernatremia,
atau hiponatremia. [1]

2.2.9 Pencegahan
Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:
 Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare dengan :
o Pemberian ASI yang benar.
o Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI.
o Penggunaan air bersih yang cukup.
o Membudidayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis
buang air besar dan sebelum makan.
o Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota
keluarga.
o Membuang tinja bayi yang benar. [1]
 Memperbaiki daya tahan tubuh dengan :
o Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 16
o Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan
dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
o Imunisasi campak. [1]
 Peranan probiotik
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasi
yang menunjang kesehatan melalui terciptanya keseimbangan mikrofloral intestinal
yang lebih baik. Pemberian probiotik untuk pencegahan jangka panjang terutama pada
bayi yang tidak minum ASI.
Kemungkinan mekanisme efek probiotik dalam pencegahan diare melalui
perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan antimikroba terhadap
beberapa patogen usus, kompetisi nutrien, mencegah adhesi kuman patogen pada
enterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin efek trofik pada mukosa usus melalui
penyediaan nutrien dan imunomodulasi. [1]
 Peranan prebiotik
Prebiotik merupakan bahan makanan. Umumnya berupa kompleks karbohidrat
yang bila dikonsumsi dapat merangsang pertumbuhan flora intestinal yang
menguntungkan kesehatan. [1]

2.2.10 Skema Faktor Risiko

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 17
Gambar 1. Skema Faktor Risiko
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisis Situasi


Puskesmas Mauk terletak 4 meter di atas permukaan laut dikelurahan
Mauk Timur, Kecamatan Mauk sebelah Utara Kabupaten Tangerang tepatnya di
wilayah Pantai Utara dengan jarak lebih kurang 21 Kilometer dari Kantor Dinas
Kesehatan Kota Tangerang dengan luas wilayah kerja 40,1 km2.
Batas – batas wilayah Kecamatan Mauk :
 Sebelah Timur : Kecamatan Sukadiri
 Sebelah Barat : Kecamatan Kemiri
 Sebelah Selatan : Kecamatan Rajeg
 Sebelah Utara : Laut Jawa
Secara administratif, Kecamatan Mauk memiliki 11 wilayah Desa dan 1
wilayah Kelurahan Yaitu :
1. Kelurahan Mauk Timur
2. Desa Mauk Barat
3. Desa Sasak
4. Desa Gunungsari
5. Desa Kedung dalem
6. Desa Tegal Kunir Lor
7. Desa Banyu Asih
8. Desa Tegal Kunir Kidul
9. Desa Jatiwaringin
10. Desa Marga Mulya
11. Desa Tanjung Anom
12. Desa Ketapang
Kondisi jalan di 12 Desa / Kelurahan di Puskesmas Mauk, sudah
mendukung untuk transportasi penduduk.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 18
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR
NO. LAKI – PEREMPU RASIO JENIS
(TAHUN)
LAKI AN KELAMIN

1 0–4 4.069 3.912 104,0

2 5–9 3.499 3.301 106,0

3 10 – 14 3.681 3.518 104,6

4 15 – 19 4.372 3.981 109,8

5 20 – 24 4.532 4.111 110,2

6 25 – 29 3.910 3.689 106,0

7 30 – 34 3.534 3.551 99,5

8 35 – 39 3.011 3.033 99,3

9 40 – 44 2.764 2.749 100,5

10 45 – 49 2.363 2.261 104,5

11 50 – 54 1.978 2.052 96,4

12 55 – 59 1.553 1.373 113,1

13 60 – 64 1.006 985 102,1

14 65 – 69 607 634 95,7

15 70 -74 343 455 75,4

16 75+ 296 392 76,0

JUMLAH 41.520 39.997 103,8

Sumber : Sasaran dan Target Program Puskesmas Tahun 2015

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 19
Gambar 2. Peta Kecamatan Mauk
Sumber: Peta Kabupaten Tangerang 2015

Tabel 6. Persentase Pasien dengan Diare Semua Umur Ditangani tahun 2015

DIARE
No Desa/Kelurahan Jumlah (%)
Diobati
Kasus Diobati
1 Gunung Sari 298 298 100,0
2 Sasak 299 299 100,0
3 Kedung Dalem 283 283 100,0
4 Tegal Kunir Kidul 284 284 100,0
5 Jati Waringin 267 267 100,0
6 Tegal Kunir Lor 297 297 100,0
7 Banyu Asih 291 291 100,0
8 Mauk Timur 249 249 100,0
9 Mauk Barat 290 290 100,0
10 Ketapang 300 300 100,0
11 Marga Mulya 298 298 100,0
12 Tanjung Anim 268 268 100,0
JUMLAH
3.424 3.424 100,0
(KECAMATAN)
Sumber: Data Program Penanggulangan Diare pada Puskesmas Mauk 2015
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 20
Kecamatan Mauk merupakan daerah endemis untuk penyakit diare,
dengan semua desa hampir seluruhnya ditemukan kasus diare. Ditemukan
jumlah pasien diare sebanyak 3424 pasien pada tahun 2015, sedangkan pada
tahun 2016 periode Januari – Agustus 2016 ditemukan jumlah penyakit diare
sejumlah 1997 penderita, dimana 1457 (72.96%) adalah anak balita. Data
kunjungan pasien diare di puskesmas Mauk menujukkan bahwa pasien diare
sebanyak 698 orang, dan 345 (49.42%) diantaranya adalah anak balita.
Tabel 7. Pasien penderita diare pada periode Januari – Agustus 2016
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS TOTAL

<5 220 197 226 190 175 165 146 138 1457
TAHUN

>5 35 29 34 43 53 44 135 167 540


TAHUN

TOTAL PENDERITA 1947

Sumber : Data Program Penanggulanan Diare pada tahun 2016

20 Besar Penyakit pada Puskesmas Mauk periode Juni - Agustus 2016


1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
l i us
s ia PA ia ig ia as tis ru ld ris tis la uk sis re ng a tis
en IS yalg n g eps Nif elit ati s Pa n Co Feb stri epa Bat hro Dia ura thm tivi
s a p
M gu Dis n & s M er los mo m i a K t K s g
Es G kit Ar zi A un
ns
i
a ng l
a
in bet
e D cu
r om S a
teo Gi on
j
te G a e C s K
r s Dia b O
pe er Tu
Hi n,P
ila
a m
h
Ke

20 Besar Penyakit pada Puskesmas Mauk periode Juni - Agustus 2016

Gambar 3. 20 Besar Penyakit pada Puskesmas Mauk, periode Juni – Agustus


2016
Sumber : Data kunjungan Puskesmas Mauk pada tahun 2016
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 21
Jumlah Anak Balita dengan Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Mauk
periode Juni - Agustus 2016
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
ri ak em ul gi
n
Lo
r ih ur ra
t ng ya m
Sa s l Kid in ir as i m a pa ul no
ng Sa Da r r
un yu kT kB a M A
nu g ni a n
au Ke
t
ga ng
u un Ku tiw a l K B a a u
ar ju
G d a l Ja g M M M n
Ke g Te Ta
Te

Jumlah Anak Balita dengan Diare

Gambar 4. Jumlah anak balita dengan diare di Puskesmas Mauk periode Juni –
Agustus 2016
Sumber : Data Kunjungan Puskesmas Mauk, 2016

3.2 Scope Tempat


Data jumlah pasien diare dari Juni - Agustus 2016 didapatkan bahwa
desa Tegal Kunir Kidul memiliki jumlah penderita diare terbanyak dibandingkan
dengan 11 desa lainnya di Kecamatan Mauk dimana desa Tegal Kunir Kidul
terdapat 46 pasien dari 345 total pasien sehingga mengisi 14% dari total kasus
diare pada anak balita.

3.3. Identifikasi Masalah dengan Paradigma BLUM


3.3.1. Masalah
Tingginya angka kejadian Diare pada anak balita di desa Tegal Kunir
Kidul, Kecamatan Mauk pada bulan Juni 2016 – Agustus 2016
3.3.2. Status Kesehatan
1. Genetik : Tidak Dinilai
2. Medical Care Services :
- Kurangnya edukasi yang dilakukan tenaga kesehatan puskesmas
mengenai pencegahan dan penanganan awal diare

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 22
3. Lifestyle :
Dari hasil mini survey yang dilakukan pada 30 orang pasien di Puskesmas Mauk
tanggal 23 September 2016 didapatkan :
a. Pengetahuan :
i. Pengetahuan masyarakat tentang diare masih kurang. Sebanyak 21
(70%) dari 30 orang ibu masih tidak mengetahui apa yang dimaksud
dengan diare.
ii. Sebanyak 21 (70%) dari 30 orang ibu mengetahui bahwa penyebab
diare dari minuman dan makanan yang kotor.
iii. Sebanyak 15 orang (50%) dari 30 orang ibu tidak memahami bahwa
penyakit diare termasuk penyakit menular.
iv. Seluruh ibu mendapatkan obat diare, oralit dan zinc namun 20 (66%)
ibu dari 30 orang ibu tidak mengerti tentang obat yang diberikan saat
diare.
b. Sikap :
i. Sebanyak 22 orang (73%) dari 30 orang ibu setuju berobat ke
Pelayanan Kesehatan (bidan, dokter, puskesmas, posyandu) saat
anaknya diare.
ii. Sebanyak 14 (46%) dari 30 orang ibu setuju bahwa diare dapat
menyebabkan kematian.
iii. Hanya 10 orang (33.3%) mengaku setuju harus memberikan ASI
Eksklusif pada anaknya, dan 20 orang lainnya (66.7%) tidak setuju
memberikan ASI Eksklusif dengan berbagai alasan.
iv. Sebanyak 18 orang (60%) setuju memberikan imunisasi secara
lengkap, sedangkan sisanya tidak lengkap.

c. Perilaku
i. Sebanyak 16 orang (53%) dari 30 orang ibu memilih hanya
mencuci tangan ketika tangan kotor saja.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 23
ii. Sebanyak 20 orang (66%) dari 30 orang ibu tidak mencuci tangan
dengan sabun sebelum menyiapkan makanan.
iii. Sebanyak 28 orang (93%) dari 30 orang ibu menutup
makanannya.
iv. Semua ibu (100%) memasak air sebelum diminum.

4. Lingkungan :
a) Fisik
i. Letak pemukiman masyarakat yang jauh dari Puskesmas Mauk.
ii. Masyarakat sering melakukan kerja bakti.
iii. Sumber air minum lebih banyak berasal dari sumur.
iv. Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari lebih banyak dari
sumur.
b) Sosial budaya
i. Masyarakat masih beranggapan bahwa diare tidak menular.
ii. Masyarakat masih beranggapan bahwa perubahan cuaca, pertumbuhan
anak serta salah makan yang menyebabkan diare.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 24
Medical Care Services
Kurangnya edukasi yang
dilakukan petugas kesehatan
mengenai pencegahan dan
penanganan awa diare Genetik
Kurangnya media informasi Tidak Dinilai
(poster, leaflet)
Lifestyle
Pengetahuan
Pengetahuan tentang diare masih
kurang
Pengetahuan mengenai hubungan
PHBS dengan
Meningkatnya Insidens Diare Di Wilayah Puskesmas Maukpencegahan
Tahun 2016 diare masih
Lingkungan rendah
Fisik Pengetahuan akan bahaya diare cukup
Letak pemukiman yang jauh baik
dari Puskesmas Mauk Sikap
Akses transportasi yang Hampir semua ibu setuju harus ke
kurang tenaga kesehatan bila anak diare
Masyarakat sering melakukan Tidak semua ibu setuju harus
kerja bakti memberikan ASI Eksklusif
Air bersih berasal dari sumur Tidak semua ibu setuju anak balita
bor, memenuhi syarat fisik air diimunisasi lengkap.
bersih Perilaku
Air minum berasal dari air Sering lupa cuci tangan dengan sabun
bersih yang dimasak Ibu sudah menutup makanannya
Sosial budaya Memasak air sebelum diminum
Masyarakat masih Tidak semua ibu mencuci tangan
beranggapan bahwa diare tidak ketika sebelum dan sesudah masak,
menular makan, dan BAB/BAK
Masyarakat masih
beranggapan bahwa perubahan
cuaca, pertumbuhan anak serta
salah makan yang
menyebabkan diare.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 25
GAMBAR 5. SKEMA PARADIGMA BLUM
Sumber : Hasil Modifikasi Penulis

3.4 Penentuan Prioritas Masalah


Setelah melakukan identifikasi dengan Paradigma Blum, dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan cara Non-Scoring Technique (Delbecq) pada tanggal 23
September 2016. Diskusi dan wawancara dilakukan dengan:
1. dr. David Setiawan, Kepala Puskesmas Mauk
2. Bapak Ahmad Ja, Kepala Desa Tegal Kunir Kidul
3. Bapak Mulyadi, Kepala Program Diare Kecamatan Mauk
4. Ibu Suzana, Kader Kesehatan DesaTegal Kunir Kidul
5. Ibu Aminah, Kader Kesehatan DesaTegal Kunir Kidul
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara mengenai ketiga aspek Paradigma
Blum, dipilih faktor lifestyle sebagai prioritas masalah. Lifestyle yang dimaksud berupa
pengetahuan, sikap serta perilaku masyarakat yang mempengaruhi angka kejadian diare.
Rendahnya pengetahuan masyarakat meliputi pengetahuan mengenai diare, pengetahuan
mengenai hubungan PHBS dengan diare, dan pencegahan serta penanganan awal pada
diare. Hal ini turut mempengaruhi sikap dan perilaku yang diambil ibu seperti lupa
mencuci tangan saat/sebelum memasak, makan dan setelah BAB/BAK. Diharapkan
dengan adanya intervensi yang dilakukan pada aspek lifestyle dapat menurunkan angka
kejadian diare pada anak balita di wilayah Desa Tegal Kunir Kidul, Kecamatan Mauk.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 26
BAB 4
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH

4.1. Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, maka didapatkan
permasalahan yang akan diidentifikasi adalah lifestyle pada ibu dengan anak
balita di desa Tegal Kunir Kidul. Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar
dilakukan dengan teknik Fishbone.
Lifestyle yang menyebabkan tingginya insidens diare di wilayah kerja Puskesmas Mauk
adalah
a) Rendahnya pengetahuan mengenai diare, hubungan PHBS dengan diare. Hal ini
disebabkan oleh
 Rendahnya pendidikan ibu dimana sebagian besar pendidikan terakhir ibu
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
b) Perilaku yang kurang memperhatikan kebersihan. Beberapa perilaku yang
utama, seperti:
 Masyarakat masih membuang air besar di kebun, di kali, di sawah ataupun
di empang. Hal ini dikarenakan pemahaman yang kurang mengenai bahaya
BAB di tempat terbuka.
 Ibu yang masih sering lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
c) Sikap pengasuh anak yang tidak menyetujui anaknya diimunisasi.
 Ibu kurang mengerti mengenai manfaat dari imunisasi.
 Ibu takut anaknya demam setelah diimunisasi.
d) Sikap pengasuh anak yang tidak setuju bahwa ASI eksklusif harus diberikan.
Hal ini disebabkan oleh :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 27
 Ibu khawatir anak mereka akan kelaparan saat ASI mereka tidak keluar
sehingga langsung memberikan susu formula.
 Ibu mengatakan bahwa susu formula lebih bergizi dibanding ASI.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 28
Gambar 6. Fishbone Diagram
Sumber : Hasil Modifikasi Penulis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 29
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI

5.1. Penyusunan Intervensi


Setelah dilakukan identifikasi masalah dan mencari penyebab dari tingginya
kasus diare pada anak balita di Desa Tegal Kunir Kidul, maka disusun beberapa
intervensi sebagai alternatif jalan keluar.

5.1.1. Intervensi I: Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan


Pencegahannya melalui BAB pada Jamban
a. Kegiatan : Simulasi mengenai penyebaran diare dan pencegahannya
melalui BAB pada jamban.
b. Tujuan Kegiatan :
 Memotivasi ibu yang belum memiliki jamban agar memiliki jamban di
rumah.

Dasar penentuan kegiatan:


 Kurangnya pengetahuan para ibu mengenai penyebaran dan pencegahan
diare, pernyataan ini diuraikan berdasarkan hasil mini survey berupa
kuesioner bahwa sebanyak 15 dari 30 orang ibu (50%) masih tidak
mengetahui bahwa diare menular.
Sasaran : 20 orang ibu yang belum memiliki jamban di rumahnya.
c. Tempat : Halaman Rumah Bapak Kepala Desa Tegal Kunir Kidul.
d. Indikator penilaian :
 Seluruh ibu dapat berpartisipasi dalam simulasi mengenai penyebaran dan
pencegahan diare melalui BAB pada jamban sehingga ikut dalam arisan
jamban yang dibentuk.

5.1.2. Intervensi II: Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu


dengan Anak Balita
a. Kegiatan : Penyuluhan “Ibu Bijak, Anak Sehat. Cegah Diare!”
b. Tujuan Kegiatan :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 30
 Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pengertian diare, penyebab
diare, tanda bahaya diare, cara pencegahan serta komplikasi diare.
 Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya PHBS dalam hal ini
cuci tangan dengan sabun dan BAB pada jamban, ASI Eksklusif sebagai
salah satu faktor pencegahan diare.
 Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya imunisasi sebagai
faktor pencegahan diare.

Dasar penentuan kegiatan :


 Kurangnya pengetahuan para ibu mengenai diare, pernyataan ini
diuraikan berdasarkan hasil mini survey berupa kuesioner bahwa
sebanyak 21 dari 30 orang ibu (70%) masih tidak mengetahui dengan baik
apa yang dimaksud dengan diare serta komplikasi yang mungkin timbul.
 Sebagian besar ibu cenderung tidak tahu sama sekali mengenai tanda
bahaya diare. Sebanyak 16 dari 30 orang ibu (53%) tidak mengetahui
bahwa diare dapat menyebabkan kematian.
 Rendahnya pengetahuan akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif yang
terlihat dari hasil mini survey yakni hanya 10 ibu (33,33%) memberikan
ASI Eksklusif pada anaknya, dan 20 ibu lainya (66.7%) tidak memberikan
ASI Eksklusif.
 Kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya pemberian imunisasi
lengkap dimana dari hasil mini survey didapatkan 12 dari 30 orang ibu
(40%) tidak melakukan imunisasi dengan lengkap.
c. Sasaran : 40 orang ibu dengan anak balita di Desa Tegal Kunir
Kidul.
d. Tempat : Halaman Rumah Bapak Kepala Desa di Desa Tegal
Kunir Kidul.
e. Indikator penilaian :
 Peningkatan jumlah ibu dengan kategori pengetahuan baik tentang diare
sebanyak ≥ 50% pada posttest dibanding dengan pretest.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 31
5.1.3. Intervensi III : Mengadakan Demo mengenai Pembuatan Larutan Gula
Garam (LGG), Cara Minum Oralit dan Cara Mencuci Tangan yang Benar.
a. Kegiatan : Demo mengenai pembuatan larutan gula garam (LGG),
cara minum oralit, dan cara mencuci tangan yang benar.
b. Tujuan Kegiatan :
 Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan ibu dalam
memberikan oralit.
 Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan ibu dalam
pembuatan larutan gula garam (LGG).
 Meningkatkan kemampuan ibu mengenai cara mencuci tangan yang
benar.

Dasar penentuan kegiatan:


 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai cara minum oralit yang tepat,
pernyataan ini diuraikan berdasarkan hasil mini survey bahwa sebanyak
20 dari 30 orang ibu (66%) diberi oralit ketika diare namun tidak
memiliki pengetahuan tentang fungsi oralit.
 Sebanyak 20 ibu (66%) dari 30 ibu tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum menyiapkan makanan dan berdasarkan hasil wawancara dengan
kader dan petugas kesehatan, banyak yang sering lupa mencuci tangan.
c. Sasaran : 40 orang ibu dengan anak balita di Desa Tegal Kunir
Kidul.
d. Tempat : Halaman Rumah Bapak Kepala Desa Tegal Kunir Kidul
e. Indikator penilaian :
 Seluruh ibu dapat membuat LGG, mencuci tangan dengan benar dan
mengerti cara minum oralit yang benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 32
5.2. Log Frame Goals
Tabel 8. Log Frame Goals Simulasi mengenai penyebaran diare dan pencegahannya melalui BAB pada jamban

Masukan Kegiatan / Tujuan


Intervensi Pendek Menengah Panjang
(2 minggu) (1 tahun) (5 tahun)

Man

Ibu yang belum memiliki jamban Simulasi Termotivasinya ibu untuk Dilaksanakannya arisan jamban Penurunan angka anak diare pada
 Tiga koas penyebaran diare memiliki jamban di rumahnya. dimana diharapkan sebagian ibu balita di wilayah kerja Puskesmas

 Dua kader dan yang belum memiliki jamban Mauk sebesar 25%.
pencegahannya. Terbentuknya arisan jamban dapat memiliki jamban.
dimana diharapkan ibu yang Setiap keluarga di desa Tegal
Money

Rp. 100.000
belum memiliki jamban dapat Bagi ibu yang telah memiliki Kunir Kidul dapat memiliki
memiliki jamban. jamban dapat meminjamkan jamban dirumah masing-masing.
jambannya kepada yang belum
memiliki. Tidak terjadinya kematian anak

Material

Sound system
balita akibat diare
 Semen biru
Penurunan angka kejadian diare
 Semen kuning
pada anak balita sebesar 10% di
 Spidol
wilayah kerja Puskesmas Mauk.
 Kertasmengenai
Method

Simulasi HVS penyebaran diare serta


Tidak terjadinya kematian anak
pencegahannya kepada ibu yang belum
balita akibat diare.
memiliki jamban dirumahnya.

Tabel 9. Log frame goals Penyuluhan “Ibu Bijak, Anak Sehat. Cegah Diare!” terhadap Ibu dengan anak Balita
Masukan Kegiatan / Tujuan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 33
Intervensi Pendek Menengah Panjang
(2 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
Man

 Ibu yang mempunyai anak balita Penyuluhan “Ibu Peningkatan pengetahuan ibu Penurunan angka kejadian diare Penurunan angka diare pada
 Tiga koas Bijak, Anak mengenai diare dengan pada anak balita sebesar 10% di anak balita di wilayah kerja

 Satu staf puskesmas Sehat. Cegah indikator peningkatan jumlah wilayah kerja Puskesmas Mauk. Puskesmas Mauk sebesar 25%.
Money

Rp. 300.000,- Diare!” ibu dengan kategori


pengetahuan baik pada posttest Tidak terjadi kematian anak Tidak terjadi kematian anak
terhadap pretest sebesar ≥50%. balita akibat diare di wilayah balita akibat diare di wilayah
Method Material

 Undangan
 Poster kerja Puskesmas Mauk. kerja Puskesmas Mauk.

 Fotokopi“Ibu
Penyuluhan poster, pretest,
Bijak, Anak dan posttest
Sehat. Cegah
Diare!” kepada ibu dengan anak balita di
Balai Desa Tegal Kunir Kidul

Tabel 10. Log frame goals Demo Pembuatan Larutan LGG, Cara Minum Oralit, dan Cuci Tangan yang Benar

Masukan Kegiatan / Tujuan


Intervensi
Pendek Menengah Panjang
(2 minggu) (1 tahun) (5 tahun)

Man

Ibu yang mempunyai anak balita Demo Semua ibu dapat membuat Penurunan angka kejadian Penurunan angka anak
 Anak balita meminum LGG, mencuci tangan diare pada anak balita diare pada balita di wilayah
 Tiga koas oralit, dengan benar dan cara sebesar 10% di wilayah kerja Puskesmas Mauk
 Dua kader pembuatan minum oralit yang benar. kerja Puskesmas Mauk sebesar 25%
LGG dan cara
mencuci Tidak terjadinya kematian Tidak terjadinya kematian
Money

Rp. 100.000,-
tangan yang anak balita akibat diare anak balita akibat diare
benar

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 34
Material  Sound system
 Gelas, sendok, garam & gula
 Ember, gayung, air & sabun
batang
 Hadiah
Method

Demo pembuatan oralit, LGG dan


cara mencuci tangan yang bersih di
Balai Desa Tegal Kunir Kidul

5.3. Planning of Action (POA)


Tabel 11. Planning of Action (POA)

Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Penanggung Rencana
jawab penilaian

Planning Perencanaan Tersusunnya Wilayah kerja Puskesmas 19 September Doddy Belum dapat
intervensi rencana intervensi Puskesmas Mauk 2016 Natasha dinilai
Mauk Reksoyudho

Organizing Pembagian tugas Setiap orang 3 dokter muda Puskesmas 19 September Belum dapat
mendapatkan Mauk 2016 dinilai
tugas masing
masing

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 35
Pembuatan Menarik Ibu dengan anak - print undangan: Rp. 20 September Belum dapat
undangan masyarakat untuk balita, dan ibu 5.500,- 2016 dinilai
penyuluhan datang ke yang belum - fotokopi undangan :
penyuluhan, memiliki Rp. 2.000,-
mengingatkan jamban
waktu penyuluhan

Target 40 warga
Desa Tegal Kunir
Kidul

Bersambung ke halaman 36

Sambungan dari halaman 35


Kegiatan Tujuan & Sasaran Biaya Tempat Waktu Penanggung Rencana
Target jawab penilaian

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 36
Organizing Pembuatan media Mempermudah Ibu dengan anak -print poster 22 Doddy Belum dapat

ajar berupa leaflet, penyampaian balita dan ibu yang berwarna: = September Natasha dinilai

poster dan pretest- informasi saat belum memiliki Rp. 45.000,- 2016 Reksoyudho
posttest pelaksanaan jamban
intervensi -fotokopi
leaflet,
pretest, dan
posttest = Rp.
40.000,-

Actuating Pengajuan izin Didapatkan -Kepala Puskesmas -Ruang 23 Belum dapat

untuk pelaksanaan tempat Mauk kantor kepala September dinilai

intervensi kepada pelaksanaan -Kepala Desa Tegal Puskesmas 2016


ibu dengan anak intervensi Kunir Kidul Mauk
balita dan yang -Kader Desa Tegal -Kantor
belum memiliki Kunir Kidul Balai Desa
jamban di Desa Tegal Kunir
Tegal Kunir Kidul
Kidul, Kecamatan
Mauk
Bersambung ke halaman 37

Sambungan dari halaman 36

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 37
Kegiatan Tujuan & Sasaran Biaya Tempat Waktu Penanggung Rencana
Target jawab penilaian
Actuating Penyebaran Menarik 40 ibu - 40 orang ibu Desa Tegal 28 Doddy Hadirnya
undangan untuk dengan anak dengan anak balita Kunir Kidul September Natasha warga sesuai
penyuluhan “Ibu
balita dan ibu dan belum memiliki 2016 Reksoyudho dan target dan
Bijak, Anak Sehat.
Cegah Diare!” yang belum jamban di Desa sasaran
dan demo memiliki Tegal Kunir Kidul
mengenai oralit,
jamban untuk
pembuatanLGG,
dan cuci tangan, datang ke
serta simulasi penyuluhan
mengenai
penyebaran dan
pencegahan diare
Intervensi I - 20 orang ibu - 20 orang ibu yang Semen : Halaman 6 Oktober Terbentuknya
Simulasi yang belum belum memiliki Rp.15.000,- Rumah 2016 arisan jamban
mengenai memiliki jamban dirumahnya Bapak dan seluruh
penyebaran dan jamban Spidol : Kepala Desa ibu mendaftar
pencegahan diare berpartisipasi Rp.10.000,- Tegal Kunir dalam arisan
melalui BAB pada dalam simulasi Kidul jamban.
jamban - Terbentuknya Kertas HVS:
arisan jamban Rp. 5.000,-

Bersambung ke halaman 38

Sambungan dari halaman 37

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 38
Kegiatan Tujuan & Sasaran Biaya Tempat Waktu Penanggung Rencana penilaian
Target jawab
Actuating Intervensi II Meningkatkan - 40 orang ibu Makanan Halaman 6 Reksoyudho Peningkatan jumlah
Mengadakan pengetahuan ibu dengan anak balita ringan: Rumah Oktober Natasha ibu dengan kategori
penyuluhan mengenai di Desa Tegal Kunir Rp. 20.000 Bapak 2016 Doddy pengetahuan baik
mengenai diare pengertian diare, Kidul Kepala Desa mengenai diare pada
terhadap ibu penyebab diare, Minuman air Tegal Kunir posttest terhadap
dengan anak balita tanda bahaya mineral gelas Kidul pretest sebesar ≥50%
diare, cara 2 dus : Rp.
pencegahan, cara 50.000,-
penanganan awal
pada diare serta
komplikasi
diare.

Intervensi III - Ibu mengerti - 40 orang ibu yang Souvenir - Ibu dapat membuat
Demo mengenai cara minum mempunyai anak sabun colek: LGG
pembuatan LGG, oralit yang benar balita. Rp. 117.000,- - Ibu dapat mencuci
cara minum oralit, - Ibu dapat tangan dengan benar
dan cara mencuci membuat LGG Door Prize: - Ibu mengerti cara
tangan yang benar - Ibu dapat Rp. 100.000,- minum oralit yang
mencuci tangan benar
dengan benar

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 39
5.4. Timeline (Gantt Chart)
Tabel 12. Timeline (Gantt Chart)
No. Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6
1. Perencanaan
Identifikasi masalah dan
penyebabnya

Mini Survey
Meminta izin kepada pihak
yang berwenang
Rencana Intervensi
2. Pengorganisasian
Pembagian Tugas
3. Pelaksanaan
�Intervensi I : Simulasi
mengenai penyebaran dan
pencegahan diare
Intervensi II : Mengadakan
penyuluhan mengenai diare
terhadap ibu dengan anak
balita
Intervensi III: Demo
mengenai oralit, LGG dan
cara mencuci tangan yang
benar
4. Pengawasan
5. Evaluasi
Menilai Hasil Intervensi I, II ,
III melalui pre-test dan post-
test
6. Penilaian hasil intervensi

BAB 6

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 40
PELAKSANAAN INTERVENSI

6.1. Flow Chart kegiatan

Meminta izin kepada Intervensi I (Kamis, 6 Oktober 2016)

dokter pembimbing, : Mengadakan Simulasi mengenai

Kepala Puskesmas Mauk Penyebaran Diare dan

dan Kepala Desa Tegal Pencegahannya melalui BAB pada

Kunir Kidul untuk Jamban di Rumah Kepala Desa

melakukan 3 kegiatan / Tegal Kunir Kidul dengan peserta

intervensi. ibu-ibu yang memiliki anak balita


dan tidak memiliki jamban di rumah.

Intervensi III (Kamis, 6 Oktober Intervensi II ( Kamis, 6 Oktober


2016) : Mengadakan Demo 2016) : Mengadakan Penyuluhan
Mengenai Pembuatan Larutan Mengenai Diare terhadap Ibu dengan
Gula Garam (LGG), Cara Minum Anak Balita di Rumah Kepala Desa
Oralit dan Mencuci Tangan yang Tegal Kunir Kidul dengan peserta
Benar di Rumah Kepala Desa ibu-ibu yang memiliki anak balita
Tegal Kunir Kidul dengan peserta dan belum memiliki jamban di
ibu-ibu yang memiliki anak balita rumahnya.
dan belum memiliki jamban
dirumahnya.

Gambar 7. Flowchart seluruh kegiatan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 41
6.1.1 Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan
pencegahannya melalui BAB pada jamban terhadap ibu-ibu yang tidak memiliki
jamban di rumah.

Perkenalan dan sambutan


Seminggu sebelum
dari Ibu Kepala Desa Tegal
dilaksanakan intervensi, kader
Kunir Kidul
Desa Tegal Kunir Kidul dan
Kepala Desa Tegal Kunir Kidul
memberitahu ibu-ibu yang
belum memiliki jamban dan Seminggu kemudian, pada
yang memiliki anak balita di tanggal 6 Oktober 2016
Desa Tegal Kunir Kidul agar pukul 09.00 sampai 10.00
menghadiri kegiatan tanggal 6 dikumpulkan ibu-ibu yang
Oktober 2016 di halaman depan belum memiliki jamban di Mengadakan Simulasi
rumah Kepala Desa Tegal rumah dan yang memiliki mengenai Penyebaran
Kunir Kidul. anak balita. Diare dan
pencegahannya melalui
BAB pada Jamban
kepada 40 ibu dengan
Sesi tanya-
kertas HVS dan semen
jawab dan
warna biru, kuning dan
feedback
putih.
Hasil peserta
simulasi

Gambar 8. Flowchart Kegiatan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan


Pencegahannya melalui BAB pada Jamban pada Ibu-Ibu yang belum memiliki
jamban di rumah.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 42
6.1.2 Intervensi II : Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita.

Mengadakan
Tanggal 6 Oktober
Penyuluhan
2016 pukul 10.00-
mengenai Diare
11.00 WIB, setelah
dengan powerpoint
selesai simulasi Pretest
terhadap ibu dengan
penyebaran diare dan
anak balita di Desa
pencegahannya melalui
Tegal Kunir Kidul
BAB di jamban

Memasukkan Data Post- Sesi tanya jawab dan

test feedback dari ibu-ibu


mengenai Penyuluhan
Pengolahan Data Hasil
Diare

Gambar 9. Flowchart Kegiatan Mengadakan Penyuluhan Mengenai Diare


terhadap Ibu dengan Anak Balita.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 43
6.1.3 Intervensi III: Mengadakan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.

Mengadakan demo
Tanggal 6 Oktober tentang cara mencuci
2016 pukul 11.00-12.00 tangan yang benar ,
WIB setelah selesai pembuatan Larutan
penyuluhan mengenai Gula Garam (LGG),
diare. dan cara minum oralit
yang benar pada ibu
yang memiliki anak
Pembagian balita di Desa Tegal
doorprize, snack Kunir Kidul.
dan leaflet kepada
ibu-ibu yang hadir
dalam penyuluhan
Mengajarkan cara
Pembagian hadiah
mencuci tangan yang
kepada ibu-ibu yang
benar kepada ibu-ibu
berhasil menjawab
dan anak balita dengan
dengan benar
Hasil air mengalir dan sabun
pertanyaan seputar
cuci tangan.
penyuluhan dan
demontrasi.
Menunjukkan alat dan
bahan yang dibutuhkan
Demontrasi cara untuk pembuatan LGG
membuat LGG dan minum oralit yaitu:
dan minum oralit gula, garam, sendok,
yang benar. gelas 200 ml dan oralit
200 ml.

Gambar 10. Flowchart Kegiatan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 44
6.2 Deksripsi Proses Intervensi Secara Detail
6.2.1 Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran dan Pencegahan
Diare melalui BAB pada Jamban
Kegiatan atau intervensi pertama dilakukan pada hari Kamis, 6 Oktober 2016
pukul 09.00-10.00 WIB dengan mengumpulkan ibu-ibu yang tidak memiliki jamban di
halaman rumah Bapak Kepala Desa Tegal Kunir Kidul, untuk melakukan simulasi
penyebaran dan pencegahan diare. Kegiatan simulasi dihadiri 40 orang ibu yang tidak
memiliki jamban dan ibu yang memiliki anak balita yang berasal dari Desa Tegal Kunir
Kidul. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tiga(3) dokter muda FK Untar dengan bantuan
dua(2) kader kesehatan desa. Kegiatan ini dimulai dengan kata sambutan oleh Ibu
Kepala Desa Tegal Kunir Kidul dan dilanjutkan dengan perkenalan dokter muda FK
Untar.

Kegiatan pertama dimulai dengan mempersilahkan ibu-ibu berkumpul di


lapangan, kemudian dipilih seorang ibu yang paling menguasai daerah Desa Tegal
Kunir Kidul. Ibu ini kemudian akan memetakan batas wilayah Desa Tegal Kunir Kidul
dengan semen berwarna putih, area sawah, kebun, kali dan empang dengan semen
warna biru. Seluruh peserta kemudian diminta untuk menuliskan namanya dalam kertas
HVS yang telah disiapkan kemudian meletakkannya sesuai posisi rumah mereka,
apakah dekat kali, sawah, kebun ataupun empang. Beberapa perwakilan ibu diminta
untuk maju dan mengungkapkan dimana ia dan keluarganya biasanya BAB. Simulasi
dilanjutkan dengan menaburkan semen berwarna kuning yang mewakili miniature tinja
sesuai jumlah keluarga dirumah. Miniatur desa dipenuhi semen berwarna kuning,
kemudian ibu-ibu diminta untuk berbaris dan berjalan mengelilingi miniatur desa
dipandu oleh dokter muda FK Untar. Seorang perwakilan ibu diminta maju untuk
menceritakan pengalamanya mengelilingi desa. Kegiatan dilanjutkan dengan meminta
perwakilan dari ibu yang merasa haus. Ibu tersebut diberi air mineral gelas dan segera
diminumnya. Setelah ibu selesai meminum airnya, ibu dimintai sehelai rambutnya yang
diumpamakan sebagai kaki lalat, yang hinggap di tinja dekat rumahnya, kemudian
hinggap lagi di air minum ibu tersebut. Ibu tersebut diminta untuk meminumnya lagi,
tetapi ibu menolaknya. Ibu kemudian dimintai feedback mengenai keseluruhan acara
kemudian diberikan pemahaman tentang pentingnya mencegah diare dengan membuang

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 45
air besar pada tempatnya sehingga ibu yang belum memiliki jamban termotivasi untuk
memiliki jamban dan mendaftarkan dirinya dalam arisan jamban.

6.2.2 Intervensi II: Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu


dengan Anak Balita
Intervensi kedua dimulai dengan pretest selama 15 menit kepada seluruh ibu
yang hadir untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal yang sudah dimiliki ibu-ibu.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan tentang diare menggunakan powerpoint. Ibu-
ibu diedukasi mengenai apa itu diare, penyebab diare, pencegahan diare dengan
berperilaku hidup bersih dan sehat, komplikasi diare serta penanganan awal pada diare.
Setelah selesai penyuluhan, kemudian acara dilanjutkan dengan membuka sesi tanya-
jawab kepada peserta penyuluhan yang ingin bertanya. Intervensi dua diakhiri dengan
posttest selama 15 menit kepada seluruh ibu yang hadir. Hasil dari pretest dan posttest
yang telah diisi akan diolah dan hasil posttest yang diharapkan adalah peningkatan
jumlah ibu dengan berpengetahuan baik tentang diare, pencegahan diare, serta
penanganan awal terhadap diare sebanyak ≥50% pada posttest terhadap pretest.

6.2.3 Intervensi III: Mengadakan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar, Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.
Intervensi ketiga adalah mengajarkan cara mencuci tangan yang benar, demo
mengenai pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan cara minum oralit kepada ibu
yang memiliki anak balita dan tidak memiliki jamban di Desa Tegal Kunir Kidul.
Kegiatan berlangsung setelah penyuluhan mengenai diare terhadap ibu dengan anak
balita. Kegiatan dimulai pada tanggal 6 Oktober 2016 pukul 11.00 – 12.00 di halaman
Kepala Desa Tegal Kunir Kidul.

Kegiatan dimulai dengan seluruh ibu dan anak balita yang hadir diminta untuk
berbaris ke kamar mandi umum yang terdapat air mengalir di belakang rumah Kepala
Desa Tegal Kunir yang telah disiapkan sabun dan tisu. Ibu dan anak balita diberikan
penjelasan mengenai cara cuci tangan yang benar dan diminta untuk mencuci tangan
dengan menggunakan sabun di air yang mengalir, kemudian tangan di keringkan dengan
tisu.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 46
Kegiatan selanjutnya adalah mengajarkan ibu-ibu cara pembuatan Larutan Gula
Garam (LGG). Kegiatan dilanjutkan dari belakang rumah Kepala Desa Tegal Kunir
Kidul ke halaman rumah Kepala Desa. Ibu-ibu diperkenalkan terlebih dahulu dengan
alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan LGG
dan cara minum oralit yang benar. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab pada ibu-ibu
seputar penyuluhan dan demontrasi yang dilakukan. Ibu yang dapat menjawab
pertanyaan akan diberikan hadiah.. Kegiatan selanjutnya merupakan penyerahan poster
mengenai diare kepada Ibu Kepala Desa Tega Kunir Kidul, dilanjutkan dengan
pengundian doorprize. Kegiatan selanjutnya berupa pembagian snack dan leaflet yang
berisi informasi penyuluhan kepada seluruh ibu yang hadir.

6.3 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan


Monitoring intervensi I, II, dan III dilakukan pada saat berjalannya kegiatan
yaitu tanggal 6 Oktober 2016 karena bersifat one time event. Monitoring dilakukan
untuk memastikan tidak ada penyimpangan atau hal-hal yang menghambat tujuan.

6.3.1 Kendala yang dihadapi


 Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran dan Pencegahan
Diare
- Beberapa ibu datang dengan membawa anak mereka, sehingga anak lari-lari
dan bermain dengan semen yang ada.
 Intervensi II : Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu dengan
Anak Balita.
- Beberapa ibu tidak dapat mengisi pretest karena menggendong anak
sehingga harus dibantu oleh kader dan dokter muda.
- Beberapa ibu tidak dapat membaca sehingga harus dibantu oleh kader dan
dokter muda.
- Beberapa ibu tidak dapat konsentrasi mendengarkan karena menggendong
anak sambil berjalan.
- Tidak tersedia tempat duduk yang cukup untuk semua ibu.

- Beberapa ibu tidak dapat mengisi posttest karena menggendong anak


sehingga harus dibantu oleh kader dan dokter muda.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 47
 Intervensi III : Mengadakan Demo mengenai Cara Minum Oralit, LGG dan
Cara Mencuci Tangan yang Benar
- 2 orang ibu tidak mengikuti penyuluhan hingga selesai.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 48
6.4 PDCA Cycle
6.4.1 Intervensi I : Simulasi mengenai Penyebaran dan Pencegahan Diare

 Meningkatkan pemahaman 20
orang ibu yang belum memiliki
jamban tentang penyebaran dan
pencegahan diare melalui BAB
Kegiatan arisan jamban
pada jamban dengan melakukan
terbentuk dan terus simulasi tentang penyebaran dan
dilaksanakan sampai seluruh
pencegahan diare pada halaman
ibu memiliki jamban. rumah Bapak Kepala Desa Tegal
Mengingatkan anak supaya Kunir Kidul pada tanggal 6
Oktober 2016 jam 09.00-10.00
tidak bermain semen sampai
acara selesai. WIB
 Dilakukan oleh 3 dokter muda.

 Simulasi telah terlaksana


 40 orang ibu berpartisipasi pada tanggal 6 Oktober
dalam simulasi. 2016 jam 09.00-10.00 yang
< Ibu ingin memiliki jamban dihadiri oleh 40 ibu yang
 Acara berlangsung tepat waktu belum memiliki jamban
 Tempat cukup luas saat dan memiliki anak balita di
melakukan simulasi Halaman Rumah Ibu
Kepada Desa Tegal Kunir
 Sarana dan prasarana tidak ada
Kidul
kendala
 Beberapa ibu datang dengan
membawa anak mereka,
sehingga anak lari-lari dan
bermain dengan semen yang
ada.

Gambar 11. PDCA Cycle Intervensi I

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 49
6.4.2 Intervensi II : Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu
dengan Anak Balita
 Meningkatkan pemahaman 40
orang ibu yang belum
memiliki jamban dan
Penyuluhan tentang diare memiliki balita tentang
dapat dilanjutkan oleh penyebaran dan pencegahan
puskesmas diare dengan melakukan
penyuluhan mengenai diare di
Ibu yang tidak dapat mengisi rumah Bapak Kepala Desa
pretest dan posttest dibantu Tegal Kunir Kidul pada
oleh koas dan kader. tanggal 6 Oktober 2016 jam
10.00-11.00 WIB.
 Dilakukan oleh 3 Dokter
Muda

 Terdapat peningkatan jumlah


ibu dengan pengetahuan baik  Dilakukan pretest kepada 40
terhadap diare sebanyak orang ibu yang hadir
55% pada posttest setelah  Penyuluhan telah terlaksana
pretest pada tanggal 6 Oktober 2016
 Ibu paham mengenai jam 10.00-11.00 yang dihadiri
pengertian diare, penyebab oleh 40 ibu yang belum
diare, tanda bahaya diare, memiliki jamban dan memiliki
cara pencegahan, cara anak balita di Halaman Rumah
penanganan awal pada diare Ibu Kepada Desa Tegal Kunir
serta komplikasi diare Kidul
 Beberapa ibu tidak dapat  Dilakukan posttest kepada 40
mengisi pretest dan posttest. orang ibu yang hadir
 Beberapa ibu tidak dapat
membaca.
 Beberapa ibu tidak dapat
konsentrasi mendengarkan
karena menggendong anak

Gambar 12. PDCA Cycle Intervensi II

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 50
6.4.3 Intervensi III : Demo Mengenai Cara Mencuci Tangan yang Benar ,
Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.

 Pembuatan LGG dan cara


minum oralit dapat terus
dilakukan ibu-ibu bila terjadi  Meningkatkan kemampuan 40
diare pada anak balita. ibu yang belum memiliki jamban
 Kader diminta untuk dan memiliki anak balita dengan
melakukan penyuluhan kegiatan demo mengenai cara
kepada 2 orang ibu yang mencuci tangan yang benar ,
pulang terlebih dahulu. pembuatan LGG dan cara minum

 Acara dapat dilaksanakan oralit pada tanggal 6 Oktober

lebih awal dengan waktu yang 2016 pukul 11.00-12.00 di

lebih panjang agar semua ibu Halaman Rumah Kepa-la Desa

dapat berpartisipasi. Tegal Kunir Kidul.

 Demonstrasi dapat dilakukan  Dilakukan oleh 3 dokter muda

oleh puskesmas pada desa lain

 Kegiatan telah terlaksana pada


tanggal 6 Oktober 2016 jam
 Seluruh ibu dan anak balita 11.00-12.00 yang dihadiri oleh
dapat mencuci tangan dengan 40 ibu yang belum memiliki
sabun air mengalir. jamban dan memiliki anak balita
 Ibu dapat membuat LGG di Halaman Rumah Ibu Kepada
 Ibu mengerti cara minum oralit Desa Tegal Kunir Kidul
pada anak balita  Penyerahan poster mengenai
diare pada tanggal 6 Oktober
 2 orang ibu tidak mengikuti
2016 pukul 10.00-11.00 kepada
demonstrasi sampai selesai
Ibu Kepala Desa Tegal Kunir
 Waktu yang ada tidak cukup
Kidul.
untuk setiap ibu melakukan
 Pembagian doorprize, media
demonstrasi pembuatan LGG
leaflet, dan snack kepada ibu
dan mempraktekkan cara minum
yang tidak memiliki jamban dan
oralit.
ibu yang memiliki anak balita
 Peralatan tidak ditemukan
kendala.

Gambar 13. PDCA Cycle Intervensi III

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 51
BAB 7
HASIL INTERVENSI

7.1 Pengolahan Data


Data diperoleh melalui kuesioner pretest dan posttest. Data diolah secara manual dan
dilakukan kalkulasi secara digital

7.2 Penyajian Data


7.2.1 Intervensi I : Mengadakan Simulasi mengenai Penyebaran Diare dan
Pencegahannya melalui BAB pada Jamban.
Kegiatan simulasi dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2016 di halaman rumah
Bapak Kepala Desa Tegal Kunir Kidul yang diikuti oleh 40 orang ibu yang belum
memiliki jamban dan ibu yang memiliki anak balita yang berasal dari Desa Tegal Kunir
Kidul. Tujuan dari simulasi adalah untuk memberikan motivasi pada ibu yang hadir
agar memiliki jamban di rumah masing-masing sehingga terbentuknya arisan jamban.
Hasil intervensi berupa terbentuknya arisan jamban yang diikuti oleh ibu yang belum
memiliki jamban.

7.2.2 Intervensi II: Mengadakan Penyuluhan mengenai Diare terhadap Ibu


dengan Anak Balita.
Kegiatan penyuluhan mengenai diare terhadap ibu dengan anak balita dilakukan
pada tanggal 6 Oktober 2016 di halaman rumah Kepala Desa Tegal Kunir Kidul yang
diikuti oleh 40 orang ibu yang belum memiliki jamban dan memiliki anak balita.
Kegiatan penyuluhan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu
tentang diare pada anak balita.

Pretest dilakukan pada awal intervensi dan posttest yang dilakukan pada akhir
kegiatan. Terdapat 10 soal mengenai pencegahan, penanganan dan komplikasi diare.
Masing-masing nomor memiliki bobot yang sama yaitu 10. Responden diberikan skor
10 apabila dapat menjawab dengan benar jawaban yang terdapat di kuesioner. Jika
responden dapat menjawab semua pertanyaan maka total skor yang didapat adalah 100.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 52
Responden dikategorikan lebih lanjut menjadi responden dengan pengetahuan
yang baik dan responden dengan pengetahuan kurang, dimana digunakan nilai acuan
≥70 untuk menentukan responden dengan pengetahuan baik. Indikator penilaian berupa
peningkatan jumlah ibu dengan kategori pengetahuan baik mengenai diare, penyebab
diare, pencegahan diare, penanganan awal dan komplikasi diare sebanyak ≥50% pada
posttest terhadap pretest.

Hasil pretest mengenai diare, penyebab diare, pencegahan diare, penanganan


awal dan komplikasi diare didapatkan responden dengan kategori pengetahuan baik
adalah 13 (32.5%) orang dan pada posttest jumlah ibu yang berpengetahuan baik adalah
35 (87.5%) orang ibu, sehingga terdapat peningkatan jumlah ibu yang memahami
tentang diare sebanyak 22 orang ibu (55%).

Peningkatan Jumlah Ibu dengan Pengetahuan Baik terhadap Diare


100.00%

90.00%

80.00%
Responden %

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Pre-test Post-test

Gambar 14. Peningkatan Jumlah Ibu dengan Pengetahuan Baik terhadap Diare

7.2.3 Intervensi III: Mengajarkan Demo mengenai Cara Mencuci Tangan yang
Benar , Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum Oralit.
Kegiatan demonstrasi cara mencuci tangan dilakukan pada tanggal 6 Oktober
2016 diikuti oleh 40 orang ibu dan anak balita. Kegiatan diawali dengan mencuci tangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 53
pada ibu-ibu dan anaknya. Kegiatan mencuci tangan bertujuan agar ibu-ibu dan anak
balitanya dapat paham dan trampil mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Kegiatan selanjutnya adalah demo mengenai pembuatan larutan gula garam


(LGG) dan cara minum oralit. Kegiatan demo diikuti oleh 40 orang ibu yang tidak
memiliki jamban dan memiliki anak balita. Kegiatan demonstrasi bertujuan agar ibu-ibu
yang memiliki anak balita dapat membuat LGG dan mengerti cara memberikan oralit
ketika anak mengalami diare. Hasil intervensi berupa seluruh ibu dapat membuat LGG,
mencuci tangan dengan benar dan cara minum oralit dengan benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 54
BAB 8
EVALUASI KEGIATAN

8.1. Metode Evaluasi


Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir yang diperoleh dengan
indikator yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan cara pendekatan
sistem.

Gambar 15. Metode Evaluasi dengan Pendekatan Sistem

Sumber : Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2003[12]

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 55
8.2 Hasil Evaluasi
Tabel 13. Evaluasi Intervensi I : Kegiatan Simulasi mengenai Penyebaran dan
Pencegahan Diare melalui BAB pada Jamban

MASUKAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Men  3 Dokter  3 orang  3 orang  Tidak ada
Muda
 2 Kader Desa  2 orang  2 orang  Tidak ada
Tegal Kunir
Kidul
Money  Sound system Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-  Tidak ada
 Semen biru
Sumber : Dana
 Semen kuning
Bersama
 Semen putih
 Spidol
 Kertas HVS
Material  Sound system  1 buah  1 buah  Tidak ada
 Semen biru  2 kantong  2 kantong
 Semen kuning  2 kantong  2 kantong
 Semen putih  2 kantong  2 kantong
 Spidol  2 buah  2 buah
 Kertas HVS  40 lembar  40 lembar

Method  Simulasi  Ada  Ada  Tidak ada


mengenai
penyebaran
diare serta
pencegahanny
a melalui
BAB pada
jamban
kepada ibu
yang belum
memiliki
jamban
dirumahnya.

 Sesi tanya
 Ada  Ada  Tidak ada
jawab

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 56
PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Planning Merencanakan dan Sasaran dan rencana Telah ada Tidak ada
menentukan intervensi telah rencana dan
sasaran intervensi tersusun sasaran
intervensi

Merencanakan Adanya tempat Penyuluhan dan Tidak ada


jadwal dan tempat untuk intervensi simulasi
intervensi dilaksanakan di
halaman rumah
Bapak Kepala
Desa Tegal Kunir
Kidul
Merencanakan Tersedianya 2 Tersedianya 2 Tidak ada
pengadaan alat-alat kantong semen kantong semen
dan bahan-bahan putih, 2 kantong putih, 2 kantong
yang diperlukan semen kuning, 2 semen kuning, 2
untuk simulasi kantong semen kantong semen
biru, 40 lembar biru, 40 lembar
HVS, dan 1 buah HVS, dan 1
spidol buah spidol

Merencanakan cara Simulasi dipimpin Dokter muda Tidak ada


melakukan simulasi langsung oleh memimpin
dokter muda simulasi
Pembuatan jadwal Kegiatan intervensi Kegiatan Tidak ada
dan permohonan telah terjadwal dan simulasi
izin mengadakan mendapat izin dari mengenai
acara kepada Bapak Bapak Kepala Desa penyebaran dan
Kepala Desa Tegal Tegal Kunir Kidul pencegahan
Kunir Kidul diare
dilaksanakan
pada tanggal 6
Oktober 2016
Bersambung ke Halaman 57

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 57
Sambungan dari halaman 56

PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Organizing Membagi tugas Dokter muda dan Dokter muda Tidak ada
masing-masing kader dan kader
dokter muda dan bertanggung melakukan
kader. jawab terhadap tugas masing-
tugas masing- masing sesuai
masing. rencana.
Dokter muda Tersedianya 2 Semua alat Tidak ada
mencari alat-alat kantong semen yang
dan bahan-bahan dibutuhkan
yang diperlukan. putih, 2 kantong tersedia saat
semen kuning, 2 pelaksanaan
kantong semen
simulasi
penyebaran
biru, 40 lembar dan
HVS, dan 1 buah pencegahan
diare.
spidol
Dokter muda Simulasi Dokter muda Tidak ada
mempelajari penyebaran dan mempelajari
simulasi pencegahan diare simulasi
penyebaran dan dipelajari oleh penyebaran
pencegahan diare. dokter muda. dan
pencegahan
diare.
Actuating Dilakukan Terlaksananya Simulasi Tidak ada
simulasi tentang simulasi tentang dilakukan
penyebaran dan penyebaran dan kepada 40
pencegahan diare pencegahan diare orang ibu yang
melalui BAB melalui BAB belum
pada jamban. pada jamban dan memiliki
diikuti oleh 20 jamban dan ibu
orang ibu yang yang memiliki
belum memiliki anak balita di
jamban Desa Tegal
Kunir Kidul.
Bersambung ke halaman 58

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 58
Sambungan dari halaman 57

PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Actuating Melakukan sesi Ibu yang belum Dilakukan sesi Tidak ada
tanya jawab dan memiliki jamban tanya jawab
feedback acara dan ibu yang dan feedback
memiliki anak acara
balita
mengajukan
feedback acara
Controlling Dokter muda Semua dokter Dilakukan Tidak ada
menjalankan muda
tugas masing- menyelesaikan
masing secara tugas masing-
bertanggungjawa masing tepat pada
b sesuai dengan waktunya dan
pembagian tugas hasilnya sesuai
masing-masing dengan yang
diharapkan

KELUARAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Partisipasi ibu 20 orang ibu yang 40 ibu yang belum Tidak ada
dalam simulasi belum memiliki memiliki jamban
penyebaran dan jamban dan dan memiliki anak
pencegahan diare memiliki anak balita berpartisipasi
melalui BAB pada balita berpartisipasi dalam simulasi
jamban serta dan termotivasi
termotivasinya ibu untuk memiliki
untuk memiliki jamban di
jamban di rumahnya rumahnya.
Arisan Jamban Terbentuknya arisan Terbentuknya Tidak ada
jamban arisan jamban

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 59
Tabel 14.Evaluasi Intervensi II : Kegiatan Penyuluhan mengenai Diare terhadap
Ibu dengan Anak Balita

MASUKAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Men  3 Dokter  3 orang  3 orang  Tidak ada


Muda  1 orang  1 orang  Tidak ada
 1 Staf  2 orang  2 orang  Tidak ada
Puskesmas
 2 Kader Desa
Tegal Kunir
Kidul
Money  Undangan Rp. 300.000,- Rp. 300.000,- Tidak ada
 Poster
Sumber : dana
 Fotokopi
bersama
poster
 Leaflet
 Lembar pre
test dan post
test
 Sound system
 Laptop
 Proyektor
 Makanan
ringan dan air
mineral
Material  Undangan  40 buah  40 buah Tidak ada
 Poster  2 buah  2 buah
 Fotokopi  2 buah  2 buah
poster
 Leaflet  40 buah  40 buah
 Lembar pre  100 lembar  100 lembar
test dan post
test
 Sound system  1 buah  1 buah
 Laptop  1 buah  1 buah
 Proyektor  1 buah  1 buah
 Makanan  45 buah  45 buah
ringan dan air
mineral
Bersambung ke halaman 60

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 60
Sambungan dari halaman 59

MASUKAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Method  Pretest  Ada  Ada  Tidak ada


 Posttest  Ada  Ada  Tidak ada
 Penyuluhan  Ada  Ada  Tidak ada
tentang diare
 Sesi tanya  Ada  Ada  Tidak ada
jawab

PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Planning Merencanakan Sasaran dan Telah ada Tidak ada
intervensi dan rencana intervensi rencana dan
menentukan telah tersusun sasaran
sasaran intervensi intervensi

Merencanakan Adanya tempat Penyuluhan Tidak ada


jadwal dan tempat untuk intervensi dilaksanakan di
intervensi halaman rumah
Bapak Kepala
Desa Tegal
Kunir Kidul
Merencanakan Adanya power power point, Tidak ada
materi isi point, poster dan poster dan
penyuluhan leaflet untuk leaflet telah
(pembuatan power penyuluhan dibuat
point, poster, dan
leaflet)
Bersambung ke halaman 61

Sambungan dari halaman 60

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 61
PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Planning Merencanakan Tersedianya lembar Lembar soal Tidak ada


pembuatan lembar soal pretest dan pretest dan
soal pretest dan posttest posttest telah
posttest dibuat

Merencanakan Tersedianya Hadiah untuk Tidak ada


pembagian hadiah hadiah untuk peserta
untuk peserta penyuluhan penyuluhan
penyuluhan yang yang bisa
dapat menjawab menjawab
dengan benar pertanyaan
pertanyaan yang dengan benar
diberikan telah diberikan
Pembuatan jadwal Kegiatan Kegiatan Tidak ada
dan permohonan intervensi telah penyuluhan
izin mengadakan terjadwal dan tentang diare
acara kepada mendapat izin yang
Bapak Kepala dari Bapak dilaksanakan
Desa Tegal Kunir Kepala Desa pada tanggal 6
Kidul Tegal Kunir Oktober 2016
Kidul
Organizing Membagi tugas Dokter muda dan Dokter muda Tidak ada
masing-masing kader dan kader
dokter muda dan bertanggung melakukan
kader jawab terhadap tugas masing-
tugas masing- masing sesuai
masing rencana
Dokter muda Penyuluhan Dokter muda Tidak ada
mempelajari tentang diare mempelajari
penyuluhan dipelajari oleh penyuluhan
tentang diare dokter muda tentang diare
Actuating Melakukan Pretest diisi oleh Semua peserta Tidak ada
pretest peserta yaitu ibu mengisi pretest
yang belum
memiliki jamban
dan ibu yang
memiliki anak
balita
Bersambung ke halaman 62

Sambungan dari halaman 61

PROSES
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 62
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Actuating Dilakukan Terlaksananya Penyuluhan Tidak ada


penyuluhan penyuluhan dilakukan
mengenai diare mengenai diare kepada ibu
yang belum
memiliki
jamban dan
yang memiliki
anak balita di
Desa Tegal
Kunir Kidul
Melakukan sesi Ibu yang belum Dilakukan sesi Tidak ada
tanya jawab dan memiliki jamban tanya jawab
feedback acara dan ibu yang dan feedback
memiliki anak acara
balita
memberikan
feedback
Melakukan post- Post-test diisi Semua peserta Tidak ada
test oleh peserta yaitu mengisi post-
ibu yang tidak test
memiliki jamban
dan ibu yang
memiliki anak
balita
Membagikan Hadiah dibagikan Hadiah Tidak ada
hadiah kepada ibu kepada ibu yang dibagikan
yang dapat dapat menjawab
menjawab pertanyaan
pertanyaan seputar
seputar penyuluhan
penyuluhan
Bersambung dari halaman 63

Sambungan dari halaman 62


PROSES

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 63
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Controlling Dokter muda Semua dokter Dokter muda Tidak ada


menjalankan muda menjalankan
tugas masing- menyelesaikan tugas masing-
masing secara tugas masing- masing secara
bertanggungjawa masing tepat bertanggungjawa
b sesuai dengan pada waktunya b sesuai dengan
pembagian tugas dan hasilnya pembagian tugas
masing-masing. sesuai dengan masing-masing.
yang
diharapkan.
Masing-masing Semua dokter Masing-masing Tidak ada
dokter muda muda dokter muda
bertanggung menguasai menguasai
jawab terhadap materi terhadap materi
materi penyuluhan penyuluhan yang
penyuluhan yang yang akan diberikan.
diberikan. diberikan.
Mengevaluasi Didapatkan Dicatatnya hasil Tidak ada
jawaban pretest nilai pretest dan nilai pretest dan
dan posttest yang posttest. posttest
telah dicocokan
dengan jawaban
yang benar.

KELUARAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Peningkatkan Peningkatan jumlah Peningkatan jumlah Tidak ada


pengetahuan dan ibu dengan kategori ibu dengan kategori
pemahaman tentang pengetahuan baik pengetahuan baik
diare pada ibu yang mengenai diare mengenai diare
memiliki anak pada posttest pada posttest
balita di Desa Tegal terhadap pretest terhadap pretest
Kunir Kidul setelah sebesar ≥50% sebesar ≥50%
kegiatan
penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 64
Tabel 15. Evaluasi Intervensi III : Kegiatan Demo mengenai Cara Mencuci
Tangan yang Benar , Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) dan Cara Minum
Oralit

MASUKAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Men  3 Dokter  3 orang  3 orang  Tidak ada


Muda  2 orang  2 orang  Tidak ada
 2 Kader Desa
Tegal Kunir
Kidul
Money  Sound system Rp. 100.000,- Rp. 100.000,- Tidak ada
 Gelas 200 ml
 Air putih Sumber : Dana
 Sendok
Bersama
 Garam
 Gula
 Ember
 Gayung
 Sabun batang
 Oralit
Material  Sound system  1 buah  1 buah  Tidak Ada
 Gelas 200 ml  1 buah  1 buah
 Air putih  200 ml  200 ml
 Sendok  2 buah  2 buah
 Garam  250 gr  250 gr
 gula  1 kg  1 kg
 Ember  1 buah  1 buah
 Gayung  1 buah  1 buah
 Sabun cair  2 buah  2 buah
 Oralit  2 buah  2 buah
Bersambung ke halaman 65

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 65
Sambungan dari halaman 64
MASUKAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Method  Pretest  Ada  Ada  Tidak ada


 Demonstrasi  Ada  Ada  Tidak ada
cara mencuci
tangan
dengan benar
 Demonstrasi  Ada  Ada  Tidak ada
cara
membuat
larutan gula
garam (LGG)
 Demonstrasi  Ada  Ada  Tidak ada
cara
meminum
oralit
 Posttest  Ada  Ada  Tidak ada

PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


Planning Merencanakan Sasaran dan Telah ada rencana Tidak ada
dan sasaran rencana dan sasaran
intervensi intervensi telah intervensi
tersusun

Merencanakan Adanya tempat Penyuluhan dan Tidak ada


jadwal dan untuk intervensi simulasi
tempat intervensi dilaksanakan di
halaman rumah
Bapak Kepala
Desa Tegal Kunir
Kidul
Bersambung ke halaman 66

Sambungan dari halaman 65


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 66
PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Planning Merencanakan Tersedianya 1 Tersedianya 1 Tidak ada


pengadaan alat- buah ember, 1 buah ember, 1
alat dan bahan- buah gayung, 2 buah gayung, 2
buah sabun cair, buah sabun cair,
bahan yang
1 kg gula, 250 1 kg gula, 250 gr
diperlukan untuk gr garam, air garam, air putih
demonstrasi cara putih 200 ml, 2 200 ml, 2 buah
mencuci tangan buah sendok, 2 sendok, 2 buah
yang benar, buah oralit dan oralit dan 1 buah
1 buah gelas gelas 200 ml
membuat larutan
200ml
gula garam
(LGG) dan cara
meminum oralit
Merencanakan Tersedianya Ibu yang hadir Tidak ada
pembagian snack dan air menerima snack
snack dan air mineral dan air mineral.
mineral untuk
ibu-ibu yang
hadir
Merencanakan Cara mencuci Dokter muda Tidak ada
cara melakukan tangan dengan membimbing
demonstrasi benar, cara cara mencuci
membuat larutan tangan dengan
gula garam
benar, membuat
(LGG) dan cara
meminum oralit
larutan gula
diajarkan garam (LGG)
langsung oleh dan cara
dokter muda meminum oralit
Bersambung ke halaman 67

Sambungan dari halaman 66

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 67
PROSES

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Planning Pembuatan Kegiatan Kegiatan demo Tidak ada


jadwal dan intervensi telah mencuci tangan
permohonan terjadwal dan yang benar, cara
izin mendapat izin membuat larutan
mengadakan dari Bapak gula garam
acara kepada Kepala Desa (LGG) dan cara
Bapak Kepala Tegal Kunir minum oralit
Desa Tegal Kidul dilaksanakan
Kunir Kidul pada tanggal 6
Oktober 2016
Organizing Membagi tugas Dokter muda Dokter muda Tidak ada
masing-masing bertanggung melakukan tugas
dokter muda jawab terhadap masing-masing
tugas masing- sesuai rencana
masing
Dokter muda Tersedianya 1 Semua alat yang Tidak ada
mencari alat- buah ember, 1 dibutuhkan
alat dan bahan- buah gayung, 2 tersedia saat
bahan yang pelaksanaan
buah sabun cair,
diperlukan demo mencuci
1 kg gula, 250 tangan dengan
gr garam, air benar, cara
putih 200 ml, 2 membuat larutan
buah sendok, 2 gula garam
buah oralit dan (LGG) dan cara
1 buah gelas meminum oralit
200 ml
Dokter muda Gerakan Dokter muda Tidak ada
mempelajari mencuci tangan, mengingat
dan mengingat cara pembuatan gerakan
gerakan larutan gula mencuci tangan,
mencuci tangan, garam (LGG) cara pembuatan
cara pembuatan dan cara larutan gula
larutan gula meminum oralit garam (LGG)
garam (LGG) diingat oleh dan cara
dan cara dokter muda meminum oralit
meminum oralit
Bersambung ke halaman 68

Sambungan dari halaman 67


PROSES

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 68
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Actuating Melakukan Diberikannya Dilakukan Tidak ada


penjelasan penjelasan penjelasan
mengenai tentang tentang
demonstrasi demonstrasi demonstrasi
mencuci yang akan yang akan
tangan, dilakukan dilakukan
pembuatan
larutan gula
garam (LGG)
dan cara minum
oralit
Dilakukannya Terlaksananya Demonstrasi Tidak ada
demonstrasi demonstrasi dilakukan
cara mencuci cara mencuci kepada 40 ibu
tangan yang tangan yang yang memiliki
benar benar kepada anak balita dan
40 orang ibu belum memiliki
yang memiliki jamban di Desa
anak balita dan Tegal Kunir
belum memiliki Kidul
jamban.
Dilakukannya Terlaksananya Demonstrasi Ada
demonstrasi demonstrasi dilakukan
cara membuat cara membuat kepada 38 orang
larutan gula larutan gula ibu yang
garam (LGG) garam (LGG) memiliki anak
pada 40 orang balita dan belum
ibu yang memiliki
memiliki anak jamban di Desa
balita dan Tegal Kunir
belum memiliki Kidul
jamban.
Dilakukannya Terlaksananya Demonstrasi Ada
demonstrasi demonstrasi dilakukan
cara meminum cara meminum kepada 38 ibu
oralit oralit pada 40 yang memiliki
orang ibu yang anak balita dan
memiliki anak belum memiliki
balita dan jamban di Desa
belum memiliki Tegal Kunir
jamban. Kidul
Bersambung ke halaman 69

Sambungan dari halaman 68


PROSES

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 69
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Actuating Melakukan sesi Ibu yang belum Dilakukan sesi Tidak ada
tanya jawab memiliki tanya jawab
jamban dan
yang memiliki
anak balita
mengajukan
pertanyaan
Membagikan 40 orang ibu 40 orang ibu Tidak ada
doorprize, leaflet, yang hadir yang hadir
dan snack kepada menerima menerima
ibu yang hadir. snack dan snack dan
leaflet. leaflet.

Controlling Dokter muda Semua dokter Dilakukan Tidak ada


menjalankan muda
tugas masing- menyelesaikan
masing secara tugas masing-
bertanggungjawa masing tepat
b sesuai dengan pada waktunya
pembagian tugas dan hasilnya
masing-masing sesuai dengan
yang
diharapkan
Masing-masing Semua dokter Dilakukan Tidak ada
dokter muda muda
bertanggung menguasai
jawab terhadap materi yang
materi yang akan diberikan
diberikan
Masing-masing Semua dokter Dilakukan Tidak ada
dokter muda muda
bertanggung menguasai
jawab terhadap materi yang
materi yang akan diberikan
diberikan

KELUARAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 70
Mengajarkan ibu 40 orang ibu yang 40 orang ibu yang Tidak Ada
yang memiliki anak memiliki anak memiliki anak
balita untuk balita dapat balita dapat
melakukan kegiatan mencuci tangan mencuci tangan
mencuci tangan yang dengan benar dengan benar
benar
Mengajarkan ibu 40 orang ibu yang 38 orang ibu yang Ada
yang memiliki balita memiliki anak memiliki anak
untuk dapat balita di Desa Tegal balita di Desa Tegal
membuat LGG Kunir Kidul dapat Kunir Kidul dapat
membuat LGG membuat LGG
Mengajarkan ibu 40 orang ibu yang 38 orang ibu yang Ada
yang memiliki balita memiliki anak memiliki anak
untuk dapat balita di Desa Tegal balita di Desa Tegal
membuat dan Kunir Kidul dapat Kunir Kidul dapat
meminum oralit mengikuti cara mengikuti cara
membuat dan membuat dan
meminum oralit meminum oralit.

LINGKUNGAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 71
 Fisik

o Akses ke  Transportasi  Transport  Ada


puskesmas memadai dan tidak
akses jalan memadai
mudah sehingga
dicapai akses
puskesmas
sulit
dijangkau
 Non Fisik

o Dukungan  Dukungan  Dukungan  Tidak ada


masyarakat masyarakat masyarakat
baik baik

UMPAN BALIK

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Hasil output dijadikan Digunakan Digunakan Tidak ada


sebagai umpan balik
kepada Puskesmas

DAMPAK

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan

Jumlah kasus diare pada Menurun Belum dapat Belum dapat


anak balita di Desa Tegal dinilai dinilai
Kunir Kidul

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 72
BAB 9
KESIMPULAN

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas, Desa Tegal Kunir Kidul
merupakan wilayah kerja Puskesmas Mauk yang memiliki kasus diare tertinggi
pada anak balita sehingga harus diselesaikan.
2. Masalah penyebab tingginya kasus diare pada anak balita di Desa Tegal Kunir
Kidul dilihat dari identifikasi masalah didapatkan lifestyle sebagai masalah
utama dan menggunakan diagram fishbone untuk mencari penyebab masalah,
disimpulkan masalah penyebab utama yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang pengertian diare, penyebab diare, cara mencegah diare, pertolongan
pertama yang harus diberikan pada penderita diare seperti LGG dan oralit, cara
membuat LGG dan cara minum oralit, tidak mengerti tentang fungsi LGG atau
oralit saat diare, kebiasaan tidak selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan, sebelum memasak dan setelah BAB atau BAK, kemudian tidak semua
anak balita diimunisasi lengkap, tidak semua ibu memberikan ASI Eksklusif.
3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan adalah
simulasi mengenai penyebaran diare dan pencegahannya melalui BAB pada
jamban, penyuluhan tentang diare kepada ibu yang memiliki anak balita dan ibu
yang tidak memiliki jamban, demonstrasi cara membuat LGG, cara mencuci
tangan dan cara minum oralit yang benar kepada ibu yang belum memiliki
jamban dan yang memiliki anak balita di Desa Tegal Kunir Kidul.
4. Hasil intervensi :
a. Simulasi penyebaran dan pencegahan diare melalui BAB pada jamban
diikuti oleh 40 orang ibu yang belum memiliki jamban dan memiliki aak
balita sehingga ikut dalam arisan jamban yang dibentuk.
b. Peningkatan jumlah ibu dengan pengetahuan baik tentang diare,
penyebab diare, tanda bahaya pada diare, komplikasi diare, penanganan
awal diare sebanyak 55 % pada posttest dibandingkan pretest.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 73
c. 38 orang ibu yang belum memiliki jamban dan memiliki anak balita
dapat membuat LGG, meminumkan oralit dan mencuci tangan dengan
benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 74
BAB 10
SARAN

10.1. Saran bagi Warga Desa Tegal Kunir Kidul


 Bagi yang sudah mengikuti penyuluhan disarankan dapat memberikan
informasi yang didapatkan saat penyuluhan kepada masyarakat yang tidak
hadir saat penyuluhan.
 Bagi yang sudah mengikuti penyuluhan disarankan selalu membuat LGG
sebagai pertolongan pertama saat diare.
 Bagi yang sudah mengikuti penyuluhan disarankan selalu ingat untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap saat.
 Bagi seluruh warga Desa Tegal Kunir Kidul diharapkan memberikan ASI
Eksklusif pada anak balita serta imunisasi yang lengkap.
 Bagi ibu yang belum memiliki jamban disarankan untuk segera
mendaftarkan diri dalam arisan jamban agar memiliki jamban pribadi kelak.

10.2. Saran bagi Puskesmas Mauk


 Pemegang program diare dan kesehatan lingkungan di Puskesmas Mauk
bersama kader kesehatan disarankan untuk mengadakan penyuluhan rutin
bagi warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mauk mengenai diare,
perilaku hidup sehat dan bersih, cara membuat LGG, cara meminum oralit,
dan cara mencuci tangan.
 Pemegang program kesehatan lingkungan dapat memanfaatkan momentum
ini untuk menjalankan program arisan jamban dengan men-follow up warga
yang ingin membentuk arisan jamban.

10.3. Saran bagi Kader di Desa Tegal Kunir Kidul


 Diharapkan kader dapat mengedukasi warga mengenai pencegahan diare.
 Diharapkan kader dapat men-follow up program arisan jamban yang dimulai
pada saat intervensi, agar setiap warga di Desa Tegal Kunir Kidul dapat
memiliki jamban di rumahnya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 75
10.4. Saran bagi tim selanjutnya
 Melakukan evaluasi dan pemantauan mengenai intervensi yang dilakukan
untuk menilai pencapaian tujuan dari intervensi tersebut baik jangka
menengah maupun jangka panjang.
 Mengembangkan solusi dan intervensi lain dalam mengurangi kasus diare
pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Mauk.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 76
DAFTAR PUSTAKA

1. Subagyo B, Santoso NB, editors. Buku Ajar Gastro Enterologi - Hepatologi.


Jakarta: IDAI. 2011. p.86-120.

2. UNICEF. Pneumonia and diarrhoea : Tackling the deadliest disease for the
world’s poorest children. New York: Division of Policy and Strategy; 2012. p.8

3. UNICEF. Diarrhoeal Disease. UNICEF [Internet]. 2015 [dikutip 2016


September 17]. Didapat dari: data.unicef.org/child-health/diarrhoeal-
disease.html

4. Kemenkes RI. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. 2011: p.1-18

5. Kementerian Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementerian


Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ; 2013. p. 72-76

6. Puskesmas Mauk. Profil Kesehatan Puskesmas Mauk. Tangerang: Tata Usaha;


2015.

7. Herqutanto , Werdhani RA. Review Buku Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran


Komunitas [Internet]. Jakarta : Departemen Ilmu Kedokeran Komunitas,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2014.p.2-3 [dikutip 2016 September
17].

8. Government of Hong Kong Special Administrative Region. Basic Principles of


Healthy Cities: Community Diagnosis. Hongkong: Department of Health
[Internet]. 2009 [dikutip 2016 September 17]. Didapat dari :
www.chp.gov.hk>files>pdf>hcp_community_diagnosis_en.pdf&ved=0ahUKEw
jnkaq1offMAhWKKo8KHWb1D2IQFggYMAA&usg=AFQjCNGcbKkJR3QE1
2WOY9K6Yq150Tou0A&sig2=I-hVCtfLayYPmKzFnRvztA

9. Dadiyanto DW, Muryawan MH, Anindia. Diare Akut. In : Santoso B, Harantyo


I, Kusumawati , editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang: Balai
Penerbit Ilmu Kesehatan Anak; 2011. p. 124-131.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 77
10. Kliegman et al. Acute Gastroenteritis in children. In : Grawhill M, editor.
Nelson Textbook of Pediatrics; 19th Edition. Philadelphia: Mc.Grawhill; 2011.
p. 1323-1339.

11. UNICEF. The Intergrated Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea
[Internet]. 2013 [dikutip 2016 September 17]. Didapat dari :
http://www.whoint/maternal_child_adolescent/documents/global_action_plan_p
neumonia_diarrhoea/en/

12. Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. [Internet].


2006 [dikutip 2016 Oktober 10]. Didapat dari :
www.geocities.ws/klinikikm/manajemen-kesehatan/evaluasi-program.htm

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 78
LAMPIRAN 1. KUISIONER MINI SURVEY

Kuesioner Mini Survei mengenai Diare pada Anak Balita

di Puskesmas Mauk

Identitas Ibu

Nama :

Usia :

Pendidikan terakhir (SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi):

Pekerjaan :

Alamat :

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan tanda (x) :

1. Apa itu diare (mencret) ?


a. Diare adalah BAB (Buang Air Besar) yang cair
b. Diare adalah susah BAB
c. Diare adalah BAB ( Buang air besar) sebanyak 3x
2. Tahukah ibu apa saja penyebab diare ?
a. Makanan kotor, minuman kotor.
b. Diguna-guna
c. Anak mau tumbuh besar
d. Tidak cocok dengan susu
3. Apa yang terjadi bila anak diare terus terusan ?
a. Mati
b. Kurus
c. Tidak apa-apa
4. Menurut ibu, apakah diare menular? Jika iya, bagaimana?
a. Tidak
b. Iya, lewat udara
c. Iya, lewat makanan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 79
5. Apakah ibu memberikan ASI Eksklusif pada anak ibu?
a. Iya
b. Tidak, mengapa?
6. Kemanakah ibu berobat saat anak sakit diare ?
a. Bidan
b. Dukun
c. Pelayanan kesehatan (dokter, puskesmas, posyandu )
7. Apakah ibu tahu tentang cara cuci tangan yang benar ?
a. Tahu. Jelaskan…….
b. Tidak tahu
8. Perlukan makanan ditutup ?
a. Perlu
b. Tidak perlu
9. Menurut ibu, kapan saja harus cuci tangan ?
a. Ketika tangan kotor saja
b. Saat sesudah dari wc, sebelum masak, dan sebelum makan
c. Tidak perlu
10. Apakah anak ibu diberikan imunisasi yang lengkap?
a. Iya
b. Tidak, Mengapa?
11. Apakah ibu mengerti tentang obat apa yang biasa diberikan saat diare ?
a. Mengerti
b. Tidak mengerti
12. Pernahkah dilakukan kerja bakti di daerah ibu ?
a. Pernah, seberapa sering?
b. Tidak pernah
13. Biasa ke puskesmas dengan transportasi apa ?
a. Kendaraan pribadi (motor/motor)
b. Kendaraan umum (angkot/ojek)
c. Jalan kaki

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 80
14. Sumber air minum di rumah Ibu berasal dari mana ?
a. PAM
b. Sumur
c. Sungai
d. Air hujan
e. Air mineral
15. Darimana ibu memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari?
a. PAM
b. Sumur
c. Sungai
d. Air hujan
e. Air mineral

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 81
LAMPIRAN 2. PRE-TEST DAN POST-TEST

Diare Pada Balita

Nama :
Umur :
Jumlah Anak :
Alamat :

A. DIARE
1. Apa yang dimaksud dengan diare ?
1. Mencret
2. Muntah dan mencret
3. Tidak tahu
2. Berapa kali buang air besar dalam sehari yang disebut sebagai diare ?
1. >3 kali dan BAB encer
2. 1-3 kali dan BAB encer
3. Tidak tahu
3. Apa saja yang menyebabkan dari diare ? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Air yang kotor
2. Makanan yang dihinggapi lalat
3. Tidak mencuci tangan sebelum makan
4. Buang air besar sembarangan
5. Disantet
6. Tumbuh Gigi
7.Tidak tahu
4. Bagaimana cara penularan diare? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Air
2. Udara
3. Serangga
4. Makanan dan minuman
5. Tidak tahu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 82
5. Apa tanda bahaya dari diare ? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Demam tinggi dan kejang
2. Rewel
3. BAB dengan darah
4. Diam, malas minum dan makan
5. Mata dan ubun-ubun cekung
6.Tidak tahu
6. Bagaimana cara mencegah diare ? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB
2. Rebus air minum sampai mendidih sebelum diminum
3. BAB di jamban dan membuang BAB bayi di jamban
4. ASI 0-6 bulan pertama
5. Imunisasi lengkap
6. Tidak tahu
7. Apa yang pertama kali harus diberikan jika terjadi diare ?
1. Oralit / pengganti oralit
2. Obat anti diare
3. Zinc
4. Tanaman herbal seperti jambu batu
5. Dibiarkan saja
6. Tidak tahu
8. Apa penanganan selanjutnya yang akan dilakukan ?
1. Ke petugas kesehatan
2. Ke dukun
3. Mengobati sendiri di rumah
4.Tidak tahu
9.Dimana seharusnya BAB ?
1.Empang
2.Kali
3.Kebun
4.Jamban

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 83
10. Apabila anak diare apa yang terjadi ? (Boleh pilih lebih dari 1)
1.Tidak apa-apa
2.Dehidrasi
3.Mati
4.Lemas
5.Tambah besar
B. ORALIT dan Larutan Gula Garam
11. Bagaimana cara membuat larutan gula garam ?
1. Mencampur 1 sdt gula dan ¼ sdt garam dalam takaran 1 air minum gelas
belimbing (200ml)
2. Mencampur ¼ sdt gula dan 1 sdt garam dalam takaran 1 air minum gelas
belimbing (200ml)
3. Mencampur 1 sdt gula dan 1 sdt garam dalam takaran 1 air minum gelas
belimbing (200ml)
4. Tidak tahu
12. Kapan saja harus diberikan larutan pengganti oralit ?
1. Sehabis BAB
2. Sebelum BAB
3. Setiap kali sakit perut
4. Tidak tahu
13. Apa yang dilakukan ibu apabila anak tidak mau minum Larutan Gula Garam?
1. Memaksanya minum sambil membawa ke petugas kesehatan terdekat
2. Tunggu anaknya mau minum
3. Beri obat diare diwarung
4. Tidak tahu
C. CUCI TANGAN
14. Apa saja waktu penting untuk cuci tangan yang bersih ? (boleh pilih lebih dari 1)
1. Sebelum makan
2. Sesudah buang air besar
3. Sebelum memegang bayi
4. Sesudah menceboki anak
5. Sebelum menyiapkan makanan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 84
15. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencuci tangan yang bersih ?
1. 20 detik
2. 10 detik
3. 5 detik
4. Tidak tahu
16. Dengan kondisi air yang bagaimana untuk mencuci tangan yang bersih ?
1. Air bersih mengalir
2. Air di penampungan/bak
3.Air sumur
4. Tidak tahu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 85
Lampiran 3. Dokumentasi Acara

Dokter Muda sedang memperkenalkan diri

 Kata Sambutan oleh Ibu Kepala Desa Tegal Kunir Kidul

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 86
 Keaktifan peserta mengikuti arahan dokter muda

 Partisipasi warga dalam simulasi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 87
 Dokter muda sedang memberikan” membangun” rumah warga

 Dokter Muda sedang mengajari cuci tangan yang benar

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 88
Dokter Muda sedang memberikan penyuluhan

Dokter Muda sedang mengajarkan tanda Diare

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 89
Warga sedang memberikan feedback acara

Warga sedang menjelaskan tentang bahaya diare

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 90
Evaluasi acara dengan para kader

Foto bersama dengan kader dan ibu kepala desa Tegal Kunir Kidul

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 91
Keakraban dokter muda dengan kader dan ibu kepala desa

Penyerahan Poster kepada Ibu Kepala Desa Tegal Kunir Kidul

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 September – 13 Oktober 2016 92

Anda mungkin juga menyukai