Skripsi
Oleh:
i
MAXWELL EQUATIONS AND NONLINEAR EFFECTS
SKRIPSI
By:
NIM : 033214005
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(Claude Pepper)
misterius.
(Albert Schweitzer)
PERSEMBAHAN :
iv
PERSAMAAN MAXWELL DAN EFEK NONLINEAR
ABSTRAK
v
MAXWELL EQUATIONS AND NONLINEAR EFFECTS
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena atas segala
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis baik dalam bentuk doa, waktu, tenaga, dukungan, bimbingan,
kritik serta saran yang sangat penulis butuhkan untuk dapat menyelesaikan skripsi
1. Bapak Drs. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si. selaku dosen pembimbing
2. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku Kaprodi Jurusan Fisika
3. Bapak Dr. Edi Santosa, M.S. selaku dosen pendamping akademik yang
4. Bapak A. Prasetyadi, S.Si. M.Si. dan Ibu Dwi Nugraheni R., S.Si.
vii
5. Pak Gito, Mas Ngadiyono, Pak Tukijo, Bu Linda yang selalu sabar
skripsi.
keberhasilanku.
10. Mbak Yuni, Bambang, Mas Minto, Mas Milli, Mbak Kia, Mas
11. Mas Rafael, Enzo, Hari, Mamat, Adit, Basil, Yudha, Ridwan, Iman,
Tri, Mbak Inke, Adet, Githa, Imma, Lori, Ade, Sujad, Siska, Wati, dan
setia.
13. Essy, Yossy, Mumut yang telah lama menjadi sahabat penyemangat,
serta Sisil dan Mekar yang selalu beri semangat dan doa.
viii
14. Iin dan Toto (ikom’03) serta Mas Sinar yang selalu membantuku
komputerku.
15. Dhani, Yenny, Emma, Arien, Stella, Adit, Bambang’far, dan Ius,
keluhanku.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
Harapan penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca.
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
xi
2.1.1.2. Hukum Gauss untuk Medan Magnet ………..… 11
xii
4.1.1. Persamaan Gelombang ………………………...……… 35
Hampa .........................................................….. 35
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini telah banyak ilmuwan menyadari bahwa fisika nonlinear juga
merupakan sesuatu yang fundamental jika ingin memahami alam semesta secara
utuh. Sebelumnya tidak ada yang menduga bahwa sifat-sifat nonlinear akan
menunjukkan bahwa efek nonlinear ternyata dapat dikembangkan lebih jauh lagi
sebagai ilmu penunjang dalam menganalisis suatu sistem. Teori nonlinear telah
teori nonlinear dan optik menghasilkan cabang ilmu fisika yang dikenal sebagai
optika nonlinear. Secara definitif, optik nonlinear adalah sebuah cabang optik
Medium
adalah pergeseran elektron oleh medan listrik. Teori optik nonlinear dapat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dll dari perambatan sinar dalam sebuah medium, diperlukan ilmu dasar tentang
diformulasikan dalam bentuk persamaan linear. Dalam hal ini vektor polarisasi
r
listrik P diasumsikan mempunyai hubungan yang linear terhadap kuat medan
ini telah disetujui secara luas dan telah dibuktikan dengan observasi eksperimen.
r
Tetapi mulai tahun 1960, diketahui bahwa asumsi hubungan linear antara P dan
r
E tidak sesuai untuk sinar laser yang berinteraksi dengan sebuah medium optik.
Ketika pulsa berkas laser dilewatkan pada piezoelektrik (kristal), teramati adanya
generasi harmonik kedua pada sebuah frekuensi optik, sehingga dari hasil tersebut
r r
hubungan antara P dan E menjadi
dengan
(1) (2) , ... susceptibilitas orde-1 (linear), orde-2 (nonlinear),
(3)
, ,
Contoh yang lain dapat dilihat dari penurunan intensitas sinar selama
Dalam optik, pelemahan intensitas berkas sinar dalam sebuah medium penyerap
penurunan intensitas perambatan berkas laser dalam sebuah medium optik tidak
konstanta atau variabel yang bergantung pada intensitas yang terjadi. Jika terdapat
dengan koefisien serapan 2 foton. Pada kasus umum, untuk proses penyerapan
Maxwell atau polarisasi medan listrik. Polarisasi listrik suatu bahan digambarkan
sebagai pergeseran elektron oleh medan listrik. Jika diambil arah perambatan pada
sumbu x , dengan komponen medan E dan B pada arah sumbu z dan y , arah
dB dE
0 (1.6)
dt dx
dE qN dr dB
c2 , (1.7)
dt 0 dt 0
dx
cahaya dalam ruang hampa, dan 0 permitivitas ruang hampa. Elektron yang
dikendalikan oleh medan E dan terjebak di dalam sebuah sumur potensial akan
d 2r
m U (r) qE (1.8)
dt 2
d2
dengan m massa elektron, turunan ke dua fungsi pergeseran elektron
r
dt 2
terhadap waktu (percepatan), dan U (r) turunan sumur potensial. Jika persamaan
d 2r
m
U (r) U (t) (1.9)
qE
dt 2
1
m 2r 2 , r , dan 2 , sehingga persamaan
2
dan diberikan nilai U (r)
2
(1.9) menjadi
d2r dr qE , (1.10)
2 r
dt dt m
diferensial orde-2 tak homogen, jika digunakan paket program Maple 9 untuk
menggambar persamaan (1.10), maka diperoleh gambar seperti pada Gambar 1.1.
r (t)
pada saat t = 0.5 s kemudian r(t) mencapai nilai minimum pada saat t = 4 s. Pada
saat t = 7 s, nilai pergeseran r(t) meningkat dan mulai saat t = 10 s nilai r(t)
menjadi konstan. Hal ini dapat terjadi karena sistem mengalami kejenuhan.
adalah
klasik.
1.3 Batasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Pada Bab III dijelaskan tentang jenis penelitian, sarana penelitian dan
langkah-langkah penelitian.
Pada bab ini memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
dan pembahasan.
BAB II
DASAR TEORI
Gauss untuk listrik, hukum Gauss untuk magnet, hukum Ampere dan hukum
Resnick, 1984)
0 0 E.dS q .
E (2.1)
sebuah elemen volume diferensial berbentuk balok yang mengandung sebuah titik
P dan memuat medan listrik E , seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1(a). Titik P
terletak pada x, y, dalam kerangka referensi Gambar 2.1(b) dan sisi-sisi balok
z
8
9
P ( x, y , z )
dz y
P
dx
dy
x
(a) (b)
Gambar 2.1 (a) elemen volume diferensial berbentuk balok. (b) kerangka referensi.
Vektor luas permukaan untuk muka belakang balok menuju ke arah sumbu
x negatif sehingga
dS iˆ.dy.dz . Untuk muka depan nilai dS iˆ.dy.dz . Jika
vektor medan listrik di muka belakang adalah E , maka medan listrik di muka
⎛ r E ⎞ ⎛ Ex ⎞
depan yang berjarak dx ⎜dari muka belakang adalah ⎜ E x dx ⎟ . Nilai x ⎟dx
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
menyatakan rperubahan
r E yang diasosiasikan dengan perubahan x dalam dx .
Besar nilai yang melalui permukaan depan dan belakang balok adalah
E.dS
r r r r E
ˆ
E.dSˆ x (E. i .dy.dz) (E dx).(i .dy.dz)
r x
ˆ E
i .dx.dy.dz (2.2)
x
Ex
dx.dy.dz .
x
Vektor luas permukaan untuk muka samping kiri balok menuju ke arah
sumbu
y negatif sehingga dS ˆj.dx.dz . Untuk muka samping kanan nilai
dS ˆj.dy.dz . Jika medan listrik di muka samping kiri adalah E , maka medan
listrik di muka samping kanan yang berjarak dy dari muka samping kiri adalah
10
r r
⎛ r E ⎞ ⎛ ⎞
⎜ E dy ⎟ . Nilai E menyatakan perubahan E yang diasosiasikan
⎜ ⎟dy
⎝ y ⎠ ⎝ y ⎠
Vektor luas permukaan untuk muka bawah balok menuju ke arah sumbu
z negatif sehingga
dS kˆ.dx.dy . Untuk muka atas nilai dS kˆ.dx.dy . Jika
medan listrik di muka bawah adalah E , maka medan listrik di muka atas yang
r
⎛ r E ⎞ ⎛ ⎞
berjarak dz
dari muka bawah adalah ⎜ E dz ⎟ . Nilai ⎜ E ⎟dz menyatakan
⎝ z ⎠ ⎝ z ⎠
r r r
ˆ r E ˆ
E.dS (E. k.dx.dy) (E dz).(k.dx.dy)
z
z
r
E
kˆ.dx.dy.dz (2.4)
z
Ez
dx.dy.dz .
z
Sehingga besar nilai fluks listrik untuk seluruh permukaan balok merupakan
E.dS
r
E.dS
E.dS E.dS
y
Ex E z
dx.dy.dz dx.dy.dz dx.dy.dz
x
Ey
z
y
⎛ Ex E y E ⎞
z
dx.dy.dz⎜
⎝ x y ⎟
z ⎠
q (2.6)
.dx.dy.dz
0 div E =
atau
0.E = . (2.7)
magnetik tetapi garis-garis ini membentuk loop tertutup. Hukum Gauss untuk
m B.dS 0 (2.8)
12
dengan m fluks magnetik (Weber), B vektor rapat fluks magnetik (Tesla atau
r
Wb/m²) dan dS elemen luas (m²). Untuk mengubah persamaan (2.8) ke dalam
seperti ditunjukkan pada gambar 2.1. Dengan langkah yang sama seperti pada
langkah untuk mendapatkan persamaan (2.7), vektor luas permukaan untuk muka
r
belakang balok dS iˆ.dy.dz . Untuk muka depan nilai dS k.dy.dz .
Sedangkan untuk medan magnet di muka belakang adalah B dan medan magnet
r
⎛r ⎞
di muka depan yang berjarak dx B
dari muka belakang adalah ⎜ B dx ⎟ .
⎝ x ⎠
r r
Sehingga nilai untuk bagian permukaan depan dan belakang balok adalah
B.dS
r r r r B
.
(B.
iˆ.dy.dz) (
B
dx).(iˆ.dy.dz)
B dS x
x
r
B
iˆ.dx.dy.dz (2.9)
x
Bx
dx.dy.dz .
x
Seperti langkah sebelumnya maka besar fluks magnetik untuk permukaan bagian
Nilai fluks magnetik untuk permukaan bagian atas dan bawah balok adalah
13
r r
.
r r B
kˆ.dx.dy) ( dz).(kˆ.dx.dy)
B dS z (B. B
z
r
B
kˆ.dx.dy.dz (2.11)
z
Bz
dx.dy.dz .
z
Sehingga besar fluks magnetik untuk seluruh permukaan balok merupakan jumlah
B.dS
r
B.dS
B.dS B.dS
y
⎛ Bx By Bz ⎞
dx.dy.dz⎜
⎝ x y ⎟ ⎠
z
div B = 0
atau
.B=0. (2.13)
Ada dua cara untuk menghasilkan sebuah medan magnet, yaitu yang
14
Cara ke dua dengan sebuah arus. Sebuah medan magnet dapat dihasilkan oleh
arus di dalam sebuah kawat, yang dikenal sebagai hukum Ampere, dituliskan
sebagai
0i . (2.15)
B.dl
Pada umumnya kedua cara untuk mendapatkan medan magnet tersebut harus
titik P dalam suatu daerah medan magnet, ditunjukkan pada Gambar 2.2(a). Titik
dan dy .
z
P .P
dx
y
dy
x
(a) (b)
Gambar 2.2 (a) elemen permukaan diferensial berbentuk siku-siku. (b) kerangka
referensi.
Seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 (a), dengan bergerak mengelilingi sisi yang
r r ⎛r B ⎞
ˆ
⎝ x ⎠
sisi kanan B.dl 4 ⎜B dy ⎟.(i dx)
r r ⎛r B ⎞
ˆ
⎝ y ⎠
rB.dl 1 B.dl
B.dl r 2 B.dl
r 3 B.dl 4 r
ˆ
B Br
ˆ ˆ r ˆ
B.( jdy) B.( idx) (B dx).( jdy) (B dy).( idx)
x y
ˆ r
B B i .dy.dx
ˆ j.dx.dy
x r ˆ y
⎛ B B .iˆ⎞⎟
dx.dy⎜ . j
⎝ x y ⎠
rr ⎛ Bx ⎞
dx.dyBy
⎜
B.dl ⎟. (2.17)
⎝ x
y ⎠
d E
Dari persamaan (2.16), i adalah arus yang dicakup semua sisi dan
dt
r
adalah perubahan fluks listrik yang melalui permukaan tersebut. Jika J diambil
atau
(2.16), didapatkan
⎛ ⎜ Bx ⎞ ⎛ Ez⎟⎞
Byx ⎟ t
0 0 ⎜ J z (2.20)
⎝ y ⎠ ⎝ ⎠
Sama seperti langkah di atas, untuk segi empat siku-siku yang sejajar
ˆ Bz
⎛ By Bz Bx ⎞ ˆ ⎛ Ex ⎞
ˆ⎛
Bx
⎞ ⎟ j⎜ ⎞ ˆ⎛
By
i⎜ z z x ⎟ k⎜ y ⎟
y x ⎟ i. 0 ⎜ J x t
0
⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝⎛ ⎠ ⎝ ⎠
ˆj. J Ex ⎞ ˆ ⎛
k . J Ex ⎞
0⎜ x 0⎜ x
⎠
⎟ ⎟
⎝ t ⎠ ⎝
0 0
curl t
⎛ ˆ
(i J Ex Ex ⎞
ĵJ kJˆ ) kˆ )
0 ⎜ (iˆ ˆE
j x ⎟
x x 0
t
x
t t ⎠
⎝
⎛
curl B = 0 ⎜ rJ E ⎞
⎟
0 t ⎠
⎝
atau
r r ⎛r E ⎞
xB 0 ⎜ J 0 ⎟. (2.23)
⎝ t ⎠
fluks yang melalui rangkaian tersebut dan fluks adalah garis-garis gaya. Dapat
ggl d B . (2.24)
dt
Jika ditinjau muatan uji q0 yang bergerak mengitari rangkaian, maka kerja yang
r
dilakukan pada muatan uji tiap putaran F. q0 .E.l . Dimana q0 adalah gaya
l E
yang bekerja pada muatan tersebut dan l adalah jarak sepanjang gaya bekerja.
Besar kerja
F. nilainya sama dengan q0 ggl , sehingga dapat dituliskan sebagai
l
ggl (2.25)
E.dl
berdasarkan Gambar 2.2 yang merupakan segi empat yang sejajar dengan bidang
x, y , didapatkan
E.dl E.dl
E.dl r E.dl 1 r 2 r E.dl 3 4 r
ˆ
ˆ
ˆ r ˆ
E
E
r
E.( jdy) E.( idx) dx).( jdy) dy).( idx)
x y
(E (E
⎛ Ey
rr Ex ⎞
dx.dy⎜ ⎟.
E.dl
⎝ x ⎠
(2.27)
y
d
Dari persamaan (2.26), B
adalah perubahan fluks magnet yang melalui
dt
d r B ˆ
.dS .(k .dx.dy)
B
t
dt B
t
d B
dt B z
dx.dy . (2.28)
t
Persamaan (2.27) dan (2.28) disubstitusikan ke persamaan (2.26), didapatkan
⎛ Ey E ⎞ Bz
⎜ x⎟
y t . (2.29)
⎝ x ⎠
Dengan melihat persamaan (2.29) yang berlaku untuk segi empat siku-siku yang
sejajar bidang x, y , maka dapat diperoleh juga persamaan yang berlaku untuk segi
⎛ Ez E ⎞
y Bx
⎜ ⎟
z ⎠ (2.30)
⎝ y
t
ˆ⎛ Ez Ey ⎛
ˆEx Ez ⎛
ˆEy Ex ⎞ ˆ Bz
⎞ ⎟ j⎜ ⎞ ˆBx B
ˆ y
i ⎜ z z x ⎟ k⎜ y ⎟ i j k
⎝ y ⎠ ⎝ ⎠ x ⎝ ⎠ t t t
B
curl E =
t
atau
r r B
. (2.32)
2.2 Persamaan Maxwell
persamaan (2.7), (2.13), (2.23) dan (2.32) yang bila dirangkum kembali menjadi
(Efendi, R, 2007)
r
(1) 0 . E = (2.33)
(2) . B = 0 (2.34)
r r ⎛r E ⎞
(3) xB 0 J
⎜ ⎟ (2.35)
0 t ⎠
⎝
r r B
(4) . (2.36)
xE
t
r
Dalam ruang hampa, rapat muatan dan rapat arus J bernilai nol,
(2) . B = 0 (2.38)
r r
E
(3) (2.39)
xB 0 0 t
r r B
(4) . (2.40)
gelombang elektromagnetik E .
2.3.1 Susceptibilitas Nonlinear
bentuk persamaan linear. Dalam hal ini vektor polarisasi listrik P diasumsikan
P 0 E
linear antara P dan E pada persamaan (1.1) dianggap benar sampai tahun 1960,
ini telah disetujui secara luas dan telah dibuktikan dengan observasi eksperimen.
Tetapi mulai tahun 1960, diketahui bahwa asumsi hubungan linear antara P dan
E tidak sesuai untuk sinar laser yang berinteraksi dengan sebuah medium optik.
Ketika pulsa berkas laser dilewatkan pada piezoelektrik (kristal), teramati adanya
generasi harmonik kedua pada sebuah frekuensi optik, sehingga dari hasil tersebut
dengan
(1) (2) , ... susceptibilitas orde-1 (linear), orde-2 (nonlinear),
(3)
, ,
teori klasik murni dan optik dijelaskan sama seperti optik linear. Hukum klasik
E
B exp(ikz it) , (2.41)
Ex c
y
dimana k c 1 c
.
m&x& eE
x ec 1 z&B mx& / (2.42)
dx
x&
dt (i)x0 exp(ikz it) ix (2.45)
&x & d 2
(i)(i)x0 exp(ikz it) x (2.46)
x 2
2
dt
Jika
z z0 exp(ikz i2t) diekspansikan dengan menganggap (ikz sangat
i2t)
(2.47) menjadi
x() =
eE exp(ikz it)
m( 2 i 1) . (2.48)
Jika nilai
z z0 exp(ikz i2t) , maka
dz
z&
dt (2i)z0 exp(ikz it) 2iz (2.50)
&z& d 2
(2i)(2i)z0 exp(ikz it) 4 z (2.51)
z 2
2
dt
volume kecil dan indeks bias plasma. Jika densitas rata-rata elektron pada plasma
plasma,
penyelesaian susceptibilitas,
N ie 3 E exp(ikz it)
(2) 0
. (2.57)
m2c(4 2i 1)( 2 i 1)
menjadi
dx
x&
dt (i1)x0 exp(ik1 z i1t) i1x (2.62)
&x& d 2
(i )(i )x exp(ik z i t) 2 x , (2.63)
x
1 1 0 1 1 1
dt 2
menghasilkan
kedua
21 22 , bentuk pada frekuensi nol menjelaskan penyebaran sinar oleh
,
nonlinear kuadrat
vx 2 ,dan jumlah antara 2 gelombang sinar adalah 1 2 ,
sedang bedanya
1 2 . Untuk memperoleh nilai digunakan
(21)
Jika persamaan (2.65) dan (2.66) disubstitusikan ke persamaan (2.60), maka ruas
ve 2 E1 2 exp(2ik1 z 2i t)
x(2 ) 1 (2.67)
1
m( 2 i 2 ) 2 (4 2 2i 2 )
1 1 0 1 1 0
Jika dituliskan
D() D () 2 i 2 ,maka persamaan (2.67)
0
menjadi
(e 2 / m 2 )vE 12 exp(2ik 1 z
x(2 ) . (2.68)
2i1t)
1
D 2 ( )D(2 )
1 1
sehingga
Jika persamaan (2.69) dan (2.70) disubstitusikan ke persamaan (2.60), maka ruas
kanan tidak sama dengan ruas kiri sebab pada ruas kanan tidak ada komponen
i i(
1 1 0 2 0 1 2 1 2 0
2
Jika dituliskan
D() D () 2 i 0 2 , maka persamaan (2.71) dapat
dituliskan menjadi
dengan xxx tensor susceptibilitas. Pernyataan yang sama dapat diturunkan untuk
susceptibilita
xxx (1 2 ,1,2 ) . Dispersi dari susceptibilitas nonlinear orde
s
resonansi dominator satu. Jika sebagai contoh beda frekuensi sama dengan
Ketika
1 sama atau mendekati frekuensi resonansi 0 , digunakan
2
vx 2
bentuk linear menghasilkan komponen 21 2 ,1 22 , dalam
mendapatkan nilai
x NL ( )* ( menunjukkan sistem nonlinear), diselesaikan
NL
2
menghasilkan
NL
*
NL
(e3 / m3 )v 2 * 2
x ( 2) x ( E2 E1
2 (D *
)) D( ) D( )
2 2
) (
2 1 1 2
atau
N (e4 / m3 )v 2
( ) 0
. (2.79)
xxxx 2 2 1 1 D2 ) D( ) 2 D* )
( (
2 1 1 2
r
2.4 Operator Del
Operator del
r
didefinisikan sebagai vektor operator diferensial parsial.
dimana iˆ,
ˆj dan menyatakan vektor satuan sepanjang x, dan z .
kˆ sumbu y
dari
r dan A menghasilkan medan skalar yang dinamakan divergensi dari A
A A A
div A . A = y z. (2.82)
x
y z
x
Jika persamaan ini digunakan pada sebuah medan skalar , maka diperoleh
r2 2 2 2
. (2.85)
x 2 y z
2 2
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
ˆ ⎛ 2
2
2
⎞ (2.86)
k⎜ 2 2 2 ⎟ Az .
⎝ x y z ⎠
Untuk perkalian silang xx atau curl curl A nilainya akan sama
A
r2 A
dengan
grad div A , dapat dituliskan sebagai
turunan-turunan dari fungsi yang tidak diketahui. Orde dari persamaan diferensial
adalah derajat atau pangkat tertinggi dari turunan yang muncul dalam persamaan.
(Waluya, 2006)
dy
Py Q
dt (2.88)
d dy dy
Karena ( yePt ) e pt yPept e Pt ( Py) e PtQ
d dt dt
t
maka Qe Pt
ye
Pt dt
y e Pt Qe Pt (2.89)
dt
d2y dy
P P PyQ
0
dt 2 (2.90)
1 2
dt
dimana
P0 0, P1 , dan Q adalah fungsi t atau konstanta.
P2
2.5.2.1 Persamaan Diferensial Linear Homogen dengan Koefisien-Koefisien
Konstan
d2y dy
P P Py0 (2.91)
0 2
dt 1 2
dt
dimana
P0 0, P1 , adalah konstanta.
P2
d
Untuk memudahkan penyelesaian, notasi diganti dengan operator D .
dt
P D 2 y P Dy P y 0
0 1 2
atau
(P D 2 P D P ) y 0 . (2.92)
0 1 2
faktorisasinya
diperoleh
(D m1 )(D m2 ) y (2.93)
0
32
(P D 2 P D P ) y Q
0 1 2
1 1
y (2.95)
Q
(D m1 ) (D m2 )
1
y
u. (2.96)
(D m1 )
Dengan u 1 du
Q , dapat diubah menjadi m u Q dan berdasar
2
(D m2 ) dt
Qe
t m 2 t
u em2 dt . (2.97)
ue
t m1t
y e m1 dt . (2.98)
(m2 m1 )t
e Qe
t m2t
y e m1 dtdt . (2.99)
1 2
m1 m
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian studi
pustaka.
berikut :
diturunkan dari hukum Gauss untuk listrik, hukum Gauss untuk magnet,
secara klasik.
33
34
BAB IV
Dari keempat persamaan Maxwell baik dalam ruang hampa maupun dalam
medium yang diperoleh pada bab II, akan digunakan untuk memperoleh persamaan
(2) r B
r =0 (4.2)
.r r
(3)
E (4.3)
xB 0 0
t
r
r r
(4) B
xE (4.4)
t
r
E
diambil curl dari curl , dimana sesuai dengan persamaan (2.87) adalah
berdasarkan persamaan (4.1) nilai .E adalah nol, sehingga persamaan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
36
x(xE) = 2 E
Sesuai dengan persamaan (2.84), bahwa 2
2
2
r x y z , penyelesaian persamaan
2
∇ 2 2 2
menjadi
xxE ⎛ E 2E
2 2
(4.5)
⎜
E
⎞
⎜ x 2 y z ⎟⎟
2
⎝ 2
⎠
r r
Hasil perkalian xE) ini sendiri mengikuti
r
x(
r r r r B
( ) x( )
x xE
t
r r
xE) (xB)
r t
x(
r r r E 2
x(xE) 0 (4.6)
0 2
t
(4.7)
x 2 y z 00 2
2 2 t
r
Nilai vektor medan listrik E iˆ E ˆj E kˆ . Jika dua komponen E bernilai nol yaitu
E x y z
2 2 2 2
0 E
y
E E E (4.8)
y y y
x 2
y 2
z 2 0
t 2
dengan menganggap bahwa Ey adalah fungsi-fungsi dari x dan t saja, persamaan (4.8)
menjadi
2 2
0 E
y
E (4.9)
y
x 2 0
t 2
37
sehingga bentuk
Jika digunakan paket program Maple 9 untuk menggambar persamaan (4.10), maka
Ey
Nilai 2
2
2
r
2 x y z , sehingga penyelesaian persamaan menjadi
∇ 2 2 2
r r ⎛2 2 2B⎞
B B
x(xB) ⎜ 2 ⎟. (4.11)
⎜⎝ y z ⎠
2
r r
Nilai perkalian untuk xB) ini sendiri mengikuti
r
x(
r r r r
x( xB) x( E
t )
0 0
r
(
00 xE)
t
0 0 2
B
(4.12)
t 2
x2 y z 00 2
2 2 t
r
Nilai vektor medan listrik B iˆ B ˆj B kˆ . Jika dua komponen B bernilai nol yaitu
B x y z
2B 2 2 2B
B B
z
z z z (4.14)
x 2
y z 00 2
2 t
2
dengan menganggap bahwa Bz adalah fungsi-fungsi dari x dan t saja, maka persamaan
(4.14) menjadi
39
z B
2 2
z
(4.15)
B 2 .
x 00 2
t
Jika dianggap bahwa
Bz Bm sin(kx t) , maka dari persamaan (4.15) dihasilkan relasi
sehingga bentuk
Jika digunakan paket program Maple 9 untuk menggambar persamaan (4.16), maka
Bz
dengan
Bm 1, k 1 , 30 .
40
Empat persamaan Maxwell dalam bentuk diferensial untuk medan listrik dan
(2) r B
r =0 (4.18)
.
r r ⎛r E ⎞
(3) xB 0 ⎜ J ⎟ (4.19)
0 t ⎠
⎝
r
r r
(4) B
xE (4.20)
t
2 E (.E)
r r r
⎞
r ⎛ B r r
x(xE) x⎜ ⎟ (xB)
⎝ t ⎠ t
⎛r E ⎞
0 ⎜ J 0 ⎟.
t ⎝ t ⎠
r r
Jika J adalah E , dengan adalah konduktivitas bahan, maka
r r r E 2E
x(xE) 0 . (4.22)
0 t t 2
0
r 2
r r
2E E
E / 0 0 0 . (4.23)
t t 2
0
Nilai r
Ei ˆjE kˆE Jika Ex Ez 0 Ey 0 , dan Ey adalah fungsi dari x dan
Ex y
z. ,
2E 2E
( / ) Ey
2 0
y
x y
. (4.24)
x 0 t t 2
0
0
Karena
/ adalah sebuah konstanta maka turunan / terhadap x bernilai nol,
0 0
2 E 2E
0
y
E y
y
. (4.25)
x 2 0 t 2
t 0
Dari persamaan (4.25) terlihat bahwa Ey merupakan fungsi x dan t . Persamaan (4.25)
sehingga diperoleh,
2E 2 2T E T
X 2
E
y
T ,
y
X dan
y
X (4.27)
x 2
x 2 t 2
t t
2
t
2X
T
x 2 0 0 2 0X T
T t
X
t 2
12X 1 T
( (4.28)
X x 2 0 0
2
T )
T t
t 2 0
42
Dari persamaan (4.28), terlihat bahwa ruas kiri hanya fungsi x dan ruas kanan hanya
fungsi t . Oleh sebab itu, ruas kiri dan ruas kanan persamaan (4.28) merupakan konstanta.
1 2
k2
X X
x
2
atau
2
Xk 0. (4.29)
X 2
x
2
dengan A dan B konstanta yang ditentukan dari syarat batas. Jika digunakan syarat batas
(0 0 T
2 )k (4.32)
T
0 2
T
t 2
t
Dengan menggunakan metode operator D , persamaan (4.32) dapat dituliskan
t
menjadi
( 0 D
0
2
0 D k 2 )T 0 (4.33)
D 0 0
22
4 k0 0 2
1
2 0 0
D2 0 0
22
4 k0 0 2
.
20 0
t
T (t) YeD1
t
Ze D2 . (4.34)
dengan Y dan Z konstanta yang ditentukan dari syarat batas. Jika diberikan syarat batas
t t
T (t) Y (e D1 e D2 )
atau
0
2 2 4 k 2 2 2 4 k 2
( 0 0 0 0 0 00
)t ( )t
T (t) Y 200
e
200
). (4.35)
(e
0
2 2 4 k 2 2 2 4 k
2
0 0
Ey (x, t) E0 y (
2 0
0 0
)t (0
2 0
00
)t
(ekx e kx ) 0 e 0
). (4.37)
(e
Grafik yang dapat dibuat dari persamaan (4.37) dengan menggunakan program Maple 9
Ey
dengan
E0 1, 1,26.10 6 H/m, 8,85.10 12 F/m,
y 0 0
1 ohm/m, k 45 ,
2 (4.38)
r B.
r
Nilai perkalian xB)
r ini sendiri adalah
x(
45
r r r r ⎛ r
E ⎞
x(xB) x⎜ 0 (J )⎟
t ⎠
0
⎝
0 ( r r
xJ r xE). (4.39)
r ) 0 (
0
t
r r
Jika nilai rapat arus J adalah , dengan konduktivitas, maka persamaan (4.39)
E
menjadi
r
r r r r r r
x( xB)
B B
( ) ( )
0
t 0 0
t t
⎛ 2B B ⎞
⎜ ⎟. (4.40)
t t ⎠
00 2 0
⎝
Nilai r
Bi ˆj kˆ . Jika Bx By 0 Bz 0 , dan Bz adalah fungsi dari x dan t
Bx By Bz ,
penyelesaian persamaan (4.42) mempunyai bentuk yang sama seperti persamaan (4.37),
0
2 2 4 k 2
2 2 4 k 2
Bz (x, t) B0
0 0
( 0 0
)t (
0 00
)t
kx 2 0 20 0
(e kx
e ) 0
e ). (4.43)
y
(e
46
Jika digunakan paket program Maple 9 untuk menggambar persamaan (4.43), maka
Bz
0 8,85.10 12
F/m, 1 ohm/m, k 45.
ruang hampa. Perlu ditinjau keempat persamaan Maxwell, yaitu persamaan (4.1), (4.2),
r
Jika nilai = iˆ ˆj kˆ dan arah perambatan sinar ke arah sumbu x
y z
x
dengan komponen medan listrik E ke arah sumbu z dan komponen medan magnet B ke
iˆ ˆj kˆ
xE =
x y z
r r r
Ex Ey Ez
r r
Ex , Ey dan Ez masing-masing adalah medan listrik ke arah sumbu x , y z . Karena
dan
r
medan listrik hanya mengarah ke sumbu z saja, maka besarnya E dan E bernilai 0,
E x y
sehingga
iˆ ˆj kˆ
xE =
x y z
0 r
0 E
E E
= iˆ ˆj .
(4.44)
y x
B E ˆ
E
= iˆ j (4.45)
t y x
Jika diambil hanya ke arah sumbu y , maka dari persamaan (4.45) diperoleh
B E
t = x
B E
0. (4.46)
t x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E
Persamaan (4.3) mengikuti xB = . , sedangkan perkalian silang antara
0 t
0
adalah
iˆ ˆj kˆ
xB =
x y z
r r r
Bx By Bz
r r
Bx , By dan masing-masing adalah medan magnet ke arah sumbu x , y dan z .
r
Karena medan lstrik B hanya mengarah ke sumbu y saja, maka besarnya Bx dan Bz
bernilai 0, sehingga
iˆ ˆj kˆ
xB =
x y z
0 r 0
B
B B
= iˆ(0 ) ˆj(0 0) kˆ( 0)
z x
B B ˆ
= iˆ k. (4.47)
z x
⎛ B
0 ⎜ rJ E ⎟⎞ . (4.49)
0 =
t ⎠ x
⎝
r r dr
Jika rapat arus J mempunyai persamaan J Nq , maka persamaan (4.49) menjadi
dt
r
E q.N. dr 2
tB dt c x (4.50)
0 0
antara r dengan E . Elektron yang dikendalikan oleh medan E dan terjebak di dalam
sebuah sumur potensial akan menghasilkan gaya pulih nonlinear. Sehingga relasi antara
r
r dengan E dapat dituliskan sebagai
d 2r
m
U (r) qE (4.51)
dt 2
dengan, m
massa r perpindahan, t waktu, U (r) turunan dari sumur potensial
,
terhadap koordinat r .
1
diberikan nilai U (r) = m 2 r 2 dan koordinat ( r ) juga fungsi waktu ( t )
maka 2
U (r) = dU = m 2 r (4.52)
.
dr
d 2r 2r qE
dt 2 m
atau
qE
(D2 2 )r
m
qE
(D i)(D i)r . (4.53)
m
Penyelesaian dari persamaan (4.53) sesuai dengan persamaan (2.100) yaitu
qE
r C eit C eit
(4.54)
1 2
2m
Untuk melihat efek kualitatif dari persamaan (4.54), dapat dilihat pada Gambar
4.5 .
C2 1,
q 1 C, E 1 N/C, m 1 kg, 45 .
persamaan menjadi
d r
m 2 U U t qE (4.55)
r
( ) ()
dt 2
dr
dengan U (t)
, dan substitusi persamaan (4.52) diperoleh
dU dU dt
dr
dt
dr dt
U (t) = m 2 r
.
(4.56)
Persamaan (4.52) dan (4.56) disubstitusikan ke persamaan (4.55) sehingga diperoleh
d 2r
2r qE . (4.57)
dt 2 dr m
2
dt
d
Dengan menggunakan metode operator D , dan dengan menganggap bahwa
dt
b b 2 4ac
D12
2a
2 4
2
1
(
2 2 4 )
1 1
D ( (
1 2 4 dan D 2 4 (4.59)
2 ) 2
2 ).
Hasil penyelesaian diferensial (4.58) sesuai dengan persamaan (2.100) dan dengan
Untuk melihat efek kualitatif dari persamaan (4.60), dapat dilihat pada Gambar
2.6, dengan C1 1, C2 1,
1 , 1, q 1 C, E 1 N/C, m 1 kg,
r
Untuk kasus gaya pemaksa dari luar berbentuk periodik, yang ditulis sebagai
d r
m. 2 U (r) U (t) qE sin
(4.61)
t.
dt 2
menghasilkan
d
m r m r
2 2 2
r qE sin (4.62)
m dr
dt 2 t.
dt
d
Dengan operator D , dan dengan menganggap bahwa 2r , 2 maka
dt
qE sin t
(D 2 D )r
m
atau
qE sin t
(D D1 )(D )r . (4.63)
D2 m
Hasil penyelesaian differensial persamaan (4.63) sesuai dengan persamaan (2.99) yaitu
qE sin t
r e D t e ( D D )t e D t (4.64)
(dt) 2 . 1 2 1 2
ibx ibx
Mengingat nilai sin(bx) e e , maka sin( t) dapat diubah menjadi eit eit
2i
2i
Dt ( D D )t qE eit eit D t 2
r e )e (dt)
2
1 2 1
(
e m 2i
qE (i D )t
e D1 t e ( 2D D1 )t e 2 e(i D )t2 (dt) 2
2im
qE 1 1 ( i D )t
1e
Dt
e
( D D )t
21 ( e(i 2 D )t
e 2 A)(dt)
2im i D2 i D2
qE D t 1 1 ( i D )t
e ( e (i D )t e Ae
( D D )t
)(dt)
1 1 1 21
2im
i D2 i D2
qE
e(i D1 )t e(i D1 )t Ae( D2 D1 ) B)
t
e D1t
(
2im (i D2 )(i D1 (i D2 )(i D1 (D2 D1 )
) )
qE )t
[ e(i D1 D1
e ( i D1 D1 )t
2im ( i (D D ) D .D ( i(D1 D ) D .D )
2 2
2 1 2
) 1 2 1 2
( D2 D1 D1
)t Ae
(D2 D1 )
B D1t
].
e
qE
r 2im [ eit eit
( i( ) ) ( 2 i( )
2
)
1
(
2 4 )
Ae 2 t
1 ( 2 4 )t
Be 2 ]
2 4
[ qEeit qEeit
2im( 2 i ) 2im( 2 i
)
1
(
2 4 )t (4.65)
1
qEAe ( 2 4 )t
2 Be 2
]
2im( 2 4 )
qEA
bila dianggap C dan B dianggap C1 , maka persamaan (4.65) menjadi
2im 2 4
1
( 1
2 4 ) ( 2 4 )t
[C1e 2
t
C2 e 2 (4.66)
qEe
qEe
t
i
it
].
2im( 2 i 2im( 2 i )
)
Efek kualitatif dari persamaan (4.66), dapat ditinjau dari Gambar 4.7.
dengan C1 C2 1 , m
1 kg, dan 1. 1 , 1, q 1 C, E 1 N/C,
4.2 Pembahasan
gelombang yang ditunjukkan pada persamaan (4.10), dan (4.16), sedangkan penurunan
(4.43). Masing-masing efek kualitatifnya dapat ditinjau dari Gambar 4.1, 4.2, 4.3, dan
4.4. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa untuk persamaan gelombang dalam
ruang hampa bersifat linear, dapat dilihat dari adanya simpangan maksimum (Amplitudo)
gelombang yang konstan. Gambar 4.3 dan 4.4 berupa garis lengkung yang menunjukkan
bahwa persamaan gelombang dalam medium bersifat nonlinear. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa medium merupakan salah satu penyebab
(4.54) menunjukkan bahwa persamaan gerak yang mempunyai fungsi sumur potensial
akan menghasilkan suatu sistem yang linear, secara kualitatif dapat dilihat pada Gambar
4.5. Bila pada persamaan (4.51) ditambahkan redaman yang bergantung pada waktu t ,
memperlihatkan bahwa sistem bersifat nonlinear, secara kualitatif dapat dilihat pada
Gambar 4.6. Bila gaya pemaksa dari luar diberikan dalam bentuk sinusoidal seperi
(4.66) maka sistem berbentuk nonlinear dengan bentuk grafik seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.7. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa
pengaruh lain yang menyebabkan suatu sistem bersifat nonlinear adalah adanya gerak
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
gelombang elektromagnetik.
5.2 Saran
penelitian ini dibatasi hanya dari sudut pandang fisika klasik, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap efek nonlinear ditinjau dari sudut
57
DAFTAR PUSTAKA
Whitham, G.B., 1974, Linear and Nonlinear Waves, Canada : John Wiley.
Halliday, D., dan Resnick, R., 1984, Fisika Edisi ke 3 Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
He, G.S. and Liu, S.H., 1999, Physics of Nonlinear Optics, Singapura : World
Scientific.
58
Bz