Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KEPERAWATAN PRIMER

“Konsep Dasar Demografi”


Dosen pengampu : Aditya Rahman S, kep. Ners

Di Susun Oleh :

Erika Desy Yulianti 1800001009


Fadia Nur Fitri 1800001010
Faisal Indriagiri 1800001011
Fitri Komalasari 1800001013

AKADEMI KEPERAWATAN RS. EFARINA PURWAKARTA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Konsep Dasar Demografi”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman. Aamiin…

Purwakarta, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………......i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Konsep Dasar Demografi..............................................................................4
B. Ruang Lingkup Demografi...........................................................................5
C. Tujuan Demografi.........................................................................................5
D. Teori Kependudukan.....................................................................................5
E. Struktur dan Persebaran Pendudukan...........................................................6
F. Masalah Kependudukan..............................................................................11
G. Dinamika Kependudukan...........................................................................12
H. Statistik Kependudukan..............................................................................12
I. Statistik Vital...............................................................................................12
J. Kebijakan pemernitah dalam pengendalian penduduk...............................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara yang
memiliki jumlah penduduk besar di dunia. Pada setiap tahunnya pertumbuhan
penduduk selalu meningkat. Berdasarkan data bank dunia, presentasi
pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar 1.2%, dengan adanya data tersebut
dapat dianalisis bahwa masalah demografi Indonesia berpusat pada kualitas dan
kuantitas penduduk dan berputar pada masalah pokok fertilitas (kelahiran),
morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian) dan mobilitas (Lutfi, 2014).

Melihat dari kuantitas, berdasarkan badan pusat statitik Indonesia memiliki


jumlah penduduk yang tinggi di mana pada 2010, itu lebih 237.600.000 orang.
Selain itu, Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah. Pada
2009, itu dalam posisi 108 negara 188 di dunia. Kualitas sumber daya manusia
tersebut meliputi kualitas kesehatan, penidikan, dan ekonomi. Selain itu,
Indonesia memiliki distribusi yang tidak merata dari populasi, di mana 58% dari
populasi berpusat di Jawa. Kondisi ini akan berdampak pada aspek kehidupan dan
pembangunan Indonesia yang akan menyebabkan tingginya jumlah pengangguran
dan kemiskinan, kriminalitas, konflik sosial, TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
bermasalah, perdagangan manusia dan lain-lain.

Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia yaitu masalah kesehatan.


Penduduk suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat kesehatannya
juga tinggi. Sebaliknya, jika tingkat kesehatannya rendah maka kualitas
penduduknya juga rendah. Namun Indonesia masih tergolong tingkat
kesehatannya masih rendah, hal ini dapat di nilai dari faktor makanan,
lingkungan, fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaga medis. Selain itu tingkat
kesehatan manusia dari suatu negara dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka
kematian, angka kematian bayi dan angka harapan hidup.

1
Oleh karena itu sebagai perawat, sangatlah perlu untuk memahami konsep
dasar demografi, mengingat dalam segala bentuk tindakan permasalahan tentang
kependudukan memerlukan ilmu demografi, sehingga dalam upaya mengatasi
permasalahan kependudukan tersebut penting bagi para ahli, mahasiswa, pelajar,
atau masyarakat biasanya sekalipun memahami pengertian demografi dan
pentingnya demografi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar demografi?
2. Apa ruang lingkup demografi?
3. Apa tujuan demografi?
4. Bagaimanakah struktur dan pesebaran penduduk?
5. Bagaimanakah masalah kependudukan?
6. Bagaimanakah dinamika kependudukan?
7. Bagaimanakah statistic kependudukan?
8. Bagaimanakah kebijakan pemerintah dalam pengendalian penduduk?
9. Bagaimana statistika vital ?
10. Bagaimana pemanfaatan data demografi oleh perawat?

Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu mampu
memahami dan menjelaskan konsep dasar demografi.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar demografi.
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup demografi
3. Menjelaskan tentang tujuan demografi
4. Menjelaskan tentang teori kependudukan
5.
6. Menjelaskan tentang struktur dan persebaran penduduk
7. Menjelaskan tentang masalah kependudukan
8. Menjelaskan tentang dinamika kependudukan
9. Menjelaskan tentang statistik kependudukan

2
10. Menjelaskan tentang kebijakan pemerintah dalam pengendalian
penduduk
11. Menjelaskan statistika vital.
12. Menjelaskan Pemanfaatan data demografi oleh perawat

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Demografi


1. Pengertian
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah
rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi Demografi adalah
tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.
Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi
demografi adalah sebagai berikut: Demografi mempelajari penduduk (suatu
wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya). Philip M. Hauser dan Duddley Duncan
(1959) mengusulkan definisi demografi sebagai berikut: Demografi
mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahannya dan sebab sebab perubahan itu, yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan
mobilisasi sosial (perubahan status).
Masih banyak lagi ahli demografi yang menjelaskan tentang
pengertian demografi. Maka dari kedua definisi diatas dapat kita simpulkan
sebagai berikut:
a. Demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk
di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan
komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan
tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

b. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai “demografi


formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi
atau persebaran penduduk, struktur penduduk atau komposisi, dan
dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk menyatakan
jumlah orang dalam suatu wilayah tertentu. Distribusi penduduk
menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu

4
waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah geografi maupun konsentrasi
daerah pemukiman. Stuktur penduduk menyatakan komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur. Sedangkan perubahan
penduduk secara implisit menyatakan pertambahan penduduk atau
penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai
akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk.
Kelahiran, kematian, dan migrasi.

c. Dalam pengertian yang lebih luas, domografi juga memperhatikan


berbagai karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat
sosial, budaya, dan ekonomi. Karakteristik sosial dapat mencakup status
keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.
Karakteristik ekonomi meliputi antara lain aktivitas ekonomi, jenis
pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya
berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.

B. Ruang Lingkup Demografi

Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian,


kelahiran, migrasi, dan perwakinan dengan proses penduduk dan
hukum pertumbuhan penduduk. Sedangkan menurut A. Laundry
(1937), demografi formal bersifat analitnik matematik dan teknik-
teknik sosiologikal. Demografi atau studi populasi adalah
penghubungan antara penduduk dan sistem sosiel.

C. Tujuan Demografi

a) Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk


dalam daerah tertentu.
b) Menjelaskan pertumbuhan, masa lampau,
penurunannya, dan persebarannya.
c) Menggambarkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek
organisasi sosial.

5
d) Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di
masa akan datang dan kemungkinan-kemungkinan
konsekuensinya.
D. Teori Kependudukan
1. Pengertian
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Kependudukan
adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis
kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan pembangunan
keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi penduduk. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek
fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai
ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan
sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan
dan hidup layak.

2. Ruang lingkup kebijakan penduduk

Kebijakan kependudukan berhubungan dengan dinamika kependudukan,


yaitu perubahan-perubahan terhadap tingkat fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
Kebijakan kependudukan dapat mempengaruhi fersilitas. Fersilitas sering
dihubungkan dengan penurunan fersilitas melalui Keluarga Berencana (KB).
Kebijakan mengenai mortalitas biasanya langsung dihubungkan dengan
kesehatan, bahkan sering dihubungkan dengan klinik, rumah sakit, dan
dokter. Mortalitas mempunyai hubungan yang erat dengan morbidilitas.

Migrasi merupakan mekanisme redistribusi penduduk. Urbanisasi sebagai


keadaan dan proses pemutusan penduduk di daerah urban (perkotaan) banyak
dipengaruhi oleh migrasi dari desa ke kota. Masalah yang dapat

6
mempengaruhi fersilitas ialah nuptialitas, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan perkawinan.

E. Struktur dan Persebaran Pendudukan


1. Komposisi Penduduk
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin
b. Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dan
sebagainya.
c. Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan
pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan sebagainya.
d. Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan,
provinsi, kabupaten, dan sebagainya.
Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan
seperti :
a. Mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun
jenis kelamin.
b. Mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan
kependudukan.
c. Membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya.
d. Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses
demografi’ yang telah terjadi pada penduduk tersebut.
2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya
penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Besar kecilnya Rasio Jenis Kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :

a. Sex Ratio at Birth


b. Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan : Jika
kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian
perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.

7
c. Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan :
Jika disuatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih
banyak penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti
lebih banyak perempuan.

3. Angka Beban Tanggungan


Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang
tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan
banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun)
4. Umur Median (Median Age)
Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua
bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan
bagian yang kedua lebih tua daripada median age. Guna umur median adalah
untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok
umur tertentu.
Untuk menentukan apakah suatu penduduk tergolong penduduk tua
atau penduduk muda dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Melihat komposisi umur penduduknya untuk kelompok usia
dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun.

Umur Penduduk Tua Penduduk Muda


0-14 ≤ 30 % ≥ 40 %
15-64 ≥ 60 % ≤ 55 %
65+ ≥ 10 % ≤5%

b. Dengan melihat umur mediannya

Umur Median Kategori

≤ - 20 tahun Penduduk Muda

10 - 30 tahun Penduduk Intermediate

≥ - 30 tahun Penduduk Tua

5. Kepadatan Penduduk (Population Density)

8
Salah satu faktor ketimpangan penyebaran penduduk adalah
disebabkan oleh faktor ragam potensi antar-daerah dan belum meratanya
distribusi pembangunan antar-wilayah.
Kepadatan penduduk merupakan ukuran persebaran penduduk yang
paling umum digunakan karena selain data dan cara perhitungannya
sederhana, ukuran ini sudah distandarisasi dengan luas wilayah.

6. Piramida Penduduk

a. Model 1 : Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan


‘slope’ tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam ini terdapat pada
penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi, sebelum
mereka mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun kematian.

b. Model 2 : Dibandingkan dengan model 1, maka dasar piramida model 2


ini lebih besar dan ‘slope’ lebih curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun
sampai ke puncak piramida. Terdapat pada negara dengan permulaan
pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan
tingkat kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan tingkat
fertilitas. Median age (umur median) sangat rendah dan angka beban

9
tanggungan (dependency ratio) merupakan yang tertinggi di dunia.

c. Model 3 : Bentuk piramida ini dikenal dengan bentuk sarang tawon kuno
(old fashioned beehive). Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran
yang rendah begitu pula tingkat kematiannya rendah. Karakteristik yang
dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban
tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok umur-umur tua.

d. Model 4 : Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (The


bellshaped pyramid). Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling
sedikit sudah 100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas
(kelahiran) dan kematian. Umur median cenderung menurun dan angka
beban tanggungan meninggi.

10
e. Model 5 : Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang
tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat
kelahiran yang terus-menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah
absolut daripada penduduk. Contoh : Jepang.

Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin maka karakteristik


penduduk dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu :

1) Expansive : Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok


umur termuda.
2) Constrictive : Sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok
umur muda.
3) Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur
hampir sama banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada
kelompok umur tertentu.

11
F. Masalah Kependudukan
Masalah-masalah kependudukan di Indonesia dapat kita simpulkan yaitu:
a. Jumlah penduduk besar.
b. Pertumbuhan penduduk cepat.
c. Persebaran penduduk tidak merata.
d. Kualitas penduduk rendah

G. Dinamika Kependudukan
1. Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk.
2. Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi
maupun karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya.
Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan
yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau
perpindahan tempat tinggal.

Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah :

1. Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2. Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang 
akan datang.
3. Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidu
pan lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4. Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi 
baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.

H. Statistik Kependudukan

Demografi : Studi statistik dan matematik terhadap besaran, komposisi,


sebaran, serta perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu pada
populasi berlangsungnya manusia melalui berlangsungnya 3 proses yaitu :
fertilitas, mortalitas, dann migrasi

12
I. Statistik Vital
Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada proses
pengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut guna
mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital di dalam sutau masyarakat,
populasi atau wilayah tertentu. Data fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian),
morbiditas (kesakitan), dan mobilisasi (perpindahan) merupakan data statistik
vital.
1. Fertilitas (kelahiran)
a. Konsep Dasar
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan
seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam
jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya kelahiran erat
hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran,
banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.

Istilah dalam fertilitas

Lahir hidup Kelahiran bayi dengan menunjukan tanda


kehidupan

Lahir mati Keahiran bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda


kehidupan

Abortus Kematian bayi dalam kandungan

Masa reproduksi Wania berusia 15-49 tahun


(childbearing age) –
usia subur

Pasangan usia subur Pasangan suami istri, dimana istri berusia 15-49
(PUS) tahun

Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas


a. Secara umum :

1) Anggapan atau kepercayaa yang dianut masyarakat

13
2) Jenis kelamin

a. Dilihat dari pendekatan sosial

1) Menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat fator sosial, ekonomi


dan budaya dimana perempun dan masyarakat tinggal dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas. Contoh : tingkat
pendidikan, penghasilan, gender.
2) Menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai
hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat. Contoh :
adat istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya.

b. Dilihat dari pendekatan ekonomi

1) Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat


pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan mordenisasi.
2) Pada tingkat mikro, ferilitas diengaruhi oleh keputusan pasangan
suami istri dalam hal jumlah anak.
3) Menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi yaitu
manfaat atau kegunaan dan biaya untuk merawat anak
4) Menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang
konsumsi tahan lama yang akan memberikan kepuasan (manfaat).

b. Perhitungan Fertilitas
Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran
dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (exposed to risk).
Beberapa persoalan pengukuran fertiitas adalah sebagai berikut :

1) Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran mortalitas


karena sesorang wanita hanya meninggal 1 kali, tetapi ia dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi.
2) Tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada
kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk
berumah tangga atau bercerai.

14
3) Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu yaitu jangka
pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran selama masa
reproduksi).
4) Kelahiran hanya diuur berdasarkan fertilitas wanita, jarang yang
memperhitungkan fertilitas laki-laki.

Perhitungan Fertilitas dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Perhitungan Fertilitas Tahunan
Perhitungan fertilitas tahunan adalah mengukur jumlah kelahiran pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Perhitungan
ini menunjukkan fertilitas suatu kelompok penduduk untuk jangka
waktu satu tahun. Perhitungan fertilitas tahunan terdiri dari :
b. Perhitungan Fertilitas Kumulatif
Perhitungan fertilitas kumulatif – reproductive history adalah
mengukur rata-rata jumah anak yang dlahirkan oleh wanita pada
waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas
reproduksinya (umur 15-49 tahun). Perhitungan ini menunjukkan
kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya.

2. Mortalitas
Moralitas salah satu di antara komponen demografi yang mempengaruhi
perubahan penduduk. Konsep yang terkait moralitas ada 3 keadaan vital yaitu ;

1. Lahir hidup, yaitu peristwa keluarnnya hasil konsepsi dari rahim seorang
ibu secara lengkap
2. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda tanda kehidupan secara
permanen
3. Lahir mati, adalah peristiwa menghilangya semua tanda tanda kehidupan
dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi itu di keluarkan dari rahim
ibunya.
Ukuran-ukuran mortalitas :

a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)

15
Pengertian : jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian untuk 1000
orang
b. Angka Kematian Menurut Umur (Age Spesific Death Rate = ASDR)
Pengertian : Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu per 1000
penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan
pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup.
d. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya,
kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian
neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat
selama kehamilan.
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian
Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal
dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh
faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program

16
untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan
dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program
pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian
Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program
imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama
pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan
sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu.
3. Migrasi
a. Konsep Dasar
Analisis dan perkiraan besaran dan arus migrasi merupakan hal
yang penting bagi terlaksananya pembangunan manusia seutuhnya,
terutama di era otonomi daerah ini. Apalagi jika analisis mobilitas
tersebut dilakukan pada suatu wilayah administrasi yang lebih rendah
daripada tingkat propinsi. Karena justru tingkat mobilitas penduduk
baik permanen maupun nonpermanen akan tampak lebih nyata
terlihat pada satuan unit administrasi yang lebih kecil seperti
kabupaten, kecamatan dan desa atau kelurahan.

Pada hakekatnya migrasi penduduk merupakan refleksi


perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas
pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari
daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan bergerak menuju ke
daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi


Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu
wilayah dan daya tarik (pull factor) wilayah lainnya.
1) Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah:
a) Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan

17
atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah
diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
b) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya
tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin
menyempit).
c) Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku,
sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
d) Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
e) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi,
tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
2) Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah:
a) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk
memperbaikan taraf hidup.
b) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih
baik.
c) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan
fasilitas-fasilitas publik lainnya.
d) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat
hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-
orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
c. Jenis-Jenis Migrasi
Berdasarkan dimensi ruang migrasi terdiri dari :
1) Migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk dari
suatu negara ke negara lain
2) Migrasi internal yaitu perpindahan penduduk yang terjadi
dalam satu negara.

Berdasarkan dimensi waktu migrasi terdiri dari :

1) Migran sirkuler (migrasi musiman) yaitu orang yang


berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di
tempat tujuan

18
2) Migran ulang-alik (commuter) yaitu orang yang pergi
meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal
setiap hari atau setiap minggu), pergi ke tempat lain untuk
bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan
lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula
(misal pada sore atau malam hari atau pada akhir minggu)

Sumber data statistik vital

Sumber data epidemiologi antara lain adalah :

1. Data kependudukan
2. Sensus penduduk 
3. Survei
4. Kelahiran dan kematian

a. Pencatatan akta kelahiran dan surat keterangan meninggal


b. Klinik umum/ klinik bersalin dan pelayanana kesehatan lainnya.

5. Data kesakitan

a. Rekam medis (Medical record) rumah sakit


b. Praktak dokter swasta
c. Penelitian khusus

6. Data lainnya

a. Penelitian/data sanitasi dan lingkungan


b. Catatan imunisasi
c. Pelaporan keluarga berencana

Fungsi Statistik Vital

a. Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.


b. Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.

19
c. Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program
kesehatan.
d. Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.
e. Menentukan keberhasilan program suatu daerah.
f. Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti
sistim pencatatan dan pelaporan.
g. Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program
kesehatan.

J. Kebijakan pemernitah dalam pengendalian penduduk

Pemerintah merupakan suatu bentuk organisasi yang bekerja


menjalankan tugas untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan
dalam mencapai tujuan negara.

Menurut Richard A.musgrave di bedakan menjadi tiga fungsi dan


tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah, yaitu :

1. Fungsi Alokasi (Allocation branch)


Yaitu fungsi pemerintah untuk menyediakan pemenuhan kebutuhan publik
(Public Needs)
2. Fungsi distribusi (distribution branch)
Yaitu fungsi yang dilandasi dengan mempertimbangkan pengahruh sosial
ekonomis
3. Fungsi stabilisasi (stabilitazion branch)
Yaitu fungsi menyangkut usaha untuk mempertahankan kestabilan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada

K. Pemanfaatan Data Demografi oleh Perawat


1. Dengan adanya demografi maka perawat dapat mengetahui masalah
kesehatan yang ada pada suatu wilayah, misalkan pada pelayanan kesehatan
bagi penduduk miskin. Secara nasional status kesehatan masyarakat telah
meningkat. Akan tetapi, disparitas status kesehatan antara penduduk mampu

20
dan penduduk miskin Mengukur peristiwa-peristiwa penting atau vital event
yang terjadi di masyarakat dan Keperluan publikasi ilmiah di media massa
2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah-masalah
kesehatan yangterdapat di dalam berbagai kelompok masyarakat.
3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu tempat dengan tempat
lain atau statuskesehatan masyarakat sekarang dengan status kesehatan
lampau.
4. Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa-masa mendatang. Evaluasi
tentang perjalanan, keberhasilan dan kegagalan dan suatu program kesehatan
atau pelayanankesehatan yang sedang dilaksanakan.
5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program
kesehatan atatu pelayanan kesehatan yanhg sedang dilaksanakan.
6. Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan serta menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.
7. Keperluan penelitian pada masalah-masalah kesehatan, keluarga berencana,
lingkungan hidup dan lain-lain.
8. Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.

masih cukup besar. Berbagai data menunjukkan bahwa status kesehatan


penduduk miskin lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk kaya. Hal ini
antara lain dapat dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka kematian
balita pada kelompok penduduk miskin. Hal ini diketahui dari survei demogarfi
dan kesehatan. Selain itu manfaat ilmu demografi dalam bidang kesehatan
misalkan kita dapat mengetahui jumlah pertambahan penduduk disuatu negara
hingga dapat kita jadikan gambaran mengenai tingkat kesehatan masyarakat,
rumah sakit tambahan agar dapat melayani seluruh masyarakat secara merata
dan dapat pula dijadikan suatu motivasi bagi tenaga keperawatan untuk
meningkatkan profesionalisme kerja seorang perawat atau tenaga kesehatan,
karena majunya suatu negara tergantung pada tingkat kesehatan dan pendidikan
masyarakat itu sendiri.
Secara khusus, penggunaan demografi dalam keperawatan antara lain sebagai
berikut :

Peran Perawat Dalam Penggunaan Demografi

21
Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest
yang sama.(WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di
suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi
yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest
yang sama (Linda Jarvis)

Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga


diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk
mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas
merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh komunitas,
mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih ditekankan pada
penggunaan teknologi tepat guna. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan
dimana individu, keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya
peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
berdasrkan azas kebersamaan dan kemandirian.Perawatan Kesehatan Masyarakat
merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat
yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
dari masyarakat.

Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu


masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap
penyakit melalui:

1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,


keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi
yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama
(partnership).
2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh
masyarakat secara komprehensive.

Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan


beberapa prinsip, yaitu:

22
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas.
2. Kerjasama
Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan
sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan
kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri.
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:
a. Klinik rawat jalan
b. Kantor kesehatan
c. Kesehatan kerja
d. Sekolah
e. Rumah
f. Perkemahan
g. Institusi pemeliharaan kesehatan
h. Tempat pengungsian
Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai:
a. Perawat keluarga
b. Perawat sekolah
c. perawat kesehatan kerja
d. perawat gerontologi

23
1. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat


kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan
yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai
upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).Perawat keluarga adalah :
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang
dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga
disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan
independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung gugat
terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset,
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.

2. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak


ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan
pelayanan (Logan, BB, 1986) Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan
praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan
masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu
jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan
dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah
adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.

3. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip


keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam
segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health
Nursing) Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan
industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.

24
Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat
kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling,
promosi kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan
kolaburasi dengan komunitas.

4. Perawat gerontologi

Perawatan gerontologi atau gerontic adalah ilmu yang mempelajari


dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di
berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan
dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia da
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
independent dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional. Lingkup
praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,
melaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau
kemandirian lanjut usia meningkatkan dan mempertahankan kesehatan,
mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang
bermartabat perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen
kasus, Pendidikan, konsultasi, penelitian dan administrasi

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ Demos ”
adalah rakyat atau penduduk dan “ Grafein ” adalah menulis. Jadi Demografi
adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.
Tujuan demografi menurut para ahli ada 4 yaitu untuk mempelajari kuantitas dan
distribusi penduduk, menjelaskan pertumbuhan penduduk, mengembangkan sebab
akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam aspek organisasi,
untuk memprdiksi pertumbuhan penduduk.

Teori kependudukan dibagi menjadi beberapa teori yaitu teori pertumbuhan


penduduk, teori fisiologis, dan teori sosial ekonomi. Struktur dan persebaran
penduduk dikelompokan berdasarkan komposisi penduduk, rasio jenis kelamin,
angka beban tanggungan, umur median, kepadatan penduduk, dan piramida
penduduk. Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada
proses pengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut
guna mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital di dalam sutau masyarakat,
populasi atau wilayah tertentu. Ukuran dasar demografi meliputi angka absolut,
Irate, ratio, proporsi, konstanta, ukuran kohor, ukuran periode, insiden, pravelansi
dan pravelensi titik.

B. Saran
Pengetahuan konsep dasar demografi dibutuhkan bagi seorang perawat
untuk memecahkan masalah pada komunitas dengan upaya yang promotif dan
preventifnya sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan sejahtera.

26
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Fery. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Iqbal Wahit, Mubarak, dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Jakarta : Salemba medika

Kementrian Kesehatan RI. Sekretariat Jendral. 2016. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2015. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI 2016

Kartasapoetra, G dan HARTINI. 2007 Kamus Sosiologi dan Kependudukan.


Jakarta: Bumi Aksara

www.maydwiyurisantoso.wordpress.com ( 6 – 11 -2020 (12.48) )

27

Anda mungkin juga menyukai