Anda di halaman 1dari 32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Diskripsi Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Media sangat erat kaitanya dengan pendidikan, terlebih dalam proses

pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan (Azhar Artsyad, 2002 : 3). Menurut Yudhi Munadi (2013 : 6) dalam bahasa

arab media disebut wasail bentuk jamak dari wasilah yakni sinonim al wasth yang

artinya tengah, kata tengan berarti berada diantara dua sisi (perantara). Istilah

media bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata teknologi yang

berasal dari kata latin takne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia ilmu)

(Azhar Arsyad, 2014 : 4). Media seringkali diartikan sebagai alat – alat garis,

photografis, atau alat elektronik yang berfungsi untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal (Ega Rima Wati, 2016 : 2). Media

merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan audiens atau siswa sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada diri siswa tersebut Ega Rima Wati (2016 : 3).

Media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimannya dalat melakukan proses belajar secara

9
efisien dan efektif (Yudhi Munadi, 2013 : 7 – 8). Media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam

proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa

dalam belajar (Azhar Arsyad, 2014 : 10). Kemudian menurut Suryani dan Agung

(2012) (dalam Nunik Suryani dkk, 2018 : 4) bahwa media pembelajaran adalah

media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dala

mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan

belajar (siswa).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah alat bantu yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat

mendorong kualitas belajar siswa, memper tinggi efektifitas dan efisiensi dalam

mencapai tujuan pengajaran.

b. Fungsi media pembelajaran

Media pembelajaran membantu memantapkan pengetahuan, wawasan siswa,

serta menhidupkan proses pembelajaran. Ega Rima Wati, (2016 : 10 – 11)

menjelaskan bahwa media pembelajaran mempunyai empat fungsi yaitu fungsi

atensi, afektif, kognitif, kopensatoris, berikut adalah kempat fungsi tersebut:

1) Atensi, atensi merupakan fungsi inti dari media pembelajaran, yaitu menarik

dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada materi

pembelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.

10
2) Afektif, merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran yang dapat

dilihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca teks

bergambar.

3) Kognitif, fungsi media pembelajaran yang terlihat dari tampilannya.

4) Kompensatoris, fungsi media pembelajaran yang dilihat dari hasil penelitian.

Analisis terhadap fungsi media pembelajaran lebih difokuskan pada dua hal,

yakni analisis fungsi yang disasarkan pada medianya dan pada penggunanya.

Analisis fungsi berdasarkan media : 1) media pembelajaran berfungsi sebagai

sumber belajar, 2) fungsi semantik, dan 3) fungsi manipulatif. Analisis fungsi

berdasarkan pengguna: 1) fungsi psikologis, 2) fungsi sosio-kultural (Yudhi

Munadhi, 2013 : 26). Sedangkan menurut Kemp & Daytori (1985 : 28) dalam

Azhar Arsyad, (2002 : 20 – 21) mengemukakan tiga fungsi media pengajaran,

yaitu:

1) Fungsi motivasi minat atau tindakan, media pembelajaran dapat direalisasikan

dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan

minat dan rangsangan para siswa atau pendengar untuk bertindak.

2) Menyajikan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka

menyajikan informasi di hadapat sekelompok siswa. isi dan bentuk penyajian

bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau

pengetahuan latar belakang.

3) Memberi instruksi, dimana informasi yang dapat dalam media itu harus

melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas

yang nyata.

11
Sebagai strategi, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi menurut

Rayandra Asyar (2012) dalam Giri Wiarto, (2016 : 33 – 35) yaitu :

1) Media sebagai sumber belajar

Belajar merupakan suatu proses melalui pengalaman untuk memperoleh

informasi. Dalam proses tersebut, media pembelajaran berperan sebagai

sumber belajar bagi yang mengalaminya (siswa).

2) Fungsi semantic

Semantic disini berkaitan dengan “meaning” atau arti dari suatu kata, istilah,

tanda atau simbol. Menambah perbendaharaan kata dari istilah.

3) Fungsi manipulative

Kemampuan media dalam menampilkan kembali suatu benda atau peristiwa

dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi tujuan, dan sasaran.

4) Fungsi fiksawat

Fungsi yang berkaitan dengan kemampuan suatu media untuk menangkap,

menyimpan, menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian yang sudah

terjadi.

5) Fungsi diatributif

Media memungkinkan suatu obyek atau peristiwa ditransportasikan melalui

ruang dan secara bersama kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar

siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.

Sanaky (2013) dalam Nunuk Suryani dkk, (2018 : 9 – 10) berpendapat bahwa

media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan : 1)

menghadirkan obyek sebenarnya, 2) membuat tiruan dari obyek sebenarnya, 3)

12
membuat konsep abstrak ke konsep lebih kongkret, 4) menyamakan persepsi, 5)

mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, 5) menyajikan ulang

informasi secara konsisten, 6) memberi suasana belajar yang menyenagkan dan

menarik sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Berdasarkan pendalat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media

sebagai sumber belajar. Tetapi bukan hanya sumber belajar itu sendiri melaikan

dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar juga tergantung pada

isi pesan, cara menjelaskan pesan, dan karakteristik sipenerima pesan.

c. Manfaat media pembelajaran

Di era kecanggihan teknologi ini media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam

pendidikan karena mempunyai manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan di

Indonesia. Sudjana & Ravi (1992 : 2) (dalam Azhar Arsyad, 2002 : 25)

mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motifasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata – mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata – kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain – lain.

13
Selain itu Encyclopedia of Education Research dalam Nunik Suryani dkk,

(2018 : 14) mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut :

1) Meletakan dasar – dasar yang kngkrit untuk berfikir dan mengurangi

verbalisme.

2) Menarik perhatian siswa.

3) Menekankan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar.

4) Memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan keinginan mandiri pada

siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran ynag teratur dan berkelanjutan, terutama yang terkait

dengan kehidupan sehari – hari.

6) Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran.

Ega Rima Wati (2016 : 13 – 16) media pembelajaran memiliki beberapa

manfaat, yaitu manfaat umum dan manfaat praktis diantaranya:

1) Manfaat umum

a) Lebih menarik, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

b) Materi jelas, materi lebih bisa dipahami oleh siswa. Selain itu,

memungkinkan siswa menguasa materi dan mencapai tujuan pembelajaran.

c) Tidak mudah bosan, metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar

aka lebih bervariasi.

d) Siswa lebih aktif, siswa aktif dalam sebuah kegiatan seperti mengamati,

melakukan demonstrasi, dan lain sebagainya.

14
2) Manfaat praktis

a) Meningkatkan proses belajar, sehingga dapat memperjelas penyajian pesan

dan informasi.

b) Memotivasi siswa, meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa dalam

berinteraksi secara langsung antar siswa dan lingkungan.

c) Merangsang kepekaan, dapat mengatasi kepekaan indra, ruang, dan waktu.

d) Terjadi interaksi langsung, terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungan.

Menurut Arif S. Sadiman (1990 : 189) dalam Yudhi Munadi (2013 : 208)

membagi pemanfaatan media pada dua pola, yakni pemanfaatan media dalam

situasi belajar mengajar di dalam kelas atau ruang (seperti auditorium) dan

pemanfaatan media di luar kelas. Media pembelajaran memiliki peranan yang besar

dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

Kegunaan Media/ alat pembelajaran dalam proses belajar mengajar menurut

Wandah Wibawanto (2017 : 6) diantaranya:

1) Memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

diatasi sikap pasif anak didik.

4) Dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diantara peserta didik,

sementara kurikulum dan materi pelajaran di tentukan sama untuk semua

peserta didik dapat diatasi dengan media.

15
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat

media pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara optimal, efektif,

dan efisien baik dari segi teoritis maupun praktikum yang akhirnya teraplikasi

dalam tindakan pembelajaran.

d. Jenis – jenis media pembelajaran

Media dalam proses pembelajarannya dapat dikelompokan menjadi 4

kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, dan

multimedia (Yudhi Munadi, 2013 : 54). Menurut Ega Rima Wati, (2016 : 5 – 8)

dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang

perlu untuk diketahui, antaranya adalah :

1) Media visual merupakan sebuah media yang memiliki unsur garis, bentuk,

warna, dan tekstur dalam penyajian.

2) Audio visual merupakan media yang dapat menampilkan unsur gambar dan

suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi.

3) Komputer merupakan sebuah perangkat yang memiliki aplikasi – aplikasi

menarik.

4) Mikrosoft Power Point merupakan aplikasi atau perangkat lunak yang

diciptakan untuk presentasi grafis.

5) Internet merupakan media komunikasi terutama dalam proses belajar mengajar

6) Multimedia merupakan perpaduan berbagai bentuk elemen informasi yang

digunakan sebagai sarana menyampaikan tujuan tertentu.

16
Jenis – jenis media pembelajaran menurut taksonomi Lenshin, dkk dalam

Azhar Arsyad (2002 : 79 – 101) adalah sebagi berikut:

1) Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk

mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi

2) Media berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku

penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas.

3) Media berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat memperlancar

pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan

memperkuat ingatan.

4) Media berbasis audio – visual menggabungkan penggunaan suara memerlukan

pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting

yang diperlukan adalah penulisan naskahdan storyboard yang memerlukan

persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.

5) Media berbasis komputer dalam proses pembelajaran dikenal sebagai

Computer – managed Intruction (CMI). Peran komputer sebagai pembantu

tambahan dalam belajar, meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran,

latihan, atau kedua – duanya.

Bretz dalam Wandah Wibawanto (2017 : 7) juga membedakan antara media

siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga ada 8 klasifikasi

media, yaitu: media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio semi

gerak, media visual gerak, media visual diam, media semi gerak, media audio,

media cetak. Penggolongan jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan

teknologi dibagi dua yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir

17
(Arsyad, 2011) dalam Nunik Suryani, dkk, (2018 : 47 – 48) yaitu : 1) media

tradisional berupa, visualisasi diam yang diproyeksikan, visualisasi yang tak

diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan,

cetak, permainan, dan realita. 2) media teknologi mutakhir berupa, media berbasis

telekomunikasi, media berbasis mikroprosesor.

Berdasarkan pernyataan di atas maka disimpulkan bahwa Setiap jenis media

pembelajaran memiliki ciri dan karakteristik sendiri – sediri. Media pembelajaran

akan maksimal apabila media yang dibuat sesuai dengan pembelajaran yang akan

diajarkan. Pada media pembelajaran yang dikembangkan oleh penulis untuk mata

pelajaran pengetahuan bahan tekstil termasuk dalam jenis multimedia berupa

program pengembangan multimedia interaktif.

e. Pemilihan media pembelajaran

Kriteria pemilihan media haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,

kondisi, dan keterbatasan yang ada. Menurut Nunuk Suryani, dkk (2018 : 59 – 61)

kriteria untuk pemilihan media pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut :

1) Sesuai dengan tujuan, media pembelajaran yang digunakan disesuaikan

berdasarkan tujuan pembelajaran dan mengacu setidaknya dua dari tiga ranah

: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar media pembelajaran

sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari tujuan.

2) Tepat untuk mendukung materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan

generalisasi. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu diselaraskan

menurut kemampuan dan kebutuhan siswa dalam mendalami isi materi.

18
3) Praktis, luwes, dan bertahan. Salah satu pertimbangan utama dalam memilih

media pembelajaran adalah simpel dan mudah dalam penggunaan, harga

terjangkau, dan dapat bertahan lama serta dapat digunakan terus – menerus.

4) Guru mampu dan terampil menggunakan media. Nilai dan kemanfaatan media

pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana keterampilan guru

menggunakan media pembelajaran tersebut.

5) Pengelompokan sasaran, siswa disuatu sekolah biasanya terdiri dari banyak

kelompok belajar yang heterogen. Untuk itu pemilihan media

pembelajarantidak bisa disamaratakan.

6) Mutu teknis, pemilihan media yang akan digunakanharus memenuhi

persyaratan teknis tertentu. Guru tidak bisa begitu saja menentukan media

pembelajaran meskipun sudah memenuhi kriteria sebelumnya.

Menurut Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan (2012: 133-134) dalam memilih

media pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

2) Ketepatan untuk mendukung materi pelajaran dan kedalaman materi yang

harus dicapai.

3) Keterlibatan interaksi media sesuai dengan karakteristik siswa dan guru.

4) Adanya media yang dapat digunakan sebagai perbandingan.

Sedangkan menurut Yudhi Munadi (2013 : 187 – 193) untuk memudahkan

dalam pemilihan media, perlu adanya kriteria dari komponen - komponen dan

sistem intruksional. Kriteria – kriteria yang menjadi fokus antara lain :

19
1) Karakteristik siswa.

Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang

ada pada siswa sebagi hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga

menentukan aktivitas dalam meraih cita – citanya.

2) Tujuan belajar.

Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk mencapai melipui tiga hal,

yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, dan keterampilan,

serta pembentukan sikap.

3) Sifat bahan ajar

Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang ingin

dilakukan siswa. Tugas – tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas

dari para siswanya, dengan klasifikasi aktivitas sebagai wujud dari

implementasi bahan ajar.

4) Pengadaan media

Menurut Arief S. Sadiman dalam Yudhi Munadi (191 – 192) media dapat

dibagi dua macam, yaitu media jadi ( by utilization), yaitu media yang sudah

menjadi komoditas perdagangan, serta media media rancangan ( by design),

yaitu media dirancang secara kusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran

tertentu.

5) Sifat pemanfaatan media

Sifat pemanfaatan media pembelajaran terdapat dua macam, yaitu media

primer dan media sekunder. Media primer adalah media yang diperlukan atau

20
harus digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, sedangkan media

skunder bertujuan untuk memberikan pengayaan materi.

Rumus pemilihan media menurut Wahab dalam 36 – 38) adalah sebagai

berikut:

1) Motivasi, harus ada hubungan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak

siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.

2) Perbedaan individual, siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang

berbeda – beda. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus

berdasarkan tingkat pemahaman.

3) Tujuan pembelajaran, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin

besar jika siswa diberitahu tujuan pembelajaran yang menggunakan media

pembelajaran.

4) Organisasi isi

Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik

yang akan dipelajari siatur dan diorganisasikan kedalam urutan – urutan yang

bermakna.

5) Persiapan sebelum belajar

Siswa memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai dalam

memanfaatkan perangkat yang digunakan dalam pengembangan media

pembelajaran

6) Emosi

Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respins

emosional, seperti rasa takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.

21
7) Partisipasi, belajar memerlukan interaksi yang melibatkan aktivitas secara

langsung

8) Umpan balik

Umpan balik sangat bermanfaat dalam mengevaluasi hasil, tentang hasil

belajar, pekerjaan, atau kebutuhan untuk perbaikan pada bagian tertentu agar

memberi sumbanagn terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.

9) Penguatan (reinforcement)

Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat

membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengarusi perilaku di

masa yang akan datang.

10) Latihan dan pengulangan

Pengetahuan dan keterampilan harus sering diulangi dan dilatih dalam berbagai

konteks. Dengan demikian, dia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.

11) Penerapan, hasil belajar yang diinginkan adalah kemampuan seseorang untuk

menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada manusia atau situasi baru.

Kriteria pemilihan media menurut Dick dan Carey (1978) dalam Arief, dkk,

(2014 : 85 - 86) menyebutkan bahwa ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam pemilihan media yaitu: 1) ketersediaan sumber tempat, 2) apakah untuk

membeli atau memproduksi sendiri ada dana, tenaga, dan fasilitasnya, 3) faktor

yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang bersangkutan

untuk waktu yang lama, 4) efektivitas biaya dalam jangka wakyu yang panjang.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan media

yang akan digunakan dalam pembelajaran harus berdasarkan kriteria, sehingga

22
menghasilkan atau menemukan media pembelajaran yang berkualitas dan tepat

guna untuk materi pembelajaran. Kriteria tersebut antara lain tujuan pembelajaran,

keefektifan, fleksibilitas, peserta didik, biaya, dan kualitas teknis.

2. Diskripsi Multimedia Interaktif

a. Pengertian multimedia interaktif

Multimedia terdiri dari dua kata yaitu multi dan media. Multi artinya bisa lebih

dari satu sedangkan media merupakan sarana untuk menampilkan atau

mendistribusikan informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, musik, dan lain-lain

(Yulyani, dkk, 2015 : 3). Multimedia merupakan perpaduan berbagai bentuk

elemen informasi yang digunakan sebagai sarana menyampaikan tujuan tertentu.

Elemen informasi yang dimaksut diantaranya teks, grafik, gambar, foto, animasi,

audio, dan video (Ega Rima Wati, 2016 : 129). Multimedia yang dikenal dewasa

ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi.

Pengabungan ini memerlukan suatu kesatuan yang secara bersama – sama

menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran (Azhar Arsyad, 2002 : 169).

Menurut Yudhi Munadi, (2013 : 148) media dalam konteks pembelajaran diartikan

sebagai bahasa, maka multimedia dalam konteks tersebut adalah multi bahasa,

yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indra pendengaran, penglihatan,

penciuman, peraba, dan lain sebagainya. Multimedia pembelajaran adalah media

yang mampu melibatkan banyak indra atau organ tubuh selama proses

pembelajaran berlangsung. Dua kategori multimedia menurut Smaldino, dkk

(2008) dalam Nunik Suryani, dkk (2018 : 195) adalah multimedia linier (satu arah)

23
dan multimedia interaktif (dua arah). Multimedia linier adalah suatu multimedia

yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioprasikan oleh

pengguna contohnya televisi dan film, sedangkan multimedia interaktif suatu

multimedia yang dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioprasikan oleh

pengguna.

Multimedia interaktif adalah kombinasi dari berbagai komunikasi saluran

menjadi pengalaman komunikatif terkoordinasi yang bahasa lintas-channel yang

terintegrasi (Elsom-Cook, 2001) dalam Munir (2013 : 129). Menurut Munadi

(2013:152) multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan

multimedia interaktif cocok untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan.

Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpilan bahwa multimedia merupakan

perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, grafik, gambar, animasi, audio

dan video serta digunakan untuk menyampaikan informasi. Multimedia dibagi

menjadi dua berupa multimedia linier dan multimedia interaktif. Penelitian

pengembangan yang dilakukan oleh penulis menggunkan multimedia interaktif

karena pada penggunaannya dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioprasikan

oleh pengguna.

24
b. Karakteristik multimedia interaktif

Multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen antara

lain, tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajarannya. Menurut Ega Rima

Wati, ( 2016 : 131 – 132) Karakteristik multimedia adalah sebagai berikut

1) Gabungan berbagai media

Multimedia memiliki lebih dari satu media yang konvergen. Multimedia

bersifat menggabungkan, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.

2) Interaktif

Multimedia bersifat interaktif. Multimedia memiliki kemampuan untuk

mengakomondasi respon pengguna.

3) Bersifat mandiri

Multimedia bersifat mandiri dan memberi kemudahan dalam kelengkapan isi.

Multimedia pembelajaran dapat digunakan tanpa bimbingan orang lain.

4) Relevan dengan tujuan kurikulum

Multimedia harus relevan dengan tujuan kurikulum, yaitu kompetensi dasar

dan standar kompetensi. Harus sesuai dengan kurikulum dan dapat membantu

siswa untuk mencapai tujuan.

5) Mengembangkan kompetensi

Multimedia pembelajaran dimanfaatkan untuk pengembangan kopetensi dasar

yang harus dikuasai siswa. Materi pembelajaran secara substansial harus

memuat standar kopetensi yang memadai

25
6) Alternatif media pembelajaran

Multimedia pembelajaran mampu memadukan pembelajaran dan teknologi.

Teknik mengintegrasikan ini dapat memperkuat, melengkapi, dan memperluas

ketrampilan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Munir (2013 :27 – 28 ) menjelaskan bahwa multimedia untuk

keperluan pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Multimedia dalam pendidikan berbasis komputer

2) Multimedia mengintegrasikan berbagai media (teks, gambar, suara, video dan

animasi) dalam satu program secara secara digital

3) Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan

umpan balik

4) Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan

materi pelajaran

5) Multimedia memberikan kemudahan mengontrol yang sistematis dalam

pembelajaran.

Menurut Darmawan (2012: 55) Pembelajaran interaktif mampu mengaktifkan

siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikannya pada

sistem multimedia yang mampu menyuguhkan tampilan teks, gambar, video,

sound dan animasi. Sedangkan menurut Daryanto, (2013 : 53) karakteristik

multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Memiliki lebih dari satu media yang konovergen, misalnya mengabungkan

unsur audio dam visual.

26
2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk

mengakomondasi respon pengguna.

3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memiliki kemudahan dan kelengkapan isi

sedemikian rupa sehingga penggunaan bisa menggunakan tanpa bimbingan

orang lain.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia

interaktif memiliki karakteristik masing – masing berdasarkan jenis media yang

digunakan, sehingga dapat mencapai pembelajaran yang berkualitas. Karakteristik

tersebut diantaranya : a) memiliki lebih dari satu media, b) bersifat interaktif, c)

dapat digunakan oleh semua orang, d) dapat membuat pembelajaran lebih

bervariasi.

c. Kelemahan dan kelebihan multimedia interaktif

Berbagai jenis media pembelajaran memliki kelemahan dan kelebihan

tersendiri sesuai dengan jenis dan penggunaannya terhadap pendidikan. Menurut

Yudhi Munadi (2013 : 153) kelemahan multimedia interaktif tersebut diantaranya:

1) pengembangan memerlukan adanya tim yang profesional, 2) pengembangannya

memerlukan waktu yang cukup lama. Menurut Ega Rima Wati (2016 : 146)

menemukakan bahwa kekurangan dari multimedia diantaranya: 1) biaya relatif

mahal, 2) perlu meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia, 3) kurang

perhatian dari pemerintah mengenai multimedia pembelajaran, 4) fasilitas yang

mendukung multimedia belum memadai untuk daerah tertentu.

27
Multimedia interaktif juga memiliki kelebihan, khususnya dalam proses

pembelajaran saat ini. Menurut Munir (2013 : 132 -133) Kelebihan menggunakan

multimedia interaktif dalam pembelajaran diantaranya:

1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

2) Pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan

pembelajaran.

3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar

atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya

tujuan pembelajaran.

4) Menambah motivasi peserta didik selama proses belajar mengajar hingga

didapatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

5) Mampu menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan

hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.

6) Melatih peserta didik lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Keuntungan menggunakan multimedia dalam pembelajaran yaitu: 1)

Portability: dapat belajar di mana saja, 2) Flexibility: materi pembelajaran dapat

langsung disimulasikan dan pelajar juga dapat mencari tambahan pengetahuan

secara online dan langsung didiskusikan, 3) Individualized Learning: berbagai

macam sumber daya multimedia dapat memenuhi kebutuhan dari berbagai tipe

pembelajar, 4) Collaboration and Community Building: dengan adanya jaringan

media social memudahkan pelajar untuk saling berinteraksi dengan guru maupun

teman teman belajarnya. Sedangkan menurut Yudhi Munadi (2013 : 152 – 153)

kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, diantaranya :

28
1) Interaktif

Program multimedia ini diprogram atau dirancang untuk dipakai oleh siswa

secara individual (belajar mandiri).

2) Memberikan iklim afeksi secara individual.

Karena multimedia interaktif mampu memberi iklim yang lebih bersifat afektif

dengancara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat

sabar dalam menjalankan intruksi, seperti yang diinginkan.

3) Meningkatkan motivasi belajar, dengan terakomondasi kebutuhan siswa,

siswapun akan termotivasi untuk belajar.

4) Memberikan umpan balik.

5) Multimedia interaktif diprogram untu pembelajaran mandiri

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan multimedia

interaktif ini lebih menekankan pada waktu pembuatannya dan dibutuhkan sumber

daya manusia yang profesional. Sedangkan kelebihan dari multimedia interaktif

dapat interaktif, inovatif, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Diskripsi Mata Pelajaran Pengetahuan Bahan Tekstil

a. Pengetahuan bahan tekstil

Memiliki pengetahuan mengenai pengetahuan bahan tekstil merupakan suatu

modal yang sangat besar bagi siswa kusunya bagi sesorang yang bergerak dalam

bidang busana. Mengetahui bahan tekstil diperlukan untuk pemilihan sesuai

dengan gambar desain, selain itu pengetahuan bahan tekstil akan banyak

membantu dalam mengenal jenis dan kualitas bahan. Maksut mempelajari bahan

29
tekstil ialah agar tidak keliru memilih kain tekstil yang diperlukan, karena dewasa

ini banyak dijumpai kain tekstil dengan kualitas yang berbeda-beda.

Mata pelajaran pengetahuan bahan tekstil merupakan mata pelajaran yang

meliputi teori dan praktik, oleh karena itu pembelajaranya mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan. Mata pelajaran pengetahuan bagan tekstil diawali

dari memahami jenis serat, menganalisis serat, memahami benang tekstil,

menerapkan konstruksi bahan, pemeliharaan bahan, mengevaluasi pemeriksaan

dan pengelompokan serat

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran

pengetahuan bahan tekstil merupakan mata pelajaran teori dan prakti. Mata

pelajaran tersebut sangat berguna sebagai dasar untuk mengetahui jenis dan

kualitas bahan tekstil.

b. Kompetensi pengetahuan bahan tekstil

Mata pelajaran pengetahuan bahan tekstil merupakan mata pelajaran teori dan

praktik, dalam 1 kali pertemuan 4 jam pembelajaran, 1 jam pembelajaran 45 menit.

Berdasarkan tabel kopetensi dasar mata pelajaran pengetahuan bahan tekstil,

dibawah ini, penelitian difokuskan pada KD 3.5 Menganalisis serat tekstil buatan.

Penelitian ini mengembangkan multimedia interaktif menganalisis serat tekstil

buatan dengan uji pembakaran yang bertujuan untuk mengetahui asal serat, efek

api pada serat, aroma serat setelah terbakar, sisa serat setelah terbakar.

30
Tabel 1. Kopetensi Pembelajaran Pengetahuan Bahan Tekstil
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.1 Memahami berbagai jenis 4.1 Mengelompokkan serat tekstil
serat tekstil
3.2 Menganalisis serat tekstil dari 4.2 Melakukan pemeriksaan serat
protein protein
3.3 Menganalisis serat tekstil dari 4.3 Melakukan pemeriksaan serat
selulosa selulosa
3.4 Menganalisis serat tekstil dari 4.4 Melakukan pemeriksaan serat
mineral mineral
3.5 Menganalisis serat tekstil 4.5 Melakukan pemeriksaan serat
buatan buatan
3.6 Memahami benang tekstil 4.6 Mengelompokkan benang tekstil
3.7 Memahami bahan tekstil 4.7 Mengelompokkan bahan tekstil
3.8 Menerapkan konstruksi 4.8 Membuat konstruksi bahan tekstil
bahan tekstil dari berbagai bahan meliputi antara
lain silang polos, silang kepar
3.9 Menganalisis pemeliharaan 4.9 Melakukan pemeliharaan bahan
bahan tekstil dan busana Tekstil dan busana
3.10 Mengevaluasi pemeriksaan 4.10 Membuat laporan evaluasi
dan pengelompokkan serat pemeriksaan dan pengelompokkan
serat

c. Pengertian serat tekstil

Serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki perbandingan antara panjang

dan diameter sangat besar. Serat dapat digunakan sebagai serat tekstil harus

memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksbilitas, dan kekuatan

(Muh. Zyahri, 2013 : 6). Sedangkan menurut Lily Masyhariat, dkk (2013 : 8)

penggolongan serat bahan tekstil yang terdiri dari serat alam dan serat buatan. Serat

31
alam terdiri dari serat protein (hewan), serat sellulosa (tumbuh tumbuhan), serat

mineral (barang galian). Serat buatan atau termoplastik yang terbuat dari bahan

bahan kimia.

d. Serat tekstil buatan

Serat buatan terbentuk dari polimer-polimer yang berasal dari alam maupun

polimer-polimer buatan yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawa-senyawa

kimia yang relatif sederhana. Semua proses pembuatan serat dilakukan dengan

menyemprotkan polimer yang berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil

(spinneter) Ernawati, dkk, 2008 : 167). Menurut Muh. Zyahri (2013 : 6) serat-serat

buatan digolongkan menjadi:

1) Serat setengah buatan

Segala sesuatu yang asli dari selulosa serat alam, biasanya bubur pulp kayu

atau sisa-sisa katun dicampur dengan larutan kimia menghasilkan rayon asetat

dan rayon viskosa. Serat tersebut disebut selulosa regenerasi.

2) Serat buatan (sintetis)

a) Keseluruhannya dibuat dari bahan kimia, seperti fenol (batu bara), udara

dan air yang menghasilkan serat poliamida, misalnya nylon, brinilon,

enkalon, ban-lon, taslon dan sebagainya).

b) Asam tereptalik, etilen glikol (bahan bakar minyak) menghasilkan serat

polyester, misalnya terilin, dakron, trevira, tetoron dan sebagainya.

32
c) Gabungan gas alam dan udara disebut akrilonitril, menghasilkan serat

akrilik, misalnya dralon, orlon, courtelle dan sebagainya.

d) Serat-serat buatan bersifat termoplastik, sehingga mudah terlipat atau

melekuk ketika dipanasi dan tetap bentuknya ketika di-set.

Sifat-sifat umum dari serat buatan menurut (Ernawatia, dkk, 2008 : 167 – 168)

adalah: 1) Sangat kuat dan tahan gesekan, 2) Dalam keadaan kering atau basah

kekuatannya tetap sama kecuali asetat, 3) Kenyal, pegas (elastis dan tahan

regangan), 4) Kurang menghisap air, 5) Peka terhadap panas, 6) Tahan alkali, tahan

ngengat, jemur, serangga, dan lain-lain, 7) Dapat diawetkan dengan panas. Sifat-

sifat lain yang perlu diketahui antara lain: 1) Bahan awet, 2) Mudah dalam

pemeliharaan, 3) Mudah menghilangkan noda yang menempel, 4) Sukar mengisap

air karena memberi rasa lembab, 5) erasa panas bila dipakai, 6) Melunak dan

meleleh kena strika panas, 7) Cepat menimbulkan statis electricity.

e. Pemeriksaan tekstil buatan dengan uji pembakaran

Menganalisis serat tekstil dapat dilakukan dengan penelitian asal serat bahan

tekstil yang bertujuan mengetahui asal dan struktur serat bahan tekstil hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan dalam memilih bahan tekstil sesuai

fungsinya. Menurut Lily Masyhariati, dkk, (2013 : 146) menjelaskan bahwa ada

beberapa cara untuk mengetahui asal serat bahan tekstil antara lain dengan

pemeriksaan serat secara visual atau melalui uji pembakaran. Untuk mengetahui

asal serat juga dapat dilakukan dengan membaca label pada bahan tekstil atau label

pada busana yang sudah jadi.

33
Pemeriksaan dengan uji pembakaran adalah salah satu alternatif untuk

pemeriksaan asal serat bahan tekstil. Hal ini dilakukan bila pemeriksaan asal serat

dengan cara yang lain belum dapat diketahui secara pasti. Uji pembakaran

dilakukan dengan membakar serat tekstil dengan cara sebagai berikut : Benang

dicabut dari bahan kemudian dipegang dengan pinset dan dibakar, atau bisa juga

dengan membakar perca bahan tekstil. Ciri-ciri hasil uji pembakaran serat tekstil

antara lain serat termoplastik (Serat Buatan) ciri serat termoplastik bila dibakar

meninggalkan bekas dan aroma yang bermacam tergantung dari jenis bahan kimia

yang dipakai dan proses pembuatannya misalnya:

1) Bahan Nilon.

a) Bila didekatkan pada nyala api menjadi kering dan menyusut.

b) Bila dibakar, menjalarnya lambat dan tidak menyala hanya meleleh.

c) Meninggalkan bentuk lingkaran yang keras, berwarna coklat, bau enak

2) Bahan Poliester

a) Bila didekatkan pada nyala api melebur dan menyusut.

b) Dalam nyala terbakar lambat dan meleleh.

c) Bila dikeluarkan dari nyala biasanya padam sendiri.

d) Berbau zat kimia.

e) Meninggalkan lingkaran yang keras, berwarna hitam, dan liat.

34
B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengembangan

multimedia interaktif dalam pembelajaran, dapat dijelaskan relevansinya sebagai

berikut :

1. Nugraheni Dinasari Haryono (2015) “Pengembangan Multimedia Interaktif

Sebagai Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Koperasi Bagi

Siswa Kelas IV SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta”. Penelitian ini adalah

jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan

mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Hasil penelitian

menunjukan hasil validasi ahli media mendapat skor rata-rata 4,54 (sangat

baik), hasil validasi ahli materi mendapat skor rata-rata 4,08 (baik), hasil uji

coba lapangan awal mendapat skor rata-rata 3,79 (baik), hasil uji coba lapangan

utama mendapat skor rata-rata 4,28 (sangat baik), hasil uji coba lapangan

operasional mendapat skor rata-rata 4,12 (baik). Berdasarkan hasil dari

serangkaian proses uji kelayakan tersebut multimedia interaktif yang

dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

materi koperasi.

2. Dwi Sari Fatimah (2018) “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif

Mata Pelajaran Pengambilan Gambar Bergerak Untuk Siswa Kelas XII

Multimedia Di SMK Negeri 1 Bantul”. Metode penelitian menggunakkan

metode Research and Development (R&D) menggunakan model

pengembangan ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa multimedia

pembelajaran interaktif pada mata pelajaran pengambilan gambar bergerak

35
dibuat menggunakan aplikasi Adobe Flash Professional CS6, multimedia

pembelajaran interaktif tersebut masuk dalam kategori sangat layak digunakan

dengan penilaian tingkat kelayakan media berdasarkan aspek kemudahan

navigasi sebesar 87.5%, Integrasi media dengan persentase 87.5%, kemudian

Aartistik dan Estetika sebesar 93.75% dan Fungsi Keseluruhan sebesar

90.63%. Untuk total rata-rata presentase dari 4 aspek tersebut adalah 89.84%.

3. Haniatur Rosyidah (2018) “Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Materi

Penyelesaian Desain Busana Secara Kering Kelas XI Program Keahlian Tata

Busana SMK N 4 Surakarta”. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan

model pengembangan 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan. Hasil

penelitian berupa Hasil validasi ahli materi dengan nilai 54 dalam kategori

sangat layak. Hasil validasi ahli media dengan nilai 93,5 dalam kategori sangat

layak. 2) Develomental testing uji coba skala kecil dengan nilai 89,9 dalam

kategori sangat layak. Uji coba skala besar dengan nilai 86,3 dalam kategori

sangat layak.

Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, dapat diketahui bahwa multimedia

interaktif sangat penting digunakan sebagai alternatif media pembelajaran.

Penelitian multimedia interaktif untuk pembelajaran menganalisis serat tekstil

buatan belum pernah dilakukan sebagai penelitian.

36
Tabel 2. Kajian Penelitian yang Relevan

Peneliti Nugraheni Fatimah Haniatur Peneliti


Uraian (1) (2) (3) (3)
Judul Pengembangan Multimedia
Interaktif Sebagai Media
Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Materi  - - -
Koperasi Bagi Siswa Kelas IV
SD Negeri Tegalpanggung
Yogyakarta
Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Interaktif Mata
Pelajaran Pengambilan Gambar
-  - -
Bergerak Untuk Siswa Kelas
XII Multimedia Di SMK
Negeri 1 Bantul
Pengembangan Multimedia
Interaktif Pada Materi
Penyelesaian Desain Busana
- -  -
Secara Kering Kelas XI
Program Keahlian Tata Busana
SMK N 4 Surakarta
Pengembangan Multimedia
Interaktif Menganalisis Serat
- - - 
Tekstil Buatan Untuk Siswa
Kelas X SMK Tata Busana
Tujuan Mengembangkan Produk    
Penelitian Mengetahui Kelayakan    
Mengetahui Respon Siswa - - - -
Tempat SMK -   
SD  - - -
Responden Dengan Sampel    
Metode
R&D    
Penelitian
Model
Brog and Gall  - - -
Pengemban
gan ADDIE -  - -
4D - -  
Metode Statistik Deskriptif    
Pengumpula
n Data Analisis Deskriptif    

37
C. Kerangka Pikir

Proses pembelelajaran dalam pendidikan memegang peran penting untuk

menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan penerapan konsep diri.

Keberhasilan pembelajaran salah satunya tercermin dalam penggunaan media

pembelajaran berupa multimedia interaktif, hal ini sesuai dengan era teknologi dan

kurikulum 2013 yang nenuntut siswa untuk aktif dan mandiri. Selain itu, media

tentunya dapat membantu guru dan siswa untuk berinteraksi dan menciptakan

suasana belajar yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, kehadiran media sangat

penting dalam proses pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran Pengetahuan

Bahan Tekstil. Pengembangan multimedia interaktif ini menggunakan langkah -

langkah metode penelitian 4D (Define, Design, Develop, and, Disseminate).

Pemilihan metode ini disesuaikan dengan produk yang dibuat, yaitu langkah awal

pendefinisian kebutuhan, perancangan produk, pengembangan produk, dan

penyebaran dalam pembelajaran.

Dengan memcermati keadaan dilapangan kususnya dalam mata pelajaran

pengetahuan bahan tekstil pokok materi menganalisis serat tekstil buatan dengan

uji pembakaran diajarkan sebatas dengan menggunakan power point dan modul

pembelajaran. Keterbatasan penggunaan media tersebut dirasa kurang efektif,

mengingat media tersebut masih kurang jelas, kurang interaktif, kurang menarik,

dan belum bisa digunakan untuk pembelajaran mandiri oleh peserta didik terutama

dalam pembelajaran yang bersifat demonstrasi.

Berdasarkan kebutuhan dilapangan maka penggunaan media berupa

multimedia interaktif sangat sesuai untuk pembelajaran pada materi menganalisis

38
serat tekstil buatan dengan uji pembakaran, yang nantinya dapat menunjang dan

meningkatkan kopetensi peserta didik. Media ini menggabungkan antara teks,

suara, gambar, animasi, dan video. Media pembelajaran yang dibuat diharapkan

layak dan dapat dipakai guna memberikan kemudahan belajar bukan hanya bagi

peserta didik akan tetapi juga pada guru dan sekolah.

Gambar. 1 Bagan Kerangka Pikir

39
D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan urian diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran untuk mata pelajaran

pengetahuan bahan tekstil di SMK Karya Rini ?

2. Bagaimana pengembangan multimedia interaktif untuk mata pelajaran

pengetahuan bahan tekstil di SMK Karya Rini ?

3. Bagaimana cara analisis kebutuhan multimedia interaktif untuk mata pelajaran

pengetahuan bahan tekstil di SMK Karya Rini

4. Bagaimana cara membuat multimedia interaktif untuk mata pelajaran

pengetahuan bahan tekstil di SMK Karya Rini?

5. Bagaimana cara membuat kontain pada halaman oppening, halaman judul,

halaman kompetensi, halaman materi, halaman evaluasi, dan halaman profil

pada multimedia interaktif untuk mata pelajaran pengetahuan bahan tekstil di

SMK Karya Rini

6. Bagaimana kelayakan multimedia interaktif untuk mata pelajaran pengetahuan

bahan tekstil di SMK Karya Rini ditinjau dari ahli materi, ahli media, dan

pengguna siswa ?

40

Anda mungkin juga menyukai