Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“ETIKA BERUSAHA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL”

Di Susun Oleh:
Kelompok 3
A.A Thessia Dwi Agustina PO7120319029
Fitrah PO7120319035
Adrians H Mahaji. PO7120319038
Febiola Happy Wulandari PO7120319014
ABRIAN PO7120319013
Ni Wayan AnggrianiPO7120319083
Annisa Fereninta PO7120319082
Pradesta Anugrah PO7120319062
Dwi Yulia Vasva PO7120319033
Difya zahratul uyun PO7120319021
Dwi guntine PO7120319032
Nurul izmi PO7120319065
Yulviana R. Laparani PO7120319052
Nur safitri PO7120319063
Tiara Putri PO7120319074

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Sehingga makalah yang berjudul ”Etika Berusaha Dan Tanggungjawab Sosial” bisa
terselesaikan. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan, motivasi dari beberapa pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih, yang telah
memberikan motivasi, saran, masukan dan ilmu yang beliau berikan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. LatarBelakang...................................................................................................................
B. RumusanMasalah..............................................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................................
D. Masalah.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. PengertianEtikadanTanggungJawabSosial........................................................................
B. DilemaEtikaDalamManajemen.........................................................................................
C. KeputusanEtikadanTanggung Jawab Sosial......................................................................
D. Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial……………………………………….

BAB III PENUTUP..................................................................................................................


A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat
terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis
yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat.
Organisasi sebagai suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab sosial
terhadap masyarakat. Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan
segala bentuk bisnisnyaberperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas,
sosial, etika dan hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku
etis, tanggungjawab sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan
tingkat keberhasilan yang dapat diraih perusahaan.

B. Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan,
dimana makalah ini menjelaskan tentang ruang lingkup etika berusaha dan tanggungjawab
sosial. Selain itu makalah ini menjelaskan bagaimana cara berbisnis yang sesuai dengan etika
yang sebenarnya, karena etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan.

C. Masalah
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan etika berusaha dan tanggungjawab social?
Bagaimana cara menerapkan etika berusaha dan tanggungjawab social dalam berbisnis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan
perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Sistem bisnis beroperasi
dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggungjawab social, peraturan
pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
1. Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan
berhubungan dengan produk.
2. Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
3. Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana
yang dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
4. Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada
pemilik , manajemen serta stakeholder.
5. Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis
berbubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran
hubungan dengan pemasok.
6. Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk
menjamin atau memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
7. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam
mengatur kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
8. Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur
merupakan sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
9. Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana
yang didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
10. Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan
adakalanya memperngaruhi bisnis.
11. Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat
bekerjasama dalam kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika,
tanggungjawab social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat
mungkin untuk menjadikan hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan,
perseorangan dan lingkungan.” ( Hodgeett & Kuratko, 1991).
Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan
dengan reputasi.
2. Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan
sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja
perusahaan yang semakin komplek.
3. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat
dari stakeholder.
4. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan
keputusan bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap
kemanusiaan (pekerja, supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi
pengambilan keputusan tersebut akan menentukan eksistensiperusahaan kedepan.
Keputusan etika yang tepat sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholder akan
memberikan beberapa keuntungan sepertiimage yang baik, reputasi disamping laba
dalam jangka panjang ( Hunger & Whellen,2000; Cullen, John,2005).

B. Dilema Etika Dalam Manajemen


Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen, 2000:
Kuratko & Hodgetts, 2007).
1. Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan
secara geografis maupun etnis.
2. Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang
terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal.
Perkembangan moral individu berjalan melalui tahap preconvetional,
conventional, sampai tahap principle
3. Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen
puncak maupun stakeholder.
4. Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral
bersifat relative pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika diantaranya:
conflict of interest , personality traits, social responsibility to stakeholder dan level of
openness.
Hunger & Whellen, (2000) member solusi pendekatan dasar yang dapat digunakan sebagai
titik awal pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1. Pendekatan Utilitarian
2. Pendekatan hak individu
3. Pendekatan keadilan

C. Filosofi etika dan tanggung jawab sosial


Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar
bagi orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan
berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di
antara perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan
masalah dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih
dipertanyakan dan menjadi bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger &
Whellen, 2000)
1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik
bahan kimia serta limbah industri.
2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Produk dan penjualan produk rusak.
5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan
tanggungjawab sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan
perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger &
Whellen (2000):
1. Moralitas
2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
3. Teori investasi
4. Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan landasan dalam
melakuakan kegiatan secara etis dan tanggung jawab agar mampu diterima di area bisnis
nasional maupun multinasional harus patuh pada beberapa hal, sebagai berikut:
1. Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar,
serta kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang
dikonsusi. Menurut Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak
keamanan, hak untuk mengetahui, hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak
untuk memilih.
2. Penanaman modal, perusahaan memiliki kewajiban dalam menyediakan
pengambilan investasi investor yang menarik dengan memaksimumkan laba
perusahaan.
3. Tenaga kerja, perusahaan bertanggungjawab terhadap karyawan mulai
dariperencanaan, perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja
serta kesejahteraan.
4. Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki
efek negatif yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis
sesuai dengan hukum.
5. Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan
masyarakat umum.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan, produk
maupun jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan solusi awal
uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:
 Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang
banyak.
 Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan
yang di ambil menjadi hukum universal
 Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka
memperlakukan Anda.
 Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa
televisi secara nasional.
 Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
 Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi
ukuran.

D. Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat
keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis. Zimmmerer
(1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1. Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap
jujur, tidak melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat,
berani dan penuh pendirian.
3. Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji,
penuh komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara.
Mampu memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks
profsional.
5. Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan
kebaikan orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas
kasihan terhadap orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak
dan kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang
baik, mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan
dan kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan
etika dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi
penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan
pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut
individu.
Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan
konsep overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi
tertentu membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen
tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan,
maka aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih
dimaksudkan untuk memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang
jelek, maka menajer perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan
mendapat simpati, jika keputusan tersebut dipermasalahkan secara legal formal
( Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987: William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan etika
perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk
mengetahui kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung
jawab ekonomi kepada stakeholder.
2. Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional
perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home
country law).
3. Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi
digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang
diterapkan.
4. Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya
digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan
beroperasi.
5. Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian
dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.

Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan
peran serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif
dalam aktifitas tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko
and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan
terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven step to doing
good bussines):
1. Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the
concept of waste).
2. Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect
cost).
Standar etika perusahaan
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau
kepercayaan dan tanggung jawab etikanya.
2. Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku
dan prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu
memberikan perilaku standar minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode
etik memuat jenis perilaku yang di harapkan dan memberikan kongkrit di
perusahaan bagaimana berprilaku secara etis setiap hari dalam perusahaan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus
menjalankan perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman
apabila ada yang melanggar kode etik tersebut.
4. Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung
perseorangan yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian
perilaku yang etis.
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika.
Program pelatihan akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan
sistem nilai perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik
terhadap pelaksanaan etika perusahaan.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak
ukur perilaku bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan
kesempatan memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang
tidak etis. Sedangkan pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk
merespon pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan
dalam perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan
diberikan kesempatan untuk menawarkan umpan balik mengenai standar etika
yang ditetapkan.
Tuan Hts adalah seorang pengelola sebuah perusahaan yang dibidang jasa transportasi. Ia
memiliki prinsip lakukan sesuai dengan baikdan benar walaupun hanya prilaku kecil. Setiap
hari ada pelanggan yang melakukan transaksi melalaui telepon kantor. Banyaknya karyawan
memiliki prilaku yang beragam. Salah satunya memunculkan berbagai sikap dalam menerima
telepon dari rekan bisnis, kolega atau pelanggan.
Ketidaksengsaraan perilaku dalam menerima telepon membuat Tuan Hts khawatir,
jangan-jangan banyak rekan bisnis, kolega atau pelanggan yang tidak puas dengan cara
berkomunikasi lewat telpon. Tuan Hts mencoba membuat kode etik menerima telepon untuk
setiap karyawan, dibuat pigura dan dipasang dekat mesin telepon kantor, sehingga setiap
karyawan yang menerima telepon akan membaca. Kode etika menerima telepon yang dibuat
Tuan Hts, adalah:
Segera terima telpon jika berdering
Terima telpon dengan hati senang
Angkat telpon dan beri salam dengan bahasa yang halus
Ketahui identitas penelpon
Dengarkan dengan baik dan jarang menyela
Jika yang dicari tidak ada, tolong dihubungi lain waktu
Jika sudah selesai berikan salam penutup
Tutup telpon dengan baik dan benar.
BAB III
PENUTUP

A. Kimpulan
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat membentu seseorang dalam mengawali kegiatan berbisnis yang
sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial, sehingga bisnisnya dapat berjalan
dengan baik dan lancer.
DAFTAR PUSTAKA

HC. Heru kristanto.2009. Kewirausahaan Enterprenership (kewirausahaan pendekatan


manajemen dan praktik). Jakarta. ISBN.
Williams, Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi Keenam. PT. Prenhallindo.
Jakarta.
Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1. Andi. Yogyakarta
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
http://akademik.unsri.ac.id
http://stiealanwar.files.wordpress.com
http://fe-unpad.com

Anda mungkin juga menyukai