Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT

KAITAN ILMU FILFASAT TERHADAP ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DAN


DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA
DI KABUPATEN PINRANG

Dosen :

Dr. Ir. JAMAL ALWI, M.Si

Oleh

SITTI MARHAMAH SYAM


NIK. 0008.06.16.2015

PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PESISIR DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan kawasan yang memiliki potensi memadai

untuk dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui.Sumber daya alam yang dapat diperbaharui tentunya sangat patut

untuk kita jaga kelestariannya agar generasi penerus bangsa tetap dapat

menikmati lingkungan hidup yang layak.Hal tersebut merupakan suatu hak asasi

bagi manusia.

Wilayah pesisir dan lautan beserta sumber daya yang terkandung

didalamnya merupakan tumpuan harapan bagi bangsa Indonesia dimasa depan.

Didalamnya terkandung kekayaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan

yang sangat kaya dan beragam.Wilayah pesisir dan laut merupakan sebuah

ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik.Masing-masing

elemen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling

mendukung.Kerusakan salah satu komponen ekosistem dari salah satunya

(daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan

ekosistem keseluruhan.

Pembangunan wilayah pesisir dan lautan selama ini menunjukkan hasil

yang kurang optimal. Dibeberapa kawasan pesisir dan lautan yang padat

penduduk dan tinggi intensitas pembangunannya terdapat berbagai gejala

kerusakan lingkungan termasuk pencemaran, degradasi fisik habitat utama

pesisir (mangrove, terumbu karang, dll) dan abrasi pantai telah mencapai suatu

tingkat yang mengancam kapasitas keberlanjutan ekosistem pesisir dan lautan.


Pemanfaatan sumber daya alam dan jasa lingkungan pesisir dan laut

untuk kegiatan perikanan, pertambangan, perhubungan, industri, konservasi

habitat, pariwisata, dan permukiman, telah menimbulkan berbagai permasalahan

yang berpotensi besar memicu konflik kepentingan antar pihak, sehingga

berdampak pada kelestarian fungsi dan kerusakan sumberdaya alam.

Kabupaten Pinrang sebagai salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi

Selatan mempunyai potensi dan peran yang sangat strategis dalam

menggerakan pembangunan di Propinsi Sulawesi Selatan. Dimana Kota Pinrang

secara geografis terletak pada koordinat antara 4º10’30” sampai 3º19’13” Lintang

Selatan dan 119º26’30” sampai 119º47’20”Bujur Timur. Daerah ini berada pada

ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut. Kabupaten Pinrang berada ± 180

Km dari Kota Makassar, dengan memiliki luas ±1.961,77 Km2, terdiri dari tiga

dimensi kewilayahan meliputi dataran rendah, laut dan dataran tinggi. Kabupaten

Pinrang

secara administratif pemerintahan terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan,

36 Kelurahan dan 68 Desa yang meliputi 81 Lingkungan dan 168 Dusun.

Sebagian besar dari wilayah kecamatan merupakan daerah pesisir yang memiliki

luas 1.457,19 Km2 atau 74,27% dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten

Pinrang dengan panjang garis pantai ± 101 Km.

Adapun batas wilayah Kabupaten Pinrang sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar serta Kabupaten Polewali

Mandar

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parepare.


Kabupaten Pinrang yang sebagian besar wilayah pesisirnya didominiasi

oleh kegiatan pertambakan dan penangkapan ikan. Kegiatan pertambakan

tersebut memberikan konstribusi perikanan yang signifikan bagi propinsi

Sulawesi Selatan dimana Kabupaten Pinrang merupakan Kawasan Minapolitan

dan industrialisasi udang yaitu dimana luas lahan potensi pengembangan

budidaya tambak seluas 15.026,20, ha budidaya air tawar 2.170,3 ha dengan

produksi budidaya dengan produksi perikanan budidaya 35.445,25 ton. Dilihat

dari segi geografis dan administrasi Kabupaten Pinrang sangat potensial untuk

dikembangkan sektor kelautan khususnya sektor budidaya, tetapi pada proses

pengelolaannya harus secara hati-hati dan terarah..

Pantai Kabupaten Pinrang berperan pentng bagi kehidupan masyarakat

Kabupaten Pinrang, baik secara ekologis, ekonomis, maupun sosial. Secara

ekologis pantai Kabupaten Pinrang merupakan ekosistem yang dapat

memberikan jaminan terhadap kelangsungan daur makanan, terutama pada

fungsi pantai sebagai nursery ground bagi berbagai makhluk hidup yang ada di

perairan tersebut seperti kepiting, udang, ikan dan sebagainya. Secara ekonomi,

pantai Kabupaten Pinrang memiliki peran yang sangat penting, baik dalam

menunjang penghidupan penduduk sebagai nelayan, petani tambak, tempat

perdagangan, obyek wisata, maupun berbagai sumber pendapatan asli daerah

lainnya.
119°20' 119°25' 119°30' 119°35' 119°40'

Kasambi
BatulosoLakadong
#

KAPEJANG
#

BOTTO
# # #
#

MASIGI
#

Ratte #

Batuliling #

POKADU #
INDOAPING #

Buttubatu #

BARU Jameka
# #
# #

# #
#

Kaluku # Paleleng #

#
TEPO #

Tondobunga #

Salubaka #

Cendana Karawa

3°30'

3°30'
Kulinjang
# #
#
#

Karawa #

POLEWALI Padang
#

Paleleng Tipilu
#
# #
#

Pajalele#

Garotong #

KECAMATAN LEMBANG Kalosi #

Solang
#

Lemo #

Salopi #

Bonga #

Pembangun #

Malang #

Cappalete
Lambalumama
#

Kanipang
#

Tepanggang
#

Salukabuno
#
#

Buttuspa #

Buttuanging #
#

Loka #

Tuppu #

Batumalando #

Tasama #

Batumesa #

Buttubila #

Patulumpangang #

Salukalobe Lajoro Masuanggo #

Sepang Pakeng
#
#

Ara
# #
#

Barupu #

Kampungbaru #

Kamali #

Bungi #
Talambung
Talambun Riawa # #

Suka #

Kalidong #

Waru #

Taroko #

Maung #

Barugae #
Pasolengan #

PATIORANG
3°35'

3°35'
#

KECAMATAN LEMBANG
Batulappa #

Salubone #

Kappe #

Kassa #

Data #

Serang #

Galung #

Lampa Toa #

Bitoeng Yana #

Kampungbaru
#

Bitoeng #

Salengka #

KECAMATAN DUAMPANUA #

Bittoeng Yase #

KECAMATAN DUAMPANUA
Lampa #

Kampungbaru #
Bamba #
3°40'

3°40'
Sidomulyo #

Pallamean
#

Pekkabata #

Malang Toa #

Mangolo #

Tatae #

SempangParia
#
Tamansari #

Kampungbaru #

Duria
#

Padanglolo Libukang #
#

Masila #

Bila#

Cacabala #

Babana #

Malang #

Benteng 2 #

Batri #

Urung #

Tanroe
#
LasapeSokang #

Benteng 1
#
#

Kalupang #

Cilalang Patommo #

Batubatu Lome #

Massolo
# # #

Salisali Massolo Lepangang #

Bulubulu Pincara
#

Darabatu
# #

Bakoko 2 Teppo
#
# #

Salipolo #

Bakoko 1 #

Tanacica 1 KulikuliKaliang
#

Linoe
#
#

Menre Mangki # #

Dare #

Sikkuledeng #
Takkalala Barat #

KECAMATAN PATAMPANUA #

Lepangang #

KECAMATAN CEMPA #

Palirang # Buludua #

KECAMATAN CEMPA #

Tanacica 2 #

Takkalala Timur #

Talabangi Dewang #

Sikkuala #

Cempa Toa Sengae Utara #


#
#

Sengae Selatan #

Cempa Dao
Cempa Tonrong #
#

Matcobu #
3°45'

3°45'
Wakka #

Taonsie #

Cempa Pasar Sempang Barat #

WATTANGSAWITTO
#
#

Sempang Barat Ongkoe # #

Ambuale #

Sempang Timur #

Tokke # Salo Amami #

KECAMATAN CEMPA #

Polewali #

Kampungbaru
Kani #
#

Sulili Barat #

Madallo #

Duri 2 Tengah
Kampung
# #

Akkajange #

Libukang #
Madiming Sulili Timur # #

Wangngae #

Palia # Paleteang
Roda
#
#

Kapa #

Sarempo #

Airpanas #

Bonnebonne #
BarialoPaleteang 1 #
#

Karapua #

Duri 1 #

Salo 2Salo Pacongan


1
#
#
#

Kajao
Garessi Libukang #
#
#

Ammassangeng
#

Baru
Tisang
#

Labolong Utara JayaLeranglerang


#
#

Tassakkoe
#
#

Lalle Lama Alekalimpo


#
#

Labolong Selatan #

Kaboe #

Kaboe
Awangawang #
#

Bolapattappuloe #

Kampungbaru #

Lalle Baru #

Bangabanga #
Carawali #

Labumpung
#

Kateong Cappakala
# #

Cara #
Ulutedong #

TanetePatobong #
#

Aluppang Rubae #
#

BeruLabuleng
#
3°50'

3°50'
Cengkong #
#

Lele #
Tanreassong #

Lisse #

Bulu
Pallameang KECAMATAN WATTANGSAWITO
#

Padakalawa
# #
#

Punia #

Lacamara #

Kampungbaru
KECAMATAN MATTIROSOMPE
#

Lalle #

Langnga Tosulo
# #
#

Makuring #
Cora #

Boki #

Bua #

Coka #

LAPALOPO
Selat Makassar
#

Sekkang #

Benrange #

Barang #

Soroe #

Karangan Barat #

Dara Paero KECAMATAN MATTIROBULU


# #

Karangan Timur #

Kampungbaru #
#

Barugae Lampongan Lapakitta # #

Padanglampe
#
#

Alitta #

Allameang Magarongkonge
# #

Pao #

Labalakang Bungalosia
#
#

Kariango #

Ulo #

Bila #

Lerang #

Kalowang #

Bottae #

KasieAbbanuang
#
#

Kanari
#

Jampue #
Baranae #
Dolangang #

Ujung
3°55'

3°55'
#

Paladang #

Pucue #

Garesi Cenenenge #

Menro
#
#

Palabesie #
Polewali
Matagie
#
#

Garesi
#

Tonronge
##
#

Bongingponging #

Kulo Lansangennge
#
#

Alakkang #
#

Majakaa #
# #

Kaee #

Ladea #
Kamirie
KECAMATAN SUPPA
#

Balikajangnge #

Latamappa #

Parengki
#

Cikuala #
Lappalappae #

Marauleng #
#

Barakasanda Lekessi #
#

Aggalacengnge
#

Sabangparu Paccoka #

Wanuae
#
#

Karaballo #
Labilibili #

Lanleng
#
#

Tassalilu #

MAJENNANG #

#
#

# #
#
re

#
4°00'

4°00'
Leromanlero
#
#


#


k Pare-pa

#
#
#
#

Tanahmili #

#
#

Jompie
#
# #
#
#
#
Telu

#
#

Lero
# #
#

KECAMATAN SUPPA
#

U
#

Bakar #
#

Barak #

#
#
#

4 0 4 8 # #

Kilometer
#

#
#

Skala 1:100.000
#

Lapakaka #

Lojie Banronge # #

Dusunge
Cingkonge Pucanra
#

# #

Pukikang
4°5'

4°5'

Bojo #

Punrajeng #

119°20' 119°25' 119°30' 119°35' 119°40'

RENCANA TATARUANG PESISIR KABUPATEN PINRANG


PETA ADMINISTRASI KABUPATEN PINRANG
Keterangan
#

Garis Pantai Batas Wilayah Pengelolaan Kabupaten 4 Mil


Jalan Raya Kabupaten Lain
Laut luar wilayah 4 mil
Sungai
Batas Kecamatan Sumber :
1. Citra Landsat ETM + 114/063 tahun 2006
2. Peta RBI Indonesia, Kabupaten Pinrang tahun 1997
3. Survey lapangan 2007

Gamabar 1. Peta administaris Kabupaten Pinrang.

Pemanfaaatan terhadap potensi-potensi yang ada dalam menunjang

kehidupan masyarakat yang ada disekitarnya telah menimbulkan berbagai

permasalahan. Baik dari segi dampak positif maupun dari dampak negatif bagi

kelestarian lingungan fisik. Oleh karena itu harus dilakukan secara benar dan

bijkasana dalam pengelolaannya. Kesalahan dalam pengelolaan wilayah pesisir


akan mengakibatkan hilangnya potensi yang ada bahkan menjadi wilayah

sebagai tempat pembuangan limbah. Apabila terjadi demikian yang paling

dirugikan adalah masyarakat yang hidupnya sangat tergantung pada

sumberdaya pesisir tersebut seperti petani tambak.

Konstribusi produksi perikanan Kabupaten Pinrang salah satu yang

terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan disebabkan karena dari 12 (dua belas)

kecamatan yang ada di Kabupaten Pinrang 6 (enam) diantaranya berada di

wilayah pesisir antara lain : Kecamatan Suppa, Kecamatan Lanrisang,

Kecamatan Mattiro Sompe, Kecamatan Cempa, Kecamatan Duampanua dan

Kecamatan Lembang ( BPS, 2013)

Pada tahun 1980 - 1989 produksi tambak di Kabupaten Pinrang pernah

mengalami tingkat produksi yang sangat tinggi. Namun demikian memasuki era

tahun 2000 produksi tambak berfluktuasi dan cenderung menurun. Hal tersebut

diduga daya dukung lingkungan perairan pesisir di Kabupaten Pinrang sudah

terlampaui atau akibat penggunaan bahan kimia yang melewati ambang batas.

Sebagai kawasan minapolitan dan industrialisasi udang, maka

perkembangan teknologi dalam pertambakan di Kabupaten Pinrang meningkat

pesat, meningkatnya teknologi pertambakan tersebut mengkhawatirkan

menimbulkan permasalahan dikawasan pesisir yaitu tingginya buangan limbah

organik yang dihasilkan oleh kegiatan pertambakan udang.

Limbah organik yang berupa sisa pakan dan metabolisme dari hasil

kegiatan pertambakan udang akan terbung keperairan pesisir melalui pergantian

air. Buangan air dari kegiatan tersebut akan mempengaruhi kondisi fisik, kimia

dan biologi lingkungan perairan pesisir sebagai penerima limbah. Disamping itu
akan juga mempengaruhi kegiatan pertambakan karena sumber air dari

kegiatatan pertambakan.

Berdasarkan atas pertimbangan tersebut agar kegiatan pertambakan di

kabupaten Pinrang dapat berkelanjutan maka diperlukan penelitian tentang

“Analisis Kesesuain Lahan dan Daya Dukungan Lingkungan untuk

Pengembangan Budidaya Udang Di Kabupaten Pinrang” sebagai accuan

dalam penentuan tingkat teknologi dan luas tambak yang layak dioperasionalkan

dalam pengembangan usaha budidaya secara berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana farameter fisika, kimia dan biologi perairan

Kabupaten Pinrang

2. Menganalisa daya dukung kawasan pesisir pertambakan yang masih

layak untuk dikembangkan.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian ini, serta untuk

menghindari adanya kesalah pahaman dalam memahami judul. Adapun Judul

tersebut “Analisis Kesesuain Lahan dan Daya Dukungan Lingkungan untuk

Pengembangan Budidaya Udang Di Kabupaten Pinrang”. Secara umum judul

ini sangat mudah untuk dipahami. Apa dan bagaimana maksud yang terkandung

didalamnya, namun karena sebab-sebab tertentu dan adanya penggunaan istilah

dalam judul penelitian ini. Maka peneliti perlu memberikan penegasan seperlunya
terhadap penelitian ini. Penegasan ini diharapkan mampu memberikan kerangka

berfikir yang dapat memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini :

1. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-

musabab) duduk perkaranya dan sebagainya. (KKBI, on line)

2. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk

suatu penggunaan tertentu (Majid, 2009)

3. Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan

suatu populasi saat jumlah populasitidak dapat didukung oleh sarana ,

sumber daya dan lingkungan yang ada, (Soerjani, et. Al, 1987).

Menurut Khana (2010) daya lingkungan didefinisikan sebagai

kemampuan untuk endapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari

sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah

dan kualitas yang terbatas.

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup

untuk mendukung peri kehidupan manusia, makhluk hidup lainnya,

dan keseimbangan antar keduanya ( Undang Undang No 23/1997).

Menurut Poernomo (1992) daya dukung lingkungan itu merupakan

nilai kualitas lingkungan yang timbulkan oeh interaksi dari semua

unsur atau komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu kesatuan

ekosistem.
Sesuai dengan Alqur”an Sura Fussilat (53) : “kami akan

memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di

segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi

mereka bahwa Al’Quran itu benar . Tidakah cukup bahwa

sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu”

4. Pengembangan

Pengembangan adalah proses atau cara , perbuatan : pemerintah

selalu berusaha dalam – pembangunan secara bertahap dan teratur

yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki (Kamus Balai Besar

Indoneasia, online)

5. Budidaya

Budidaya adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil (KBBI

online)

Budidaya adalah kegiatan terencana pemeliharaan sumberdaya

hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil

manfaat/hasil panennya.

D. Bahan dan Metode Penelitian

a. Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di enam kecamatan pesisir Kabupaten

Pinrang Propinsi Sulawesi Selatan, pengambilan data di lakukan pada 4 titik yaitu

pada laut 3 sub titik, pada pantai 3 sub titik dan pada pertambakan 3 sub titik

yaitu pertambakan tradisonal, intensif dan semi intensif serta titik saluran

pembuangan bahan organik 3 sub titik. Posisi masing-masing ditentukan dengan


alat bantu GPS. Yang akan dilaksanakan pada bulan januari s/d maret tahun

2017.

b. Metode Pengambilan Sampel

Metode adalah salah satu cara untuk bertindak menurut sistem aturan

yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secra rasional dan terarah

sehingga mencapai haasil yang optimal. Nadzir mengungkapkan penelitian

adalah usaha mencari fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. Jadi penelitian

adalah suatu cara bertindak yang praktis, raasional, dan obyeltif sehingga

penulis dapat menyusun laporan mengenai masalah yang akan diteliti sesuai

tujuan yang hendak dicapai.

Untuk metode dalam penelitian ini penulis dikelompokkan menjadi dua

yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer (pengukuran

parameter fisik , kimia dan biologi perairan) ini ditujukan untuk menentukan

“present status” kondisi perairan yang dapat dikaitkan dengan tingkat

produktifitas budidaya tambak diperoleh dengan Metode pengambilan contoh

dan analisis laboratorium mengikuti metode standard (APHA, 1989 Dalam

Dahuri, 1998). Identifikasi biologi (fitoplankton & benthos) dilakukan dengan

menggunakan buku identifikasi Davis, (1955) dan Yamaji, (1979). Parameter

fisik, kimia dan biologi yang diamati selengkapnya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Fisika Kimia dan Biologi perairan yang diamati pada
penelitian.

No Parameter Alat Yang Digunakan Analisis Laboratorium

1. Suhu Thermometer Insitu

2. Kekeruhan Turbiditymeter √
3. Kecerahan Secchidisk Insitu

4. TSS Botol sampel & Ice Box √

5. Pasang surut Papan berskala Insitu

6. Arus Current Meter Insitu

7 Glombang Stopwatch, meteran Insitu

8. pH pH-meter Insitu

9. Salinitas Hand refractomete Insitu

10. Oksigen (DO) DO-Meter Insitu

11. Ammonia Botol Sampel, Presevatif √

12. Nitrat Botol sampel, Preservatif √

13 Nitrit Botol sampel, preservatif √

14. Orthophosphat Botol sampel, preservatif √

15. BOD5 Botol BOD, Preservatif √

16. COD Botol Sampel, Preservatif √

17. Fitoplankton Botol BOD, Preservatif √

18. Makrozoobenthos Botol Sampel, Preservatif √

Keterangan: (√= dianalisis di laboratorium, insitu = dilapangan)

Data sekunder seperti produktifitas tambak, luas lahan, iklim, tanah dan

citra satelit dikumpulkan dari instansi terkait seperti : Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Pinrang, Bappeda Kabupaten Pinrang, Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Pinrang, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Lapan Parepare.

c. Analisis Data
Analisis Parameter Fisik dan Kimia Perairan. Analisis Parameter fisik dan

kimia perairan bertujuan untuk menentukan sebaran spasial karakteristik fisik

kimia perairan antar stasiun pengamatan digunakan suatu pendekatan sidik

peubah ganda yang didasarkan pada Analisis Komponen Utama (Principle

Componen Analisis, PCA).

Analisis ini adalah metode analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk

grafik dan matriks. Matriks data yang ditampilkan terdiri dari stasiun pengamatan

sebagai variabel individu (baris) dan parameter kualitas air sebagai variabel

kuantitatif (kolom).

Analisis Kesesuaian adalah Hasil akhir analisis komponen utama yaitu

ada tidaknya perbedaan sebaran spasial parameter fisik-kimia perairan antar

berbagai titik engamatan. Analisis Komponen Utama ini menggunakan program

Software Xlstat versi 5.0.

Analisis Daya Dukung Kawasan Perairan Pesisir. Analisis daya dukung

kawasan perairan pesisir untuk usaha pengembangan pertambakan yaitu

pendekatan daya dukung berdasarkan analisis Hubungan antara ketersediaan

oksigen terlarut dengan beban limbah.

Analisis ini mengacu pada Willoughby (1968 dalam Rahmansyah, 2004)

dan Boyd (l999) bahwa oksigen dibutuhkan untuk mendekomposisi limbah

organik dalam perairan. Pergantian air akibat pasang surut akan menyediakan

atau memasok oksigen terlarut

dalam badan air.


DAFTAR PUSTAKA

Annachhtre, A.P. & Jeganaesan. J. 2006. Enviromental Impact of Shrimp


Farming in Thailand. Urban enviromental engineer-ing and management
programme Asian Institute of Technol-ogy. Thailand .www.arrpet.aif.ac.
th/wwtm/ml/1.pdf (13 No-vember, 2006).

Boyd, C.E., Massaut, L. & Weddig, L.J. 1998. Towards reduc-ing environmental
impacts of pond aquaculture. INFOFISH International 2(98): 27-33.

Boyd, C.E.1999. Management of shrimp ponds to reduce theeutrophication


potential of effluents. The Advocate, 12-13.

Dahuri, R.1998. Tipologi lingkungan pesisir. Makalah Disajikan pada Pelatihan


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Audit Lingkungan bagi
Pengelolaan Lingkungan Hidup diIndonesia, PPSML UI, Jakarta, 28 – 30
Oktober 1998.

Effendi, I.1998. Ekosistem Pertambakan dan Pelestarian Produktivitasnya.


Makalah isampaikan Pelatihan Singkat Perlindungan Lingkungan
Mangrove dan Tambak Suatu Upaya Pelestarian Produksi Ekosistem
Mangrove danTambak. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut
(PKSPL) IPB. Bogor.

http//Kamus Balai Besar Indonesia (KBBI).web.id/analisis, 2016

http//Kamus Balai Besar Indonesia (KBBI).web.id/kembang, 2016

http//Kamus Balai Besar Indonesia (KBBI).web.id/budi-daya, 2016

Kasmir, M, et. Al. 2009. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Penatakelolaan
Minawisata Bahari di Kepulauan Spermonde Kabupaten Pangkajene
Kepulauan.Forum Pascasarjana Vol.32 no 4

Majid, A. 2009,Dasar-dasar Ilmu Tanah: kesesuaaian Lahan FAO 1976.on line


19 pebruari 2016 http//dasar- dasar ilmu-tanah.blogspot.com. 2009
Paez-Ozuna, F., Guererro-Galvan. & Ruiiz-Fernandez, S.R.1998. The
Enviromental impact of shrimp Aquaculture and The coastal pollution in
Mexico. Marine Pollution Bulletin36(1): 65-75.

Primavera, J.H. & Apud, F.F.1994. Pond culture of sugpo(Penaeus monodon,


Fabricius). Philipp. J. Fish.18(5):142 -176.

Rahmansyah.2004, Analisis daya dukung kawasan pesisir teluk Awarange


Kabupaten Barru untuk pengembangan usaha budidaya ikan bandeng
dalam Keramba jaring apung. Disertasi IPB. Bogor:Insitut Pertanian
Bogor.
Rustam, 2010, Analisis Parameter Fisik, Kimia, Biologi, dan daya Dukung
Lingkungan Perairan pesisir Untuk Pengembangan Usaha Budidaya
Udang Windu Di kabupaten Barru, Jurnal Natur Indonesia.

Soerjani, et.al (1987). Jembatan.blogspot.co.id.2013/08. Pengertian-daya---


dukung-lingkungan-catatan-kuliah geografi.

Soewardi, K. 2002. Pengelolaan Kualitas Air Tambak, Makalah Dalam Seminar


Penetapan Standar Kualitas Air Buangan Tambak, Ditjen Perikanan
Budidaya, Puncak, 7-9 Agustus 2002.

Widigdo, B.2000. Diperlukan Pembakuan Kriteria Eko-Biologis Untuk


Menentukan “Potensi Alami” Kawasan Pesisir Untuk Budidaya Udang.
Prosiding. Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.
PKSPL-IPB. Bogor 21-26 Februari 2000.

Widigdo, B, J. Haluan. & S. Haryadi. 2001. Materi Kuliah Pengembangan


Perikanan Pesisir. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai