VALE INDONSIA
TBK. SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR,
PROVINSI SULAWESI SELATAN
OLEH
AINUL YAQIN
D621 16 004
GOWA
2019
i
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
HALAMAN PENGESAHAN
Ainul Yaqin
NIM. D621 16 004
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Departemen Teknik Pertambangan Koordinator LBE Geomekanika
Universitas Hasanuddin
ii
I. JUDUL PENELITIAN
1
III. TUJUAN KERJA PRAKTIK
4.1 Lereng
Lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut
tertentu terhadap suatu bidang horisontal dan tidak terlindungi. Lereng yang ada
secara umum dibagi menjadi dua kategori lereng tanah, yaitu lereng alami dan
lereng buatan. Lereng alami terbentuk secara alamiah yang biasanya terdapat di
daerah perbukitan. Sedangkan lereng buatan terbentuk oleh manusia biasanya
untuk keperluan konstruksi, seperti tanggul sungai, bendungan tanah, tanggul
untuk badan jalan kereta api. Menurut Soepanjdi 1995, lereng alami maupun
buatan masih dibagi lagi dalam dua jenis yaitu :
1. Lereng dengan panjang tak hingga (infinite slopes),
2. Lereng dengan panjang hingga (finite slopes).
Keruntuhan pada lereng bisa terjadi akibat gaya dorong yang timbul karena
beban pada tanah. Lereng secara alami memiliki kekuatan geser tanah dan akar
tumbuhan yang digunakan sebagai gaya penahan. Apabila gaya penahan lebih kecil
dibandingkan gaya pendorong maka akan timbul keruntuhan pada lereng.
2
(longsoran gelinciran rotasional). Berbagai jenis longsoran (landslide) dalam
beberapa klasifikasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jatuhan (fall) adalah jatuhan atau massa batuan bergerak melalui udara,
termasuk gerak jatuh bebas, meloncat dan penggelindingan bongkah batu
dan bahan rombakan tanpa banyak bersinggungan satu dengan yang lain.
Termasuk jenis gerakan ini adalah runtuhan (urug, lawina, avalanche) batu,
bahan rombakan maupun tanah.
3
Gambar 4.4 Rotational landslide (Hansen, 1984).
3. Aliran (flow) adalah gerakan yang dipengaruhi oleh jumlah kandungan atau
kadar air tanah yang terjadi pada material tak terkonsolidasi. Bidang longsor
antara material yang bergerak umumnya tidak dapat dikenali. Termasuk
dalam jenis gerakan aliran kering adalah sandrun (larian pasir), aliran
fragmen batu, aliran loess. Sedangkan jenis gerakan aliran basah adalah
aliran pasir – lanau, aliran tanah cepat, aliran tanah lambat, aliran lumpur,
dan aliran bahan rombakan.
4. Longsoran majemuk (complex landslide) adalah gabungan dari dua atau tiga
jenis gerakan di atas. Pada umumnya longsoran majemuk terjadi di alam,
tetapi biasanya ada salah satu jenis gerakan yang menonjol atau lebih
dominan. Menurut Pastuto & Soldati (1997), longsoran majemuk diantaranya
adalah bentangan lateral batuan, tanah maupun bahan rombakan.
4
Gambar 4.6 Complex landslide (Hansen, 1984).
5. Rayapan (creep) adalah gerakan yang dapat dibedakan dalam hal kecepatan
gerakannya yang secara alami biasanya lambat (Hansen, 1984). Untuk
membedakan longsoran dan rayapan, maka kecepatan gerakan tanah perlu
diketahui untuk lebih jelas lihat tabel 4.3. Rayapan ( creep) dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu: rayapan musiman yang dipengaruhi iklim, rayapan
bersinambungan yang dipengaruhi kuat geser dari material, dan rayapan
melaju yang berhubungan dengan keruntuhan lereng atau perpindahan
massa lainnya (Hansen, 1984).
5
nendatan dan luncuran lumpur sehingga biasa dimasukkan dalam kategori
complex landslide longsoran majemuk (Pastuto & Soldati, 1997).
Gambar 4.8 Lateral spread (Pastuto & Soldati, 1997).
V. METODOLOGI PENELITIAN
6
Data yang dapat mendukung data lapangan guna menganalisa
permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur–
brosur dari perusahaan, data dari instansi terkait dan dari literatur.
Data yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan kemudian akan
dianalisis menggunakan program komputer yaitu Slide guna untuk mengetahui
kondisi lereng secara langsung di lapangan.
Kegiatan kerja praktik yang akan dilakukan terdiri dari empat tahapan utama
yaitu:
1. Persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang berisi kegiatan pendahuluan
sebelum dilakukan penelitian. Tahapan ini terbagi ke dalam beberapa
tahapan yang mulai dari perumusan masalah, administrasi sampai dengan
studi literatur.
2. Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati kondisi umum daerah penelitian.
Pengumpulan data penelitian diperoleh langsung atas izin perusahaan
sebagai data acuan untuk melakukan analisis permasalahan. Data yang
dikumpulkan berupa data geologi mengenai formasi dan data jenis dan
karakteristik mengenai sifat fisik dan mekanik lapisan pembentuk lereng.
3. Tahapan Penyusunan Laporan
Tahapan ini menjadi tahapan akhir dari rangkaian kegiatan penelitian, yang
mana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan
dan kemudian dituangkan dalam bentuk laporan hasil pelaksanaan kegiatan
kerja praktik sesuai dengan format dan kaidah penulisan tugas akhir yang
telah ditetapkan Program Studi Teknik Pertambangan Universitas
Hasanuddin.
4. Seminar dan Penyerahan Laporan
7
Hasil akhir dari kegiatan ini akan dipresentasikan dalam seminar Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin, setelah melalui
penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari
seminar. Laporan kerja praktik dalam bentuk final kemudian diserahkan
kepada Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.
8
Gambar 5.1 Diagram alir tahapan penelitian
Kerja praktik yang akan dilakukan berlangsung selama kurang lebih dua
bulan. Tabel di bawah ini menunjukkan kegiatan yang akan dilakukan beserta
jadwalnya masing-masing.
9
Tabel 6.1 Jadwal Kerja Praktik
Persiapan
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Persiapan Lembuatan
Laporan
Seminar
10
VII. PENUTUP
Demikian proposal permohonan tugas kerja praktik ini sebagai salah satu
pertimbangan bagi pihak PT. Vale Indonesia Tbk. Provinsi Sulawesi Selatan. Besar
harapan penulis agar kiranya proposal ini disambut dengan tangan terbuka,
kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan akan dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Saran dan kritikan yang membangun sangat dibutuhkan demi perbaikan
dan pengembangan proposal ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Azizi, M.T.. dkk. 2012. ANALISIS RISIKO KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA
(STUDI KASUS TAMBANG MINERAL X). http://download2 223.mediafire.
com/kmuti1oqed2g/iv2c0ta9pqwx27b/Paper+Stabilitas+Lereng.pdf. Diakses pada
tanggal 2 September 2019.
Liong, G.T.. 2012. Analisa Stabilitas Lereng Limit Equilibrium vs Finite Element Method.
http://indogeotek.com/wp-content/uploads/2012/11/2012-Dec-Hatti-GOUW-
Dave-Kestabilan-Lereng-FEMvsLEM.pdf. Diakses pada tanggal 1 September 2019.
12
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANISASI
13
KEGIATAN NASIONAL
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya dan
sebenar-benarnya.
Ainul Yaqin
D621 16 004
14