Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PENYELIDIKAN KECELAKAAN

V.1. PENDAHULUAN
Materi ini dibuat khusus dalam rangka pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
tingkat pengawas oprasional pertama. Materi penyelidikan kecelakaan dibuat dengan dasar
pemikiran bahwa pengawas harus mengerti bahwa para pengawas harus mengerti bagaimana
seharusnya penyelidikan kecelakaan dilakukan, oleh siapa dan untuk siapa dan untuk apa
penyelidikan kecelakaan harus dilakukan.
Kecelakaan yang sering terjadi sering mengakibatkan kerugian kerugian yang tidak
sedikit tetapi masih ada para pengawas bahkan tingkat manejer yang belum dapat
memperhitungkan atau memperkirakan kerugian yang sebenarnya ditanggung akibat dari suatu
kecelakaan. Mereka hanya mengetahui baiaya langsung seperti pengobatan, kompensasi, atau
mungkin perbaikan alat saja, padahal masih ada biaya biaya tidak langsung seperti hilangnya
jam kerja, terhentinya produksi, pemeriksaan, pelatihan karyawan, pembuatan laporan, dan lain
lain.
Ada beberapa contoh kecelakaan yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada
PT. Freeport Indonesia seperti meluncurnya Wet Muck yang mengakibatkan 3 orang
meninggal dan produksi berhenti, kecerobohan operator Haul Dump Truck 793 mengakibatkan
1 buah Light Vahicle hancur beserta 3 orang penumpangnya, Mixer Truck masuk jurang
mengakibatkan 1 orang luka berat, 1 orang meninggal, 1 buah Mixer Truck hancur, dan
ambruknya panel trowongan mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Kejadian pada PT. Fajar
Bumi Sakti yaitu meledaknya sebuah panel/trowongan mengakibatkan 6 orang meninggal dan
tambang ditutup. Kejadian pada PT. INCO yaitu meledaknya tanur pengolah bijih nikel
mengakibatkan beberapa orang cidera dan meninggal. Kejadian pada PT. Antam Tbk Unit
Gebe dan Kijang yaitu pelepasan gas berbahaya/racun mengakibatkan masing masing unit
kehilangan 3 orang karayawannya karena mati oleh gas tersebut. Dan kecelakaan tambang yang
baru terjadi (9 Oktober 2003) yaitu longsormnya jenjang penambang yang mengakibatkan
beberapa alat berat terkubur, beberapa orang cidera ringan dan berat, serta 8 orang ,mati oleh
karena tertimbun. Kejadian diluar tambang yaitu terbakarnya Bus Kramatjati di jalan tol
jagorawi pada tahun 1996 mengakibatkan 31 penumpangnya meninggal. Akhir tahun 2001
tabrakan kreta api di brebes mengakibatkan lebih dari 50 orang meninggal. Sementara
menjelang tahun 2002 sebuah kapal keruk pertambangan telah terbakar dengan kurigian lebih
dari 1 milyar. Kecelakaan dijalan tol cikampek periode tahun 2001 s.d 2002 telah
mengakibatkan meninggal sebanyak 175 orang. Untuk tahun 2003 terjadi 784 kecelakaan
dengan korban meninggal 74 orang dan untuk tahun 2004 terjadi 998 kecelakaan dengan
korban 94 meninggal. Peristiwa yang paling mengesankan terbakarnya bis pariwisata di Situ
Bondo pada 8 Oktober 2003 yang mengakibatkan 54 orang penumpangnya yang masih remaja
(siswa dan siswi SLTA) mati terpanggang, sementara pengemudinya selamat tanpa cidera.
Kecelakaan kecelakaan tersebut sangat merugikan dan harus dikoreksi dan dicegah
agar tidak terulang. Unt8uk menemukan dan menentukan penyebab suatu kecelakaan harus
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan, dan pemeriksaan dapat berhasil baik apabila
dilakuakan secara baik, benar, objektif dan terarah. Pertanyaanya siapa yang harus melakukan
pemeriksaan? Setiap kecelakaan sebaiknya diperiksa oleh pengawas langsung, atau tidak
pengawas langsung ikut terlibat dalam pemeriksaan apabila kecelakaan yang terjadi berkaitan
dengan pengawas lain.
Di dalam materi ini juga dibahas tentang bagaimana sebaiknya penyelidikan
kecelakaan dilakukamn yang intinya meliputi latar belakang kecelakaan yang menjelaskan
tentang faktor kecelakaan, rasio kecelakaan, dan gejala atau penyebab kecelakaan selanjutnya
penyelidikan kecelakaan yang menjelaskan tentang sasaran pemeriksaan, klasifikasi
kecelakaan, pemeriksa, manejer, laporan pemeriksaan, dan akhirnya tahap tahap penyelidikan
kecelakaan yang menjelaskan tentang tahap tanggap darurat, pengumpulan informasi atau
data, evalusasi dan analisa, tindakan perbaikan dan penegembangan, kesimpulan dan
rekomendasi dan tindak lanjut.
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat mengerti ncara cara
pemeriksaan dan dapat menerapkian prinsip prinsip penyelidikan kecelakaan di tempat kerja
masing masing yang pada akhirnya kecelakaan yang lebih besar bahkan lebih kecilpun dapat
dicegah sedini mungkin.

V.2. LATAR BELAKANG


Kecelakaan seberapa kecilpun akan dapat mengakibatkan terganggunya produktivitas
tenaga kerja dan peralatan. Untuk mencegah timbul nya kerugian yangb lebih besar maka
pencegahab kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin. Sebagai awalny akan lebih baik
apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut insiden dan eksiden.

A. Insiden
Insiden adalah suatu kejadian yang tidak dinginkan yang dapat menurunkan
produktivitas tenaga kerja dan peralatan insiden juga sering disebut dengan hampir
kecelakaan (near miss atau near accident), dan disini tidak ada orang yang cidera atau
kerusakan alat.
B. Eksiden ( kecelakaan)
Ekdisen atau kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkancideranya seseorang, kerusakan
alat, prosuksi terhenti, bahkan ketiga tiganya.
Kecelakaan adalah hasil atau akibat dari kontak langsung dengan suatu bahan zat atau
sumberm energui yang melebihi batas kekuatan body atau struktur.
C. Faktor Kecelakaan
Kecelakaan terjadi karena ada beberapa faktor atau elemen yang terlibat dan
mempengaruhinya terjadinyua kecelakaan. Pengawas sebaiknya mengikuti 4 faktor
utama beserta substansinya dalam usahanya melakukan pengelolaan K3 khususnya
pencegahan kecelakaan. Emapat faktor tersebut meliputi:
1. Manusia
2. Mesin/peralatan
3. Material
4. Metode
5. Lingkungan (working environmental)
C.1. Manusia
Faktor ini meliputi manajemen, karyawan, kontraktor, dll seperti:
 Eksekutip yang menetukan kebijakan perusahaan, prosedur, standar, dan
aspek-aspek yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan
 Perekayasa (engineer)dan orang orang yang membuat/menciptakan
lingkungan tempatb kerja untuk karyawan
 Orang orang yang mengatur msistem pemeliharaan (preventive maintance
system) perkakas mesin peralatan, dll
 Manajer-manajer yang memilih dan menetukan orang orang yang
dikaryakan dan pekerjaan
 Pengawas pengawas yang memberikan orientasi, instruksi, bimbingan,
motivasi dan pemimpin pekerja.
Faktor manusia adalah faktor yang paling tinggi yang terlibat dalam suatu
kecelakaan. Beberapa perusahaan memberikan data bahwa lebih dari 80%
kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.
C.2. Mesin/peralatan
Faktor ini meliputi perkakas, alat proteksi/kesehatan, mesin, peralatan-peralatan
dll baik yang sifatnya statis maupun dinamis. Peralatan seperti peralatan
tambang yaitu loader, dozer, grader, dump truck, bor, dll. Mesin atau perkakas
yang ada dibengkel bengkel, pabrik atau pengolahan dll. Serta setiap peralatan
atau mesin mesin yang digunakan sebagai penunjang kegiatan usaha
pertambangan
C.3. Material
Faktor ini meliputi material hasil kegiatan pertambangan, bahan bahan
penunjang produksi, dan lain lain misal: bijih, pasir, peralatan batu kapur, zat
zat kimia, bahan peledak,dll.
C.4. Lingkungan
Lingkungan adalah lingkungan kondisi tempat kerja yang terjadi akibat dari
suatu kegiatan dipertambangan seperti: temperatur/suhu panas atau dingin,
kelembaban, berdebu, gas,radiasi,getaran, kebisingan, penerangan tekanan, dan
lain lain.

Keempat faktor tersebut diatas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling
intraksi/bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan, dalam
melakuklan permeriksaan kecelakaan, 4 faktor tersebut harus menjadi dasar pemikiran
untuk mencari penyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan pencegahan.

D. Rasio kecelakaan
Hasil suatu penelitian bahwa menunjukan dari kejadian hampir kecelakaan akan timbul
suatu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan ala, selanjutnya akan muncul
kecelakan yang mengakibatkan cidera ringan, dan pada akhirnya akan timbul cidera
berat bahkan fatal.
Berat/Mati

Cidera Ringan

Rusak Alat

Hampir Kecelakaan

E. Gejala dan penyebab kecelakaan


Pengawas harus memahami bahwa selalu ada gejalaatau tanda-tanda sebelum suatu
kecelakaan itu terjadi. Perbedaan penyebab langsung dan penyebab dasar harus
dipahami agar penegendalian kecelakaan tercapai. Perbaikan terhadapa penyebab
langsung hanya akan menghasilkan pengendalian/pencegahan yang bersifat sementara
saja, akan tetapi apabila perbaikan yang diambil berdasarkan atas penyebab dasar yang
ditemukan maka akan memebrikan pencegahan kecelakaan yang permanen.

Frank Bird berdasarkan teori Domino Heinrich memperbaiki/menyempurnakan


tersebut dengan menggunakan hubungan langsung antara managemen dengan
penyebab kecelakaan. Apabila managemen tidak memiliki kontrol yang baik terhadap
setiap level maka akan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
KURANG PENYEBAB PENYEBAB KECELAKAAN AKIBAT
KENDALI DASAR LANGSUNG KECELAKAAN

1.Prog. Kontak
Kurang dengan
1.Personal 1.Tindakan 1.Kecelakaan
bahan/zat
2.Standar Faktor tidak aman atau sumber 2.Rusak Alat
tidak cukup
2.Job Faktor 2.Kondisi energi yang
3.Produksi
3.Penerapan aman melebihi
terhenti
standar tidak batas
terpenuhi kekuatan

V.3. PENYELIDIKAN KECELAKAAN

Penyelidikan kecelakaan termasuk bagian program keselamatan dan kesehatan kerja


(K3). Pada umumnya penyelidikan kecelakaan yang dilakukan oleh perusahaan hanya ditunjuk
untuk kecelakaan yang ringan, berat, mati, dan yang mengakibatkan rusak parahnya peralatan.
Sedangkan kecelakaan yang tidak mengakibatkan hilangnya hari kerja, hampir kecelakaan
(near miss) atau tidak beroprasinya peralatan jarang sekali diperiksa. Bahkan masih ada
perusahaan tambang yang tidak melakukan pememeriksaan kecelakaan selain yang dilakuakan
oleh pelaksana inspeksi tambang (Inspektur Tambang).

Maksud dan tujuan penyelidikan kecelakaan adalah bukan untuk mencari siapa yang
salah akan tetapi untuk mencari fakta fakta maupun penyebab terjadinya kecelakaan sehingga
dapat diambil tindakan pencegahan agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.
Pemeriksaan secara efektif dapat membantu untuk :
 Mengetahui gambaran kronologis tentang terjadinya kecelakaan
 Menentukan penyebab-penyebab kecelakaan
 Menetapkan potensi potensi bahaya
 Mengembangkan cara cara pencegahan/pengendalian
 Mendefinisikan atau tanda tanda kemungkinan terjadinya kecelakaan
 Menunjukan atau membuktikan perhatian perhatian bahwa permeriksaan dilakukan
secara objektif

A. Sasaran penyelidikan
Penyelidikan harus dilakukan terhadap kemungkinan kerugian yang lebih besar akibat
kecelakaan termasuk; cidera, sakit jabatan, kerusakan alat, kebakaran, dan lain lain.
Kecelakaan terjadi karena ada faktor faktor yang mempengaruhi atau terlibat. Setiap
bagian/atau departemen harus dapat mengevaluasi kerugian/potensi terburuk apabila
terjadi kecelakaan

B. Klasifikasi kecelakaan
Kecelakaan sesuai dengan sifatnya (Kepemen No. 555 K/26/DPT/1995) dibedakan
menjadi 3 golongan yaitu:
 Kecelakaan Ringan
 Kecelakaan Berat
 Kecelakaan Mati
Suatu kecelakaan baik ringan,berat, atau matui dapat digolongka menjadi kecelakaan
tambang apabila kecelakaan tersebut memenuhi kriteria.

C. Pemeriksa
Siapa yang harus melakukan penyelidikan kecelakaan? Tanggung jawab terhadap
penyelidikan kecelakaan sebenarnya menyangkut semua tingkat pemimpin.
Menetapkan tim atau orang melakukan insvestigasi merupakan langkah awal yang
kritis. Orang orang yang paling tertaik terhadapa permasalahan kecelakaan, orang yang
bersifat objektif, dan yang tertarik dalam mencari pemecahan masalah adalah orang
orang yang cocok untuk menjadi pilihan utama melakukan insvestigasi. Akan tetapi
secara pertanggung jawaban pengawas langsung/atasan langsung (frontline
supervisior) adalah orang yang sebaiknya melakukan insvestigasi terhadap terjadinya
kecelakaan.

Ada beberapa alasan mengapa pengawas lasngsung yang harus melakukan insvestigasi
atau paling tidak harus ikut terlibat dalam insvestigasi karena :
 Pengawas memiliki kepentingan pribadi
 Pengawas mengetahui jelas kondisi tempat kerja dan sifat atau akibat orang orang
yang bekerja padanya.
 Pengawas harus mengetahui dengan baik bagaimana dan dimana mendapatkan
informasi yang diperlukan
 Pengaws adalah orangb pertama yang harus memulai atau mengambil tindakaan
apabila terjadi kecelakaan
 Pengaws dapat mempelajari penyebab kecelakaan dan dapat segera mengambil
tindakan perbaikan
 Pengeawas dapat memperoleh keuntungan dari insvestigasi antara lain:
Menunjukan perharian pengawas terhadap tempat kerja
Meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan peralatan
Mengurangi biaya oprasi dan cidera
Menunjukan/membuktikan bahwa pengawas mempunyai kendali/otoritas
D. Manager
Pemeriksaan/Insvestigasi kecelakaan kadang kadang harus melibatkan pengawas pada
tingkat yang lebih tinggi bahkan sampai nmanager apabila kondisi:
Berpotensi tinggi menimbulkan kerugian besar atau kecelakaan berat, dimana solusi
yang harus dilakukan sudah diluar tingkat kemampuan atau dan pengetahuan
pengawas, sehingga tidak mungkin dibebankan kepada pengawas langsung.
Berhubungan dengan pengawas area/wilayah lain.
Tindakan yang harus diambil memiliki jangkauan luas atau memerlukan biaya-biaya
tinggi.

E. Pelaporan Kecelakaan
Pengawas seringkali memenuhi permasalahan dalam mengumpulkan data/informasi
kecelakaan. Hal ini banyak kejadian kecelakaan yang tidak dilaporkan oleh para pekerja
karena beberapa alasan. Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus maka akan
terjadi hilangnya informasi yang sangat berharga dan terjadi suatu kecelakaan, bahkan
korban korban akan bertambah serta akan lebih parah karena tidak ada perbaikan yang
bisa dilakukan.
Ada beberapa alasan mengapa kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan oleh pekerja
karena:
 Takut catatan dan kesehatan kerja, group tidak baik karen ada catatan
kecelakaan
 Takut kondite/kecelakaan pribadi menjadi buruk dan terhambat karirnya
 Takut terhadapa perawatan dokter
 Takut terkena tindakan disiplin, ada pola pikir insvestigasi untuk mencari
kesalahan bukan fakta, dan banyak pengawas yang melakukan tekanan maupun
sanksi, yang selayaksnya pengawas lebih memahami bagaimana mengatur dan
mengawasi mereka orang.
 Takut reputasinya jelek dan tidak ingin mendapat julukan gampang celaka atau
pekerja bahaya
 Tidak mengerti manfaat kecelakaan yang dilaporkan dan kerugiannya apabila
tidak dilaporkan
 Tidak ingin pekerjaannya terganggu dan tidak dapat selesai
 Tidak ingin adanya perubahan sikap dari pengawas atau hubungan baiknya
terganggu
 Mengganggap bahwa kecelakaan adalah suatu pelanggaran atau kesalahan
 Tidak menyukai perawatan itu sendiri karena alasan keperibadian atau karena
perbedaan/persamaan jenis kelamin.
Kecelakaan yang tidak dilaporkan pada akhirnya akan dapat menimbulkan masalah
baru karena :
 Insveksi atau peradangan
Insveksi atau peradangan terjadi karena luka tidak segera terobati. Pada
umumnya luka yang meradang disebabkan karena luka kecil yang tidak diobati
karena tidak melapor.
 Agrevasi (Aggravation)
Pekerja mengukur derita sering dari rasa sakit yang timbul, karena merasa tidak
sakit maka tidak perlu dilaporkan. Kasus kasus terkilir, lembam, dll sering tidak
dilaporkan karena tidak ada luka terbuka.
 Tidak ada informasi dan hal yang dapat dipelajari
Pengawas tidak memiliki kesempatan untuk megevaluasi dan menentukan
sebab sebab kecelakaan. Sehingga pencegahan tidak dapat dilakukan dan
kemungkinan sebab kecelakaan yang sama dapat terulang dengan akibat yang
lebih parah
 Menjadi kebiasaan
Kebiasaan tidak melaporkan kecelakaan akan ditiru oleh pekerja lainnya,
sehingga potensi potensi bahaya akan bertambah besar karena tidak adanya
pencegahan yang dapat dilakukan.

Pengawas harus dapat memeberikan motivasi kepada para pekerja agar mau
melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi, untuk itu pengawas harus dapat melakukan
hal hal sebagai berikut:
 Bertindak dan bersikap positif
 Memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan aktivitas perogram
pengendalian kecelakaan dan buat catatan objektif.
 Menegenal/mengakui tindakan individu dengan tepat, memberi perhartian lebih
terhadap tindakan individu yang mempunyai kontribusi dalam mencegah
kecelakaan
 Tunjukan kepercayaan pribadi dengan tindakan dan jangan anggap laporan
kecelakaan penting selanjutnya pastikan bahwa laporan atau masalah sudah
ditindak lanjuti.
 Kembangkan kesadaran pekerja dengan keuntungan dari informasi kecelakaan.
Adakan pertemuan kontak group pribadi untuk memberikan respond bahwa
laporan kecelakaan telah meningkatkan keselamatan setiap orang
 Jelaskan tentang terejadinya puncak es dilautan atau tentang gunung bahwa
semua itu tidak terjadi begitu saja.

V.4. TAHAP PEMERIKSAAN


Penyelidikan kecelakaan akan memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan apabila
dilakukan dengan cara yang benar dan mengikuti tahapan tahapan sebagai berikut:

A. Tanggapan terhadap keadaan darurat


Keberhasilan penyelidikan kecelakaan sebetulnya seringkali tampak pada saat saat
awal setelah kecelakaan tersebut terjadi. Setiap tindakan awal supervisior akan
memberikan pengaruh/perubahan untuk setiap kecelakaan. Orang yang berada pada
tempat kecelakaan harus dapat ikut menentukan hal hal yang kritis. Langkah-langkah
yang sesuai untuk digunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
 Lakukan pengendalian pada tempat kejadian
 Pastikan pertolongan pertama dan panggila untuk pelayanan darurat.
 Lakukan penegndalian terhadap potensi kecelakaan kedua/lanjutan yang
mungkin timbul
 Identifikasi sumber sumber dari fakta fakta, dan keterangan yang ada ditempat
kecelakaan
 Lindungi fakta fakta dari perubahan, penggantian dan pemindahan
 Insvestigasu untuk menentukan potensi kerugian, cidera, dan kerusakan
 Pemeberitahuan kepada manager/atasan yang pantas/sesuai

B. Pengumpulan data dari informasi


Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan pengawas langsung harus :
a. Melakukan peninjauan lokasi kejadian dan melakukan pengamatan menyeluruh
untuk mendapatkan gambaran secara luas apa dan bagaimana tentang tempat dan
lingkungan terjadinya kecelakaan.
b. Melakukan wawancara kepada saksi saksi
- Saksi langsung
- Saksi tidak langsung
Dalam melakukan wawancara untuk memeperoleh fakta fakta kecelakaan,
pengawas harus memberikan pengertian kepada saksi dengan cara :
 Ingatkan maksud dan tujuan
 Tanyakan apa dan bagaimana terjadi
 Tanyakan pertanyaan pertanyaan khusus tentang dari saksi
 Cek ulang tentang penegertian/ maksud saksi dengan pemeriksa
 Catat informasi yangb bersifat khusus atau vital secara cepat
 Bicarakan tindakan koreksi untuk pencegahan dan terimakasih atas
kerjasamanya
 Nukan jalur informasi lanjutan ( konfirmasi dengan saksi lain )
Dalam melakukan wawancara usahakan jangan memotong pembicaraan saksi
apabila tidak perlu. Apabila ada yang memang kurang jelas, tanyakan kembali
seperti; apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, apa yang terjadi,
selanjutnya kenapa dilakukan.
c. Buat sketsa dan peta
d. Foto foto kecelakaan, ambillah dari semua sisi
e. Cetak catatan catatan tentang personal training, pemeliharaan, prosedur kerja, dll
f. Analisa, bahan/bagian yang tidak berfungsi
g. Pengujian peralatan
h. Rekontruksi

C. Evaluasi dan Analisa


Dalam melakukan analisa kecelakaan supervisior harus memahami prinsip
dasar terjadinya kecelakaan dengan cara :
 Memakai teori sebab akibat (teori domino)
 Membuat/menetukan faktor penyebab kecelakaan
 Cukuplah penyebab langsung/tanda tanda yang ada meliputi tindakan dan
kondisi tidak aman
 Tentukan penyebab dasar meliputi personal faktor dan njob faktor
 Tentukan beberapa penyebab khusus yang sifatnya kritis atau vital
 Cukuplah kekurangan dalam sistem managemen

D. Tindakan perbaikan
 Pertimbangkan Pengendalian alternatif
 Lebih rendah kemungkinan terulang kembali
 Mengurangi npotensi kerugian yang lebih parah
 Tindakan perbaikan/pembetulan sementara seketika
 Tindakan permanen sesegera mungkin
 Buat dokumentasi dalam laporan

E. Kesimpulan dan Rekomendasi


a. Laporan harus selalu ditinjau oleh pengawas yang lebih atas (middle or upper
manager). Laporan harus jelas, mudah di mengerti dan sistematis yang berkaitan
dengan identitas informasi, evaluasi potensi keparaahan dan kerugian, gambaran
atau (discributon) kecelakaan, analisa sebab, rencana tindakan, waktu yang tepat,
dan di tandatangani. didalam laporan tersebut sekurang kurangnya mencakup :
Tempat kecelakaan
Sedang apakah korban
Apakah korban biasa melakukan pekerjaan tersebut
Tindakan yang sedang dilakukan korban
Apakah tindakan tersebut bagian dari tugas korban
Keterangan kecelakaan meliputi apa dasar tindakan,apa yang keliru,dengan
cara bagaiamana, apa yang menimbulkan kecelakaan, dll
Sketsa kecelakaan
b. Koreksi dan rekomendasi harus cukup jelas dan terinci. Sebelum memebuat koreksi
dan rekomendasi harus dipikir dengan cermat bahwa ada yang menjadi dasar yang
dapat dijadikan acuan yaitu :
Rekayasa (engineering)
Instruksi- Intruksi atau cara kerja
Penempatan orang dan pekerjaan
Administrasi atau disiplin

F. Tindak lanjut
 lakukan pertemuan ulang berhubungan dengan kecelakaan tersebut
 lakukan pemantauan secara tempat pelaksanaan perbaikan /tindakan
perbaikan
 analisa data data untuk suatu kemungkinan atau kecenderungan
 keuntungan dari ketempatan dan berdasarkan tujuan, analisis, dan
pengalaman

Anda mungkin juga menyukai