Anda di halaman 1dari 61

Stabilisasi & Rujukan

Ibu Nifas
Oleh:
LOLA MEYASA, SST, M.Kes.

1
PENDAHULUAN

• Kematian ibu & bayi di Indonesia


disebabkan antara lain, kurangnya :

- pengenalan dini tanda gawat/ komplikasi


- tatalaksana pertolongan pertama oleh
bidan, perawat, dokter
- sistem rujukan yang baik

2
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
RUJUKAN
• RUJUKAN OPTIMAL
- tahu ada gangguan/bahaya tetapi belum
ada komplikasi
• RUJUKAN GAWAT DARURAT
- sudah ada komplikasi
• RUJUKAN TERMINAL
- sudah ada komplikasi dan dalam keadaan
terminal
- meskipun dirujuk, kemungkinan besar meninggal

3
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
ORGANISASI LAYANAN RUJUKAN /
TRANSPORTASI

• Semua tempat pelayanan ibu & bayi level I & II


sebaiknya mempunyai jejaring dengan PUSAT
PELAYANAN MATERNAL & NEONATAL :
- konsultasi
- merujuk

4
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
INDIKASI DIRUJUK
• Perdarahan pervaginam  500 cc
• Infeksi nifas,
• Apnea, dan / atau bradikardia (henti nafas & ggn
sirkulasi)
• Preeklampsia berat, eklampsia

5
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
TANGGUNG JAWAB PENGIRIM
• Data lengkap pasien
• Persetujuan untuk dirujuk, tertulis dalam rekam
medik
• Merujuk ke RS yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pasien
• Memastikan ada tempat tersedia untuk pasien
• Dianjurkan dokter tetap ada ditempat sampai
pasien berangkat ke RS rujukan

6
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
TANGGUNG JAWAB TIM TRANSPORTASI
• Pusat rujukan harus mempunyai SDM dan
peralatan yang sesuai dgn kebutuhan pasien
• Tim berdiskusi dgn dokter sebelum mengantar
pasien. Rekomendasi TERTULIS
• Cek surat persetujuan dirujuk
• Memperkenalkan diri ke petugas RS pengirim dan
keluarga pasien
• Cek data pasien
7
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
TANGGUNG JAWAB TIM TRANSPORTASI
(lanjut)
• Nama dokter pengirim harus jelas
• Keluarga boleh ikut→ tidak boleh ikut campur
dalam penanganan medik
• Memberi tahu RS pengirim bila sudah tiba di RS
rujukan
• Pertemuan berkala dengan RS pengirim untuk
membahas kasus

8
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
TATA LAKSANA AWAL

 ASK FOR HELP!!


 PERIKSA K/U DAN TTV
 BEBASKAN JALAN NAFAS, BERI O2 6-8 L
 PASANG INFUS DENGAN TRANFUSI SET (GAUGE
BESAR), CEK HB, GOL DRH, CROSS MATCH
 RESUSITASI CAIRAN TERKENDALI
 Pantau :
- TTV dan hilangnya darah tiap 15 mnt
- Cairan yang masuk, urin yang keluar (intake-
output) tiap jam
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
• STABILISASI :
- respirasi
- sirkulasi ( kardiovaskular )
- termoregulasi
- nutrisi
• METABOLIK & CAIRAN
• KESEIMBANGAN ASAM BASA
• INFEKSI

10
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
STABILISASI
• RESPIRASI
- pastikan jalan napas terbuka → PENTING
- jika ada gawat napas, pertahankan jalan
napas tetap terbuka dengan cara :
- atur posisi
- ventilasi dengan masker
- intubasi
- suplemen oksigen
11
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
STABILISASI
• RESPIRASI ( lanjut )

• CATATAN : pastikan jalan napas tidak dalam


keadaan fleksi ( tertekuk ) →→
apnea obstruktif

12
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
STABILISASI
• SIRKULASI
• Nilai status sirkulasi :
- kehilangan volume :
- waktu pengisian kapiler
- denyut nadi
- denyut jantung, tekanan darah

13
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
STABILISASI

• SIRKULASI ( LANJUT )
• Jika perlu penggantian cairan, dapat digunakan :
- Na Cl 0,9%
• Pemeriksaan darah: darah lengkap, Hb, Golda

14
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
Pertolongan yg tepat
• Pertolongan yg diberikan setelah henti nafas &
sirkulasi < 4-5 menit masih berhasil utk
menjalankan kembali pernafasan & jantung
spontan utk dpt memberikan nutrisi kpd otak
& tubuh secara umum, shg tubuh dpt hidup
kembali sehat seperti semula.
• Penguasaan jalan nafas agar bebas dan bersih dari
hambatan.
• Tehnik:
1. Bebasakan penghambat ventilasi dng
membebaskan dada dan perut dari hambatan
gerak ( BH, Gesper, jelana)
2. Buka jalan nafas dng memposisikan kepala semi
ekstensi dan rotasi.
3. Buka jalan nafas dengan sedikit membuka mulut
dan membersihkan isi mulut bila ada benda asing.
• Bantuan pernafasan.
• Bila masih aktif bernafas berikan bantuan oksigen
bila tidak ada berikan bantuan pasif untuk
meningkatkan ventilasi.
• Tehnik:
Pasif shoulder fleksi dan ekstensi.
Pasif hip fleksi ekstensi.
Pasif trunk fleksi ekstensi.
Terapi oksigen tetap diberikan bila ada.
• Bila terjadi henti nafas. Lihat bantuan nafas satu atau
dua penolong.
Cara membuka jalan nafas dengan
teknik triple air way maneuver
• Ekstensi kepala (head tilt)
• Dorong mandibula ke depan
(chin lift)
• Buka mulut sedikit
• Langkah pertama menentukan ada tidaknya
denyut nadi dan mengadakan bantuan
sirkulasi.
• Langkah usaha: usahakan sirkulasi ke otak
lebih tinggi.
• Mengatasi perdarahan.
• Kompresi jantung.
• Posisikan pada posisi syok .
Tahap II. ( Bantuan hidup lanjut)
• Advanced Life Support.
• Tujuan: Untuk mengembalikan sirkulasi spontan
dan stabilisasi sistem jantung paru.
• Langkah:
• Setelah berhasil melakukan bantuan
dasar hidup dengan tanda-tanda vital
yg nyata maka dilakukan Pemberian
obat dan cairan fisiologis melalui
infus intra venus.
• Melakukan pemeriksaan dengan EKG
untuk mengetahui gambaran kerja
jantung sehingga dapat dilanjutkan
tindakan selanjutnya untuk
mempertahankan kerja jantung yang
baik.

Pengobatan fibrilasi untuk memperbaiki


kerja jantung kearah normal .
• Tahap : III.

Menentukan keadaan untuk tindakan terapi


penyebab Kematian dan bagaimana
kemungkinan selanjutnya

Memulihkan fungsi otak dengan perbaikan


sirkulasi otak yang cukup dan menekan
nakrose otak.

Perawatan intensif.
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
STABILISASI

• TERMOREGULASI
hindari kehilangan panas
• NUTRISI
- makan & minum bila mungkin dilakukan
- infus

25
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK

• KEADAAN HIDRASI DAN METABOLIK


- pasang infus
- status hidrasi dipengaruhi oleh pengeluaran
urin, jumlah perdarahan, kelembaban udara
• KESEIMBANGAN ASAM BASA
- jumlah urin  DC
- pH urin
26
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
PENANGANAN SEBELUM DIRUJUK
• INFEKSI :
• Evaluasi akan adanya infeksi bila ada faktor
risiko :
- episiotomi, laserasi
- intervensi invasi (manual plasenta, KBI, kuretase)
- partus lama, KPD
- ibu demam, lekosit tinggi
- bila sudah ada hasil kultur dapat diberi antibiotik

27
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
RESUSITASI JANTUNG PARU PADA
IBU NIFAS
• Berikut adalah langkah-langkah resusitasi
jantung paru:
• Periksa kesadaran ibu dengan memanggil atau
menggoyang-goyangkan tubuh ibu. Bila ibu
tidak sadar, lakukan langkah-langkah
selanjutnya.
• Panggil bantuan tenaga kesehatan lain dan
bekerjalah dalam tim.
• Khusus untuk ibu
dengan usia
kehamilan >20 minggu
(uterus di atas
umbilikus), miringkan
ibu dalam posisi
berbaring ke sisi kiri
dengan sudut 15-30°
atau bila tidak
memungkinkan, dorong
uterus ke sisi kiri (lihat
gambar berikut).
• Bebaskan jalan napas. Tengadahkan
kepala ibu ke belakang (head tilt) dan
angkat dagu (chin lift). Bersihkan benda
asing di jalan napas.
• Bila ada sumbatan benda padat di jalan
napas, sapu keluar dengan jari atau
lakukan dorongan pada dada di bagian
tengah sternum (chest thrust).
• Sambil menjaga terbukanya jalan napas, “lihat
– dengar – rasakan” napas ibu (lakukan cepat,
kurang dari 10 detik) dengan cara
mendekatkan kepala penolong ke wajah ibu.
Lihat pergerakan dada, dengar suara napas,
dan rasakan aliran udara dari hidung/mulut
ibu.
• Jika ibu bernapas normal, pertahankan posisi,
berikan oksigen sebagai tindakan suportif.
Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu
tetap bernapas normal.
YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA
RESUSITASI/PERJALANAN
• Semua petugas dalam tim yang menyertai saat
perjalanan harus terlatih dalam melakukan
tindakan resusitasi
• Semua perlengkapan yang diperlukan harus
tersedia dan berfungsi baik
• Posisi harus diatur agar jalan napas tetap
terbuka

32
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
Definisi Sistem Rujukan
Suatu jaringan pelayanan sistem pelayanan
kesehatan yang mungkin terjadinya penyebab
tanggung jawab seacara timbal balik atas
timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau
masalah kesehatan masyarakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara
rasional.

33
Peraturan Men Kes RI No 001 Tahun 2012 ttg
Sistem Rujukan Yan Kes Perorangan

 BAB III
 SISTEM RUJUKAN
 Bagian Kesatu
 Umum
 Pasal 3
 Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik vertikal maupun horizontal.
3
4
Peraturan Men Kes RI No 001 Tahun 2012
ttg Sistem Rujukan Yan Kes Perorangan
 Pasal 4
 (1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
 (2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
 (3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat
pertama.
 (4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
 (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
3kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan
5geografis.
Pengertian Rujukan menurut Kep Men
Kes RI No128/MENKES/SK/II/2004 ttg
Kebijakan Dasar Puskesmas
 Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam
arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.

3
6
Tujuan Umum
Dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan
yang didukung mutu pelayanan yang optimal
dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna

3
7
Jenis Rujukan
 Rujukan Medik
 Rujukan Kesehatan adl rujukan menyangkut mslh kesehatan
yang bersifat preventif dan promotif

3
8
Tujuan Khusus
a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasilguna dan
berdayaguna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif secara berhasiil guna dan
berdayaguna

3
9
Rujukan Medik
a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, tindakan operatif dll, disebut Transfer of
Patient.
b. Pengiriman Bahan/ spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap, disebut Transfer of
Specimen.
c. Mendatangkan/mengirim tenaga yang lebih kompeten
yang disebut Transfer of Knowledge/personal

4
0
Rujukan Kesehatan
 Survey Epidemiologi dan pemberantasan penyakit
KLB/menular
 Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan
 Penyidikan sebab keracunan
 Pemberian makanan,tempat tinggal&obat-batan untuk
pengungsi atas terjadinya bencana alam
 Sarana & teknologi penyediaan air bersih
 Pemeriksaan spesimen air di labkes

4
1
Jalur Rujukan
1. Intern antar petugas puskesmas
2. Antara Pustu dgn Puskesmas Pembina
3. Antara masyarakat dgn puskesmas
4. Antara satu puskesmas dgn puskesmas lainnya
5. Anta Puskesmas dgn RS
6. Antar Puskesmas dgn RS, Lab atau fasilitas kesehatan lain.

4
2
 Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu,
berkesinambungan, dan paripurna melalui sistem rujukan.
 Rujukan di bidang upaya kesehatan perorangan dalam bentuk
pengiriman pasien, spesimen, dan pengetahuan tentang
penyakit dengan memperhatikan kendali mutu dan kendali
biaya, serta rujukan di bidang upaya kesehatan masyarakat
dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dan berwenang serta sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)
 Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan
kesehatan spesialistik yang menerima rujukan dari pelayanan
kesehatan perorangan primer, yang meliputi rujukan kasus,
spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk
4 kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.
3
4. Azas rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas.
Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan
setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
harus ditopang oleh azas rujukan.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar


Puskesmas
4
4
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal maupun
vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
1). Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik
(biasanya operasi) dan lain-lain.
2). Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3). Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas
dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.

4 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan


5 Dasar Puskesmas
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan,
padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan


4 Dasar Puskesmas
6
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio
visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.
2). Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu.

4 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan


7 Dasar Puskesmas
RUJUKAN YANKES RUJUKAN YANKES
PERORANGAN MASYARAKAT

RS Umum/Khusus STRATA STRATA Kemenkes,


Pusat/Propinsi KETIGA KETIGA Dinkes Prov.
RS Umum/Khusus Kab/Kota,
STRATA STRATA Dinkes Kab /Kota
Klinik Spesialis swasta,
KEDUA KEDUA
Praktik Dr. Spes. Swasta
Praktik Dokter Umum
Dokter Keluarga STRATA STRATA
Puskesmas
Puskesmas,BP, BKIA, PERTAMA PERTAMA
praktek bidan swasta
Posyandu
Posyandu MASYARAKAT MASYARAKAT Polindes
Polindes UKBM

Upaya Kes. Kader Kesehatan


PERORANGAN/ PERORANGAN/
Keluarga Upaya Kes.
KELUARGA KELUARGA
mandiri Keluarga mandiri

4 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan


8 Dasar Puskesmas
Bagian Kedua
Tata Cara Rujukan
Pasal 7
(1) Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.
(2) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan
antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan.
(3) Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan.
(4) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih
tinggi atau sebaliknya.
Pasal 8
Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dilakukan
apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.

4 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
9 Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pasal 9
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (4) dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau
sub spesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
5 Pelayanan Kesehatan Perorangan
0
Pasal 10
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan
pelayanan yang lebih rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(4) dilakukan apabila:
a.permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya;
b.kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua
lebih baik dalam menangani pasien tersebut;
c.pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d.perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan
dan/atau ketenagaan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan
5 Perorangan
1
Pasal 11
(1) Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban
merujuk pasien bila keadaan penyakit atau permasalahan
kesehatan memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah
dan mendapat persetujuan pasien atau keluarganya.
(2) Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pasien tidak dapat ditransportasikan atas alasan
medis, sumber daya, atau geografis.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
5 Pelayanan Kesehatan Perorangan
2
Pasal 13
Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:
a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi
pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan
keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan;
b. melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat; dan
c. membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima
rujukan.
Pasal 14
Dalam komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, penerima
rujukan berkewajiban:
a. menginformasikan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana serta
kompetensi dan ketersediaan tenaga kesehatan; dan
b. memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien.

5 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan
3 Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pasal 16
(1) Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan
ketersediaan sarana transportasi.
(2) Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus harus dirujuk
dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
(3) Dalam hal tidak tersedia ambulans pada fasilitas pelayanan kesehatan
perujuk, rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilakukan
dengan menggunakan alat transportasi lain yang layak.
Pasal 17
(1) Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh
penerima rujukan.
(2) Penerima rujukan bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan
kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan.
(3) Penerima rujukan wajib memberikan informasi kepada perujuk mengenai
perkembangan keadaan pasien setelah selesai memberikan pelayanan.
Peraturan
54 Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Bagian Ketiga
Pembiayaan
Pasal 18
(1) Pembiayaan rujukan dilaksanakan sesuai ketentuan
yang berlaku pada asuransi kesehatan atau jaminan
kesehatan.
(2) Pembiayaan rujukan bagi pasien yang bukan peserta
asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan menjadi
tanggung jawab pasien dan/atau keluarganya.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
55
Kesehatan Perorangan
Surat Pengantar Rujukan
Pasal 15
Surat pengantar rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf c sekurang-kurangnya memuat :
a. identitas pasien;
b. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik &
pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
c. diagnosis kerja;
d. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e. tujuan rujukan; dan
f. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
56
Kesehatan Perorangan
Kop Surat
KLINIK PRATAMA ..................................................................................................
Alamat ...................................................................................
______________________________________________________________________________________________________SURAT
PENGANTAR RUJUKAN
Nomer : .........................
Kepada Yth.
................................................
................................................
Dengan ini kami mengirimkan pasien :
Nama : ................................................ jenis kelamin :.................................
tanggal lahir :................................................ pekerjaan :.................................
alamat :...................................................................................................................
dengan :
anamnesis : ...........................................................................................
pemeriksaan fisik : ...........................................................................................
pemeriksaan penunjang : ...........................................................................................
diagnosis kerja : ...........................................................................................
terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan : .....................................................................................
tujuan rujukan : ..........................................................................................
Terimakasih.
tanggal dan waktu : ................................................
nama dan tanda tangan tenaga kesehatan ...............................................................................
Catatan :
 Rujukan telah mendapatkan Persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
 Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan Penjelasan, meliputi: diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis
yang diperlukan; alasan dan tujuan dilakukan rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; ransportasi rujukan; danrisiko
atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.

57
Langkah-langkah dalam meningkatkan
sistem Rujukan
 Meningkatkan mutu pelayanan di Pusk. Dalam menampung
rujukan dari PUSTU dan Poskes, Posyandu dari masyarakat
 Mengadakan pusat rujukan dengan menyediakan ruang
tambahan untuk tempat tidur penderita gawat darurat pada
lokasi strategis
 Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelay.kes
dgn media telepon / radio komunikasi pd setiap unit

58
Lanjutan ....
 Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai
bagi sistem rujukan, baik rujukan medik maupun rujukan
kesehatan
 Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang
pelayanan rujukan

5
9
KEBERHASILAN RUJUKAN
• Komunikasi yang baik dengan pusat rujukan
untuk memastikan tempat tersedia
• Stabilisasi yang tepat sebelum merujuk
• Kendaraan yang dilengkapi peralatan yang
lengkap dan berfungsi baik
• Nakes yg merujuk harus yg sdh terlatih baik.

60
Stabilisasi dan Rujukan Bufas
TERIMA KASIH

61
Stabilisasi dan Rujukan Bufas

Anda mungkin juga menyukai