Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

KARYA ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA


MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A TK
DHARMA WANITA TUNGGA DEWI KECAMATAN MONTONG
KABUPATEN TUBAN

DOSENPEMBIMBING:
INTAN MAULIDA QORRY’ AINA, M.Pd

OLEH :
RISTA SAFITRI KUSUMAWATI
NIM : 837404339

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM S1 PG PAUD
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT TUBAN
TAHUN 2020

1
ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA


MELALUI MEDIA KARTU ANGKA

Oleh:
Nama : Rista Safitri Kusumawati
NIM : 837404339
Email: rista.alfian18@gmail.com

Abstrak
PTK ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka
Melalui Media Kartu Angka Pada Kelompok A TK. Tungga Dewi Montong-
Tuban” Tahun Pelajaran 2020-2021 Pembahasan ini dilatar belakangi oleh
adanya kemampuan mengenal angka anak pada kelompok A TK. Tungga Dewi
Montong-Tuban yang masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka pada
anak melalui media kartu. Lokasi penelitian ini adalah di TK. Tungga Dewi
Montong-Tuban kelompok A. Jumlah anak dalam kelas 11 anak yang
berlangsung dalam rentang Siklus 1 tanggal 12 s/d 16 Oktober 2020. Sedangkan
Siklus II tanggal 19 s/d 23 Oktober . Metode penelitian yang digunakan deskriptif
dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Cara pengumpulan data melalui
perencanaan pembelajaran, langkah pembelajaran, peningkatan kemampuan
Indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan mengenal angka melalui
media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A
TK. Tungga Dewi Montong-Tuban Tahun Pelajaran 2017/2018. Terbukti dari
adanya peningkatan dari Siklus I ke Siklus II yaitu dari 37,5% anak yang belum
mau mengikuti meningkat menjadi 93,75% anak. Dan dari 12,5% anak yang
belum mengenal konsep bilangan, meningkat menjadi 87,5%. Dari data diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa melaui kegiatan kegiatan mengenal angka
melalui media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak anak
Kelompok A TK. Tungga Dewi Montong
Kata Kunci: Kemampuan Mengenal Angka, Media Kartu

2
A. Pendahuluan anak memiliki kesiapan dalam
Anak usia dini ialah anak yang memasuki pendidikan lebih lanjut.
berada pada rentang masa usia lahir Peraturan Menteri Pendidikan
sampai usia 8 tahun (Soegeng Santoso Nasional Nomor 58 Tahun 2009
dalam M. Ramli, 2005: 1). Namun dinyatakan bahwa penyelenggaraan
demikian, dalam kerangka pelaksanaan PAUD jalur pendidikan formal
pendidikan anak usia dini (PAUD), berbentuk Taman Kanakkanak
Undang-undang Republik Indonesia (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem bentuk lain yang sederajat, yang
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menggunakan program untuk anak usia
dinyatakan bahwa anak usia dini ialah 4-≤6 tahun. Anak TK usia 4-6 tahun
anak yang berada pada rentang masa berada pada masa peka. Montessori
lahir sampai usia 6 tahun. Pendidikan percaya bahwa dalam tahun-tahun awal
anak usia dini bertujuan untuk anak tumbuh melalui periode-periode
mengembangkan seluruh aspek sensitif (masa peka), selama masa peka
perkembangan seperti aspek moral, ini anak akan mudah menerima
sosial, emosional, fisik-motorik, dan stimulasi-stimulasi tertentu (Sofia
intelektual agar anak memiliki kesiapan Hartati, 2005: 46). Sehingga, orangtua
dalam memasuki pendidikan lebih dan guru sebaiknya membimbing dan
lanjut. Berkaitan dengan pendidikan memberikan stimulasi agar seluruh
anak usia dini, Undang-undang Nomor potensi yang dimiliki anak dapat
20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 tentang berkembang dengan optimal.
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan Harun Rasyid, Mansyur &
bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini Suratno (2009: 64) menyatakan bahwa
adalah salah satu upaya pembinaan anak usia dini merupakan usia emas
yang ditujukan kepada anak sejak lahir (the golden age) yang sangat potensial
sampai dengan usia enam tahun yang untuk melatih dan mengembangkan
dilakukan melalui pemberian berbagai potensi multi kecerdasan yang
rangsangan pendidikan untuk dimiliki anak. PAUD mengembangkan
membantu pertumbuhan dan diri anak secara menyeluruh. Bagian
perkembangan jasmani dan rohani agar dari diri anak yang dikembangkan

3
meliputi bidang fisik-motorik, Pengenalan konsep bilangan dan
intelektual/kognitif, moral, sosial, lambang bilangan sangat penting
emosional, kreativitas, dan bahasa. dikuasai oleh anak, sebab akan menjadi
Salah satu aspek yang perlu dasar bagi penguasaan konsep-konsep
dikembangkan di TK pada anak matematika selanjutnya di jenjang
Kelompok A adalah perkembangan pendidikan berikutnya. Bilangan adalah
kognitif. suatu objek matematika yang sifatnya
Perkembangan kognitif adalah abstrak dan termasuk ke dalam unsur
semua proses psikologis yang berkaitan yang tidak didefinisikan. Untuk
dengan bagaimana individu menyatakan suatu bilangan dinotasikan
mempelajari dan memikirkan dengan lambang bilangan yang disebut
lingkungannya (Desmita, 2007: 103). angka (Sudaryanti, 2006: 4). Ketika
Piaget (dalam Slamet Suyanto, 2005: kegiatan pembelajaran mengenal
53) menyatakan bahwa semua anak lambang bilangan, guru sering kali
memiliki pola perkembangan kognitif menggunakan buku tulis maupun
yang sama yaitu melalui empat menuliskannya di papan tulis. Hal
tahapan: sensori-motor (usia 0-2 tersebut dapat membuat anak
tahun), pra operasional (usia 2-7 menganggap bilangan sebagai
tahun), operasional konkret (usia 7-11 rangkaian kata-kata yang tidak
tahun), dan operasional formal untuk bermakna dan pembelajaran mengenal
usia 11 tahun ke atas. Tahap lambang bilangan merupakan hal yang
perkembangan kognitif anak TK pada membosankan. Sehingga guru harus
Kelompok A berada pada tahap pra menggunakan metode serta media yang
operasional. Dan untuk menarik dan menyenangkan dalam
mengembangkan aspek perkembangan mengenalkan konsep lambang bilangan
kognitif di TK pada anak Kelompok A tersebut.
dalam pembelajaran dapat melalui Dalam pengenalan konsep
kegiatan mengenal konsep bilangan dan bilangan dan lambang bilangan kepada
lambang bilangan, membilang, anak, diperlukan cara dan stimulasi
membandingkan, mengurutkan, yang tepat dan menyenangkan. Salah
mengenal operasi bilangan, menghitung satunya adalah melalui kegiatan
mundur, dan lain-lain. bermain. Sebab pada prinsipnya

4
pembelajaran di TK tidak terlepas dari banyak anak yang masih bingung.
kegiatan bermain yang menyenangkan. Anak masih terbalik dalam menuliskan
Pembelajaran di TK harus menerapkan beberapa lambang bilangan seperti
esensi bermain. Esensi bermain terbalik menuliskan lambang bilangan
meliputi perasaan menyenangkan, 3, 4, 5, 6, dan 9. Hal tersebut terlihat
merdeka, bebas, memilih, dan pada saat anak menuliskan lambang
merangsang anak terlibat aktif (Slamet bilangan 1-10 di buku masing-masing
Suyanto, 2005: 26). Selain itu melalui setelah membilang banyak benda yang
kegiatan bermain, diharapkan telah digambarnya sesuai dengan
pengenalan konsep bilangan dan contoh di papan tulis.
lambang bilangan pada anak tidak Anak masih melakukan kesalahan
monoton, tidak hanya menggunakan dalam menunjuk lambang bilangan 1-
model pembelajaran yang klasikal, 10. Pada saat guru meminta anak untuk
serta guru dapat memasukkan unsur menunjuk lambang bilangan 1-10 yang
edukatif dalam permainan tersebut. terdapat pada LKA, masih ada
Sehingga, secara tidak sadar anak telah beberapa anak yang melakukan
belajar berbagai hal. kesalahan dalam kegiatan itu.
Berdasarkan hasil observasi awal Misalnya, saat menyebut “lima”, tetapi
bulan April tahun 2013 di TK Dharma tangan anak menunjuk pada lambang
Wanita Tungga Dewi pada anak bilangan 4 atau 6. Anak masih
Kelompok A, kenyataannya melakukan kesalahan saat mengerjakan
kemampuan anak dalam mengenal LKA dalam menghubungkan lambang
lambang bilangan masih rendah. bilangan dengan benda-benda sampai
Sebagian besar siswa masih melakukan 10, terutama gambar benda yang
kesalahan dalam menyebutkan urutan jumlahnya di atas lima. Sebagai contoh
bilangan 1-10. Ketika anak diminta pada saat anak menghubungkan dengan
oleh guru garis untuk gambar bintang yang
menyebutkan urutan bilangan 1-10 berjumlah delapan, anak justru
secara bersama-sama, hampir semua menghubungkan gambar tersebut
anak dapat melakukannya. Tetapi, saat dengan angka 9 bukan angka 8.
satu per satu anak diminta untuk Hal ini disebabkan masih terbatas
menyebutkannya ternyata masih dan kurang bervarisinya dalam

5
penggunakan media pembelajaran bosan dan memahami makna dari
ketika kegiatan belajar mengajar simbol angka/lambang bilangan
berlangsung, Sebagian besar kegiatan tersebut. Guru mempunyai peranan
mengenal lambang bilangan masih sangat besar dalam proses kegiatan
menggunakan LKA (Lembar Kerja belajar mengajar dan diharapkan dapat
Anak), buku tulis, papan tulis, dan memilih serta menggunakan metode
jarang menggunakan APE (Alat maupun media pembelajaran yang tepat
Permainan Edukatif) seperti kartu dalam setiap kegiatannya. Kegiatan
angka. Ketika menggunakan buku tulis, pembelajaran mengenal lambang
anak diminta untuk menuliskan angka bilangan di TK sebaiknya melalui
1, 2, 3, dan seterusnya di dalam kotak- kegiatan yang menarik, menyenangkan,
kotak besar yang terdapat pada buku bervariasi, dan kreatif, seperti melalui
itu. Misalnya, pada kotak baris pertama kegiatan bermain sambil belajar.
guru memberikan contoh menuliskan Kegiatan tersebut dapat melalui
angka 1. Selanjutnya anak diminta kegiatan bermain kartu angka. Dengan
untuk menuliskan angka 1 pada kotak kegiatan bermain kartu angka
baris ke dua dan seterusnya hingga diharapkan dapat mempermudah siswa
baris terakhir dalam lembar buku dalam mengenal lambang bilangan
tersebut. Dalam kegiatan ini, anak matematika secara sederhana. Kegiatan
terkadang merasa bosan. Sebab pembelajaran dengan bermain kartu
kegiatannya hanya menuliskan angka angka yang mempunyai variasi gambar,
yang sama hingga memenuhi buku. warna, dan disertai lambang bilangan
Selain itu anak menjadi kurang paham diharapkan dapat memberi stimulasi
apa makna dari angka-angka tersebut. bagi perkembangan kognitif dan dapat
Padahal angka/lambang bilangan meningkatkan kemampuan mengenal
merupakan simbol dari banyaknya lambang bilangan anak. Dari masalah
benda. yang dihadapi pada anak Kelompok A
Sebaiknya dalam mengenakan di TK DHARMA WANITA TUNGGA
konsep lambang bilangan kepada anak DEWI Desa Tanggulangin Kecamatan
TK Kelompok A (usia 4-5 tahun) Montong Kabupaten Tuban, maka
melalui kegiatan yang menyenangkan peneliti mempunyai keinginan untuk
dan bermakna. Sehingga anak tidak meningkatkan kemampuan mengenal

6
lambang bilangan. Peneliti akhirnya menurut Kuper dan Kuper (Desmita,
memilih kegiatan yang mampu untuk 2010: 103). Anak harus melalui
meningkatkan kemampuan mengenal beberapa tahapan dalam
lambang bilangan anak yaitu melalui perkembangan kognitifnya. Menurut
kegiatan bermain kartu angka. Melihat Piaget (dalam Yudha M. Saputra &
paparan di atas, maka penulis Rudyanto, 2010: 162), perilaku anak
mengambil judul “Upaya dapat dikategorikan ke dalam empat
Meningkatkan Kemampuan
tahap perkembangan kognitif, yaitu:
Mengenal Angka Melalui Media
sensorimotor (lahir s/d 2 tahun), pra
Kartu Angka Kelompok A di TK
operasional (2 s/d 7 tahun),
Dharma Wanita Tungga Dewi Desa
operasional konkret ( 7 s/d 11 tahun),
Tanggulangin Kecamatan Montong
dan operasional formal (11 s/d 12
Kabupaten Tuban.”
tahun). Anak TK pada Kelompok A
1. Identifikasi Masalah
yang berusia 4-5 tahun berada pada
Berdasarkan latar belakang masalah
tahap perkembangan kognitif pra
di atas, maka rumusan masalahnya
operasional.
adalah:
Menurut Piaget (dalam Slamet
Apakah melalui penggunaan media
Suyanto, 2011: 54), pada tahap pra
kartu angka dapat meningkatkan operasional ini anak mengenali
kemampuan mengenal angka pada beberapa simbol dan tanda termasuk
bahasa dan gambar. Penguasaan
Anak Usia Dini di TK Tungga Dewi
bahasa anak pada tahap ini sudah
Desa Tanggulangin Kecamatan sistematis dan anak mampu
Montong. melakukan permainan simbolis,
imitasi, serta mampu mengantisipasi
B. Kajian Pustaka
apa yang akan terjadi pada waktu
Perkembangan kognitif adalah mendatang. Ciri khas dari tahap ini
semua proses psikologis yang kurangnya kemampuan mengadakan
berkaitan dengan bagaimana individu konservasi pada anak, cara
berpikirnya memusat, serta
mempelajari dan memikirkan mengabaikan dimensi lainnya. Di
lingkungannya, kognisi adalah istilah samping itu cara berpikir pra
umum yang mencakup segenap operasional tidak dapat dibalik
(irreversible) dan terarah statis.
makna, penilaian, dan penalaran
Karakteristik lain dari pemikiran pra

7
operasional menurut Desmita (2010: yang berjumlah 11 siswa, terdiri dari
132) adalah pemusatan perhatian pada 5 siswa perempuan dan 6 siswa laki-
satu dimensi dan mengesampingkan laki. Dalam penelitian ini, siswa TK
semua dimensi yang lain. A diajak untuk mengerjakan dan
Karakteristik ini diistilahkan Piaget bermain menempel dan bernyanyi .
dengan centralization (pemusatan).
Pemusatan terlihat jelas pada anak Sumber data yang digunakan
yang kekurangan konservasi dalam penelitian ini adalah kartu
(conservation), yaitu kemampuan angka. Adapun yang menjadi data
untuk memahami sifat-sifat atau dari penilaian anak adalah
aspek -aspek tertentu dari suatu objek kreativitasnya.
atau stimulus tetap tidak berubah Dalam penelitian ini, teknik
ketika aspek -aspek lain mengalami pengumpulan data yang digunakan
perubahan. adalah metode tes kreativitas
Berdasarkan beberapa pendapat pemecahan masalah yang didalamnya
di atas dapat disimpulkan bahwa memungkinkan siswa menunjukkan
tahap perkembangan kognitif anak indikator kefasihan, fleksibilitas dan
TK pada Kelompok A berada pada kebaruan. Tes wawancara yang di
tahap pra operasional. Pada tahap pra gunakan untuk memperoleh informasi
operasional ini anak sudah tentang kreativitas pemecahan
mengetahui beberapa simbol dan masalah siswa dan angket respon
tanda. Cara berpikir anak pada tahap siswa yang berisi sejumlah
ini memusat pada satu dimensi saja. pertanyaan dalam bentuk tulisan. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini
C. Metode Penelitian adalah data tes kemampuan
Penelitian Tindakan Kelas ini kreativitas siswa. Selanjutnya data
dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus 1 tersebut dianalisis dengan pendekatan
membahas tentang anak yang kurang deskriptif kualitatif yaitu
mengerti angka , siklus 2 membahas menguraikan dengan kata-kata.
bagaimana cara mengatasi anak untuk
bisa mengenal angka lebih paham Kemampuan anak dalam mengenal
lagi. Masing-masing siklus mencakup lambang bilangan masih rendah.
empat tahapan, yaitu: perencanaan, Sebagian besar siswa masih melakukan
kesalahan dalam menyebutkan urutan
pelaksanaan, pengamatan, dan
bilangan 1-10. Anak masih terbalik
refleksi.
dalam menuliskan beberapa lambang
Subjek siswa kelas TK A bilangan. Anak masih melakukan
Dharma Wanita Tungga Dewi Desa kesalahan dalam menunjuk lambang
Tanggulangin Kecamatan Montong bilangan 1-10.
Kabupaten Tuban Tahun 2019/2020

8
Mengembangkan potensi anak pembelajaran dan tindakan kelas,
dalam mengenal angka dan sehingga pembelajaran dapat
merangsang kemampuan
dilakukan sesuai dengan sistematika
mengidentifikasi jumlah dan simbol
angka melalui media kartu angka. perencanaan. Selain itu perencanaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan yang dilakukan dapat dikategorikan
dapat memberikan kontribusi yang
“baik” karena sesuai dengan teori.
lebih baik bagi anak ataupun guru,
dalam meningkatkan serta Langkah-langkah pembelajaran
memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan kartu angka
berhitung, selain itu juga diharapkan
bergambar dalam meningkatkan
bagi peneliti lain dapat
mengembangkan penggunaan media kemampuan mengenal
atau pendekatan lain guna angka/bilangan pada anak usia dini di
meningkatkan mutu pembelajaran di TK Tungga Dewi Desa Tanggulangin
D. Hasil Peneliti dan Pembahasan sangat menunjang kegiatan
Perencanaan pembelajaran pembelajaran. Pengelolaan interaksi
menggunakan media kartu angka kelas, pemberian penilaian proses dan
bergambar dalam meningkatkan hasil belajar anak.
kemampuan mengenal
angka/bilangan pada anak usia dini di 5%
4%
TK Tungga Dewi Desa Tanggulangin 4%
3%
seperti : menentukan bahan pelajaran 3%
2%
dan merumuskan tujuan, pengelolaan 2%
dan pengorganisasian anak, 1%
1%
mengembangkan materi media (alat 0%
Rendah Sedang Tinggi
peraga) pembelajaran, merencanakan
skenario kegiatan, merencanakan Dari data yang tertera pada tabel di

pengelolaan kelas dan menyiapkan atas dapat dijelaskan bahwa anak-

alat penilaian dapat membantu anak yang belum berkembang

mengembangkan dan meningkatkan terdapat 5 orang anak (3%), anak-

tingkat kecerdasan anak. anak yang sudah mulai berkembang

Perencanaan yang dilakukan oleh ada 6 anak (4%), dan anak yang

peneliti dapat membantu pelaksanaan sudah berkembang atau sudah

9
mengenal angka ada 1 anak (2%). bilangan anak pada saat proses
Dari data ini juga dapat ditarik kegiatan pembelajaran.
kesimpulan bahwa perkembangan 1.      Membuat Rencana Kegiatan
anak dalam mengenal angka pada Harian (RKH)
siklus pertama belum mencapai 2.      Membuat Skenario
kriteria keberhasilan, karena 3.      Menyiapkan alat peraga berupa:
dikatakan berhasil apabila mencapai kartu angka, gambar bunga matahari
85%, sehingga perlu dilakukan beragam jumlah daun dan lambang
perbaikan menggunakan siklus kedua bilangan 1 – 10.
a. Perbaikan Pemblajaran siklus I Peningkatan kemampuan
Pada tahap perencanaan, peneliti mengenal angka dengan
dan guru menentukan tema dan sub mengggunakan mediakartu angka
tema pembelajaran. Peneliti dan guru pada anak usia dini di TK Tungga
merencanakan pembelajaran yang Dewi setelah dilaksanakan
tertuang pada RKH, menentukan pembelajaran yaitu dari 11 anak yang
indikator keberhasilan, menyusun ada di TK Tungga Dewi anak sudah
panduan pelaksanaan pembelajaran mengenal angka/bilangan atau  93%
dan monitoring penelitian tindakan dan hanya 2 anak yang mulai
kelas bagi guru kelas/kolaborator, berkembang atau  mengenal
serta mempersiapkan fasilitas dan angka/bilangan sebanyak 7%.
sarana prasarana untuk kegiatan b. Perbaikan Pemblajaran siklus 2
pembelajaran mengenal lambang Peneliti merencanakan
bilangan. Peneliti mempersiapkan pembelajaran untuk meningkatkan
kreativitas pemecahan masalah siswa
media pembelajaran berupa kartu
seperti apa yang direncanakan pada
angka, mempersiapkan kamera untuk siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan
mengambil foto/gambar anak maupun pada tahap perencanaan ini sebagai
berikut.
guru sebagai dokumentasi, dan
menyiapkan instrumen penilaian Membuat Rencana Kegiatan Harian
berupa lembar observasi (check list) (RKH)
untuk mencatat serta mengetahui 1.      Membuat Skenario
kemampuan mengenal lambang

10
2.      Menyiapkan alat peraga berupa: Berdasarkan hasil penelitian
Kartu Angka, Gambar bunga dan pembahasan, maka dapat ditarik
matahari beragam jumlah daun, kesimpulan bahwa kemampuan
Lambang bilangan 1 – 10 mengenal lambang bilangan pada
3.      Menyiapkan Papan Flanel anak KelompokA di TK Dharma
 Pelaksanaan Tindakan Wanita Tungga Dewi Desa
Kegiatan Pengembangan I Tanggulangin Kecamatan Montong
(Pembukaan) Kabupaten Tuban dapat ditingkatkan
melalui kegiatan bermain kartu angka.
1.      Berdo’a sebelum belajar
Peningkatan tersebut dapat dilihat
2.      Judul kegiatan menyanyi
dari adanya peningkatan persentase
bersama lagu “1, 2, 3, “
dari tahap Pra Tindakan dan setelah
3.      Penataan ruang diubah sehingga
dilakukan tindakan kelas. Hasil
terdapat area kosong untuk
observasi pada tahap Pra Tindakan
membentuk lingkaran.
menunjukkan bahwa tidak ada anak
Langkah – langkah perbaikan:
yang berkriteria berkembang sangat
1.      Guru menyanyikan baris demi baik atau mendapatkan persentase
baris 55,55%. Setelah adanya tindanyakan
Siklus II persentase kemampuan
2.      guru meminta anak
mengenal lambang bilangan anak
mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh
yang berkriteria berkembang sangat
guru.
baik meningkat menjadi 86,86%.
3.      guru menyanyikan lagu secara Langkah-langkah yang ditempuh
utuh dalam kegiatan bermain kartu angka
sehingga dapat meningkatkan
4.      Guru meminta anak menyanyi
kemampuan mengenal lambang
secara berkelompok
bilangan pada anak
adalah guru mempersiapkan alat
E. Penutup permainan edukatif berupa kartu
1. Kesimpulan angka dan mendemonstrasikan cara
bermainnya. Anak diminta untuk

11
bermain mengurutkan kartu angka anak yang sudah mengenal angka atau
terlebih dahulu. Guru meminta anak sudah berkembang ada 5 anak (5%)
untuk menulis lambang bilangan 1- dan  6 anak (4%) yang mulai
10. Selanjutnya guru meminta anak berkembang yang pada awalnya tidak
untuk menunjuk lambang bilangan 1- mengenal angka, sehingga dapat
10 dengan bilangannya pada kartu disimpulkan bahwa tidak perlu
angka. Kegiatan menghubungkan dilakukan perbaikan lagi dengan
lambang bilangan dengan benda- siklus berikutnya karena sudah
benda 1-10 dilakukan dengan cara mencapai kriteria keberhasilan yaitu
menghubungkan sejumlah benda- di atas 85%.
benda (permen, stik es krim, dan Dari kajian dan pengamatan yang
batang korek api) sesuai dengan sudah dilakukan oleh peneliti dalam
lambang bilangan pada kartu angka. kegiatan pembelajaran siklus 2,
Pemberian reward stick juga dapat 83 terjadi peningkatan pembelajaran
memberikan motivasi bagi anak yang pada guru umumnya dan khusus pada
kurang antusias dalam mengikuti siswa mengalami peningkatan dan
pembelajaran mengenal lambang memberikan hasil yang cukup
bilangan melalui kegiatan bermain memuaskan, hal ini dapat dilihat dari
kartu angka. persentase peningkatan kemampuan
6% anak Jadi, dapat dijelaskan bahwa
5% menggunakan media kartu angka
4%
dalam proses pembelajaran yang
3%
dilakukan di TK Tungga Dewi Desa
2%
Tanggulangin dapat meningkatkan
1%
kemampuan anak usia dini khususnya
0%
Rendah Sedang Tinggi dalam meningkatkan kemampuan
Dari data  yang tertera  pada tabel mengenal angka
di atas dapat dijelaskan bahwa setelah
dilakukan perbaikan dengan siklus 2. Saran
dua terdapat peningkatan pengetahuan
mengenal angka pada anak yaitu:

12
Berdasarkan kesimpulan dari hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian di atas, peneliti
memberikan saran sebagai berikut: Akbar, Sa’dun. (2010). PTK Filosofi,
Metodologi, Implementasi.
1. Bagi guru
Yogyakarta: CV Cipta Media
Kegiatan bermain kartu angka yang
bervariasi dapat dijadikan sebagai Anita Yus. (2005). Penilaian
Perkembangan Belajar Anak
alternatif dalam proses pembelajaran
Taman Kanak-kanak.
mengenal lambang bilangan karena Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
telah terbukti dapat meningkatkan
Direktorat Jenderal
kemampuan mengenal lambang Perguruan Tinggi Direktorat
Pembinaan Pendidikan
bilangan pada anak Kelompok A di
Tenaga Kependidikan dan
TK Dharma Wanita Tungga Dewi Ketenagaan Perguruan
Tinggi.
Desa Tanggulangin Kecamatan
Montong Kabupaten Tuban
Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan
2. Bagi peneliti selanjutnya dan Pengembangan Sumber
Belajar untuk Anak Usia
Kegiatan bermain kartu angka selain
Dini. Jakarta: Departemen
dapat mengembangkan aspek Pendidikan Nasional
Direktorat Jendera
perkembangan kognitif khususnya
Pendidikan Tinggi Direktorat
pada kemampuan mengenal lambang Pembinaan Pendidikan
TenagaKependidikan dan
bilangan anak, ternyata juga dapat
Ketenagaan Perguruan
mengembangkan kemampuan Tinggi.
mengenal bentuk, warna, serta
melatih daya ingat anak. Sehingga, Dali S. Naga. (1980). Berhitung
Sejarah Dan
dapat dijadikan alternatif bagi peneliti Pengembangannya . Jakarta:
lain untuk mengembangkan aspek PT Gramedia Departemen
Pendidikan Nasional. (2007).
perkembangan yang lainnya. Modul Pembuatan dan
Penggunaan APE (Alat
Permainan Edukatif) Anak
Usia 3-6 tahun . Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah.

13
Dera N. Fara. (2007). Pedoman Harun Rasyid, Mansyur, dan Suratno.
Pembuatan dan Pemanfaatan (2009). Asesmen
Alat Peraga di Taman Perkembangan Anak Usia Dini.
Kanak-kanak. Jakarta: Yogyakarta: Multi P ressindo.
Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Kamtini & Husni Wardi Tanjung.
Jenderal Manajemen (2005). Bermain Melalui
Pendidikan Dasar dan Gerak dan Lagu di Taman
Menengah Direktorat Kanak-kanak. Jakarta:
Pembinaan Taman Kanak- Departemen Pendidikan
kanak dan Sekolah Dasar. Nasional Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Direktorat
Sura M. Budi (2006). Pedoman Pembinaan Taman Kanak-
Pembelajaran di Taman kanak dan Sekolah Dasar.
Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pen di dikan
Nasional Direktorat Jenderal Kurikulum Taman Kanak-Kanak.
Manajemen Pendidikan Dasar (2010). Pedoman
dan Menengah Direktorat
Pembinaan Taman Kanak kanak Pengembangan Program
dan Sekolah Dasar. Pembelajaran Di Taman
Kanak-Kanak. .Jakarta:
Lia T. Fina.. (2003). Undang-undang
Kementrian Pendidikan
Republik Indonesia Nomor 20
Nasional Direktorat Jenderal
Tahun 2003
Manajemen Pendidikan Dasar
tentang Sistem Pendidikan
dan Menengah
Nasional. Jakarta: Departemen
Direktorat Pembinaan TK dan
Pendidikan Nasional Direktorat
SD.
Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan
M. Ramli. (2005). Pendampingan
Menengah
Perkembangan Anak Usia Dini.
Direktorat Pembinaan Taman
Jakarta: Departemen Pendidikan
Kanak-kanak dan Sekolah
Nasional Direktorat Jenderal
Dasar.
Perguruan Tinggi Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga
Desmita. (2007). Psikologi
Kependidikan dan Ketenagaan
Perkembangan. Bandung: PT Perguruan Tinggi.
Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai