PKP Karil - Tri Setyowati - Paud - Kelas A2 PDF
PKP Karil - Tri Setyowati - Paud - Kelas A2 PDF
Dosen Pembimbing:
Intan Maulida Qorry’ Aina, M.Pd
Disusun Oleh :
TRI SETYOWATI
NIM : 837403899
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
PROGRAM PENDIDIKAN DASAR S-1 PG PAUD
TAHUN 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KREATIVITAS PROFESIONAL
ii
LEMBAR PERNYATAAN
BEBAS PLAGIAT
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Tri Setyowati
NIM. 837403899
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Ambilah Kebaikan dari Apa yang Dikatakan, Jangan Melihat Siapa yang
Mengatakannya” -Nabi Muhammad SAW
PERSEMBAHAN
1. My Husband
2. My Parents
3. My Friends
iv
KATA PENGANTAR
Tri Setyowati
NIM. 837403899
v
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS
MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN BERBAGAI
MEDIA PADA KELOMPOK KB HIDAYATUN NAJAH KELURAHAN
LATSARI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN
Oleh
Tri Setyowati
NIM 837403899
muhasadja@gmail.com
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
D. Tujuan Masalah ........................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
vii
1. Pengertian Media Gunting ..................................................................... 17
2. Manfaat Kegiatan Mengguntig ............................................................... 19
3. Langkah – langkah Penggunaan Media Gunting ................................... 20
4. Langkah Pembelajaran Pengembangan Keterampilan Motorik Halus
melalui Kegiatan Menggunting .............................................................. 22
viii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus
Melalui Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media .................. 29
Tabel 2. Rubrik Penelitian Keterampilan Motorik Halus Anak ...................... 30
Tabel 3. Hasil Pra Tindakan Keterampilan Motorik Halus Melalui
Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media ............................... 35
Tabel 4. Hasil Pertemuan 1 Siklus I Keterampilan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media........ 40
Tabel 5. Hasil Pertemuan 2 Siklus I Keterampilan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media ....... 43
Tabel 6. Hasil Pertemuan 3 Siklus I Keterampilan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media ........ 46
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Pra Tindakan dan Hasil Siklus I
Keterampilan Motorik Halus melalui Kegiatan Menggunting
Dengan Berbagai Media .................................................................... 48
Tabel 8. Hasil Pertemuan 1 Siklus II Keterampilan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media........ 53
Tabel 9. Hasil Pertemuan 2 Siklus II Keterampilan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Menggunting dengan Berbagai Media....... 56
Tabel 10.Rekapitulasi Hasil Pra Tindakan, Siklus I dan
Siklus II Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Menggunting dengan Berbagai Media ............................................... 58
ix
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Model Penelitian Model Kemmis dan Mc.Taggart ....................... 25
Gambar 2. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pra Tindakan ................ 36
Gambar 3. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pertemuan 1 Siklus I ..... 41
Gambar 4. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pertemuan 2 Siklus I ..... 44
Gambar 5. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pertemuan 3 Siklus I ..... 47
Gambar 6. Histogram Peningkatan Keterampilan Motorik Halus
Pra Tindakan dan Siklus I .......................................................... 48
Gambar 7. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pertemuan 1
Siklus II ........................................................................................ 54
Gambar 8. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pertemuan 2
Siklus II ........................................................................................ 57
Gambar 9. Histogram Keterampilan Motorik Halus Pra Tindakan,
Siklus I dan Siklus II ................................................................... 58
x
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1 Biodata Peneliti........................................................................... 67
Lampiran 2 Rancangan Satu Siklus ............................................................... 70
Lampiran 3 Lembar Kerja Siklus 1 dan Siklus 2 ........................................... 108
Lampiran 4 Dokumentasi Siklus 1 dan Siklus 2 ............................................ 112
Lampiran 5 Jurnal Bimbingan ........................................................................ 114
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
bahasa, emosional, dan perilaku yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh anak, dan
ini dikenal dengan masa the golden age (Slamet Suyanto, 2005: 6). PAUD modern
tidak memperhatikan salah satu aspek secara parsial (bagian) melainkan pendidikan
secara menyeluruh terhadap komponen terkait pada diri anak. Pertumbuhan pada
masa ini perlu mendapat rangsangan untuk menerima informasi yang bermanfaat
bagi anak, serta mengembangkan sikap sosial emosional. Seiring dengan
pertumbuhan otak, maka pertumbuhan jasmani penting untuk diperhatikan.
Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan
motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Pada masa ini anak sudah memiliki
keterampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini
merupakan fase foundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa
datang. Untuk itu, kita harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya
perkembangan fisik dan motorik. Perkembangan motorik pada anak usia dini
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak. Anak yang
memiliki keterampilan motorik yang baik akan mudah mempelajari hal-hal baru
yang sangat bermanfaat dalam menjalani pendidikan. Penguasaan keterampilan
motorik juga dapat memacu anak untuk menekuni bidang tertentu sejak dini seperti
bermain musik, melukis, membuat kerajinan, membuat gambar desain, dan lain
sebagainya. Banyak sekali anak usia muda yang menonjol bakatnya karena
kemampuan motorik halus yang baik.
Husein dkk (Sumantri, 2005 :2) menguraikan bahwa pembinaan dan
pengembangan potensi anak bangsa dapat diupayakan melalui pembangunan di
berbagai bidang yang di dukung oleh atmosfer masyarakat belajar. Anak usia dini
mempunyai potensi yang demikian besar untuk mengoptimalkan segala aspek
perkembangannya, termasuk perkembangan motoriknya artinya perkembangan
keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan pengendali
gerak tubuh.
Anak usia dini yang berusia 2-5 tahun memiliki energi tinggi. Energi yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang diperlukan dalam
meningkatkan keterampilan fisik, baik yang berkaitan dengan keterampilan motorik
halus, seperti menggunting dan menempel, membentuk atau memanipulasi dari
tanah liat/lilin/adonan, menggambar, mewarnai, memotong, merangkai benda
2
dengan benang (meronce). Aktivitas keterampilan motorik halus anak PAUD
bertujuan untuk melatihkan keterampilan koordinasi motorik anak diantaranya
koordinasi antara tangan dan mata yang dapat dikembangkan melalui kegiatan
bermain (Sumantri, 2005: 145).
Proses perkembangan sensorik motorik pada PAUD seyogyanya mendapat
perhatian pendidik dengan benar. Guru sebagai salah satu kunci keberhasilan
pembelajaran di PAUD seyogyanya selalu mengupayakan agar pembelajaran
berlangsung sesuai kaidah-kaidah pembelajaran. Pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik jika guru mampu memerankan perannya sebagai pembaharu,
motivator, inovator dalam setiap langkah menjalankan tugasnya sebagai guru.
Berdasarkan pengamatan di KB Hidayatun Najah terhadap kegiatan
Pengembangan ditemukan adanya masalah anak-anak yang menunjukkan
keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya, yang ditandai dengan kurang
terampilnya anak dalam penggunaan media gunting, ketidak maksimalan ini
penyebabnya adalah pengelolaan kelas, yaitu penggunaan media, kurangnya
motivasi yang diberikan guru kepada anak dalam menumbuh kembangkan
kreativitas anak dalam meningkatkan keterampilan motorik halus, guru belum
menggunakan media lain yang lebih variatif dalam kegiatan menggunting sehingga
anak kurang tertarik dan mengakibatkan kurang optimalnya perkembangan motorik
halus.
Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik
halusnya terutama menggunting, yang ditandai dengan belum terampilnya anak
dalam menggunting. Dari 19 anak tercatat sebanyak 11 anak yang masih belum
tepat dalam menggunting sesuai garis atau belum mengikuti garis batas. Ada 6 anak
yang cara memegang guntingnya belum benar dengan menggunakan dua jarinya
saja sehingga hasil guntingannya kurang ada penekanan dan kertas yang digunting
sulit untuk diguntingnya. Ada 5 anak yang cepat selesai mengguntingnya sehingga
hasilnya masih kurang rapi dan asal-asalan, akan tetapi ada 8 anak yang
mengerjakannya dengan mampu dan terampil sehingga hasilnya sesuai harapan.
Kasus di atas menyebutkan bahwa anak kelompok KB mengalami kesulitan dalam
pengembangan motorik halus, dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
pengembangan keterampilan anak usia dini seringkali terabaikan atau dilupakan
3
oleh orang tua, pembimbing atau bahkan guru sendiri. Faktor penyebab yang lain
yaitu lemahnya koordinasi mata dan otot-otot tangan.
Gunting sebagai salah satu benda tajam yang sering ditemukan pada anak-
anak, baik dirumah maupun disekolah. Aktivitas yang dilakukan anak-anak, dengan
menggunakan gunting, itu sebenarnya gejala awal yang positif dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak, semestinya mendapat respon dari guru dan orang
tua. Gejala tersebut merupakan modal dasar awal yang baik bagi suatu proses
belajar, karena belajar hakekatnya adalah proses aktivitas yang terencana dan sadar
tujuan. Namun demikian kenyataannya, guru dan orang tua justru melarang murid
dan anak-anak mereka memegang dan menggunakan gunting tanpa menjelaskan
kepada anak. Sikap kekhawatiran guru dan orang tua yang takut anaknya terluka
karena gunting. Sikap seperti itu bukan hanya tidak bijaksana tetapi juga dapat
mematikan potensi positif dalam diri anak. Dalam hal ini anak dapat diarahkan pada
perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik adalah proses seorang anak
belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh
Berdasarkan deskripsi di atas diperlukan adanya kegiatan pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Salah satu kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak yaitu
kegiatan menggunting dengan berbagai media. Kegiatan menggunting bertujuan
untuk melatih koordinasi mata dan otot-otot tangan serta konsentrasi. Keterampilan
menggunting bisa menjadi tahap persiapan awal anak menulis terutama saat
memegang pensil. Kegiatan menggunting salah satu stimulus yang dapat
dikembangkan oleh pendidik dalam mengembangkan motorik anak terutama
motorik halus anak. Anak akan mampu mengkoordinasi indra mata dan aktivitas
tangan melalui kegiatan menggunting.
Peneliti menggunakan berbagai media dalam kegiatan menggunting, karena
dengan berbagai media dapat melatih anak mulai dari tahap menggunting awal
sampai sulit. Anak dapat menyesuaikan ketebalan media yang digunakan maupun
bahan yang digunakan mulai dari tingkat kesulitan yang temudah sampai tahap
menggunting akhir dengan berbagai media tersebut. Selain itu dengan berbagai
media yang gunakan dalam kegiatan menggunting menjadikan pembelajaran lebih
4
bervariasi sehingga diharapkan anak lebih aktif dan menarik minat anak dalam
mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis bermaksud akan
mengadakan suatu penelitian ini dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Dengan
Berbagai Media Pada Kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan Latsari
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban”.
B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang tersebut diatas dapat diidentifikasi permasalahannya,
yaitu sebagai berikut:
1) Anak kurang tertarik pada saat pembelajaran menggunting
2) Pada saat proses pembelajaran berlangsung anak-anak menunjukkan
keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya
3) Media yang digunakan guru kurang menarik minat anak
4) Bentuk pola yang kurang tepat
5) Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat
6) Kurangnya pemberian motivasi yang dilakukan guru
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting pola pada kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan Latsari
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban?
2. Bagaimana penggunaan media yang tepat dengan membuat bentuk pola yang
sesuai untuk anak KB?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting dengan
5
berbagai media pada kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan Latsari Kecamatan
Tuban Kabupaten Tuban.
E. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Secara Teoritis :
1) Penelitian ini senantiasa menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran pada jenjang
PAUD.
2) Penelitian ini senantiasa menjadi wahana untuk menerapkan kemampuan
penelitian ilmiah dalam mengkaji permasalahan di bidang pendidikan pada
jenjang PAUD.
b) Manfaat Secara Praktis :
1) Bagi Guru
1. Untuk meningkatkan kemampuan dalam pemilihan metode
pembelajaran yang efektif bagi pembelajaran di tingkat PAUD.
2. Menambah pengetahuan dalam menggunakan variasi metode
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan motorik halus.
3. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran yang bervariasi.
2) Bagi Siswa
1. Senantiasa membangkitkan motivasi serta meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa di tingkat PAUD.
2. Memperoleh pengalaman langsung mengenai menggunting dengan
berbagai media.
3) Bagi Lembaga
1. Senantiasa menjadi masukan yang baik dalam pengambilan kebijakan
khususnya dalam kebijakan pengadaan media pembelajaran di tingkat
PAUD.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
mengontrol dalam mencapai pelaksanaan keterampilan. Contoh keterampilan yang
dimiliki anak usia 4 sampai 5 tahun yaitu menulis, menggambar, menggunting,
membentuk, mengancingkan baju, memanipulasi, menjiplak bentuk.
8
mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata, (c) Sebagai
alat untuk melatih penguasaan emosi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
keterampilan motorik halus erat kaitanya dengan keterampilan hidup anak untuk
memposisikan diri pada kehidupannya yang lebih baik serta mendukung aspek
pengembangan lainnya seperti aspek pengembangan kognitif, aspek pengembangan
bahasa, dan aspek pengembangan sosial.
9
liat/lilin/adonan, mewarnai, menempel, menggunting, memotong, merangkai
benda dengan benang (meronce).
e. Secara khusus tujuan keterampilan motorik halus anak usia (4-6 tahun) adalah
anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya
terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk
pengenalan menulis.
Melihat berbagai acuan para ahli tentang manfaat motorik halus, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan keterampilan motorik halus pada penelitian ini di
antaranya adalah:
a. Dengan anak mampu mengembangkan keterampilan motorik halus jari tanganya
ke arah yang lebih baik, diharapkan anak akan lebih siap dalam hal menulis.
b. Anak diharapkan mampu mengembangkan keterampilan motorik halus
khususnya jari tangan dengan optimal kearah yang lebih baik.
c. Diharapkan anak akan lebih mandiri dalam aktivitas kehidupannya dan dapat
menyesuaikan lingkungan dengan baik.
10
situasi yang menyenangkan. Menggunakan pendekatan bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan obyek-obyek yang dekat denganya
sehingga diharapkan kegiatan akan lebih bermakna.
Aktifitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan
yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak untuk berfikir
kritis, dan menemukan hal-hal baru. Lingkungan harus diciptakan sedemikian
menarik, sehingga anak akan betah. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan
keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus senantiasa
disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain dan tidak menghalangi
interaksi dengan pendidik atau dengan temannya. Jika kegiatan yang dilakukan
memanfaatkan tema, maka pemilihan tema hendaknya disesuaikan dari hal-hak
yang paling dekat dengan anak, sederhana, dan menarik minat anak. Penggunaan
tema dimaksudkan agar anak mampu mengenali berbagai konsep secara mudah dan
jelas.
Proses pembelajaran perlu diarahkan untuk mengembangkan keterampilan
hidup. Pengembangan keterampilan hidup didasarkan dua tujuan yaitu: (1)
memiliki kemampuan untuk menolong diri sndiri (self help), disiplin, dan
sosialisasi, (2) memilki bekal keterampilan dasar untuk melanjutkan pada jenjang
selanjutnya. Kegiatan pengembangan hendaknya dirancang dengan menggunakan
model pembelajaran terpadu dan beranjak dari tema yang menarik minat anak
(center of interest). Kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak
yaitu: (1) anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi
serta merasakan aman dan tentram secara psikologi, (2) Siklus belajar anak selalu
berulang, (3) anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-
anak lain. (4) minat anak keingintahuannya memotivasi belajarnya, (5)
Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individual.
11
1. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari
kemampuan gerak halus anak bayi.
2. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah
mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung
sempurna.
3. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan,
lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.
4. Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan
jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil.
Hal lain di kemukakan oleh Caughlin (Sumantri, 2005: 104) mengemukakan
ciri-ciri keterampilan motorik halus berdasarkan kronologi usia:
1. Keterampilan Motorik Halus Umur 4 Tahun
a. Membangun menara setinggi 11 kotak.
b. Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dan gambar tersebut
dapat dikenali orang lain.
c. Mempergunakan gerakan-gerakan jemari dalam permainan jemari.
d. Menjiplak gambar kotak.
e. Menulis beberapa huruf.
f. Memotong sederhana.
2. Keterampilan Motorik Halus Umur 5 Tahun
a. Membangun menara setinggi 12 kotak.
b. Menggambar orang beserta rambut dan hidung.
c. Mewarnai dengan garis-garis.
d. Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari.
e. Menulis nama depan.
f. Menjiplak persegi panjang dan segitiga.
g. Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Menurut Yudha M. Saputra & Rudyanto (2005: 120-121) mengemukakan ciri-
ciri keterampilan motorik halus yaitu:
1) Keterampilan Motorik Halus Umur > 3-4 Tahun
a. Meremas kertas.
b. Memakai dan membuka pakaian dan sepatu sendiri.
12
c. Menggambar garis lingkaran dan garis silang (garis tegak dan datar).
d. Menyusun menara empat sampai tujuh balok.
2) Keterampilan Motorik Halus Anak Usia > 4-5 Tahun
a. Menempel.
b. Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar).
c. Menjahit sederhana.
d. Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai dengan rapi).
e. Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, stempel).
f. Mengancingkan kancing baju.
g. Memotong bentuk-bentuk sederhana.
h. Menggambar dengan gerakan naik turun barsambung (seperti, gunung atau
bukit).
i. Menarik garis lurus lengkung, dan miring.
j. Melipat kertas.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri keterampilan
motorik halus anak usia 4-5 Tahun di antaranya memotong bentuk-bentuk
sederhana.
13
(stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat
diukur (Asri Budiningsih, 2004: 20).
Teori behavioristik mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah
laku. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respon. bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka
respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative
reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan (Asri Budiningsih, 2004: 21).
Teori belajar behavioristik menurut Skinner (Asri Budiningsih, 2004: 23)
mengemukakan hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi
dalam lingkungannya yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku.
Pada dasarnya stimulus – stimulus yang diberikan kepada seseorang atau anak akan
saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan
mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. Demikian juga dengan respon
yang dimunculkan inipun akan mempunyai konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang pada gilirannya akan mempengaruhi atau
menjadi pertimbangan munculnya perilaku.
Memahami tingkah laku seseorang secara benar perlu terlebih dahulu
memahami hubungan antara stimulus satu dengan lainnya, serta memahami respon
yang mungkin dimunculkan dan berbagi konsekuensi yang mungkin akan timbul
sebagai akibat dari respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan
menggunakan perubahan- perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan
tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab, setiap alat yang
digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya (Asri Budiningsih, 2004: 24).
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori
behavioristik yang dikemukakan oleh Siciati dan Prasetya Irawan (2001) (Asri
Budiningsih, 2004: 29) dapat digunakan dalam merancang pembelajaran.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi
pengetahuan awal (entry behavior) siswa.
14
3. Menentukan materi pelajaran.
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok
bahasan, sub pokok bahasan, topik dan sebagainya.
5. Menyajikan materi pelajaran.
6. Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis,
tes, latihan, atau tugas-tugas.
7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa.
8. Memberikan penguatan atau reinforcement (mungkin penguatan positif
ataupun negatif) ataupun hukuman.
9. Memberikan stimulus baru.
10. Mengamati dan mengakaji respon yang diberikan siswa.
11. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.
12. Evaluasi
13. Hasil belajar.
15
dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi
yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah
yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol
semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Secara simultan dan
berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat yang
mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik
berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan
unsur utama dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan
dan permainan yang mereka lakukan.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik
kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Seperti meloncat,
memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri dengan satu kaki dan
sebagainya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-
bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang
tepat.Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usiaPAUD, antara lain adalah anak
mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, menggunting dan
sebagainya.
Pengembangan motorik pada anak PAUD adalah merupakan proses
memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam
mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan
dan mata.Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak
belajar berkreasi dan berimajinasi.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas, menganyam
kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan
16
pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga
memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujiono, 2007:
1.14).
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak PAUD sudah barang
tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan
perannya sebagai guru PAUD sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara
optimal.Sehingga melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan
menggunting anak.
Pengertian Media
1. Heinich dkk, (1993) media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara.
2. Briggs, (1977) media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi
pembelajaran, seperti buku, film, video, slide.
3. Schramm, (1977) media diartikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi perangkat kerasnya.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar kepenerima pesan belajar (siswa).
Hasil penelitian dari British Audio-Visual Association menghasilkan temuan
bahwa rata-rata jumlah informasi yang diterima indra adalah :
75 % melalui indra penglihatan
13 % melalui indra pendengaran
6 % melalui indra sentuhan dan perabaan
1 % melalui indra pemciuman dan lidah
17
bentuk hiasan dan gambar dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat
pemotong. Sumantri (2005: 152) mengemukakan bahwa menggunting adalah
memotong berbagai aneka kertas atau bahan-bahan lain dengan mengikuti alur,
garis atau bentuk-bentuk tertentu merupakan salah satu kegiatan yang
mengembangkan motorik halus anak. Koordinasi mata dan tangan dapat
berkembang melalui kegiatan menggunting. Saat menggunting jari jemari anak
akan bergerak mengikuti pola bentuk yang digunting.
Suratno (2005: 126) menyatakan bahwa kegiatan menggunting
membutuhkan keterampilan menggerakkan otot-otot tangan dan jari-jari untuk
berkoordinasi dalam menggunting sehingga bisa memotong kertas, kain atau yang
lain sesuai yang diinginkan; seperti menggunting yang berpola, menggunting dan
melipat untuk membentuk gambar, membentuk pola ataupun yang lain.
Jamaris (Sumantri, 2005: 181) mengemukakan bahwa anak yang
mengalami kesulitan belajar gerak motorik adalah lemahnya koordinasi gerak
visual motorik yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi
antara gerak visual (pandangan mata) dan motorik (gerakan tangan, gerakan jari
tangan atau kaki) secara serempak dan terarah pada satu tujuan seperti yang
dilakukan pada waktu memasukkan benang ke dalam lobang jarum atau pada waktu
mewarnai gambar atau menggunting kertas.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menggunting salah satu stimulus yang dapat dikembangkan oleh pendidik dalam
mengembangkan motorik anak terutama motorik halus anak. Anak akan mampu
mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan melalui kegiatan menggunting.
Pada usia 4- 6 tahun anak sangat memerlukan stimulus yang mengembangkan
segala aspek perkembangan usianya baik motorik, kognitif, nilai agama dan moral,
bahasa, seni, serta sosial emosional anak. Semua aspek tersebut sangat penting
dikembangkan melalui berbagai stimulus seperti berupa permainan yang
menyenangkan. Kegiatan menggunting dalam penelitian ini yaitu menggunting
gambar sesuai pola dengan berbagai media. Media yang digunakan dalam kegiatan
mengggunting adalah kertas,spon ati, kardus dan kain flanel.
18
2. Manfaat Kegiatan Menggunting
Sumantri (2005: 157) mengemukakan manfaat kegiatan menggunting
untuk mengembangkan keterampilan, melatih koordinasi tangan dan mata, dan
konsentrasi yang merupakan persiapan awal atau pengenalan kegiatan menulis.
Kegiatan menggunting sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan
anak dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jari-jari anak.
Suratno (2005: 127) menyatakan bahwa kegiatan menggunting dapat
melatih otot tangan dan jari anak serta melatih konsentrasi anak. Selain ada banyak
manfaat yang akan didapat anak dari kegiatan menggunting diantaranya:( a)
Melatih motorik halus, (b) Melatih koordinasi tangan, mata, dan konsentrasi, (c)
meningkatkan kepercayaan diri, (d) lancar menulis, (e) ungkapan ekspresi, (f)
mengasah kognitif.
Menggerak-gerakkan gunting, mengikuti alur guntingan kertas merupakan
kegiatan yang efektif untuk mengasah kemampuan motorik halus anak. Begitu juga
dengan kegiatan menempel. Membuka perekat lalu menempelkan ditempat yang
sudah ditentukan membuat jari jemari anak jadi lebih terlatih. Semua ini bermanfaat
untuk merangsang pertumbuhan otak yang lebih maksimal mengingat di usia ini
merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat pesat.
Ketika anak berhasil menggunting dan menempel, dia akan melihat
hasilnya. Hal ini merupakan suatu reward positif yang akan meningkatkan
kepercayaan dirinya untuk melakukan kegiatan itu kembali. Gerakan-gerakan halus
yang dilakukan saat latihan menggunting dan menempel kelak akan membantu
anak lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang sangat kaku memegang
pensil dan yang tulisannya tidak beraturan, bisa jadi akibat kemampuan motorik
halusnya tidak dilatih dengan baik sewaktu kecil. Menggunting dan menempel
dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan ekspresi dan kreativitas anak.
Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menggunting dan menempel akan
menstimulus kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin
terasah.
19
3. Langkah-langkah Penggunaan Media Gunting
Kegiatan menggunting merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi anak-
anak. Menggunting membutuhkan langkah kerja yang memudahkan anak untuk
melakukannya. Secara umum prosedur kerja menggunting menurut Sumanto
(2005: 109) adalah sebagai berikut: (a) tahap persiapan, (b) tahap pelaksanaan, (c)
tahap penyelesaian.
Tahap persiapan, dimulai dengan menentukan bentuk, ukuran dan warna kertas
yang digunakan. Juga dipersiapkan bahan pembantu dan alat yang diperlukan sesuai
model yang akan dibuat. Menentukan bentuk, ukuran, dan warna kertas yang
digunakan dalam menggunting mempengaruhi tingkat kemudahan anak dalam
melakukan menggunting. Warna kertas yang digunakan dalam menggunting
memiliki warna yang menarik anak.
Tahap pelaksanaan, yaitu melakukan pemotongan kertas tahap demi tahap
sesuai gambar pola (gambar kerja) dengan rapi sampai selesai baik secara langsung
atau tidak langsung. Menggunting secara langsung yaitu menggunting lembaran
kertas dengan alat gunting sesuai bentuk yang dibuat. Cara menggunting tidak
langsung yaitu menggunting dengan melalui atau tahapan melipat terlebih dahulu
pada lembaran kertas, baru dilakukan pengguntingan sesuai bentuk yang dibuat.
Sedangkan, tahap penyelesaian, yaitu menempelkan hasil guntingan diatas bidang
gambar. Hasil kegiatan menggunting anak ditempel pada buku hasil karya anak
yang nantinya dapat ditunjukkan hasil karya mereka di depan kelas.
Kegiatan menggunting berdasarkan cara pembuatannya menurut Sumanto
(2005: 111) dapat dibedakan yaitu menggunting secara langsung dan menggunting
secara tidak langsung. Cara langsung yaitu menggunting lembaran kertas dengan
alat gunting sesuai bentuk yang dibuat. Cara tidak langsung yaitu menggunting
dengan melalui atau tahapan melipat terlebih dahulu pada lembaran kertas, baru
dilakukan pengguntingan sesuai bentuk yang dibuat. Menggunting secara tidak
langsung ini biasanya disebut teknik M3 (melipat, menggunting dan menempel).
Berikut ini jenis menggunting secara langsung dan tidak langsung di antaranya:
20
a. Menggunting lurus secara langsung.
Pola
Model rumah
21
d. Menggunting lengkung secara tidak langsung.
1) Lipatan setengah, kertas dilipat ditengah kemudian digunting melengkung
mengikuti pola.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Hopkins dalam Sudikin (2002:16) PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif
oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas, memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran
yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Aqib (2006:12) Penelitian Tindakan
Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,
dan terjadi dalam sebuah kelas. Berdasarkan pendapat-pendapat diantaranya dapat
disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian tindakan untuk memecahkan
permasalahan dalam kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Adapun tujuan
penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran di kelas secara berkesinambungan (Aqib, 2006: 18).
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Mc. Taggart yang menggunakan system spiral refleksi, yang dimulai
dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali atau
revisi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana, hasil yang diinginkan dapat
dicapai. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan guru sebagai peneliti,
penanggungjawab penelitian tindakan ini adalah guru. Tujuan utama penelitian
tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas,
dimana guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan oleh guru sendiri.
Jika dalam penelitian, peneliti melibatkan pihak lain maka peranannya tidak
dominan, keterlibatan pihak lain hanya bersifat konsultatif, untuk mencari
permasalahan-permasalahan pembelajaran yang akan dipecahkan melalui
penelitian tindakan oleh guru sebagai peneliti.
23
B. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Perbaikan kemampuan motorik halus anak di kelompok KB Hidayatun
Najah Kelurahan Latsari Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban
Tahun 2019/2020 dengan media gunting. Seberapa besar kontribusi yang diberikan
dengan media ini, sehingga akan tercapai kegiatan belajar yang menyenangkan dan
menarik bagi anak.
Nama Lokasi : KB Hidayatun Najah
Kelompok : KB
Tema / Sub Tema : Siklus I Lingkungan / Rumahku
Siklus II Diri Sendiri/ Anggota Tubuh (Kepala)
Waktu : Siklus I
Pertemuan 1 : Senin,12 Oktober 2020
Pertemuan 2 : Selasa,13 Oktober 2020
Pertemuan 3 : Rabu,14 Oktober 2020
Siklus II
Pertemuan 1 : Senin, 19 Oktober 2020
Pertemuan 2 : Rabu, 21 Oktober 2020
24
5. Aisyah Kayra Khansa Murdiyanto (Pi)
6. Nadhifa Maulida Kholila (Pi)
7. Ahmad Mifzal Pratama (Pa)
8. Embun Alifya Althafunnisa' (Pi)
9. Nyararya Bima Menggala (Pa)
10. Keyna Aisyah Putri Hariadi (Pi)
11. Shakila Elvina Putri (Pi)
12. Muhammad Adzani Assaka Wijaya (Pa)
13. Adeeva Afsheen Myesha (Pi)
14. Fathma Maliha Fauzia (Pi)
15. Alesha Kirana Bilqis (Pi)
16. Arkhatharizz Alkhalifi Achmad (Pa)
17. Secyllia Nur Jailani Az-Zahra (Pi)
18. Ahmad Faiz Nurus Salim (Pa)
19. Sahila Syadid Sahputra (Pa)
C. Prosedur Penelitian
Model penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari
Kemmis dan Mc Taggart sebagaimana dikutip Sujati (2000: 23), yang dalam
kegiatan menggunakan siklus sistem spiral. Masing-masing siklus terdiri dari empat
komponen pokok yaitu perencanaan, perlakuan atau tindakan, pengamatan dan
refleksi. Keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
berkelanjutan seperti pada gambar berikut:
25
Berdasarkan prosedur penelitian di atas, maka tindakan penelitian kelas
untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak dimulai dari perencanaan,
perlakuan dan pengamatan, dilanjutkan dengan refleksi. Setelah melalui refleksi
dan mendapatkan data mengenai keterampilan motorik halus anak yang dirasa
masih belum maksimal, maka untuk memaksimalkan peningkatan keterampilan
motorik halus anak tersebut dilakukan tindakan pada siklus selanjutnya.
Sesuai dengan desain penelitian di atas maka empat komponen di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak
yang mengamati proses jalannya tindakan. Dengan demikian penelitian yang baik
adalah apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Pada penelitian ini pihak yang
melakukan tindakan dan melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
tindakan adalah guru kelas (peneliti). Penelitian ini dilakukan di kelompok KB
Hidayatun Najah Kelurahan Latsari Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban yang akan
ditingkatkan keterampilan motorik halusnya melalui kegiatan menggunting dengan
berbagai media.
Sebagai tahap persiapan awal, peneliti mengadakan observasi mengenai
keadaan sekolah secara umum, sarana prasarana pendukung, proses pembelajaran,
aktivitas anak selama pembelajaran, dan kegiatan proses pembelajaran. Hasil
observasi digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti. Peneliti membuat rencana atau rancangan tindakan yang akan diberikan
pada anak yaitu: tema, permasalahan, media, strategi pembelajaran, aktivitas anak,
hal-hal yang akan diobservasi dan evaluasi kegiatan. Persiapan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memuat serangkaian
kegiatan pembelajaran. Menentukan tema, sub tema, indikator, dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai keterampilan
motorik halus anak.
26
c. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan berupa foto.
d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan dengan mengunakan prosedur perencanaan yang
telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru (peneliti)
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat. Guru (peneliti)
mengamati keterlibatan anak dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan
keterampilan motorik halus anak.
3. Observasi atau pengamatan
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk
melihat secara langsung bagaimana keterampilan motorik halus anak saat proses
pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir tiap siklus dan berdasarkan refleksi inilah
dapat diketahui apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan
peneliti serta untuk mengetahui apakah diperlukan atau tidaknya siklus selanjutnya.
Data yang telah diperoleh pada lembar instrumen observasi dianalisis kemudian
peneliti melakukan refleksi terhadap hasil observasi yang bertujuan untuk
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi serta segala hal yang berkaitan
dengan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini juga bertujuan untuk menyusun
rencana tindakan perbaikan untuk siklus selanjutnya apabila diperlukan.
27
Metode observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan adalah
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera (Arikunto, 2010:199).
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara menurut Arikunto (2010:200)
yaitu:
1. Observasi non sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan
tidak menggunakan instrumen pengamatan.
2. Observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Pengumpulan data pada penelitian ini digunakan pengamatan atau observasi
sistimatis yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman lembar
observasi sebagai instrumen, pengamatan.
Lembar observasi yang digunakan ada 3 jenis, yaitu:
1. Lembar observasi aktivitas guru.
Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan dan kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
2. Lembar observasi aktivitas anak.
Lembar observasi aktivitas anak digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan dan kelemahan dalam kegiatan menggunting dan menempel.
3. Lembar observasi kemampuan motorik halus anak.
Lembar observasi kemampuan motorik halus anak digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan dan kelemahan dalam kemampuan motorik halus anak.
Masing-masing lembar observasi aktivitas keseluruhan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan dalam proses pembelajaran.
28
motorik halus. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah lembar instrumen observasi.
Adapun lembar instrumen observasi yang digunakan adalah sebagai Berikut:
29
Tabel 2 : Rubrik Penilaian Keterampilan Motorik Halus Anak
Aspek
No. yang Deskripsi Skor Keterangan
Diamati
Ketepatan Anak dapat 3 Jika anak dapat menggunting sesuai
menggunting pola dengan tepat yang diminta guru.
sesuai pola
dengan tepat
Anak dapat 2 Jika anak dapat menggunting tetapi
menggunting, belum sesuai dengan pola yang diminta
tetapi belum guru, serta masih menggunting dengan
sesuai pola bimbingan guru.
Anak belum 1 Jika anak belum dapat menggunting
dapat sesuai pola yang diminta guru
menggunting sertamasih menggunting dengan
bimbingan guru.
Kerapian Anak mampu 3 Jika anak mampu menggunting sesuai
menggunting pola dengan rapi yang diminta guru.
sesuai pola
dengan rapi.
Anak dapat 2 Jika anak dapat menggunting tetapi
menggunting belum rapi sesuai pola yang diminta
tetapi belum guru, serta masih menggunting dengan
rapi bimbingan guru.
Anak kurang 1 Jika anak kurang rapi dalam
rapi dalam menggunting sesuai pola yang diminta
menggunting. guru serta masih menggunting dengan
bimbingan guru.
30
F. Teknik Analisis Data
Setelah itu analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data mentah
menjadi data yang lebih bermakna (Arikunto, 2010:54). Dalam memperoleh data
untuk mengetahui indikator kemampuan motorik halus anak digunakan tanda *
(bintang) pada lembar observasi, dengan ketentuan tanda *1 diberikan kepada anak
yang tidak menyelesaikan tugas atau tidak memberikan respon, *2 bagi anak yang
menyelesaikan tugas atau memberi respon dengan bantuan guru, *3 bagi anak yang
dapat menyelesaikan tugas tanpa bantuan.
Analisis kemampuan menggunting dan menempel digunakan untuk
menghitung kompetensi bidang pengembangan motorik halus anak. Anak
dikatakan memiliki kompetensi pada pengembangan motorik halus bila telah
mencapai *3, dan suatu kelas dikatakan tuntas jika mencapai minimal 80% dan
maximal 100%.
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini
digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus
selanjutnya, juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan
pembelajaran, bahkan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
metode pembelajaran yang tepat.
Untuk mengetahui keberhasilan dalam menganalisis data, digunakan kriteria
keberhasilan pada lembar observasi sebagai berikut.
*1 = 0– 65%
*2 = 66 – 79%
*3 = 80 – 100%
Jika kriteria keberhasilan pada lembar observasi guru, lembar observasi
anak, dan lembar observasi kemampuan motorik halus anak sudah mencapai skor
80 % – 100 % maka siklus I tetap akan dilanjutkan pada siklus II. Siklus II ini
dilaksanakan dengan tujuan memantapkan hasil penelitian pada siklus I. Jika pada
siklus I tidak mencapai kriteria yang diharapkan maka penelitian ini berlanjut pada
siklus II.
31
G. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya
keterampilan motorik halus anak. Peningkatan keterampilan motorik halus anak
dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase setiap aspek keterampilan
motorik halus anak yang diamati yaitu apabila 85% (17 anak) dari jumlah anak (19
anak) memperlihatkan indikator dalam persentase baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil kegiatan pembelajaran yang tersusun dalam lembar observasi kegiatan.
Keberhasilan tindakan dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil kegiatan
dari setiap siklus yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian
berlangsung.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33
meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Proses pembelajaran yang ada di
KB Hidayatun Najah berdasarkan hasil pengamatan yang dilakakukan peneliti ini
sebenarnya sudah baik, namun aktivitas pembelajaran motorik halus, khususnya
dalam kegiatan menggunting hanya berkisar pada kegiatan menggunting sesuai
pola di majalah. Guru belum menggunakan media lain yang lebih variatif dalam
kegiatan menggunting sehingga anak kurang antusias dan mengakibatkan kurang
optimalnya perkembangan motorik halus. Dengan adanya proses belajar yang sperti
ini, maka anak kurang menguasai materi yang diajarkan oleh guru, terutama dalam
pembelajaran motorik halus. Pembelajaran yang digunakan selama ini ternyata
belum berhasil meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
Dalam rangka untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak, maka
peneliti menggunakan berbagai media dalam kegiatan menggunting untuk
meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Kegiatan menggunting dimulai
dari tahap menggunting awal sampai sulit dengan media yang memudahkan anak.
Selain itu dengan berbagai media yang digunakan dalam kegiatan menggunting
menjadikan pembelajaran lebih bervariasi sehingga anak lebih aktif dan menarik
minat anak dalam mengikuti pembelajaran.
34
cara menggunting mulai dari memegang gunting dan menggerakkan tangan anak
untuk mengikuti pola gambar wortel.
Anak masih sangat memerlukan adanya bimbingan dan stimulus agar anak
memiliki keterampilan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan
gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan
dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar, mampu
mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan dapat dikembangkan melalui
kegiatan menggunting dengan berbagai media. Hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 05 Oktober 2020 dapat dilihat bahwa hasil dari kemampuan awal dengan
menggunakan instrumen observasi diperoleh data sebagai berikut:
35
Persentase Nilai 49.1% 45.6%
Rata-rata 47.3%
20
18
16
Jumlah Anak
14
12
10
8 Ketepatan
6 Kerapian
4
2
0
Bisa Kurang Belum
Ketrampilan Motorik Halus
36
B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dengan tahapan
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan siklus I tanggal 12, 13 dan
14 Oktober 2020, siklus II tanggal 19, dan 21 Oktober 2020. Berikut gambaran
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan
Adapun tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menentukan Tema Pembelajaran.
Tema pembelajaran yang digunakan dalam siklus I ditentukan oleh peneliti
dan guru kelas, tema pada siklus I yaitu Lingkungan, dengan sub tema Rumahku.
2) Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran yang Dicantumkan Dalam Rencana
Kegitan Harian (RKH).
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dicantumkan dalam sebuah
Rencana Kegiatan Harian disusun oleh peneliti dengan berkolaborasi atau bekerja
sama dengan guru kelas. Setelah didiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran,
maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan menggunakan
berbagai media dalam hal ini media kertas dan spon ati. Selain mendiskusikan
pelaksanaan kegiatan menggunting dengan berbagai media, peneliti dan guru kelas
juga berdiskusi mengenai kegiatan lain baik dalam kegiatan awal maupun akhir
yang akan dilaksanakan tujuannya agar pembelajaran menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan aspek perkembangan lain.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut tercantum dalam Rencana Kegiatan Harian
(RKH).
3) Mempersiapkan Instrumen Penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
yang akan digunakan untuk mencatat perkembangan keterampilan motorik halus
melalui kegiatan menggunting dengan berbagai media.
4) Menyiapkan Media yang Akan Digunakan.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti juga menyiapkan media yang
akan digunakan. Dalam hal ini, media yang disiapkan adalah kertas dan spon ati
dengan pola gambar, gunting, lem serta kertas menempel.
37
5) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan berupa foto ataupun video.
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2020 dari
pukul 07.30-10.30 WIB. Pada pertemuan ini tema yang disampaikan Rekreasi
dengan sub tema tempat rekreasi. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada
siklus I pertemuan I sebanyak 19 anak. Kegiatan pembelajaran diterapkan di kelas
pada kegiatan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan
menggunting dengan berbagai media menjadi satu bagian dengan kegiatan yang
lain. Tujuannya agar pembelajaran menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan aspek perkembangan lain. Dalam pelaksanaan penelitian siklus I peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas. Tugas peneliti adalah mengamati, menilai dan
mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan anak. Sedangkan tugas guru
adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang disusun
oleh peneliti dan telah didiskusikan sebelumnya. Dalam siklus I ini penelitian
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Berikut ini deskripsi langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran motorik halus melalui kegiatan menggunting dengan
berbagai media.
38
b. Kegiatan Inti (± 60 menit).
Proses kegiatan menggunting pada pertemuan pertama yaitu kegiatan inti
dimulai dengan guru menampilkan media yang akan digunakan berupa kertas,
gunting, lem yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tahap pertama guru memberikan
penjelasan kepada anak pola gambar garis lurus yang ada pada kertas. Tahap kedua,
guru menjelaskan cara menggunting mengikuti pola gambar garis lurus yang ada
pada kertas agar tidak mengenai garis pada pola gambar. Kemudian selesai
digunting gambar tersebut ditempel pada buku hasil karya anak. Tahap ketiga, guru
membagikan kertas dengan pola gambar yang ada beserta alat untuk menggunting
pada satu kelompok tempat duduk. Guru selalu memberikan motivasi kepada anak
agar mampu menggunting dengan sendiri tanpa bantuan guru. Selain kegiatan
menggunting dengan berbagai media, pada kegiatan inti juga diberikan kegiatan
lain yang sesuai dengan tema, yaitu menyebutkan alamat rumah masing-masing
siswa.
c) Kegiatan Akhir (± 30menit).
Kegiatan akhir dari kegiatan menggunting dilakukan dalam rentang waktu
dimulai dengan anak makan snak dan minum secara bersama-sama yang dibawa
masing-masing anak. Pada akhir kegiatan guru mengajak anak untuk berdiskusi
mengenai pembelajaran yang dilakukan pada hari ini termasuk mengulas kegiatan
menggunting dengan media kertas. Setelah selesai kegiatan bercakap-cakap lalu
dilanjutkan dengan berdoa untuk pulang yang dipimpin salah satu anak yang
memimpin di depan.
d) Observasi
Dalam kegiatan observasi yang diamati adalah keseluruhan kegiatan anak
selama mengikuti kegiatan menggunting. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pendampingan dalam pembelajaran. Selama proses pembelajaran berjalan dengan
baik dan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti dan guru kelas pada
pertemuan I lebih banyak membimbing dan memotivasi agar anak dapat mengikuti
pola garis lurus pada gambar yang digunting dengan sendiri.
39
Tabel 4. Hasil Pertemuan 1 Siklus I Keterampilan Motorik Halus Melalui
Kegiatan Menggunting Dengan Berbagai Media.
40
20
18
16
Jumlah Anak
14
12
10
8 Ketepatan
6 Kerapian
4
2
0
Bisa Kurang Belum
Ketrampilan Motorik Halus
41
a. Kegiatan Awal (± 30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan menghafal surat-surat pendek
dalam Al-Quran secara klasikal yang dipimpin oleh salah satu anak yang memimpin
di depan dilanjut dengan guru mengucapkan selamat pagi seperti biasanya.
Membaca do’a mau belajar, Ikrar kerelaan, Membaca do’a pembuka hati, Murojaah
dan Menghafal al-falaq, Menghafal asmaul husna 15-25, Niat wudhu, do’a masuk
masjid Guru memeriksa kehadiran dan merapikan tempat duduk anak-anak,
selanjutnya guru menyampaikan tema pembelajaran tujuannya adalah memberikan
informasi kepada anak.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit)
Proses kegiatan menggunting pada pertemuan kedua yaitu dimulai dengan
guru menampilkan media yang akan digunakan berupa spon ati, gunting, lem yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Tahap pertama guru memberikan penjelasan
kepada anak pola gambar yang ada pada spon ati. Tahap kedua, guru menjelaskan
cara menggunting mengikuti pola gambar garis lengkung yang ada pada spon ati
agar tidak mengenai garis pada pola gambar. Kemudian selesai digunting gambar
tersebut ditempel pada buku hasil karya anak. Tahap ketiga, guru membagikan spon
ati dengan pola gambar yang ada beserta alat untuk menggunting. Guru selalu
memberikan motivasi kepada anak agar mampu menggunting dengan sendiri tanpa
bantuan guru. Selain kegiatan menggunting dengan berbagai media, pada kegiatan
inti juga diberikan kegiatan lain yang sesuai dengan tema, yaitu mewarnai benda
sejenis dan mengulang kembali kalimat yang telah didengar. Agar anak-anak
merasa senang terhadap aktivitas kegiatan menggunting selanjutnya anak
menempel hasil menggunting pada buku hasil karya.
c. Kegiatan Akhir (± 30 menit)
Kegiatan akhir dimulai dengan anak makan snack dan minum secara
bersama-sama yang telah dibawa masing-masing anak. Setelah itu, kegiatan akhir
dilanjutkan dengan guru mengajak anak-anak untuk bercakap-cakap meminjamkan
miliknya pada teman dengan cara mau meminjamkan miliknya pada teman ketika
teman membutuhkan. Pada akhir kegiatan guru mengajak anak berdiskusi
mengenai pembelajaran yang dilakukan pada hari ini termasuk mengulas kegiatan
menggunting dengan spon ati. Setelah kegiatan berdiskusi selesai kegiatan
42
dilanjutkan dengan berdoa untuk pulang yang dipimpin salah satu anak di depan
kelas.
d. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan observasi dilaksanakan dengan instrumen penelitian berupa lembar
observasi kegiatan. Dalam jalannya kegiatan, beberapa anak terlihat menunjukan
minat dan bersemangat mengikuti kegiatan. Namun demikian, ada juga anak yang
masih ragu-ragu dalam menggunting mengikuti pola. Adapun hasil observasi dari
pertemuan 2 siklus I ini adalah sebagai berikut:
43
dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Namun
demikian, hasil ini sudah meningkat apabila dilihat dari hasil pertemuan 1 siklus 1
yang telah dilaksanakan sebelumnya. Perkembangan keterampilan motorik halus
anak menunjukkan adanya peningkatan sebesar 2.6%. Hasil penelitian pada
pertemuan 2 ini dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
Jumlah Anak
20
15
10
5 Ketepatan
0 Kerapian
Bisa Kurang Belum
Ketrampilan Motorik Halus
44
Kegiatan Sebelum Masuk Kelas.
Anak melakukan kegiatan Masukkan pensil ke botol, susun puzzle. Setelah
selesai guru memberi kesempatan pada siswa untuk minum maupun BAK.
Sebelum masuk ke dalam kelas terlebih dahulu anak-anak berbaris di depan kelas
lalu masuk ke kelas dengan tertib.
a. Kegiatan Awal (± 30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan menghafal surat-surat pendek
dalam Al-Quran secara klasikal yang dipimpin oleh salah satu anak yang memimpin
di depan dilanjut dengan guru mengucapkan selamat pagi seperti biasanya.
Membaca do’a mau belajar, Ikrar kerelaan, Membaca do’a pembuka hati, Murojaah
dan Menghafal al-falaq, Menghafal asmaul husna 15-25, Niat wudhu, do’a masuk
masjid Guru memeriksa kehadiran dan merapikan tempat duduk anak-anak,
selanjutnya guru menyampaikan tema pembelajaran tujuannya adalah memberikan
informasi kepada anak. Guru menjelaskan tentang manfaat rumah dan ruangan yang
ada di rumah.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit)
Proses kegiatan pada pertemuan ketiga yaitu dimulai dengan guru
menampilkan media yang digunakan. Tahap pertama guru memberikan penjelasan
kepada anak pola bentuk geometri gambar yang ada pada kertas yaitu persegi,
segitiga dan persegi panjang. Tahap kedua, guru menjelaskan cara menggunting
mengikuti pola gambar geometri yang ada pada kertas agar tidak mengenai garis
pada pola gambar. Kemudian selesai digunting gambar tersebut ditempel menjadi
bentuk sebuah rumah pada buku hasil karya anak. Tahap ketiga, guru membagikan
kertas dengan pola gambar yang ada beserta alat untuk menggunting pada satu
kelompok. Guru selalu memberikan motivasi kepada anak agar mampu
menggunting dengan sendiri tanpa bantuan guru.
c. Kegiatan Akhir (± 30 menit)
Kegiatan akhir dimulai dengan anak makan snak dan minum secara
bersama-sama yang telah dibawa masing-masing anak. Setelah itu, kegiatan akhir
dilanjutkan dengan guru mengajak anak-anak untuk melafalkan adzan. Pada akhir
kegiatan guru mengajak anak berdiskusi mengenai pembelajaran yang dilakukan
pada hari ini termasuk mengulas kegiatan menggunting dengan kertas. Setelah
45
kegiatan berdiskusi selesai kegiatan dilanjutkan dengan berdoa untuk pulang yang
dipimpin salah satu anak di depan kelas.
d. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan observasi dilaksanakan dengan instrumen penelitian berupa lembar
observasi kegiatan. Dalam jalannya kegiatan, beberapa anak terlihat menunjukan
peningkatan dalam menggunting mengikuti pola gambar. Beberapa anak terlihat
mulai mengerjakan menggunting gambar dengan sendiri.
Adapun hasil observasi dari pertemuan 3 siklus I ini adalah sebagai berikut:
46
Berdasarkan hasil observasi tersebut,dapat diketahui bahwa persentase nilai
keterampilan motorik halus anak sebesar 62.2%. Hasil ini masih rendah apabila
dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Namun
demikian, hasil ini sudah meningkat apabila dilihat dari hasil pertemuan 2 siklus 1
yang telah dilaksanakan sebelumnya. Perkembangan keteramapilan motorik halus
anak menunjukan adanya peningkatan sebesar 8.8%. Hasil penelitian pada
pertemuan 3 ini dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
20
Jumlah Anak
10
Ketepatan
0
Kerapian
Bisa Kurang Belum
Ketrampilan Motorik Halus
47
bersemangat dan tertarik dengan berbagai media pada setiap dilaksanakan kegiatan
menggunting. Dari Hasil Observasi diperoleh data sebagai berikut:
100%
90%
80%
ketercapaian
70%
60%
50%
40%
30% ketepatan
20% kerapian
10%
0%
Pra tindakan pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3
Siklus I Siklus I Siklus I
48
49.1%, dan kerapian 45.6%. Tetapi setelah adanya tindakan pada Siklus I
keterampilan motorik halus semakin meningkat pada setiap pertemuan, terlihat
pada hasil observasi siklus I pertemuan 3 pada kriteria cukup dari segi ketepatan
61.4% dan kerapian 63.1%.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus I ini diharapkan menjadi
perubahan yang lebih baik terhadap proses pembelajaran dan hasil penelitian pada
siklus II. Pada kegiatan ini, peneliti bersama guru kelas melaksanakan diskusi
mengenai pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, kendala yang muncul
yang dapat mempengaruhi ketercapaian keterampilan motorik halus dengan
optimal. Beberapa kendala yang perlu dicari solusinya yaitu:
1) Pada saat kegiatan tanya jawab oleh guru, hanya siswa yang duduk dibarisan
dekat guru saja, yang tampak antusias dalam menjawab mengenai kegiatan
menggunting yang akan dilaksanakan dengan media yang digunakan
2) Oleh karena hanya ada beberapa anak yang antusias mendengarkan penjelasan
mengenai kegiatan menggunting yang akan dilaksanakan, maka anak yang mampu
menggunting mengikuti pola pada gambar dengan media yang digunakan tanpa
bantuan guru hanya beberapa saja.
3) Karena hasil kegiatan menggunting anak hanya ditempel maka hasil karya anak
yang sudah bisa menggunting sesuai pola, belum dapat ditunjukan untuk
memotivasi anak yang belum bisa.
Dari beberapa kendala yang muncul, maka peneliti dengan guru kelas
melakukan diskusi untuk mencari solusi atas kendala tersebut. Adapun solusi
beberapa kendala tersebut adalah:
1) Peneliti merancang kegiatan yang memungkinkan anak berubah kelompok dan
bergantian teman.
2) Guru memaksimalkan penjelasan, perhatian, dan motivasi kepada anak agar
dapat menggunting sesuai pola pada gambar.
3) Hasil karya menggunting anak yang telah ditempel dibuku hasil karya
kemudian diceritakan didepan kelas, serta guru memberikan pujian atau acungan
49
jempol sehingga anak merasa senang dan bangga terhadap hasil karya yang
dibuatnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan selama siklus I, Peneliti
juga membandingkan dengan data kemampuan anak sebelum dilakukan penelitian.
Hasil dari pengamatan dan perbandingan tersebut memperlihatkan adanya
peningkatan persentase anak yang meningkat dalam keterampilan motorik halus
melalui kegiatan menggunting dengan berbagai media, namun peneliti ingin lebih
mengoptimalkan peningkatan anak yang memiliki keterampilan motorik halus pada
target yang diharapkan. Berdasarkan refleksi tersebut maka peneliti merencanakan
kembali tindakan pembelajaran keterampilan motorik halus melalui kegiatan
menggunting dengan berbagai media pada siklus II.
e. Hipotesis Tindakan
Melalui perancangan kegiatan pembelajaran sehingga anak boleh berubah
kelompok dan bergantian teman, dan pemberian kesempatan anak untuk
menceritakan hasil karya anak di depan kelas dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak kelompok KB Hidayatun Najah.
50
dan guru kelas juga berdiskusi mengenai kegiatan lain baik dalam kegiatan awal
maupun akhir yang akan dilaksanakan tujuannya agar pembelajaran menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan aspek perkembangan lain.
3) Mempersiapkan Instrumen Penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
yang akan digunakan untuk mencatat perkembangan keterampilan motorik halus
melaui kegiatan menggunting dengan berbagai media.
4) Menyiapkan sarana dan media yang akan digunakan.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti juga menyiapkan media yang
akan digunakan. Dalam penelitian ini, dipergunakan alat dan bahan berupa gunting,
lem, pola dari kertas dan kain flanel serta buku menempel.
5) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan berupa foto dan video.
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Senin, 19 Oktober 2020 dari
pukul 07.30-10.30 WIB. Pada pertemuan ini tema yang disampaikan Diri Sendiri
dengan sub tema Angota Tubuh Bagian Kepala. Tindakan dilaksanakan dengan
panduan RKH yang telah dibuat. Tindakan penelitian dilaksanakan pada saat
kegiatan belajar mengajar. Peneliti (guru) melaksanakan rencana kegiatan sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah dibuat. Peneliti dengan bantuan guru
pendamping melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran anak di dalam
kegiatan pembelajaran. Jalannya pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah
langkah pembelajaran yang telah disusun.
Berikut ini deskripsi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran motorik
halus melalui kegiatan menggunting dengan berbagai media.
Kegiatan Sebelum Masuk Kelas
Anak melakukan kegiatan motorik kasar menitih kursi. Setelah selesai guru
memberi kesempatan pada siswa untuk minum maupun BAK
a. Kegiatan Awal (± 30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan menghafal surat-surat pendek
dalam Al-Quran secara klasikal yang dipimpin oleh salah satu anak yang memimpin
51
di depan dilanjut dengan guru mengucapkan selamat pagi seperti biasanya.
Membaca do’a mau belajar, Ikrar kerelaan, Membaca do’a pembuka hati, Do’a
masuk rumah, Hadis adab minum dan hadis sebar salam. Guru memeriksa
kehadiran dan merapikan tempat duduk anak-anak, selanjutnya guru
menyampaikan tema pembelajaran tujuannya adalah memberikan informasi kepada
anak. Guru menjelaskan tentang perbedaan dan ciri-ciri anak perempuan dan anak
laki-laki.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit).
Proses kegiatan menggunting pada pertemuan pertama yaitu kegiatan inti
dimulai dengan guru menjelaskan kepada anak tentang cara membuat stempel dari
pelepah pisang. Pelepah pisang dipotong dengan menggunakan gunting lalu
dicelupkan pada pewarna atau tinta kemudian ditempelkan pada kertas putih agar
menjadi stempel. Tahap kedua, guru menjelaskan cara menggunting kardus dan
kertas origami warna warni untuk membuat figura foto. Kemudian anak menempel
hasil guntingan tersebut membentuk sebuah figura yang indah. Tahap ketiga, guru
mengajak anak bermain puzzle saat menghias figura sudah selesai. Guru selalu
memberikan motivasi kepada anak agar mampu menggunting dengan sendiri tanpa
bantuan guru. Selain kegiatan menggunting dengan berbagai media, pada kegiatan
inti juga diberikan kegiatan lain yang sesuai dengan tema, yaitu bertanya jawab
tentang perbedaan dan ciri-ciri anak perempuan dan laki-laki. Guru memberikan
pujian berupa tepuk tangan, acungan jempol atau hadiah berupa gambar bintang.
c. Kegiatan Akhir (± 30menit).
Kegiatan akhir dari kegiatan menggunting dilakukan dalam rentang waktu
dimulai dengan anak makan snak dan minum secara bersama-sama yang dibawa
masing-masing anak. Pada akhir kegiatan guru mengajak anak untuk berdiskusi
mengenai pembelajaran yang dilakukan pada hari ini termasuk mengulas kegiatan
menggunting dengan media kertas, pelepah pisang dan kardus. Setelah selesai
kegiatan bercakap-cakap tentang benda-benda ciptaan Tuhan serta menyanyi lagu
“malaikat”, lalu dilanjutkan dengan berdoa untuk pulang yang dipimpin salah satu
anak yang memimpin di depan.
52
d. Observasi
Dalam kegiatan observasi yang diamati adalah keseluruhan kegiatan anak
selama mengikuti kegiatan menggunting. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pendampingan dalam pembelajaran.
53
20
18
16
Jumlah Anak
14
12
10
8 Ketepatan
6 Kerapian
4
2
0
Bisa Kurang Belum
Ketrampilan Motorik Halus
54
a. Kegiatan Awal (± 30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan menghafal surat-surat pendek
dalam Al-Quran secara klasikal yang dipimpin oleh salah satu anak yang memimpin
di depan dilanjut dengan guru mengucapkan selamat pagi seperti biasanya.
Membaca do’a mau belajar, Ikrar kerelaan, Membaca do’a pembuka hati, Do’a
masuk rumah, Hadis adab minum dan hadis sebar salam. Guru memeriksa
kehadiran dan merapikan tempat duduk anak-anak, selanjutnya guru
menyampaikan tema pembelajaran tujuannya adalah memberikan informasi kepada
anak. Guru menjelaskan tentang macam-macam anggota tubuh bagian kepala.
Menyebutkan kegunaan mata, hidung,mata dan mulut, menyebutkan jumlahnya.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit)
Proses kegiatan menggunting pada pertemuan kedua yaitu dimulai dengan
guru menampilkan media yang akan digunakan berupa kain flanel, gunting, lem
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian guru mengajarkan kepada anak
untuk membuat pola wajah pada kain flanel. Tahap kedua, guru menjelaskan cara
menggunting mengikuti pola gambar yang ada pada kain flanel agar tidak mengenai
garis pada pola gambar. Kemudian selesai digunting gambar tersebut ditempel pada
buku hasil karya anak. Tahap ketiga, guru mengajak anak menghitung jumlah
anggota tubuh bagian kepala. Kemudian tahap selanjutnya, guru mengajak anak
melakukan tebak gambar anggota tubuh. Guru selalu memberikan motivasi kepada
anak agar mampu melakukan semua pekerjaannya dengan mandiri.
c. Kegiatan Akhir (± 30 menit)
Kegiatan akhir dimulai dengan anak makan snak dan minum secara
bersama-sama yang telah dibawa masing-masing anak. Setelah itu, kegiatan akhir
dilanjutkan dengan guru mengajak anak-anak untuk menyanyi lagu anggota badan
bagian kepala. Kemudian Pada akhir kegiatan guru mengajak anak berdiskusi
mengenai pembelajaran yang dilakukan pada hari ini termasuk mengulas kegiatan
menggunting dengan kain flanel. Setelah kegiatan berdiskusi selesai kegiatan
dilanjutkan dengan berdoa untuk pulang yang dipimpin salah satu anak di depan
kelas.
55
d. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan observasi dilaksanakan dengan instrumen penelitian berupa lembar
observasi kegiatan. Dalam jalannya kegiatan, beberapa anak terlihat menunjukan
minat dan bersemangat mengikuti kegiatan. Peningkatan jumlah anak dalam
keterampilan motorik halus pada kegiatan menggunting dengan tepat sesuai pola
dan rapi pada setiap pertemuan semakin terlihat. Hal ini dapat terlihat dari hasil
observasi dari pertemuan 2 siklus II ini sebagai berikut:
56
Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat diketahui bahwa persentase nilai
rata-rata keterampilan motorik halus anak sudah mencapai 84.1%. hasil ini
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 9.6% dari pertemuan sebelumnya.
Dengan demikian penelitian ini dihentikan pada siklus II pertemuan 2 karena nilai
rata-rata yang diperoleh pada pertemuan ini sudah mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditentukan yaitu ≥ 80%. Secara terinci, hasil pembelajaran pada
pertemuan kedua siklus II ini dapat dituangkan dalam histogram.
20
Jumlah Anak
15
10
Ketepatan
5 Kerapian
0
Bisa Kurang Belum
Ketrampilan Motorik Halus
57
pembelajaran siklus II selama 2 pertemuan dari awal sampai dengan kegiatan akhir
berjalan dengan lancar. Dari Hasil Observasi diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Pra Tindakan, Hasil Siklus I dan Siklus II
Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Dengan
Berbagai Media.
Keterampilan Motorik Halus
Siklus I Siklus II
Kriteria Pra
tindakan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 1 Pertemuan 2
100 %
90 %
80 %
ketercapaian
70 %
60 %
50 %
40 %
ketepatan
30 %
20 % kerapian
10 %
0%
Pra pertemuan pertemuan pertemuan Pertemuan pertemuan
tindakan 1 Siklus I 2 Siklus I 3 Siklus I 1 Siklus II 2 Siklus II
58
keterampilan motorik halus anak dalam proses penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan. Pada pertemuan kedua siklus II ini, dapat diketahui bahwa
kemampuan rata-rata anak didominasi dengan keterampilan motorik halus anak
menggerakkan jari jemari dalam memegang gunting serta dapat menggunting
dengan luwes mengikuti pola gambar dengan tepat.
Hasil observasi sebelum tindakan dan observasi sesudah tindakan pada
siklus I dapat dilihat perbandingan persentase hasil belajar pada tabel dan histogram
diatas, terlihat jelas bahwa keterampilan motorik halus anak sebelum tindakan
siklus I mengalami peningkatan. Sebelum ada tindakan keterampilan motorik halus
anak pada pra tindakan pada kriteria kurang baik dari segi ketepatan 49.1%, dan
kerapian 45.6%. Setelah adanya tindakan pada Siklus I dan Siklus II keterampilan
motorik halus anak semakin meningkat. Pada siklus II pertemuan 2 terlihat segi
ketepatan 85.9% dan kerapian 82.4%.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ke 2
siklus II ini, disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus anak sudah
berkembang sangat baik. Nilai perkembangan keterampilan motorik halus anak
yang diperoleh telah memenuhi target indikator keberhasilan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
d. Refleksi Akhir
Refleksi pada siklus II dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada akhir
siklus II. Dalam refleksi ini dibahas mengenai proses pembelajaran yang terjadi saat
melakukan tindakan. Anak sangat antusias dalam pembelajaran karena secara aktif
terlibat dalam pembelajaran dalam hal ini guru sudah melibatkan siswa baik dari
proses kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Anak juga terlihat senang saat
pembelajaran menggunting dengan berbagai media berlangsung karena pada siklus
II anak selain menempel hasil menggunting pada buku, juga menceritakan hasil
karya mereka di depan kelas. Aktifitas kegiatan menggunting dengan berbagai
media yang disajikan sudah mampu membelajarkan anak akan keterampilan
motorik yang dimiliki, anak sudah mengalami peningkatan dan termasuk dalam
kriteria baik. Pada siklus II keterampilan motorik halus anak sudah mengalami
penigkatan dan telah memenuhi indikator keberhasilan sehingga penelitian dirasa
cukup dan dihentikan sampai siklus II.
59
C. Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, atau
tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil yang diperoleh pada siklus ini didapat dari
data yang berupa lembar observasi. Dari data lembar observasi tersebut hasilnya
digunakan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada anak.
Analisis data dalam penelitian ini terjadi secara interaktif baik sebelum, saat
dan sesudah penelitian. Sebelum penelitian dilakukan peneliti, telah melakukan
analisis yaitu dalam menentukan rumus masalah yang muncul, kemudian analisis
juga dilakukan pada saat pengambilan data kemampuan awal anak. Analisis
sebelum penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana permasalahan dan
kemampuan anak sehingga dapat dilakukan tindakan penelitian yang tepat.
Berdasarkan hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran beserta dampak dari
stimulasi yang telah diberikan kepada anak, menunjukan bahwa permasalahan yang
paling mendominasi yaitu terkait dengan permasalahan keterampilan motorik halus
anak.
Kegiatan menggunting dengan berbagai media tersebut dilaksanakan mulai
tanggal 12 Oktober 2020 sampai dengan 21 Oktober 2020. Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama dilakukan 3 kali pertemuan dan siklus
kedua dilakukan 2 kali pertemuan. Sebagai awal dari kegiatan penelitian tindakan,
telah dilaksanakan kegiatan pra tindakan sebagai gambaran awal dari pelaksanaan
penelitian tindakan kelas di KB Hidayatun Najah.
Mahendra (Sumantri, 2005: 143) keterampilan motorik halus (fine motor
skill) merupakan keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol
otot-otot kecil atau halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.
Menggunting merupakan salah satu kegiatan yang sesuai dengan karakteristik
perkembangan motorik halus anak. Perkembangan motorik halus anak usia 4-5
tahun ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus yang berkaitan dengan
kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari
tangan (Mistriyanti, 2012: 1).
Keberhasilan penelitian yang terlihat dalam penelitian, telah menunjukan
adanya kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian. Hal ini dapat terlihat dalam
60
proses pembelajaran anak dalam kegiatan menggunting dengan berbagai media
yang dilakukan di KB Hidayatun Najah. Teori tersebut terkait dengan tujuan dari
kegiatan menggunting dengan berbagai media dimana kegiatan menggunting
dengan berbagai media dapat melatih motorik halus anak, melatih kelenturan jari,
meningkatkan koordinasi otak, mata dan tangan, melatih ketelitian, melatih
kesabaran anak (Mistriyanti, 2012: 1).
Keberhasilan tersebut membuktikan bahwa kegiatan menggunting efektif
digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak di KB Hidayatun
Najah. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui
kegiatan menggunting dengan berbagai media ini dapat dikatakan berhasil serta
mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok KB Hidayatun
Najah.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas
dengan sungguh-sungguh dan optimal untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Namun didalamnya masih terdapat banyak kekurangan yaitu:
1. Secara teoritis peneliti mengalami keterbatasan dalam menemukan referensi
terkait dengan kegiatan menggunting.
2. Kondisi kelas yang ramai atau kondusif sangat mempengaruhi konsentrasi
anak dalam melakukan kegiatan menggunting.
3. Peneliti belum menggunakan evaluasi pembelajaran yang terbaru.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
keterampilan motorik halus anak pada kelompok KB Hidayatun Najah Tuban.
dapat meningkat dalam kegiatan menggunting dengan berbagai media. Proses
pembelajaran kegiatan menggunting dilakukan secara bertahap sesuai langkah-
langkah pembelajaran, sehingga kemampuan motorik halus anak dapat meningkat
secara bertahap. Melalui perancangan kegiatan yang memungkinkan anak berubah
kelompok dan bergantian teman dan pemberian kesempatan anak untuk
menceritakan hasil karya anak di depan kelas dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak kelompok kelompok KB Hidayatun Najah Tuban. Peningkatan
keterampilan motorik halus anak dapat terlihat dari ketepatan anak dalam
menggunting sesuai pola dengan berbagai media.
Peningkatan keterampilan motorik halus anak pada kelompok kelompok
KB Hidayatun Najah Tuban dapat dilihat dari rata-rata keterampilan motorik halus
anak pada kondisi awal sebesar 47.3%, meningkat pada siklus I menjadi 62.2% dan
pada siklus II mencapai 84.1%.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dapat dikemukakan
saransaran sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik PAUD
Dalam pembelajaran khususnya untuk aspek keterampilan motorik halus.
Penggunaan berbagai media dalam kegiatan menggunting sangat efektif
untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam proses pembelajaran
yang menarik minat anak dengan berbagai media yang digunakan dalam
kegiatan menggunting.
2. Bagi Peneliti Lanjutan
Keterampilan motorik halus anak merupakan aspek yang sangat penting bagi
perkembangan anak, oleh sebab itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat
62
membuat penelitian mengenai keterampilan motorik halus anak melalui
berbagai media yang lain yang lebih menarik bagi anak.
63
DAFTAR PUSTAKA
Anggani, Sudono. 1995. Sumber Belajar dan Alat Permainan (Untuk Pendidikan
Anak Usia Dini).
Anggani, Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan (Untuk Pendidikan
Anak Usia Dini). Jakarta: Grasindo
Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Harun Rasyid, Mansyur & Suratno. (2009). Assesmen Perkembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas.
Mistriyanti. (2012). Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Diakses dari
http://haurasyalsabila.blogspot.com pada tanggal 8 November 2013, jam
15.00 WIB.
64
. . (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sujiono, Yuliani Nurani, 2009. Konsep Dasar PAUD, Jakarta: PT. Indeks
Toho Cholik Mutahir dan Gusril. (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-
anak. Jakarta: Depdikbud.
65
LAMPIRAN
66
Lampiran 1
BIODATA PENELITI
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
TRI SETYOWATI
NIM:837403899
67
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2 DALAM
PENYELENGGARAAN PKP
Kepada
Kepala UPBJJ- UT Surabaya
Di Surabaya
68
SURAT PERNYATAAN
69
Lampiran 2
Siklus : Pertama
Tema/Sub Tema/Topik : Lingkungan /keluarga/ Rumah
Kelompok : KB
Tanggal : 12 Oktober 2020 – 14 Oktober 2020
Tujuan Perbaikan :
Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting
dengan berbagai media pada kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan Latsari
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban.
Identifikasi Masalah:
1) Anak kurang tertarik pada saat pembelajaran menggunting
2) Pada saat proses pembelajaran berlangsung anak-anak menunjukkan
keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya
3) Media yang digunakan guru kurang menarik minat anak
4) Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat
5) Aktivitas pembelajaran motorik halus dalam kegiatan menggunting belum
variatif.
Analisis Masalah
Dari ke lima masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan
adalah aktivitas pembelajaran motorik halus dalam kegiatan menggunting belum
variatif karena merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan
masalah baru. Penyebab masalah tersebut adalah karena kurangnya pendidik dalam
meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting dengan
berbagai media sehingga anak kurang tertarik pada saat pembelajaran menggunting.
Begitu pula dengan peran orang tua yang dari awal sudah membatasi bahkan
70
melarang anak untuk memegang benda tajam seperti gunting yang membuat anak
merasa ketakutan.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting pola pada kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan Latsari
Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban?
2. Bagaimana penggunaan media yang tepat dengan membuat bentuk pola yang
sesuai untuk anak KB?
Rencana Kegiatan:
71
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) 1 SIKLUS I
MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
Kelompok/sentra : KB/3-4/Persiapan
Semester/Minggu : I/2
Tema/sub Tema : lingkungan/ rumah
Hari,Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Waktu : 07.30-10.30
Muatan pembelajaran Alokasi Nilai Kegiatan Pembelajaran Metode Alat/sumber penilaian
waktu Karakter belajar
I.Pijakan Lingkungan( Guru menyiapakan alat dan bahan
(30 yang akan di gunakan pada hari ini)
menit) ( SOP Sambut Pagi )
Berlari dengan (30 Pantang Kegiatan awal : Praktek Balok, Unjuk kerja
membawa benda ringan menit) menyerah Opening circle SOP Opening circle langsung karung 1
Menggunakan toilet Anak melakukan kegiatan motorik kasar susun balok, balap
dengan benar karung Setelah selesai guru memberi kesempatan pada
siswa untuk minum maupun BAK
-Doa sehari-hari,hadist (30 II. Pijakan sebelum main
rosul dan surat-surat menit) Membaca do’a mau belajar Praktek Praktek Observasi
pendek al-quran Ikrar kerelaan langsung langsung 1
Melafadzkan huruf Membaca do’a pembuka hati
hijaiyah Murojaah dan Menghafal al-falaq
Menghafal asmaul husna 15-25,
Hadist larangan marah
Menghafal nama malaikat dan tugasnya melalui nyanyian
Materi Pagi: ( bercerita dan berdiskusi tentang tema
Menjawab dengan tepat (15 Rasa Lingkungan ) Cerita Papan tulis Percakapan
ketika ditanya menit) Ingin 1. Keaksaraan: guru menulis hari, tanggal,tahun menulis Buku
Tahu tema “lingkungan “ dengan sub tema : rumah Tanya Buku cerita
2. Guru mengawali apersepsi dengan bercerita tentang jawab
manfaat rumah dan ruangan serta benda benda yang ada
di rumah
72
3. Anak di beri kesempatan bercerita tentang dimana rumah
mereka
4. Guru memberi penjelasan sederhana tentang rumah
S.1 : MENGAMATI : Anak – anak mengamati gambar
rumah
S.2 : MENANYAKAN: Berdiskusi / tanya jawab/
memberikan pertanyaan terbuka kepada anak – anak
S.3 : MENGUMPULKAN INFORMASI : Anak diajak
untuk mencari tau bagaimana keadaan rumah masing-
masing
S.4 : MENGASOSIASI : Anak – anak diajak
mengasosiasi tentang rumah
Guru memberi penguatan
Membaca gambar, (15 Gemar Guru membimbing siswa secara privat dalam membaca Praktek Peraga Unjuk kerja
membaca symbol menit) membaca huruf hijaiyah dan mengenal abjad langsung tilawati 2
Mempresentasikan Peraga buku
sesuatu kedalam Anak sholih
gambar/coretan senang
membaca
Membaca do’a sebelum (30 Religius Istirahat makan bekal bersama Praktek Bekal siswa- Observasi
dan sesudah makan menit) SOP Makan Bekal langsung siswi
bekal Istirahat
Berbagi bekal
- Membedakan 45 Rasa Kegiatan Inti Penggaris, observasi
warna menit Ingin III .Pijakan saat main : kertas, pensil,
- Koordinasi jari Tahu S 5 Menkomunikasikan buku gambar,
- Mengenal abjad 1. Menggambar pola garis lurus pada kertas gunting,lem,
2. Menggunting pola garis lurus gambar
3. Menempel hasil guntingan tersebut ke buku sesuai pola
gambar
73
(15 religius SOP Penutup Tanya Percakapan
menit) IV.Recalling dan do’a pulang jawab
Membaca surat al-ashr, Do’a sesudah belajar
Do’a naik kendaraan, Do’a penutup majelis Praktek Observasi
langsung
RENCANA PENILAIAN
ASPEK KD INDIKATOR
Fisik motorik 3.3, 4.3 Anak dapat berlari dengan membawa benda ringan
3.4, 4.4 Anak dapat menggunakan toilet dengan benar
Nilai Agama dan Moral 3.1, 4.1 Anak dapat Melafadzkan huruf hijaiyah
Bahasa 3.10, 4.10 Anak dapat Menjawab dengan tepat ketika ditanya
Kognitif 3.12, 4.12 Anak Mempresentasikan sesuatu kedalam gambar/coretan
Mengenal bentuk geometri segitiga,kotak dan lingkaran
3.6, 4.6 Anak dapat membedakan warna sekunder
Anak dapat menyebutkan alamat rumah
Sosial emosional 2.1 Kebiasaan anak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
74
Skenario Perbaikan RKH 1
75
➢ Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyiapkan media yang akan digunakan untuk menggunting
2. Guru menyebut satu per satu media yang digunakan untuk menggunting
3. Guru menjelaskan bagaimana cara menggunting
4. Guru menyebut judul kegiatan bermain yang akan dilakukan
5. Guru mengajak anak-anak untuk mencoba menggunting
6. Anak-anak mempresentasikan hasil guntingan masing-masing
C. Kegiatan pengembangan III (penutup)
➢ Judul kegiatan : mengulas kegiatan menggunting dengan media kertas
➢ Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : sama dengan kegiatan inti
2. Pengorganisasian : anak-anak diajak tanya jawab dengan memperlihatkan
hasil karyanya
➢ Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak duduk rapi di kelompok masing-masing
2. Guru menerangkan cara menggunting dengan rapi tanpa keluar garis
3. Guru memberi apresiasi pada anak yang berani maju ke depan tanpa disuruh
dengan meperlihatkan hasil karyanya
76
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
- Anak-anak sangat antusias saat saya ajak menggambar pola garis lurus dan
mengguntingnya.
- Dalam pembelajaran kali ini, tidak ada kelemahan. Hanya saja anak-anak
masih ada ketakutan saat memegang gunting.
4. Hal-hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
- Dalam pelaksanaan kegiatan ini, ada seorang anak yang menangis karena
takut memegang gunting.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
77
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) 2 SIKLUS I
MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
Kelompok/sentra : KB/3-4/Persiapan
Semester/Minggu : I/2
Tema/sub Tema : Lingkungan/ Rumah
Hari,Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2020 (Pertemuan 2)
Waktu : 07.30-10.30
79
Beres-beres
(15 religius SOP Penutup Tanya jawab Percakapan
menit) IV.Recalling dan do’a pulang
Membaca surat al-ashr
Do’a sesudah belajar Praktek
Do’a naik kendaraan langsung Observasi
Do’a penutup majelis
RENCANA PENILAIAN
ASPEK KD INDIKATOR
Fisik Motorik 3.3, 4.3 Anak dapat melakukan Kegiatan untuk latihan kelincahan (lari menata balok)
Anak dapat melatih motorik halus dengan melatih jari jemari menggunting
Nilai agama dan Moral 3.1, 4.1 Anak dapat menghafal Doa sehari-hari,hadist rosul dan surat-surat pendek al-quran
Kognitif 3.6, 4.6 Anak dapat Memahami ukuran banyak dan sedikit
Anak dapat Membedakan warna(hijau, orange, ungu, coklat
Anak dapat menggunting dengan baik dan rapi
Bahasa 3.12, 4.12 Anak dapat membaca symbol/ mengenal (huruf P)
80
SKENARIO PERBAIKAN RKH II
81
3. Guru mengajak anak menyebutkan nama benda dan warna yang ada di
LKA
4. Guru menyebut judul kegiatan bermain yang akan dilakukan
5. Guru meminta anak-anak untuk melakukan kegiatan bermain
6. Anak-anak mempresentasikan hasil karya masing-masing
C. Kegiatan pengembangan III (penutup)
➢ Judul kegiatan :bercerita alamat rumah sendiri
➢ Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : posisi sama dengan kegiatan inti ,terdapat area kosong
untuk membuat cyrcle time
2. Pengorganisasian : anak-anak dan guru duduk setengah lingkaran
➢ Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak duduk rapi dan membuat setengah lingkaran
2. Guru menerangkan cara menyebut alamat rumah
3. Guru menunjuk gambar rumah pada LKA
4. Guru Meminta anak-anak untuk menyebut alamat rumah sendiri dengan
berani dan mandiri
5. Guru memberi apresiasi pada anak yang bisa menjawab
82
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
- Anak-anak sangat bersemangat saat saya ajak menggambar pola garis lengkung
dan mengguntingnya. Apalagi dengan bernyanyi menyebutkan warna, anak-
anak sangat gembira.
- Saat memegang spon ati, anak-anak kurang berhati-hati sehingga ada spon ati
yang sobek dan membuat kelas kotor.
4. Hal-hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
- Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tidak ada hal unik yang saya temui.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
- Saya akan memberikan motivasi pada anak-anak agar anak-anak tidak mudah
bosan dengan belajar menggunting
.
83
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) 3 SIKLUS I
MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
Kelompok/sentra : KB/3-4/Persiapan
Semester/Minggu : I/2
Tema/sub Tema : Lingkungan/ Rumah
Hari,Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2020 (Pertemuan 3)
Waktu : 07.30-10.30
Muatan Alokasi Nilai Kegiatan Pembelajaran Metode Alat/sumber penilaian
pembelajaran waktu Karakter belajar
I.Pijakan Lingkungan( Guru menyiapakan alat dan bahan
(30 yang akan di gunakan pada hari ini)
menit) ( SOP Sambut Pagi )
Kegiatan untuk (30 Pantang Kegiatan awal : Praktek Pensil, botol, Unjuk kerja
latihan kelincahan menit) menyerah Opening circleSOP Opening circle langsung puzzle 1
(lari) Anak melakukan kegiatan Masukkan pensil ke botol, susun
Menggunakan puzzle
toilet dengan benar Setelah selesai guru memberi kesempatan pada siswa untuk
minum maupun BAK
-Doa sehari- (30 II. Pijakan sebelum main
hari,hadist rosul menit) Membaca do’a mau belajar Praktek Praktek Observasi
dan surat-surat Ikrar kerelaan langsung langsung 1
pendek al-quran Membaca do’a pembuka hati
Murojaah dan Menghafal al-falaq
Menghafal asmaul husna 15-25,
Niat wudhu, do’a masuk masjid
Materi Pagi: ( bercerita dan berdiskusi tentang tema kota tuban
Menjawab dengan (15 Rasa Ingin 1. Keaksaraan: guru menulis hari, tanggal,tahun menulis Cerita Papan tulis Percakapan
tepat ketika ditanya menit) Tahu tema “ Lingkungan “ dengan sub tema : Rumah Buku
2. Guru mengawali apersepsi dengan bercerita tentang Tanya
Bersedia menerima manfaat rumah dan ruangan yang ada dirumah jawab
konsekuensi atas 3. Guru memberi penjelasan sederhana tentang rumah
84
perbuatan yang S.1 : MENGAMATI : Anak – anak mengamati gambar
dilakukan rumah
S.2 : MENANYAKAN: Berdiskusi / tanya jawab/
Memahami ukuran memberikan pertanyaan terbuka kepada anak – anak
banyak dan sedikit S.3 : MENGUMPULKAN INFORMASI : Anak diajak untuk
Membedakan mencari tau bagaimana keadaan rumah masing-masing
warna(hijau, S.4 : MENGASOSIASI : Anak – anak diajak mengasosiasi
orange, ungu, tentang rumah
coklat Guru memberi penguatan
Membaca gambar, (15 Gemar Guru membimbing siswa secara privat dalam membaca huruf Praktek Peraga Unjuk kerja
membaca symbol menit) membaca hijaiyah dan mengenal abjad langsung tilawati 2
Peraga buku
Anak sholih
senang
membaca
Membaca do’a (30 Religius Istirahat makan bekal bersama Praktek Bekal siswa- Observasi
sebelum dan menit) SOP Makan Bekal langsung siswi
sesudah makan Istirahat
bekal
Berbagi bekal
- Membedakan 45 Rasa Kegiatan Inti Kertas lipat, observasi
warna menit Ingin III .Pijakan saat main : gunting, lem,
- Koordinasi 2 Tahu S 5 Menkomunikasikan pensil, buku
jari - Mengenal bentuk geometri, segitiga,kotak dan persegi gambar, buku
- Mengenal Panjang hasil karya,
abjad - Menggunting sesuai pola bentuk geometri untuk lembar kerja
- Mencari jalan membuat rumah
keluar - Menempel gambar menjadi bentuk rumah
Beres-beres
85
(15 religius SOP Penutup Tanya Percakapan
menit) IV.Recalling dan do’a pulang jawab
Membaca surat al-ashr
Do’a sesudah belajar
Do’a naik kendaraan Praktek Observasi
Do’a penutup majelis langsung
RENCANA PENILAIAN
ASPEK KD INDIKATOR
Fisik Motorik 3.3, 4.3 Anak dapat melakukan Kegiatan untuk latihan kelincahan (lari menata balok)
Anak dapat melatih motorik halus dengan melatih jari jemari menggunting
Nilai agama dan Moral 3.1, 4.1 Anak dapat menghafal Doa sehari-hari,hadist rosul dan surat-surat pendek al-quran
Kognitif 3.6, 4.6 Anak dapat Memahami ukuran banyak dan sedikit
Anak dapat Membedakan warna(hijau, orange, ungu, coklat
Anak dapat menggunting dengan baik dan rapi
Bahasa 3.12, 4.12 Anak dapat membaca symbol/ mengenal (huruf P)
86
SKENARIO PERBAIKAN RKH III
87
2. Guru menjelaskan cara melakukan menggunting
3. Guru mengajak anak menyebutkan warna kertas lipat dan bentuk geometri
4. Guru mengajak anak menempel hasil guntingan menjadi sebuah rumah
5. Guru meminta anak untuk menggunting dengan rapi
C. Kegiatan pengembangan III (penutup)
➢ Judul kegiatan : Menceritakan kembali hasil karya yang dibuat
➢ Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : posisi sama dengan kegiatan inti ,terdapat kursi dan meja
di empat sudut
2. Pengorganisasian : anak-anak duduk di kursi sesuai kelompok masing-
masing
➢ Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak duduk rapi diatas kursi perkelompok
2. Guru menunjuk salah satu anak untuk maju kedepan
3. Guru meminta anak bercerita tentang kegiatan bermain yang dilakukan
4. Guru Menunjuk anak secara bergilir
5. Guru memberi apresiasi pada anak yang bisa bercerita
88
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
- Saat memegang spon ati, anak-anak kurang berhati-hati sehingga ada spon ati
yang sobek dan membuat kelas kotor.
4. Hal-hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
- Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tidak ada hal unik yang saya temui.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
- Saya akan memberikan motivasi pada anak-anak agar anak-anak tidak mudah
bosan dengan belajar menggunting
.
89
RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : Kedua
Tema/Sub Tema/Topik : Diri Sendiri/Anggota Tubuh
Kelompok : KB
Tanggal : 19 Oktober 2020 dan 21 Oktober 2020
Tujuan Perbaikan :
Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting
dengan berbagai media pada kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan
LatsariKecamatan Tuban Kabupaten Tuban.
Identifikasi Masalah:
Berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan selama siklus I,
dibandingkan dengan data kemampuan anak sebelum dilakukan penelitian. Hasil
dari pengamatan dan perbandingan tersebut memperlihatkan adanya peningkatan
persentase anak yang meningkat dalam keterampilan motorik halus melalui
kegiatan menggunting dengan berbagai media, namun saya ingin lebih
mengoptimalkan peningkatan anak yang memiliki keterampilan motorik halus pada
target yang diharapkan. Berdasarkan refleksi tersebut maka saya merencanakan
kembali tindakan pembelajaran keterampilan motorik halus melalui kegiatan
menggunting dengan berbagai media pada siklus II.
Analisis Masalah
Dari masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah
aktivitas pembelajaran motorik halus dalam kegiatan menggunting suadah variatif
namun masih harus dikembangkan lagi agar anak lebih semangat dalam belajar.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui
kegiatan menggunting pola pada kelompok KB Hidayatun Najah Kelurahan
Latsari Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban?
90
2. Bagaimana penggunaan media yang tepat dengan membuat bentuk pola
yang sesuai untuk anak KB?
Rencana Kegiatan:
RPPH PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Ke
I Perbedaan laki-laki Membuat figura dari kardus Menunjukkan
dan perempuan hasil karya
II Menjelaskan anggota Membuat wajah dengan Menyanyi
tubuh yang ada di bentuk geometri bagian kepala
bagian kepala
91
RENCANA KEGIATAN HARIAN SIKLUS 2 (Pertemuan 1)
MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
Kelompok/sentra : KB/3-4/Seni
Semester/Minggu : I/I4
Tema/sub Tema : Diri sendiri/Identitasku
Hari,Tanggal : Senin, 19 Oktober 2020
Waktu : 07.30-10.30
92
merespon dengan Rasa 1. Keaksaraan: guru menulis hari, Tanya Diri sendiri
tepat saat mendenga, Ingin tanggal,tahun menulis tema “ Diri Sendiri“ jawab Panca indra
bercerita, Tahu dengan sub tema : Identitasku
menceritakan kembali 2. Guru mengawali apersepsi dengan tema
apa yang sudah Tanaman “ APA “ itu perempuan dan laki-
didengarnya
Mengetahui anggota
laki
panca indera 3. Anak di beri kesempatan bercerita tentang
perbedaan laki-laki dan perempuan
4. Guru memberi penjelasan sederhana tentang
ciri-ciri dan perbedaan laki-laki dan
perempuan
❖ Cara berpakaian
❖ Suara
❖ Tugas laki-laki dan perempuan
S.1 : MENGAMATI : Anak – anak mengamati teman-
teman di sekitarnya
S.2 : MENANYAKAN: Berdiskusi / tanya jawab/
memberikan pertanyaan terbuka kepada anak – anaktentang
ciri-ciri laki-laki dan perempuan
S.3 : MENGUMPULKAN INFORMASI : Anak diajak
untuk mencari berbagai hal mengenai ciri-ciri laki-laki dan
perempuan
S.4 : MENGASOSIASI : Anak – anak diajak mengasosiasi
dengan menyebutkan ciri-ciri dan perbedaan laki-laki dan
perempuan
5. Guru memberi penguatan
Membaca gambar, (15 Gemar Guru membimbing siswa secara privat dalam membaca huruf Praktek Peraga Unjuk
membaca symbol menit) membaca hijaiyah dan mengenal abjad langsung tilawati kerja
2
93
Peraga buku
Anak sholih
senang
membaca
Membaca do’a (30 Religius Istirahat makan bekal bersama Praktek Bekal siswa- Observasi
sebelum dan sesudah menit) SOP Makan Bekal langsung siswi
makan bekal Istirahat
Berbagi bekal
- Melakukan 45 Rasa Kegiatan Inti Pelepah observasi
aktivitas seni menit Ingin III .Pijakan saat main : pisang, cat,
- Mengenal Tahu S 5 Menkomunikasikan gunting,
dan - Stempel pelepah pisang kardus,
- Menghias figura kertas,
membedakan
- Puzzle gambar tali,
warna dobletipe,
primer
- Merawat
kebersihan
diri
(15 Religius SOP Penutup Tanya Percakapan
menit) IV.Recalling dan do’a pulang jawab
Membaca surat al-ashr
Do’a sesudah belajar
Do’a naik kendaraan Praktek Observasi
Do’a penutup majelis langsung
94
RENCANA PENILAIAN
ASPEK KD INDIKATOR
Fisik motoric 4.4 Anak mampu melakukan kegiatan
meniti di atas papan yang lebih lebar
Nilai agama dan Moral 1.1 Anak mampu mengetahui sifat Allah
melalui asmaul husna 1-10
Kognitif 2.2 Anak memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap ingin tahu
Bahasa 4.3 Anak mampu menjawab dengan tepat
ketika ditanya
95
SKENARIO PERBAIKAN RKH I
96
1. Guru menyiapkan LKA kegiatan Menggunting pola geometri dengan kain
flanel
2. Guru mengajak anak menyebutkan nama benda dan warna yang ada di
LKA
3. Guru menyebut judul kegiatan bermain yang akan dilakukan
4. Guru meminta anak-anak untuk membuat figura dari kain flanel
5. Anak-anak mempresentasikan hasil karya masing-masing
C. Kegiatan pengembangan III (penutup)
➢ Judul kegiatan : Menunjukkan Hasil Karya
➢ Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : posisi sama dengan kegiatan inti ,terdapat area kosong
untuk membuat cyrcle time
2. Pengorganisasian : anak-anak dan guru duduk setengah lingkaran
➢ Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak duduk rapi dan membuat setengah lingkaran
2. Guru menerangkan cara membuat figura dari kain flanel
3. Guru menunjuk gambar figura pada LKA
4. Guru Meminta anak-anak untuk menyebut bahan pembuatan figura dengan berani
dan mandiri
5. Guru memberi apresiasi pada anak yang bisa menjawab
97
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
4. Hal-hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
- Ada anak yang menangis karena tangannya sakit saat menggunting. Hal ini
disebabkan karena bahan kardus terlalu tebal untuk digunting.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
98
- Saya akan memberikan motivasi pada anak-anak agar anak-anak tidak mudah
bosan dengan belajar menggunting dan mengganti dengan media yang lebih
mudah.
.
99
RENCANA KEGIATAN HARIAN SIKLUS 2 (Pertemuan 2)
MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
Kelompok/sentra : KB/3-4/Seni
Semester/Minggu : I/2
Tema/sub Tema : Diri sendiri/Anggota Tubuh (Kepala)
Hari,Tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Waktu : 07.30-10.30
Membaca do’a (30 Religius Istirahat makan bekal bersama Praktek Bekal siswa- Observasi
sebelum dan menit) SOP Makan Bekal langsung siswi
sesudah makan Istirahat
bekal
Berbagi bekal
- Mengamati 45 Rasa Kegiatan Inti Kain flanel, observasi
lingkungan menit Ingin III .Pijakan saat main : gunting, lem,
- Bermuka Tahu - Membuat wajah geometri kertas,
riang letika - Menghitung jumlah bagian kepala flashcard
berbicara - Tebak gambar bagian kepala dan
dengan menyebutkan fungsinya.
siapapun
- Memahami
perintah
- Aktivitas
membuat
karya
(15 Religius SOP Penutup Tanya Percakapan
menit) IV.Recalling dan do’a pulang jawab
- Menyanyi lagu bagian kepala
Membaca surat al-ashr
Do’a sesudah belajar Praktek Observasi
Do’a naik kendaraan langsung
Do’a penutup majelis
102
RANCANGAN PENILAIAN
ASPEK KD INDIKATOR
Nilai agama dan moral 1.1 Mengenal tumbuhan ciptaan tuhan
Fisik motorik 2.1 Menjaga kebersihan alat main dan milik pribadi
Kognitif 2.2 Aktif bertanya
Bahasa 2.14 Bermuka riang ketika berbicara dengan siapapun, ramah kepada
siapapun
Seni 2.4 Merapikan diri
Sosial dan Emosional 2.5 Tidak ragu menyapa guru saat penyambutan
103
SKENARIO PERBAIKAN RKH II
Tujuan perbaikan : Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan
menggunting dengan berbagai media pada kelompok KB
Hidayatun Najah Kelurahan Latsari Kecamatan Tuban
Kabupaten Tuban.
Siklus ke : II
Hari/tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan :
A. Kegiatan pengembangan I (pembukaan)
➢ Judul kegiatan : Menjelaskan anggota tubuh yang ada di bagian kepala
➢ Pengelolaan kelas :
Penataan ruang :
1.Penataan ruang : ruangan terdapat area kosong untuk anak-anak
membentuk lingkaran
2.Pengorganisasian anak : posisi anak duduk melingkar
➢ Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru memberikan apersepsi tentang anggota tubuh
2. Guru menyebutkan anggota tubuh bagian kepala dan fungsinya
3. Guru meminta anak untuk menirukan dan menyebutkan anggota tubuh
bagian kepala
B. Kegiatan pengembangan II (inti)
➢ Judul kegiatan : Membuat wajah geometri
➢ Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : ruangan diubah sehingga terdapat kursi dan meja di empat
sudut
2. Pengorganisasian : anak-anak di bagi menjadi 4 kelompok dan duduk di
kursi per kelompok
➢ Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyiapkan media berupa pola geometri
2. Guru mengajak anak menyebutkan warna kain flanel dan bentuk geometri
3. Guru mengajak anak menempel hasil guntingan menjadi sebuah wajah
geometri
104
4. Guru meminta anak untuk menggunting dengan rapi
C. Kegiatan pengembangan III (penutup)
➢ Judul kegiatan : Menyanyi bagian kepala
➢ Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : posisi membuat lingkaran, kursi dan meja ditaruh di tiap
sudut ruangan
2. Pengorganisasian : anak-anak duduk di kursi sesuai kelompok masing-
masing
➢ Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak membuat lingkaran
2. Guru mencontohkan menyanyi dengan gerakannya
3. Guru meminta anak menyanyi seperti yang sudah dicontohkan
4. Guru Menunjuk anak secara bergilir
5. Guru memberi apresiasi pada anak yang berani bernyanyi
105
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
- Anak sangat antusias saat membuat wajah dengan bentuk geometri dari bahan
kain flanel
- Saat menebak gambar, anak selalu berebut gambar sehingga ada gambar yang
sobek.
4. Hal-hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
106
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan
saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan
berikutnya ?
- Saya akan memberikan motivasi pada anak-anak agar anak-anak tidak mudah
bosan dengan belajar menggunting dan mencari ide-ide baru agar anak
semangat belajar menggunting.
.
107
Lampiran 3
Lembar kerja siklus 1
(HASIL TERBURUK)
108
Lembar kerja siklus 1
(HASIL TERBAIK)
109
Lembar kerja siklus 2
(HASIL TERBURUK)
110
Lembar kerja siklus 2
(HASIL TERBAIK)
111
Lampiran 4
Dokumentasi
Dokumentasi siklus 1
112
Dokumentasi siklus 2
113
Lampiran 5
Jurnal bimbingan
JURNAL BIMIBINGAN PKP
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar
Mahasiswa Supervisor
1. Minggu, penjelasan Menyusun R1S
25/10/2020 cara siklus 1 sudah
penyusunan sesuai dengan
R1S siklus 1 baik dan
dan praktik praktik berjalan
mengajar lancar
2. Minggu, Menyusun Tugas berjalan
01/11/2020 R1S siklus 2 lancar
dan praktik
mengajar
3. Minggu, Menyusun Diskusi
08/11/2020 Draf bab 1 – berjalan lancar
Bab 3
4. Minggu, Menyusun Diskusi dan
15/11/2020 laporan revisi
lengkap
5. Minggu, Diskusi draf Hasil draf akhir
22/11/2020 akhir
114
LAPORAN
KARYA ILMIAH
Dosen Pembimbing:
Intan Maulida Qorry’ Aina, M.Pd
OLEH :
TRI SETYOWATI
NIM 837403899
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT POGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ-UT) SURABAYA
PROGRAM PENDIDIKAN DASAR S1 PGPAUD
TAHUN 2020
115
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS
MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN BERBAGAI MEDIA
PADA KELOMPOK KB HIDAYATUN NAJAH KELURAHAN LATSARI
KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN
Oleh
Tri Setyowati
NIM 837403899
muhasadja@gmail.com
ABSTRAK
116
A. PENDAHULUAN berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman
Pendidikan anak usia dini dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha
merupakan pendidikan yang Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
diselenggarakan untuk cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
mengembangkan keterampilan yang warga negara yang demokratis serta
merupakan pendidikan dasar serta bertanggung jawab. Hal ini berarti
mengembangkan diri secara utuh bahwa peletakan proses pendidikan di
sesuai dengan asas pendidikan sedini PAUD harus benar dan sesuai dengan
mungkin dan sepanjang hayat. Aspek karakter pertumbuhan dan
yang dikembangkan dalam perkembangan menuju pertumbuhan
pendidikan anak usia dini adalah optimal. Apabila tidak dikembangkan
aspek pengembangan pembiasaan dengan baik dan benar akan
meliputi sosial, emosi, kemandirian, menyebabkan penyimpangan
moral, dan nilai-nilai agama, serta terhadap tumbuh kembang anak dan
pengembangan kemampuan dasar akan sulit untuk diperbaiki. Hal ini
yang meliputi pengembangan bahasa, akan merugikan anak dalam
kognitif, dan fisik motorik menghadapi masa depannya, keluarga
Bredekamp & Copple, menurut dan bangsa.
Tadkiroatun Musfiroh (2008: 4). Pada masa kanak-kanak
Undang Undang Republik Indonesia penyerapan informasi akan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem berlangsung sangat cepat, sehingga
Pendidikan Nasional pada BAB I pada masa ini anak akan banyak
Pasal 1 Ayat 14 tertulis bahwa melakukan peniruan terhadap bahasa,
pendidikan anak usia dini adalah emosional, dan perilaku yang
suatu upaya pembinaan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh
ditujukan kepada anak sejak lahir anak, dan ini dikenal dengan masa the
sampai dengan usia 6 tahun yang golden age (Slamet Suyanto, 2005:
dilakukan melalui pemberian 6). PAUD modern tidak
rangsangan pendidikan untuk memperhatikan salah satu aspek
membantu pertumbuhan dan secara parsial (bagian) melainkan
perkembangan jasmani dan rohani pendidikan secara menyeluruh
agar anak memiliki kesiapan dalam terhadap komponen terkait pada diri
memasuki pendidikan lebih lanjut. anak. Pertumbuhan pada masa ini
BAB II Pasal 3 Undang Undang perlu mendapat rangsangan untuk
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun menerima informasi yang bermanfaat
2003 tentang Sistem Pendidikan bagi anak, serta mengembangkan
Nasional ditetapkan bahwa sikap sosial emosional. Seiring
pendidikan nasional berfungsi dengan pertumbuhan otak, maka
mengembangkan keterampilan dan pertumbuhan jasmani penting untuk
membentuk watak serta peradaban diperhatikan.
bangsa yang bermartabat dalam Perkembangan pada anak usia
rangka mencerdaskan kehidupan dini mencakup perkembangan fisik
bangsa, bertujuan untuk dan motorik, kognitif, sosial
117
emosional dan bahasa. Pada masa ini keterampilan motorik halusnya, yang
anak sudah memiliki keterampilan ditandai dengan kurang terampilnya
dan kemampuan walaupun belum anak dalam penggunaan media
sempurna. Usia anak pada masa ini gunting, ketidak maksimalan ini
merupakan fase foundamental yang penyebabnya adalah pengelolaan
akan menentukan kehidupannya kelas, yaitu penggunaan media,
dimasa datang. Untuk itu, kita harus kurangnya motivasi yang diberikan
memahami perkembangan anak usia guru kepada anak dalam menumbuh
dini khususnya perkembangan fisik kembangkan kreativitas anak dalam
dan motorik. Perkembangan motorik meningkatkan keterampilan motorik
pada anak usia dini merupakan suatu halus, guru belum menggunakan
hal yang sangat penting bagi media lain yang lebih variatif dalam
perkembangan anak. Anak yang kegiatan menggunting sehingga anak
memiliki keterampilan motorik yang kurang tertarik dan mengakibatkan
baik akan mudah mempelajari hal-hal kurang optimalnya perkembangan
baru yang sangat bermanfaat dalam motorik halus.
menjalani pendidikan. Penguasaan Beberapa anak menunjukkan
keterampilan motorik juga dapat keterlambatan dalam keterampilan
memacu anak untuk menekuni bidang motorik halusnya terutama
tertentu sejak dini seperti bermain menggunting, yang ditandai dengan
musik, melukis, membuat kerajinan, belum terampilnya anak dalam
membuat gambar desain, dan lain menggunting. Dari 19 anak tercatat
sebagainya. Banyak sekali anak usia sebanyak 11 anak yang masih belum
muda yang menonjol bakatnya karena tepat dalam menggunting sesuai garis
kemampuan motorik halus yang baik. atau belum mengikuti garis batas.
Husein dkk (Sumantri, 2005 :2) Ada 6 anak yang cara memegang
menguraikan bahwa pembinaan dan guntingnya belum benar dengan
pengembangan potensi anak bangsa menggunakan dua jarinya saja
dapat diupayakan melalui sehingga hasil guntingannya kurang
pembangunan di berbagai bidang ada penekanan dan kertas yang
yang di dukung oleh atmosfer digunting sulit untuk diguntingnya.
masyarakat belajar. Anak usia dini Ada 5 anak yang cepat selesai
mempunyai potensi yang demikian mengguntingnya sehingga hasilnya
besar untuk mengoptimalkan segala masih kurang rapi dan asal-asalan,
aspek perkembangannya, termasuk akan tetapi ada 8 anak yang
perkembangan motoriknya artinya mengerjakannya dengan mampu dan
perkembangan keterampilan motorik terampil sehingga hasilnya sesuai
sebagai perkembangan unsur harapan. Kasus di atas menyebutkan
kematangan dan pengendali gerak bahwa anak kelompok KB
tubuh. mengalami kesulitan dalam
Berdasarkan pengamatan di pengembangan motorik halus, dapat
KB Hidayatun Najah terhadap disebabkan oleh beberapa faktor
kegiatan Pengembangan ditemukan seperti pengembangan keterampilan
adanya masalah anak-anak yang anak usia dini seringkali terabaikan
menunjukkan keterlambatan dalam atau dilupakan oleh orang tua,
118
pembimbing atau bahkan guru otot-otot tangan serta konsentrasi.
sendiri. Faktor penyebab yang lain Keterampilan menggunting bisa
yaitu lemahnya koordinasi mata dan menjadi tahap persiapan awal anak
otot-otot tangan. menulis terutama saat memegang
Gunting sebagai salah satu pensil. Kegiatan menggunting salah
benda tajam yang sering ditemukan satu stimulus yang dapat
pada anak-anak, baik dirumah dikembangkan oleh pendidik dalam
maupun disekolah. Aktivitas yang mengembangkan motorik anak
dilakukan anak-anak, dengan terutama motorik halus anak. Anak
menggunakan gunting, itu sebenarnya akan mampu mengkoordinasi indra
gejala awal yang positif dapat mata dan aktivitas tangan melalui
meningkatkan kemampuan motorik kegiatan menggunting.
halus anak, semestinya mendapat Peneliti menggunakan
respon dari guru dan orang tua. Gejala berbagai media dalam kegiatan
tersebut merupakan modal dasar awal menggunting, karena dengan
yang baik bagi suatu proses belajar, berbagai media dapat melatih anak
karena belajar hakekatnya adalah mulai dari tahap menggunting awal
proses aktivitas yang terencana dan sampai sulit. Anak dapat
sadar tujuan. Namun demikian menyesuaikan ketebalan media yang
kenyataannya, guru dan orang tua digunakan maupun bahan yang
justru melarang murid dan anak-anak digunakan mulai dari tingkat
mereka memegang dan menggunakan kesulitan yang temudah sampai tahap
gunting tanpa menjelaskan kepada menggunting akhir dengan berbagai
anak. Sikap kekhawatiran guru dan media tersebut. Selain itu dengan
orang tua yang takut anaknya terluka berbagai media yang gunakan dalam
karena gunting. Sikap seperti itu kegiatan menggunting menjadikan
bukan hanya tidak bijaksana tetapi pembelajaran lebih bervariasi
juga dapat mematikan potensi positif sehingga diharapkan anak lebih aktif
dalam diri anak. Dalam hal ini anak dan menarik minat anak dalam
dapat diarahkan pada perkembangan mengikuti pembelajaran.
motoriknya. Perkembangan motorik Berdasarkan uraian
adalah proses seorang anak belajar permasalahan diatas, maka penulis
untuk terampil menggerakkan bermaksud akan mengadakan suatu
anggota tubuh penelitian ini dengan judul “Upaya
Berdasarkan deskripsi di atas Meningkatkan Keterampilan
diperlukan adanya kegiatan Motorik Halus Melalui Kegiatan
pembelajaran yang dapat Menggunting Dengan Berbagai
meningkatkan keterampilan motorik Media Pada Kelompok KB
halus anak. Salah satu kegiatan Hidayatun Najah Kelurahan
pembelajaran yang dapat Latsari Kecamatan Tuban
meningkatkan keterampilan motorik Kabupaten Tuban”.
halus anak yaitu kegiatan
menggunting dengan berbagai media.
Kegiatan menggunting bertujuan
untuk melatih koordinasi mata dan
119
B. KAJIAN PUSTAKA keterampilan yang memerlukan
Sukadiyanto (1997: 70) koordinasi mata dan tangan, (hand-
menyatakan bahwa keterampilan eye coordination). Menulis,
motorik adalah keterampilan menggambar, menggunting, bermain
seseorang dalam menampilkan gerak piano adalah contoh-contoh
sampai gerak lebih kompleks. keterampilan tersebut.
Keterampilan motorik tersebut Menurut Moelichatoen (2004)
merupakan suatu keterampilan umum motorik halus anak adalah merupakan
seseorang yang berkaitan dengan kegiatan yang menggunakan otot-otot
berbagai keterampilan atau tugas halus pada jari dan tangan gerakan ini
gerak. Dengan demikian merupakan keterampilan gerak.
keterampilan motorik adalah Dari beberapa pendapat di atas dapat
keterampilan gerak seseorang dalam disimpulkan bahwa keterampilan
melakukan penunjang dalam segala motorik halus adalah penggunaan
kegiatan. sekelompok otot-otot kecil. Seperti
Sejalan dengan hal di atas jari-jari jemari dan tangan yang
Sumantri (2005: 143) menyatakan membutuhkan kecermatan serta
bahwa keterampilan motorik halus koordinasi mata dan tangan untuk
adalah pengorganisasian penggunaan mengontrol dalam mencapai
sekelompok otot-otot kecil. Seperti pelaksanaan keterampilan. Contoh
jari-jari jemari dan tangan sering keterampilan yang dimiliki anak usia
membutuhkan kecermatan dan 4 sampai 5 tahun yaitu menulis,
koordinasi mata dan tangan, menggambar, menggunting,
keterampilan yang mencakup membentuk, mengancingkan baju,
pemanfaatan dengan alat-alat untuk memanipulasi, menjiplak bentuk.
bekerja dan objek yang kecil atau Toho dan Gusril (2004: 51)
pengontrolan terhadap mesin menyatakan bahwa fungsi utama
misalnya, mengetik, menjahit, motorik ialah mengembangkan
menggunting dan lain-lain. Hal yang kesanggupan dan keterampilan setiap
sama dikemukakan oleh Mahendra individu yang berguna untuk
(Sumantri, 2005: 143) keterampilan mempertinggi daya kerja. Lebih
motorik halus (fine motor skill) lanjut dijelaskan bahwa dengan
merupakan keterampilan yang mempunyai keterampilan motorik
memerlukan kemampuan untuk yang baik, tentu individu mempunyai
mengontrol otot-otot kecil atau halus landasan untuk menguasai tugas
untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang khusus. Definisi
keterampilan yang berhasil. yang serupa dikemukakan oleh
Magill (Sumantri, 2005: 143) Elizabeth B. Hurlock (1978: 162)
keterampilan ini melibatkan bahwa keterampilan motorik yang
koordinasi neuromuscular (syaraf berbeda memainkan peran yang
otot) yang memerlukan ketepatan berbeda pula dalam penyesuaian
derajat tinggi untuk berhasilnya sosial dan pribadi anak. Keterampilan
keterampilan ini. Keterampilan jenis berfungsi membantu anak untuk
ini sering disebut sebagai memperoleh kemandiriannya,
kemndirian yang terasah akan
120
menimbulkan rasa kebahagiaan dan melalui kegiatan menggunting,
rasa percaya diri bagi anak, mewarnai, menempel, memalu,
sebaliknya ketergantungan merangkai benda dengan benang
menimbulkan kekecewaan dan (meronce), menjiplak bentuk.
ketidakpuasan diri, keterampilan Pengembangan keterampilan motorik
motorik juga berfungsi untuk halus akan berpengaruh terhadap
kesiapan anak dalam menulis serta
mendapatkan penerimaan sosial yang
kemampuan daya lihat anak sehingga
memungkinkan anak memerankan
dapat melatih kemampuan anak
peran kepemimpinan. melihat ke arah kiri dan kanan, atas
Sumantri (2005: 146) bawah yang penting untuk persiapan
mengemukakan bahwa fungsi dari membaca awal.
keterampilan motorik halus yaitu Menurut teori behavioristik,
untuk mendukung aspek belajar adalah perubahan tingkah laku
pengembangan lainnya, seperti sebagai akibat dari adanya interaksi
kognitif, bahasa, dan sosial. Kerena antara stimulus dan respon. Belajar
setiap aspek perkembangan tidak merupakan bentuk perubahan yang
terpisah antara satu sama lain. Hal ini dialami siswa dalam hal
senada sikemukakan oleh Yudha M. kemampuannya untuk bertingkah
Saputra & Rudyanto (2005: 116) laku dengan cara yang baru sebagai
fungsi dari keterampilan motorik hasil interaksi antara stimulus dan
halus yaitu: (a) Sebagai alat untuk respon. seseorang dianggap telah
mengembangkan keterampilan gerak belajar sesuatu jika ia dapat
kedua tangan, (b) Sebagai alat untuk menunjukkan perubahan tingkah
mengembangkan koordinasi lakunya.
kecepatan tangan dengan gerakan Teori behavioristik
mata, (c) Sebagai alat untuk melatih mengutamakan pengukuran, sebab
penguasaan emosi. pengukuran merupakan suatu hal
Dari beberapa pendapat yang penting untuk melihat terjadi
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidaknya perubahan tingkah laku.
fungsi keterampilan motorik halus Faktor lain yang juga dianggap
erat kaitanya dengan keterampilan penting oleh aliran behavioristik
hidup anak untuk memposisikan diri adalah faktor penguatan
pada kehidupannya yang lebih baik (reinforcement). Penguatan adalah
serta mendukung aspek apa saja yang dapat memperkuat
pengembangan lainnya seperti aspek timbulnya respon. bila penguatan
pengembangan kognitif, aspek ditambahkan (positive reinforcement)
pengembangan bahasa, dan aspek maka respon akan semakin kuat.
pengembangan sosial. Begitu juga bila penguatan dikurangi
Sumantri (2005: 145) (negative reinforcement) responpun
mengemukakan bahwa aktivitas akan tetap dikuatkan (Asri
keterampilan motorik halus anak Budiningsih, 2004: 21).
Taman Kanak-kanak bertujuan untuk Teori belajar behavioristik
melatih kemampuan koordinasi
menurut Skinner (Asri Budiningsih,
motorik anak. Koordinasi antara mata
2004: 23) mengemukakan hubungan
dan tangan dapat dikembangkan
antara stimulus dan respon yang
121
terjadi melalui interaksi dalam kegiatan menggunting. Saat
lingkungannya yang kemudian akan menggunting jari jemari anak akan
menimbulkan perubahan tingkah bergerak mengikuti pola bentuk yang
laku. Pada dasarnya stimulus – digunting.
stimulus yang diberikan kepada Suratno (2005: 127)
seseorang atau anak akan saling menyatakan bahwa kegiatan
berinteraksi dan interaksi antara menggunting dapat melatih otot
stimulus-stimulus tersebut akan tangan dan jari anak serta melatih
mempengaruhi bentuk respon yang konsentrasi anak. Selain ada banyak
akan diberikan. Demikian juga manfaat yang akan didapat anak dari
dengan respon yang dimunculkan kegiatan menggunting diantaranya:(
inipun akan mempunyai konsekuensi- a) Melatih motorik halus, (b) Melatih
konsekuensi. Konsekuensi- koordinasi tangan, mata, dan
konsekuensi inilah yang pada konsentrasi, (c) meningkatkan
gilirannya akan mempengaruhi atau kepercayaan diri, (d) lancar menulis,
menjadi pertimbangan munculnya (e) ungkapan ekspresi, (f) mengasah
perilaku. kognitif.
Semakin baiknya gerakan
motorik halus anak membuat anak C. METODE PENELITIAN
dapat berkreasi, seperti menggunting Penelitian ini merupakan
kertas, menyatukan dua lembar penelitian tindakan kelas (action
kertas, menganyam kertas, tapi tidak research), karena penelitian
semua anak memiliki kematangan dilakukan untuk memecahkan
untuk menguasai kemampuan pada masalah pembelajaran di kelas.
tahap yang sama. Dalam melakukan Penelitian ini juga termasuk
gerakan motorik halus anak juga penelitian deskriptif, sebab
memerlukan dukungan keterampilan menggambarkan bagaimana suatu
fisik serta kematangan mental teknik pembelajaran diterapkan dan
( Sujiono, 2007: 1.14). bagaimana, hasil yang diinginkan
Menggunting merupakan dapat dicapai.
kegiatan kreatif yang menarik bagi Dalam penelitian tindakan
anak-anak. Menggunting termasuk kelas ini menggunakan guru sebagai
teknik dasar untuk membuat aneka peneliti, penanggungjawab penelitian
bentuk kerajinan tangan, bentuk tindakan ini adalah guru. Tujuan
hiasan dan gambar dari bahan kertas utama penelitian tindakan kelas
dengan memakai bantuan alat adalah untuk meningkatkan praktik-
pemotong. Sumantri (2005: 152) praktik pembelajaran di kelas, dimana
mengemukakan bahwa menggunting guru terlibat langsung secara penuh
adalah memotong berbagai aneka dalam proses perencanaan, tindakan,
kertas atau bahan-bahan lain dengan observasi dan refleksi.
mengikuti alur, garis atau bentuk- Penelitian tindakan kelas
bentuk tertentu merupakan salah satu (PTK) dilakukan oleh guru sendiri.
kegiatan yang mengembangkan Jika dalam penelitian, peneliti
motorik halus anak. Koordinasi mata melibatkan pihak lain, maka
dan tangan dapat berkembang melalui peranannya tidak dominan,
122
keterlibatan pihak lain hanya bersifat Najah Kelurahan Latsari Kecamatan
konsultatif, untuk mencari Tuban Kabupaten Tuban. Penelitian
permasalahanpermasalahan Tindakan Kelas ini dilaksanakan
pembelajaran yang akan dipecahkan dalam 2 siklus. Siklus 1 membahas
melalui penelitian tindakan oleh guru tentang tema Lingkungan Subtema
sebagai peneliti. rumahku dengan sub pokok bahasan
menggunting pola geometri dan
Penelitian ini menggunakan
menempel menjadi sebuah rumah,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
siklus 2 membahas tema Diri Sendiri
Menurut Hopkins dalam Sudikin Subtema Anggota Tubuh Bagian
(2002:16) PTK merupakan suatu Kepala dengan sub pokok bahasan
bentuk kajian reflektif oleh pelaku membuat wajah dengan bentuk
tindakan dan PTK dilakukan untuk geometri dan menebak gambar.
meningkatkan kemampuan guru Masing-masing siklus mencakup
dalam melaksanakan tugas, empat tahapan, yaitu: perencanaan,
memperbaiki kondisi praktik-praktik pelaksanaan, pengamatan, dan
pembelajaran yang telah dilakukan. refleksi.
Sedangkan menurut Aqib Subjek Penelitian adalah
(2006:12) Penelitian Tindakan Kelas seluruh siswa kelompok KB adalah
merupakan suatu pencermatan 97 orang, adapun kelas yang diteliti
terhadap kegiatan yang sengaja adalah 19 siswa yang terdiri dari 9
dimunculkan, dan terjadi dalam orang anak laki-laki dan 10 orang
sebuah kelas. anak perempuan. Kemampuan
Berdasarkan pendapat- masing-masing anak di KB
pendapat diantaranya dapat Hidayatun Najah Kelurahan Latsari
disimpulkan bahwa PTK adalah Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban
penelitian tindakan untuk berbeda satu sama lainnya. Hal ini
memecahkan permasalahan dalam dianggap wajar karena memang
kelas untuk meningkatkan mutu mereka datang dari latar belakang
pembelajaran. yang berbeda seperti latar belakang
Adapun tujuan penelitian keluarga dan tempat tinggal.
tindakan kelas adalah untuk Berdasarkan prosedur
memperbaiki dan meningkatkan penelitian, maka tindakan penelitian
praktik pembelajaran di kelas secara kelas untuk meningkatkan
berkesinambungan (Aqib, 2006 : 18). keterampilan motorik halus anak
Penelitian Tindakan Kelas ini dimulai dari perencanaan, perlakuan
menggunakan model penelitian dan pengamatan, dilanjutkan dengan
tindakan dari Kemmis dan Mc. refleksi. Setelah melalui refleksi dan
Taggart yang menggunakan system mendapatkan data mengenai
spiral refleksi ini, yang dimulai keterampilan motorik halus anak
dengan rencana, tindakan, yang dirasa masih belum maksimal,
pengamatan, refleksi dan maka untuk memaksimalkan
perencanaan kembali atau revisi. peningkatan keterampilan motorik
Penelitian ini dilaksanakan halus anak tersebut dilakukan
pada tanggal 12 Oktober – 21 tindakan pada siklus selanjutnya.
Oktober 2020 di KB Hidayatun
123
Sesuai dengan desain e. Menyusun Rencana Kegiatan
penelitian, maka empat komponen di Harian (RKH) yang memuat
atas dapat diuraikan sebagai berikut: serangkaian kegiatan
1. Perencanaan pembelajaran. Menentukan tema,
Menjelaskan tentang apa, sub tema, indikator, dan kegiatan
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
dan bagaimana tindakan tersebut
f. Menyusun dan mempersiapkan
dilakukan. Penelitian tindakan yang
lembar observasi mengenai
ideal sebetulnya dilakukan secara keterampilan motorik halus anak.
berpasangan antara pihak yang g. Mempersiapkan alat untuk
melakukan tindakan dan pihak yang mendokumentasikan kegiatan
mengamati proses jalannya tindakan. pembelajaran yang dilakukan
Dengan demikian penelitian yang berupa foto.
baik adalah apabila dilakukan dalam h. Mempersiapkan sarana dan
bentuk kolaborasi. Pada penelitian ini media pembelajaran yang akan
pihak yang melakukan tindakan dan digunakan dalam pembelajaran.
melakukan pengamatan terhadap 2. Pelaksanaan Tindakan
berlangsungnya proses tindakan Tindakan ini dilakukan
adalah guru kelas (peneliti). dengan mengunakan prosedur
Penelitian ini dilakukan di kelompok perencanaan yang telah dibuat dan
KB Hidayatun Najah Kelurahan dalam pelaksanaannya bersifat
Latsari Kecamatan Tuban Kabupaten fleksibel dan terbuka terhadap
Tuban yang akan ditingkatkan perubahan-perubahan. Selama proses
keterampilan motorik halusnya pembelajaran berlangsung, guru
melalui kegiatan menggunting (peneliti) melaksanakan
dengan berbagai media. pembelajaran sesuai dengan RKH
Sebagai tahap persiapan awal, yang telah dibuat. Guru (peneliti)
peneliti mengadakan observasi mengamati keterlibatan anak dalam
mengenai keadaan sekolah secara proses pembelajaran yang
umum, sarana prasarana pendukung, berhubungan dengan keterampilan
proses pembelajaran, aktivitas anak motorik halus anak.
selama pembelajaran, dan kegiatan 3. Observasi atau pengamatan
proses pembelajaran. Hasil observasi Observasi dilaksanakan
digunakan sebagai dasar penyusunan selama proses pembelajaran
perencanaan yang dilakukan oleh berlangsung dengan menggunakan
peneliti. Peneliti membuat rencana lembar observasi yang telah dibuat.
atau rancangan tindakan yang akan Observasi dilakukan untuk melihat
diberikan pada anak yaitu: tema, secara langsung bagaimana
permasalahan, media, strategi keterampilan motorik halus anak saat
pembelajaran, aktivitas anak, hal-hal proses pembelajaran.
yang akan diobservasi dan evaluasi 4. Refleksi
kegiatan. Persiapan yang akan Refleksi dilakukan pada akhir
digunakan dalam penelitian ini tiap siklus dan berdasarkan refleksi
adalah: inilah dapat diketahui apakah
tindakan yang diberikan sudah sesuai
124
dengan harapan peneliti serta untuk Metode observasi atau yang
mengetahui apakah diperlukan atau disebut pula dengan pengamatan
tidaknya siklus selanjutnya. Data adalah meliputi kegiatan pemuatan
yang telah diperoleh pada lembar perhatian terhadap suatu objek
instrumen observasi dianalisis dengan menggunakan seluruh alat
kemudian peneliti melakukan refleksi indera (Arikunto, 2010:199).
terhadap hasil observasi yang Observasi dapat dilakukan
bertujuan untuk melakukan penilaian dengan dua cara menurut Arikunto
terhadap proses yang terjadi serta (2010:200) yaitu:
segala hal yang berkaitan dengan 1. Observasi non sistematis yaitu
tindakan yang telah dilakukan. observasi yang dilakukan oleh
Refleksi ini juga bertujuan untuk pengamat dengan tidak menggunakan
menyusun rencana tindakan instrumen pengamatan.
perbaikan untuk siklus selanjutnya 2. Observasi sistematis yaitu
apabila diperlukan. observasi yang dilakukan oleh
Pengumpulan data pada pengamat dengan menggunakan
penelitian ini digunakan pengamatan pedoman sebagai instrumen
atau observasi sistimatis yaitu pengamatan.
observasi yang dilakukan dengan Masing-masing lembar observasi
menggunakan pedoman lembar aktivitas keseluruhan digunakan
observasi sebagai instrumen, untuk mengukur tingkat keberhasilan
pengamatan. Lembar observasi yang dan kelemahan dalam proses
digunakan ada 3 jenis, yaitu: 1. pembelajaran.
Lembar observasi aktivitas guru. Setelah itu analisis data merupakan
Lembar observasi aktivitas guru kelanjutan dari pengolahan data
digunakan untuk mengukur tingkat mentah menjadi data yang lebih
keberhasilan dan kelemahan dalam bermakna (Arikunto, 2010:54).
proses pembelajaran yang dilakukan Dalam memperoleh data untuk
oleh guru. 2. Lembar observasi mengetahui indikator kemampuan
aktivitas anak. Lembar observasi motorik halus anak digunakan tanda *
aktivitas anak digunakan untuk (bintang) pada lembar observasi,
mengukur tingkat keberhasilan dan dengan ketentuan tanda *1 diberikan
kelemahan dalam kegiatan kepada anak yang tidak
menggunting dan menempel. menyelesaikan tugas atau tidak
Dari teknik pengumpulan data memberikan respon, *2 bagi anak
pada penelitian ini peneliti yang menyelesaikan tugas atau
menggunakan metode observasi. memberi respon dengan bantuan
Metode observasi merupakan metode guru, *3 diberikan bagi anak yang
yang paling mungkin untuk menyelesaikan tugas atau memberi
digunakan pada penelitian anak usia respon dengansedikit bantuan, *4
PAUD. Mengingat usia PAUD adalah bagi anak yang dapat menyelesaikan
usia yang masih dini. Pada usia ini tugas tanpa bantuan.
perubahan-perubahan yang terjadi Analisis kemampuan menggunting
hanya dapat diketahui melalui dan menempel digunakan untuk
pengamatan atau observasi. menghitung kompetensi bidang
125
pengembangan motorik halus anak. pada siklus II. Siklus II ini
Anak dikatakan memiliki kompetensi dilaksanakan dengan tujuan
pada pengembangan motorik halus memantapkan hasil penelitian pada
bila telah mencapai *4, dan suatu siklus I. Jika pada siklus I tidak
kelas dikatakan tuntas jika mencapai mencapai kriteria yang diharapkan
minimal 80% dan maximal 100%. maka penelitian ini berlanjut pada
Adapun untuk memperoleh nilai siklus II.
individu digunakan rumus: Indikator keberhasilan dalam
penelitian ini adalah meningkatnya
𝑓 keterampilan motorik halus anak.
P= 𝑁 𝑋 100%
Peningkatan keterampilan motorik
halus anak dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata persentase
setiap aspek keterampilan motorik
Keterangan: P = Hasil
halus anak yang diamati yaitu apabila
jawaban dalam % f = Nilai
85% (17 anak) dari jumlah anak (19
yang diperoleh N =
anak) memperlihatkan indikator
Jumlah item pengamatan
dalam persentase baik. Hal ini dapat
(Winarsunu, 2002 : 22).
dilihat dari hasil kegiatan
Analisis ini dilakukan pada saat
pembelajaran yang tersusun dalam
tahapan refleksi. Hasil analisis ini
lembar observasi kegiatan.
digunakan sebagai bahan refleksi
Keberhasilan tindakan dapat
untuk melakukan perencanaan lanjut
diketahui dengan cara
dalam siklus selanjutnya, juga
membandingkan hasil kegiatan dari
dijadikan sebagai bahan refleksi
setiap siklus yang dilakukan dalam
dalam memperbaiki rancangan
kegiatan pembelajaran selama
pembelajaran, bahkan dijadikan
penelitian berlangsung.
sebagai bahan pertimbangan dalam
penentuan metode pembelajaran yang
D. HASIL PENELITIAN DAN
tepat.
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui keberhasilan Data penelitian yang di
dalam menganalisis data, digunakan peroleh berupa observasi atau
kriteria keberhasilan pada lembar pengamatan aktivitas anak dan guru
observasi sebagai berikut. pada akhir pembelajaran pada setiap
*1 = 0– 55% siklus. Data lembar aktivitas guru dan
*2 = 56 – 65% aktivitas anak digunakan untuk
*3 = 66 – 79% mengetahui kemampuan dalam
*4 = 80 – 100% meningkatkan motorik halus.
Penelitian ini merupakan
Jika kriteria keberhasilan pada penelitian tindakan kelas.
lembar observasi guru, lembar Pelaksanaan penelitian dilakukan
observasi anak, dan lembar observasi dalam dua siklus tiap siklus
kemampuan motorik halus anak dikenakan perlakuan yang berbeda
sudah mencapai skor 80 % – 100 % dengan tingkat kesulitan yang sama
maka siklus I tetap akan dilanjutkan sesuai dengan perubahan yang
126
dicapai seperti yang telah 9. BMA 3 2
direncanakan dalam faktor yang ingin 10. KYN 2 2
diteliti. Setiap siklus penelitian terdiri 11. KLA 3 3
dari empat tahap yaitu: 1) 12. ASK 2 2
Perencanaan, 2) Pelaksanaan 13. ADV 3 3
Tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi.
14. ZYA 3 3
Penelitian dilakukan di KB
15. ALS 2 2
Hidayatun Najah yang berlokasi di
16. RKH 2 2
Kelurahan Latsari, Kecamatan
Tuban, Kabupaten Tuban. Penelitian 17. CYL 1 1
dilaksanakan pada semester I tahun 18. FYZ 3 3
ajaran 2020/2021, sekolah ini 19. SHL 3 2
mempunyai 5 ruang kelas terdiri atas Total Skor 49 47
Kelompok KB yaitu kelas Adam, Persentase 85.9% 82.4%
Kelas Ibrahim, Kelas Ismail, Kelas Nilai
Zakariya dan Kelas Muhammad. Rata-rata 84.1%
Jumlah anak didik KB Hidayatun
Najah keseluruhan Berdasarkan hasil observasi
97 anak, Masing-masing kelas rata- tersebut, dapat diketahui bahwa
rata berjumlah 20 siswa. Dalam persentase nilai rata-rata
penelitian ini, peneliti melakukan keterampilan motorik halus anak
penelitian pada kelompok KB kelas sudah mencapai 84.1%. hasil ini
Adam yang berjumlah 19 siswa yang menunjukkan adanya peningkatan
terdiri dari 10 anak perempuan dan 9 sebesar 9.6% dari pertemuan
anak laki-laki. sebelumnya. Dengan demikian
Tabel 1. Hasil Pertemuan 2 Siklus penelitian ini dihentikan pada siklus
II Keterampilan Motorik Halus II pertemuan 2 karena nilai rata-rata
Melalui Kegiatan Menggunting yang diperoleh pada pertemuan ini
Dengan Berbagai Media. sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan
No Nama Keterampilan yaitu ≥ 80%.
mengendalikan jari- Hasil aktivitas kemampuan motorik
jemari dalam halus anak pada siklus I dan II dapat
menggunting dilihat pada tabel berikut.
Ketepata Kerapia
n n Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pra
1. FBI 3 3 Tindakan, Hasil Siklus I dan
2. OBB 3 3 Siklus II Keterampilan Motorik
3. AFF 3 3 Halus Melalui Kegiatan
4. NFL 2 2 Menggunting Dengan Berbagai
Media.
5. ASY 3 3
Keterampilan
6. DHF 3 3
Motorik
7. IZL 2 2
Halus
8. EBN 3 3
127
Pr Siklus I Siklus II kelompok A mengalami peningkatan.
Kri a Per Per Per Per Per Histogram tersebut menunjukan
teri tin te te te te te peningkatan yang sangat baik dalam
a da mu mu mu mu mu keterampilan motorik halus anak
ka an an an an an dalam proses penelitian tindakan
n 1 2 3 1 2 kelas yang dilaksanakan. Pada
pertemuan kedua siklus II ini, dapat
Ke
49 diketahui bahwa kemampuan rata-
tep 52. 54. 61. 75. 85.
.1 rata anak didominasi dengan
ata 6% 3% 4% 4% 9%
% keterampilan motorik halus anak
n
menggerakkan jari jemari dalam
Ke 45
49. 52. 63. 73. 82. memegang gunting serta dapat
rap .6
1% 6% 1% 6% 4% menggunting dengan luwes
ian %
mengikuti pola gambar dengan tepat.
Hasil observasi sebelum
tindakan dan observasi sesudah
tindakan pada siklus I dapat dilihat
10% perbandingan persentase hasil belajar
09 % pada tabel dan histogram diatas,
8
0% terlihat jelas bahwa keterampilan
ketercapaian
7
0%
6
motorik halus anak sebelum tindakan
0%
5%
0 siklus I mengalami peningkatan.
4%
0 ketepata Sebelum ada tindakan keterampilan
3%
0 n motorik halus anak pada pra tindakan
kerapian
2%
0 pada kriteria kurang baik dari segi
1%
0
ketepatan 49.1%, dan kerapian
00%
Pr pertemu pertemupertemuPertemu pertemu 45.6%. Setelah adanya tindakan pada
tindak
a 1 Siklusan
an 2Siklusan
3Siklusan
1Siklus an
2Siklus Siklus I dan Siklus II keterampilan
an I I I II II motorik halus anak semakin
Ketrampilan Motorik Halus
meningkat. Pada siklus II pertemuan
2 terlihat segi ketepatan 85.9% dan
Gambar 1. Histogram kerapian 82.4%.
Peningkatan Keterampilan Berdasarkan hasil
Motorik Halus Pra Tindakan, pembelajaran yang dilaksanakan pada
Siklus I dan Siklus II pertemuan ke 2 siklus II ini,
disimpulkan bahwa keterampilan
Berdasarkan hasil observasi motorik halus anak sudah
dari sebelum tindakan ke siklus I dan berkembang sangat baik. Nilai
II dapat dilihat perbandingan perkembangan keterampilan motorik
persentase hasil belajar pada tabel dan halus anak yang diperoleh telah
histogram di atas. Dari data yang memenuhi target indikator
diperoleh, dapat diketahui pencapaian keberhasilan yang sudah ditentukan
hasil belajar anak dalam menggunting sebelumnya.
dengan berbagai media pada anak Refleksi pada siklus II
dilakukan oleh peneliti dan guru kelas
128
pada akhir siklus II. Dalam refleksi ini anak, menunjukan bahwa
dibahas mengenai proses permasalahan yang paling
pembelajaran yang terjadi saat mendominasi yaitu terkait dengan
melakukan tindakan. Anak sangat permasalahan keterampilan motorik
antusias dalam pembelajaran karena halus anak.
secara aktif terlibat dalam
pembelajaran dalam hal ini guru E. SIMPULAN DAN SARAN
sudah melibatkan siswa baik dari Kesimpulan
proses kegiatan awal sampai kegiatan Berdasarkan hasil penelitian
akhir. Anak juga terlihat senang saat yang telah dilakukan dapat
pembelajaran menggunting dengan disimpulkan bahwa keterampilan
berbagai media berlangsung karena motorik halus anak pada kelompok
pada siklus II anak selain menempel KB Hidayatun Najah Tuban. Dapat
hasil menggunting pada buku, juga meningkat dalam kegiatan
menceritakan hasil karya mereka di menggunting dengan berbagai media.
depan kelas. Aktifitas kegiatan Proses pembelajaran kegiatan
menggunting dengan berbagai media menggunting dilakukan secara
yang disajikan sudah mampu bertahap sesuai langkah-langkah
membelajarkan anak akan pembelajaran, sehingga kemampuan
keterampilan motorik yang dimiliki, motorik halus anak dapat meningkat
anak sudah mengalami peningkatan secara bertahap. Melalui perancangan
dan termasuk dalam kriteria baik. kegiatan yang memungkinkan anak
Pada siklus II keterampilan motorik berubah kelompok dan bergantian
halus anak sudah mengalami teman dan pemberian kesempatan
penigkatan dan telah memenuhi anak untuk menceritakan hasil karya
indikator keberhasilan sehingga anak di depan kelas dapat
penelitian dirasa cukup dan meningkatkan kemampuan motorik
dihentikan sampai siklus II. halus anak kelompok kelompok KB
Analisis data dalam penelitian Hidayatun Najah Tuban. Peningkatan
ini terjadi secara interaktif baik keterampilan motorik halus anak
sebelum, saat dan sesudah penelitian. dapat terlihat dari ketepatan anak
Sebelum penelitian dilakukan dalam menggunting sesuai pola
peneliti, telah melakukan analisis dengan berbagai media.
yaitu dalam menentukan rumus Peningkatan keterampilan
masalah yang muncul, kemudian motorik halus anak pada kelompok
analisis juga dilakukan pada saat kelompok KB Hidayatun Najah
pengambilan data kemampuan awal Tuban dapat dilihat dari rata-rata
anak. Analisis sebelum penelitian ini keterampilan motorik halus anak pada
bertujuan mengetahui sejauh mana kondisi awal sebesar 47.3%,
permasalahan dan kemampuan anak meningkat pada siklus I menjadi
sehingga dapat dilakukan tindakan 62.2% dan pada siklus II mencapai
penelitian yang tepat. Berdasarkan 84.1%.
hasil observasi tentang pelaksanaan
pembelajaran beserta dampak dari
stimulasi yang telah diberikan kepada
129
Saran Asri Budiningsih. (2004). Belajar dan
Berdasarkan hasil pembahasan Pembelajaran. Yogyakarta:
dan kesimpulan dapat dikemukakan Rineka Cipta
saran-saran sebagai berikut: Ika Sulistyowati, Upaya
3. Bagi Pendidik PAUD Meningkatkan Kemampuan
Dalam pembelajaran khususnya Berbahasa Anak Didik
untuk aspek keterampilan motorik melalui Story Telling
halus. Penggunaan berbagai media
dalam kegiatan menggunting Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan
sangat efektif untuk meningkatkan dan Pengembangan Sumber
keterampilan motorik halus dalam Belajar untuk Anak Usia Dini.
proses pembelajaran yang menarik Jakarta: Depdiknas.
minat anak dengan berbagai media
yang digunakan dalam kegiatan Dini P. Daeng Sari. (1996). Metode
menggunting. Mengajar di Taman Kanak-
4. Bagi Peneliti Lanjutan kanak. Jakarta: Depdikbud.
Keterampilan motorik halus anak
merupakan aspek yang sangat Depdiknas. 2007. Pedoman
penting bagi perkembangan anak, Pembelajaran di TK. Jakarta:
oleh sebab itu peneliti selanjutnya Depdiknas.
diharapkan dapat membuat
penelitian mengenai keterampilan Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik Jilid 1.
motorik halus anak melalui Yogyakarta: Andi
berbagai media yang lain yang
lebih menarik bagi anak. Harun Rasyid, Mansyur & Suratno.
(2009). Assesmen Perkembangan
Anak Usia Dini. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.
Anggani, Sudono. 1995. Sumber
Belajar dan Alat Permainan
Hurlock, Elizabeth. 1990.
(Untuk Pendidikan Anak Usia
Perkembangan Anak Jilid 1.
Dini).
Edisi Keenam. Jakarta:
Depdikbud.
Anggani, Sudono. 2000. Sumber
Hurlock Elizabeth B. (1978).
Belajar dan Alat Permainan
Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi
(Untuk
keenam (Med. Meitasari
Pendidikan Anak Usia Dini).
Tjandrasa. Terjemahan). Jakarta:
Jakarta: Grasindo
Erlangga.
Aqip, Zainal, 2006. Penelitian
Tindakan
Kurikulum Depdiknas, 2004. Standar
Kelas. Bandung: Yrama Widya
Kompetensi TK dan RA. Jakarta:
Arikunto, Suharsini. 2010, Prosedur
Depdiknas
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
130
Munandar, Utami. 2009.
Pengembangan Kreatifitas Anak Suratno. (2005). Pengembangan
Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Kreativitas Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Mistriyanti. (2012). Perkembangan Sujiono, Yuliani Nurani, 2009.
Motorik Halus Anak Usia Dini. Konsep Dasar PAUD, Jakarta:
Diakses dari PT. Indeks
http://haurasyalsabila.blogspot.c
om pada tanggal 8 November Sanjaja. B dan Hariyanto, Albertus.
2013, jam 15.00 WIB. 2006. Panduan Penelitian.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Rochiati Wiriaatmadja. (2006).
Metode Penelitian Tindakan Sudikin, DKK. 2002. Manajemen
Kelas. Bandung: Remaja Penelitian Tindakan Kelas.
Rosdakarya. Jakarta: Insan Cendekia.
131
132