Anda di halaman 1dari 2

Menurut objek pembelajaran.

Hal ini terjadi karena proses pembelajaran berpusat pada


guru dan interaksi hanya terjadi satu arah sehingga kurang mendorong potensi siswa dan
kurang merangsang siswa untuk belajar mandiri.

Menurut sanjaya (2006) bahwa metode ceramah adalah cara menyajikan


pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok
siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini masih sering digunakan
oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan dan
faktor kebiasaan baik dari guru ataupun dari siswa.

Menurut Burrowes dalam Juliantara (2009) bahwa pembelajaran konvesional


menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa
untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan
pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvesional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1)
pembelajaran berpusat pada guru; (2) terjadi passive learning ; (3) interaksi diantara
siswa kurang; (4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif; (5) penilaian bersifat
sporadis. Menurut Brooks dan Brooks dalam Juliantara (2009) bahwa dalam
penyelenggaraan pembelajaran konfesional lebih menekankan kepada tujuan
pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses
“meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar. Jika dilihat dari tiga jalur modus
penyampaian pesan pembelajaran, pembelajaran konvesional lebih sering menggunakan
modus telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating (memperagakan)
dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja
secara langsung ). Dalam perkataan lain, guru lebih sering menggunakan strategi atau
metode ceramah dan/atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara
ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari
ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulu. Penekanan
aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali
isi buku tersebut. Jadi, pembelajaran konvesional kurang menekankan pada pemberian
keterampilan proses ( hands-of activities).

Sumber belajar dalam strategi pembelajaran konvensional lebih banyak


berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli.
Seumber-sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Siswa dituntut
untuk menunjukan kemampuan menghafal dan menguasai potongan-potongan
informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih
kompleks. Artinya bahwa siswa yang telah mempelajari pengetahuan dasar tertentu,
diharapkan akan dapat menggabungkan sub-sub pengetahuan tersebut untuk
menampilkan perilaku (hasil) belajar yang lebih kompleks. Oleh karena itu,
pembelajaran konfesional merupakan aktivitas belajar yang bersifat linier yaitu
pembelajaran yang didesai denga kerangka kerja berupa serangkaian aktivitas belajar
dalam suatu tata urutan yang sistematis dan hasil belajar (berupa perilaku) yang dapat
ditentukan secara pasti (deterministik) serta teramati

Anda mungkin juga menyukai