Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI TARAFIATUL ULA

NIM : 201702460

MATA KULIAH : ERGONOMI KESEHATAN

“REVIEW JURNAL KELELAHAN KERJA NALISIS FAKTOR RISIKO KELELAHAN


KERJA PADA KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI PT. ARWANA ANUGRAH KERAMIK, Tbk

Majunya perkembangan suatu oerusahaan teknologi semakin mendorong indonesia industrialiasasi


yang berproduksi selama 24 jam selama terus menerus. Dengan demikian peningkatankualitas serta
kuantitas produksi sangat diharapkan untuk tercapainya keuntungan yang maksimal. Menjalankan
kegiatan produksi dan meningkatkan kualitas diperlukan perlindungan tenaga kerja.

Adapun yang dimaksud adalah :

1. Perlakuan sesuai martabat manusia


2. Keselamatan kesehatan serta moral kerja
3. Salah satu kesalahan K3, kesalahan keselamatan kerja dapat memicu terjadinya kecelakaan
kerja yang dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan
tubuh.

WHO – Meramalkan bahwa yang menjadi prnyakit nomor 2, setelah penyakit jantung adalah
kelelahan dalam bekerja. Hasil random menunjukkan bahwa 60% tenaga kerja mengeluh kerena
kelelahan fisik, 28% mengeluh kelelahan mental, dan 7% mengeluh karena setres.

a. Metode dalam penelitian ini merupakan metode kualitas populasi adalah seluruh karyawan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Index suhu basah
- Hb meter
- Kuisioner (kuisioner 30 item gejala kelelahan, kuisioner PSQ)

Kelelahan kerja menggambarkan seluruh respon tubuh terhadap aktivitas yang dilakukan dan
paparan yang diterima selama bekerja. Ketika tubuh melakukan aktivitas selama bekerja 8 jam,
tubuh akan rentan mengalami kelelahan. Tubuh yang mengalami kelelahan akan muncul gejala
seperti sering menguap, haus, rasa mengantuk, dan susah berkonsentrasi. Ada tiga indikasi
terjadinya kelelahan kerja yaitu pelemahan aktivitas, pelemahan motivasi kerja dan kelelahan fisik.
Ketiga indikasi tersebut merupakan gejala yang dapat diamati untuk mengetahui kelelahan kerja.
Berdasarkan wawancara pengisian kuesioner diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa mayoritas
karyawan mengalami tingkat kelelahan kerja sedang yaitu sebesar 53,3%, sedangkan tingkat
kelelahan kerja rendah sebesar 32,0% dan tingkat kelelahan kerja tinggi sebesar 14,7%. Penyebab
kelelahan karyawan di bagian produksi PT. Arwana Anugrah Keramik, Tbk dapat berasal dari
lingkungan pekerjaan yaitu iklim kerja panas. Selain itu, faktor individu seperti usia, status anemia,
masa kerja, shift kerja, kualitas tidur, dimiliki sehingga dapat menyiasati supaya tidak mengalami
kelelahan tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chesnal
dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan usia terhadap
kelelahan kerja pada karyaawan bagian produksi PT. Putra Karangetang Popontolen Minahasa
Selatan (pvalue=0,807).10.

Hubungan Usia dengan Kelelahan Kerja


pada Karyawan PT. Arwana Anugrah
Keramik, Tbk

Usia adalah lamanya seseorang hidup mulai sejak lahir sampai ulang tahun terakhir pada saat
penelitian berlangsung. Pengkategorian usia pada penelitian ini menggunakan nilai mean sebagai cut
off point karena data yang diperoleh berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji statistik Chisquare
diperoleh nilai p-value=0,793, dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan
kelelahan kerja. Hal ini dapat terjadi dikarenakan rata-rata usia karyawan dibawah 27 tahun,
sehingga variasi data kelelahan pada kelompok tersebut juga tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bukan hanya karyawan yang berusia tua
yang mengalami kelelahan kerja tinggi, akan tetapi karyawan yang berusia muda juga dapat
mengalami kelelahan kerja tinggi. Kelelahan tersebut bisa terjadi dikarenakan keadaan pekerjaaan
yang monoton.

“ REVIEW JURNAL KELELAHAN KERJA, SIKAP, BEBAN KERJA DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA
PABRIK PRODUKSI ALUMINIUM DI YOGJAKARTA.”

Peran tenaa manusia sampai saat ini merupakan hal utama dalam proses produksi. Tidak sedikit
proses produksi yang masih menggunakan peralatan manual dan melibatkan peran manusia atau
dikenal dengan pekerjaan manual. Manusia mempunyai keterbatasan khususnya segi fisik, sehingga
dapat menimbulkan kelelahan (1). Kelelahan kerja merupakan salah satu dari gangguan kesehatan
yang dialami oleh pekerja akibat dari pekerjaan yang dilakukan. (2) Kelelahan karena aktivitas kerja
berulang dapat memunculkan risiko cedera tubuh. (3) Dampak yang ditimbulkan oleh kelelahan
telah dikemukakan oleh International Lobour Organization (ILO) yang menyebutkan bahwa setiap
tahun 2 juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan faktor kelelahan.

Beban kerja dengan kelelahan kerja.

Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang
ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap
kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut (11). Ukuran
beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja dapat digunakan untuk menentukan berapa lama
seorang pekerja dapat melakukan aktivitas pekerjaan sesuai dengan kemam-puan atau kapasitas
kerja yang dimiliki. Semakin berat beban kerja, akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk
bekerja tanpa kelelahan (12). Penelitian ini menemukan beban kerja adalah faktor risiko kelelahan
kerja. Semakin besar tingkat beban kerja maka semakin besar risiko kelelahan kerja. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa pengaruh yang paling dominan terhadap
kelelahan adalah beban kerja (13). Beban kerja berat akan berpengaruh terhadap kele-lahan kerja
(14). Penelitian lain menemukan terdapat pengaruh antara beban kerja terhadap kelelahan pekerja
industri kereta api (15). Beban kerja menjadi faktor utama kelelahan pada Pegawai Badan
Pertanahan Nasional Samarinda (16).
Sikap kerja dengan kelelahan kerja.

Sikap tubuh dalam bekerja merupakan gambaran tentang kaitan posisi badan, kepala, dan anggota
tubuh lainnya (21). Sikap kerja merupakan titik penentu untuk meng- analisis kefektifan dari suatu
pekerjaan. Apabila sikap kerja yang dilakukan sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil
yang diperoleh pekerja akan baik. Akan tetapi, bila sikap kerja pekerja tidak ergo- nomis maka
pekerja akan mudah mengalami kele- lahan (7). Terdapat pengaruh sikap kerja terhadap kelelahan
kerja. Hal ini disebabkan karena di unit produksi SP Alumunium sebagian besar sikap kerja pekerja
tidak ergonomis. Hal ini membuat pekerja mengalami kele-lahan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang menjelaskan bahwa bekerja secara tidak ergono-mis berpengaruh terhadap
kelelahan (8). Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang menyatakan, sikap kerja dengan
sistem kerja yang tidak sehat akan menyebabkan kelelahan (9). Hal ini sejalan dengan penelitian
yang menjelaskan bahwa sikap kerja tidak ergonomis berpengaruh terhadap kelelahan (10).
Pematung yang melakukan sikap kerja tidak ergonomis akan memengaruhi kelelahan (4). Sikap kerja
yang tidak ergonomis dapat memengaruhi kelelahan para pekerja (1).

Usia dengan kelelahan kerja.

Usia dapat memengaruhi kondisi fisik seseorang. Seseorang yang berumur lebih muda sanggup
melakukan pekerjaan berat, sebaliknya seseorang berusia lanjut, kemam- puan dalam melakukan
pekerjaan berat akan menga- lami penurunan (17). Usia juga berpengaruh terhadap kelelahan kerja.
Pekerja dengan usia lebih tua rentan mengalami penurunan kekuatan otot (18). Terdapat pengaruh
antara usia dengan kelelahan kerja. Hal ini dapat disebabkan karena tidak ada pembagian jenis kerja
berdasarkan usia. Sebagian pekerja usia tua malah ditempatkan di unit yang membutuhkan
kekuatan fisik cukup tinggi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perawat yang lebih tua berkon-
tribusi besar terhadap kelelahan (19). Usia tua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kelelahan (20, 21). Sebagian besar sistem fisiologis berkurang dan kerentanan terhadap
berbagai penya- kit meningkat seiring dengan pertambahan usia (22).

Anda mungkin juga menyukai