Anda di halaman 1dari 18

Nama : Survey Missi Dakhi

Nim : 180204026
Kelas : 3.1 psik

Tugas Sindrom Nefritik Akut

1.Asuhan keperawatan

A.    Pengkajian
a.       Identitas klien:
         Umur: lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia pra-sekolah (3-6 th). Ini
dikarenakan adanya gangguan pada sistem imunitas tubuh dan kelainan genetik sejak lahir.
         Jenis kelamin: anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan anak perempuan dengan
rasio 2:1. Ini dikarenakan pada fase umur anak 3-6 tahun terjadi perkembangan psikoseksual :
dimana anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan merasakan
kenikmatan dari beberapa daerah genitalnya. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kebersihan
diri terutama daerah genital. Karena anak-anak pada masa ini juga sering bermain dan
kebersihan tangan kurang terjaga. Hal ini nantinya juga dapat memicu terjadinya infeksi.
         Agama
         Suku/bangsa
         Status
         Pendidikan
         Pekerjaan
b.       Identitas penanggung jawab
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan, agama, dan hubungannya dengan
klien.
c.       Riwayat Kesehatan
         Keluhan utama: kaki edema, wajah sembab, kelemahan fisik, perut membesar (adanya
acites).
         Riwayat kesehatan sekarang
Untuk pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawatan perlu menanyakan hal
berikut:
  Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output
  Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan adanya keluhan
pusing dan cepat lelah
  Kaji adanya anoreksia pada klien
  Kaji adanya keluhan sakit kepala dan malaise
         Riwayat kesehatan dahulu
Perawat perlu mengkaji:
  Apakah klien pernah menderita penyakit edema?
  Apakah ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi
pada masa sebelumnya?
  Penting juga dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat
alergi terhadap jenis obat
         Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM yang memicu timbulnya
manifestasi klinis sindrom nefrotik
d.      Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual
  Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksia, mual, muntah.
  Pola eliminasi: diare, oliguria.
  Pola aktivitas dan latihan: mudah lelah, malaise
  Pola istirahat tidur: susah tidur
  Pola mekanisme koping :  cemas, maladaptif
  Pola persepsi diri dan konsep diri : putus asa, rendah diri
e.       Pemeriksaan Fisik
                                      i.      Status kesehatan umum
         Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit berat
         Kesadaran: biasanya compos mentis
         TTV: sering tidak didapatkan adanya perubahan.
                                    ii.       Pemeriksaan sistem tubuh
         B1 (Breathing)
Biasanya tidak didapatkan adanya hgangguan pola nafas dan jalan nafas walau secara
frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut sering didapatkan
adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas yang merupakan respons terhadap edema
pulmoner dan efusi pleura.
         B2 (Blood)
Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari peningkatan beban
volume .
         B3 (Brain)
Didapatkan edema terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status neurologis
mengalami perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat.
         B4 (Bladder)
Perubahan warna urine output seperti warna urine berwarna kola
         B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga didapatkan penurunan intake
nutrisi dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen.
         B6 (Bone)
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema tungkai dari
keletihan fisik secara umum.
f.       Pengkajian Diagnostik
            Urinalisis didapatkan hematuria secara mikroskopik secara umum, terutama
albumin. Keadaaan ini juga terjadi akibat meningkatnya permeabilitas membran glomerulus.

B.     Diagnosa keperawatan teori


1.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap
peningkatan permiabilitas glomerulus.
2.      Ketidakseimbangan nutrisi kuruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi
sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
3.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.
4.      Ansietas berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).
5.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan.
6.      Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan
7.      kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan tubuh.
8.      Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan gangguan fungsi pernafasan

C.     Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional
Kelebihan volume Tujuan : pasiena.       Kaji masukan a.       perlu untuk menentukan
cairan berhubungan tidak menunjukkan yang relatif fungsi ginjal, kebutuhan
dengan kehilangan bukti-bukti terhadap keluaran penggantian cairan dan
protein sekunder akumulasi cairan secara akurat. penurunan resiko
terhadap (pasien b.      Timbang berat kelebihan cairan.
peningkatan mendapatkan badan setiap hari b.      Mengkaji retensi cairan
permiabilitas volume cairan (ataui lebihc.       Untuk mengkaji ascites
glomerulus. yang tepat) sering jika dan karena merupakan sisi
diindikasikan). umum edema.
Kriteria hasil: c.       Kaji perubahan d.      Agar tidak mendapatkan
       Penurunan edema : ukur lebih dari jumlah yang
edema, ascites lingkar abdomen dibutuhkan
       Kadar protein pada umbilicus e.      Untuk mempertahankan
darah meningkat serta pantau masukan yang diresepkan
       Output urine edema sekitarf.        Untuk menurunkan
adekuat 600 – 700 mata. ekskresi proteinuria
ml/hari d.      Atur masukan g.       Untuk memberikan
       Tekanan darah cairan dengan penghilangan sementara
dan nadi dalam cermat. dari edema.
batas normal. e.      Pantau infus
intra vena
f.        Kolaborasi : B
erikan
kortikosteroid
sesuai ketentuan.
g.       Berikan
diuretik bila
diinstruksikan.
Ketidakseimbangan Tujuan : Dalam a.       Catat intakea.       Monitoring asupan
nutrisi kuruang dari waktu 2x24 jam dan output nutrisi bagi tubuh
kebutuhan kebutuhan nutrisi makanan secara b.      Gangguan nuirisi dapat
berhubungan akan terpenuhi akurat terjadi secara
dengan malnutrisi b.      Kaji adanya perlahan. Diare sebagai
sekunder terhadap Kriteria Hasil : anoreksia, reaksi edema
kehilangan protein         Napsu makan hipoproteinemia, intestinalMencegah status
dan penurunan baik diare. nutrisi menjadi lebih
napsu makan.          Tidak c.       Pastikan anak buruk.
terjadi
hipoprtoeinemia mendapat
c.       membantu pemenuhan
         Porsi makan makanan dengan
nutrisi anak dan
yang dihidangkan diet yang cukup.
meningkatkan daya tahan
dihabiskan d.      Beri diet yang tubuh anak
         Edema dan bergizi d.      asupan natrium dapat
ascites tidak ada. e.      Batasi natrium memperberat edema usus
selama edema yang menyebabkan
dan trerapi hilangnya nafsu makan
kortikosteroid anak
f.        Beri
lingkungan yang e.      agar anak lebih mungkin
menyenangkan, untuk makan
bersih, dan rileks f.        untuk merangsang nafsu
pada saat makan makan anak
g.       Beri makanan
g.       untuk mendorong agar
dalam porsi
anak mau makan
sedikit pada
awalnya dan Beri h.      untuk menrangsang
makanan dengan nafsu makan anak
cara yang
menarik
h.      Beri makanan
spesial dan
disukai anak
Resiko tinggi Tujuan : a.       Lindungi anak a.       Meminimalkan
infeksi Tidak terjadi dari orang-orang masuknya organisme.
berhubungan infeksi yang terkena Mencegah terjadinya
dengan imunitas Kriteria hasil : infeksi melalui infeksi nosokomial.
tubuh yang         Tanda-tanda pembatasan b.      Mencegah terjadinya
menurun. infeksi tidak ada pengunjung. infeksi nosokomial.
         Tanda b.      Tempatkan c.       Membatasi masuknya
vital dalam batas anak di ruangan bakteri ke dalam tubuh.
normal non infeksi. Deteksi dini adanya infeksi
         Ada perubahan c.       Cuci tangan dapat mencegah sepsis.
perilaku keluarga sebelum dan
d.      Untuk meminimalkan
dalam melakukan sesudah tindakan. pajanan pada organisme
perawatan. d.      Lakukan infektif
tindakan invasif e.      Untuk memutus mata
secara aseptik rantai penyebaran infeksi
e.      Gunakan teknik f.        Karena kerentanan
mencuci tangan terhadap infeksi pernafasan
yang baik g.       Indikasi awal adanya
f.        Jaga agar anak tanda infeksi
tetap hangat dan h.      Memberi pengetahuan
kering dasar tentang tanda dan
g.       Pantau suhu. gejala infeksi
h.      Ajari orang tua
tentang tanda dan
gejala infeksi
Ansietas Tujuan : Kecemas a.       Validasi a.       Perasaan adalah nyata
berhubungan an menurun atau perasaan takut dan membantu pasien
dengan lingkungan hilang atau cemas. untuk tebuka sehingga
perawatan yang Kriteria hasil : b.      Pertahankan
asing          Kooperatif pada kontak
(dampak dengan dapat menghadapinya.
hospitalisasi). tindakan klien. b.      Memantapkan hubungan,
keperawatan c.       Upayakan ada meningkatan  ekspresi
keluarga yang perasaan.
         Komunikatif
menunggu
pada perawat c.       Dukungan yang terus
d.      Anjurkan orang
         Secara verbal tua untuk menerus mengurangi
mengatakan tidak membawakan ketakutan atau kecemasan
takur mainan atau foto yang dihadapi.
keluarga d.      Meminimalkan dampak
hospitalisasi terpisah dari
anggota keluarga.
Intoleransi aktifitas Tujuan : mampu a.       Kaji a.       sebagai pengkajian awal
berhubungan melakukan kemampuan klien aktivitas klien.
dengan kelelahan. aktivitas sesuai melakukan b.      meningkatkan istirahat
kemampuan aktivitas dan ketenangan klien,
Kriteria hasil : b.      Tingkatkan posisi telentang
Terjadi tirah baring / meningkatkan filtrasi
peningkatan duduk. ginjal dan menurunkan
mobilitas. c.       Ubah posisi produksi ADH sehingga
dengan sering. meningkatkan diuresis.
d.      Berikan c.       pembentukan edema,
dorongan untuk nutrisi melambat,
beraktivitas gangguan pemasukan
bertahap.  nutrisi dan imobilisasi
e.      Ajarkan teknik lama merupakan stressor
penghematan yang mempengaruhi
energi contoh intregitas kulit.
duduk, tidak
d.      melatih kekuatan otot
berdiri. sedikit demi sedikit.
f.        Berikan e.      menurunkan kelelahan.
perawatan diri
f.        memenuhi kebutuhan
sesuai kebutuhan perawatan diri klien
klien. selama intoleransi
aktivitas.
Gangguan body Tujuan: a.    Kaji
tidak a.       memberikan informasi
image berhubungan terjadi gangguan pengetahuan untuk memformulasikan
dengan perubahan boby image pasien terhadap perencanaan.
penampilan Kriteria Hasil: adanya potensi b.      ketidakmampuan untuk
         menytakan kecacatan melihat bagian tubuhnya
penerimaan situasi yangberhubungan yang terkena mungkin
diri, dengan mengindikasikan kesulitan
         memasukkan pembedahan dan dalam koping.
perubahan konsep perubahan. c.       memberikan jalan untuk
diri tanpa harga b.    Pantau mengekpresikan dirinya.
diri negatif kemampuan d.      meningkatkan control
         Anak mau pasien untuk diri sendiri atas
mengungkapkan melihat kehilangan.
perasaannya. perubahan bentuk
         Anak tertarik dirinya.
dan mampu c.    Dorong pasien
bermain untuk
mendiskusikan
perasaan
mengenai
perubahan
penampilan
d.    Diskusikan
pilihan untuk
rekontruksikan
dan cara-cara
untuk membuat
penampilan yang
kurang menjadi
menarik.
kerusakan Tujuan : Kulit
a.       Berikan a.       memberikan
integritas kulit anak tidak perawatan kulit kenyamanan pada anak
berhubungan menunjukkan b.      Hindari pakaian dan mencegah kerusakan
dengan edema, adanya kerusakan ketat kulit
penurunan integritas c.       Bersihkan
: danb.      dapat mengakibatkan
pertahanan tubuh. kemerahan atau bedaki area yang menonjol
iritasiKerusakan permukaan kulit tertekan
integritas kulit beberapa kali
c.       untuk mencegah
tidak terjadi sehari terjadinya iritasi pada kulit
Kriteria hasil: d.      Topang organ karena gesekan dengan alat
         Menunjukkan edema, seperti tenun
perilaku untuk skrotum d.      untuk menghilangkan
mencegah e.      Ubah posisi aea tekanan
kerusakan kulit. dengan sering e.      karena
; anak dengan
         Turgor kulit pertahankan edema massif selalu
bagus kesejajaran tubuh letargis, mudah lelah dan
         Edema tidak dengan baik diam saja
ada. f.        Gunakan untuk mencegah terjadinya
penghilang ulkus
tekanan atau
matras atau
tempat tidur
penurun tekanan
sesuai kebutuhan
Ketidakefektifan TUJUAN : pasien 1.    Posisikan untuk 2.    Posisi
pola pernafasan menunjukkan efisiensi ventilasi membantumemaksimalkan
berhubungan fungsi pernafasan yang maksimum ekspansi paru dan
dengan gangguan normal 2.    Atur aktifitas menurunkan upaya
fungsi pernafasan KRITERIA untuk pernafasan.
HASIL : memungkinkan 3.    Menurunkan konsumsi/
         anak beristirahat penggunaan kebutuhan selama periode
dan tidur dengan energy yang penurunan pernafasan
tenang minimal, dapat menurunkan
         Pernafasan tidak istirahat, dan beratnya gejala.
sulit tidur. 4.    Pakaian yang terlalu ketat
         anak pernafasan
3.    Hindari pakaian dapat menyebabkan kurang
tetap dalam batas yang ketat. efisiennya ventilasi
normal 4.    Berikan oksigen
5.    untuk memperbaiki
tambahan yang hipoksemia yang dapat
sesuai terjadi sekunder terhadap
penurunan ventilasi

KASUS

1.An. C (7 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan badan
anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan mata. Ibunya
mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata anaknya sembab, namun sembab
berkurang di sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya pada kedua kaki,
sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit. Mual muntah (-), batuk pilek(-)
dan sesak nafas (-). Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok pada kulit An. A. Keadaan
umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, pada pemeriksaan TTV
didapatkan nadi 112x/menit, RR : 44x/menit, suhu : 36,70C, dan tekanan darah 130/80mmHg.
BB= 42kg, PB 136cm. pada pemeriksaan lab darah rutin diperoleh HB : 10,9 g/dl, WBC :
5.900, trombosit : 398.00, Ht : 33%, kolesterol total 479 gr/dl, protein total 2,4 g/dl, albumin:
1,0 g/dl, globulin : 1,46 g/dl, Ureum : 31mg/dl,. Pasien anoreksia (+), oedem priorbita (+),
hipoalbuminemia (+) dan pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II. Pada
pemeriksaan urin lengkap diperoleh warna : kuning, kejernihan :agak keruh, berat jenis :
1,005, pH 5,5, glukosa (-), bilirubin (-),darah (+2), protein (+3) , urobilonogen (+1), leukosit
(+1). Th/ medikamentosa yg diberikan furosemid 2x30gr.

A.     Pengkajian
1.      Identitas klien
Nama              : An. C
Umur              : 7 tahun
Jenis kelamin  : laki-laki
2.      Riwayat kesehatan
a)      Keluhan utama
An. C (7 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan
badan anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan mata.
b)      Riwayat penyakit sekarang
Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata anaknya sembab,
namun sembab berkurang di sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya
pada kedua kaki, sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit. Pada saat dikaji
terlihat terdapat luka borok pada kulit An. A. Keadaan umum pasien tampak sakit sedang,
kesadaran kompos mentis, pada pemeriksaan TTV didapatkan nadi 112x/menit, RR :
44x/menit, suhu : 36,70C, dan tekanan darah 130/80mmHg. Pasien anoreksia (+), oedem
priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II.
c)      Riwayat penyakit dahulu
d)      Riwayat penyakit keluarga

3.      Pola fungsional
No Pola fungsional Hasil pasien
1 Pola Makan/cairan Pasien anoreksia (+)
2 Pola Aktivitas/latihan-
3 Pola Sirkulasi nadi 112x/menit, RR : 44x/menit, tekanan darah
130/80mmHg. badan anaknya bengkak-bengkak di
seluruh badan terutama dibagian wajah dan mata. Ibunya
mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari
mata anaknya sembab, namun sembab berkurang di sore
hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya
pada kedua kaki, oedem priorbita (+), hipoalbuminemia
(+) dan pada ektstremitas pitting edema (+) dengan
derajat II.
4 Pola Eliminasi sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan
sedikit, Pada pemeriksaan urin lengkap diperoleh warna :
kuning, kejernihan :agak keruh, berat jenis : 1,005, pH
5,5, glukosa (-), bilirubin (-),darah (+2), protein (+3) ,
urobilonogen (+1), leukosit (+1).
5 Pola Nyeri/kenyamanan -
6 Pola Pernapasan RR : 44x/menit.
7 Pola Keamanan -
8 Pola Istirahat-tidur -
9 Penyuluhan / -
Pembelajaran
10 Persepsi dan Sensori -

4.      Pemeriksaan fisik
a)      Keadaan umum
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
b)      Tb             : 136 cm
c)      BB            : 42 kg
d)      Tanda-tanda Vital
Tanda Nilai Normal Nilai Keterangan Abnormalitas
- Pasien pd pasien
Tanda
Vital
TD Bayi: 70-90/50 130/80 normal Meningkat: apabila terjadi
mmHg mmHg
Anak : 80-100/60 Penyakit ginjal,
mmHg ketidakstabilan aorta,
Remaja : 90-
kelainan hormonal, dan
110/66 mmHg
Dewasa arteri yang menyempit,
muda: 110- Keadaan emosi yang tak
140/60-90 mmHg
Dewasa tua : 130- menentu
150/80-90 mmHg
Penurunan: apabila terjadi
perubahan hormon,
pelebaran pembuluh darah,
efek samping obat, anemia,
hati & endokrin bermasalah,
Dehidrasi, Pendarahan, Otot
jantung lemah, Detak
jantung tidak normal,
kehamilan, kurang nutrisi,
dan
Suhu 36,50C -37,50C 36,70C normal Meningkat: apabila terjadi
demam (infeksi bakteri atau
virus seperti influenza, pilek,
HIV, malaria, gastroenteritis;
berbagai radang kulit seperti
borok, jerawat, abses; penyakit-
penyakit imunologi seperti
lupus eritematosus, sarkoidosis;
kerusakan jaringan yang dapat
terjadi pada pembedahan,
hemolisis, perdarahan serebral;
obat-obatan baik secara
langsung seperti obat-obat
progesteron, kemoterapi atau
sebagai efek samping obat
seperti obat antibiotik, atau
akibat penghentian obat seperti
pada orang yang ketagihan
heroin; kanker seperti penyakit
hodgkin; penyakit metabolik
seperti gout, forforia; serta
proses tromboemboli seperti
emboli paru dan trombosis
vena dalam (DVT).

Menurun: apabila terjadi
akibat penurunan produksi
panas, gangguan hormon tiroid
atau pituitary,  gangguan
termoregulasi, gangguan di
hipotalamus,
Kelelahan dan Kurang tidur.
Nadi Bayi: 120-130 112x/ Tidak normal Meningkat: Pada waktu
x/mnt menit (terjadi melakukan aktivitas,
Anak : 80-90 peningkatan) kebugaran, suhu, temperatur
x/mnt udara,  posisi tubuh, emosi,
Dewasa: 70-100 berat badan, obat-obatan.
x/mnt faktor risiko untuk stroke,
Lansia: 60-70 jantung.
x/mnt
RR Bayi: 30-40 x/mnt 44x/ Tidak normal Meningkat: apabila terjadi
Anak: 20-30 menit (terjadi susunan tulang yang abnormal,
x/mnt peningkatan) kekurangan cairan, emosi yang
Dewasa : 16-20 tidak stabil.
x/mnt

5.      Pemeriksaan penunjang
Pemerik Nilai Nilai Keteran Abnormalitas
saan lab normal pasie gan pd
n pasien
Hb Wanita : 10,9 Normal Penurunan: anemia penyakit ginjal, dan
12-14 gr/dl g/dl pemberian cairan intra-vena (misalnya
Pria: 13- infus) yang berlebihan. Selain itu dapat
16 gr/dL pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu
Anak- seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik
anak: 10- (obat kanker), indometasin (obat
16 gr/dL antiradang).
Bayi baru Peningkatan: dehidrasi, penyakit paru
lahir: 12- obstruktif menahun (COPD), gagal jantung
24gr/dL kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat
meningkatkan  Hb yaitu metildopa (salah
satu jenis obat darah tinggi)  dan
gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit
Trombos Pria: Tro 398.0 Normal Menurun: apabila terjadi demam
it mbosit : 0 berdarah, perdarahan dan hambatan perm- 
150.000 – bekuan darah, adanya infeksi, anemia
440.000 aplastik, leukimia, mielofibrosis,
(150.000 – immunologic thrombocitopenia perpura
400.000)  (ITP).
mm3 Meningkat: kelainan pada sumsum tulang
Wanita: T dan DNA sebagai pemberi perintah, infeksi
rombosit : akut, perdarahan, hemolisis, kanker,
150.000 – spelenektomi, dan penyakit sel darah
400.000 m seperti leukemia serta TBC kronik.
m3
WBC pria: 5.900 tdk Peningkatan : menunjukkan adanya proses
4.000- normal infeksi atau radang akut,misalnya
11.000 (terjadi pneumonia (radang paru-paru), meningitis
wanita: penurun (radang selaput otak), apendiksitis (radang
5.000- an) usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan
10.000 Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan
anak: oleh obat-obatan misalnya aspirin,
9.000- prokainamid, alopurinol, antibiotika
12.000 terutama ampicilin, eritromycin,
kanamycin, streptomycin.
Penurunan : dapat terjadi pada infeksi
tertentu terutama virus, malaria, alkoholik,
obat-obatan, terutama asetaminofen
(parasetamol), kemoterapi kanker,
antidiabetika oral, antibiotika (penicillin,
cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide
(obat anti infeksi terutama yang disebabkan
oleh bakter).
Ht Wanita: 3 33% Normal Penurunan: terjadi pada pasien yang
7 – 45 % mengalami kehilangan darah akut
Pria: 40 – (kehilangan darah secara mendadak, misal
50 % pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagal
Anak: 33 ginjal kronik, malnutrisi, kekurangan
-38% vitamin B dan C, kehamilan, ulkus
peptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan: Ht terjadi pada dehidrasi,
diare berat,eklampsia (komplikasi pada
kehamilan), efek pembedahan, dan luka
bakar.
kolestero 150-270 479 Tdk Meningkat: jaundice obstruksi
l total mg/dl gr/dl normal Menurun: penyakit hati, sindrom
(terjadi malaborpsi
peningk
atan
protein 6,5-8,8 2,4 Tdak Meningkat: penyakit hati, penyakit
total mg/dl gr/dl normal kolagen, infeksi kronis.
(terjadi Menurun: penyakit hati lanjut/berat,
penurun alkoholik, penyakit ginjal, coliitis ulseratif,
an) perdarahan hebat, gagal jantung tau
immobilisasi.
albumin Dewasa: 3 1,0 Tdk Penurunan: malnutrisi, radang menahun,
,8 – 5,1 g/dl normal sindrom malabsorpsi, penyakit hati
gr/dl (terjadi menahun, kelainan genetik, Peningkatan
Anak: 4,0 penurun ekskresi (pengeluaran); luka bakar luas,
– 5,8 gr/dl an) penyakit usus, nefrotik sindrom (penyakit
Bayi: 4,4 ginjal).
– 5,4 gr/dl Meningkat: infeksi, rusaknya ginjal dan
Bayi baru glomerulus, glomerulonefritis, hepatitis,
lahir: 2,9 malaria, tubulointerstitisl disease (toxic,
– 5,4 gr/dl allergic, vasculer, infective, hereditary),
neoplasia, mieloma multipel (igG, IgA,
IgD, IgE, dan rantai ringan bebas),
limfoma.
globulin 2.0 - 3.5 1,46 Tdk Meningkat: Infeksi kronis
g/dL g/dl normal (Tuberculosis, Adrenal cortical
(terjadi hypofunction , disfungsi hati, Collagen
penurun Vascular Disease (Rheumatoid Arthritis,
an) Systemic Lupus, Scleroderma), Gejala
Hipersensitivitas, Dehidrasi, Gangguan
respirasi, Hemolisis, Cryoglobulinemia, Alc
oholism,  Leukimia
Menurun: Malnutrisi dan
malabsorbsi Gangguan produksi
protein, Penyakit
Liver, Diare, Ketidakseimbangan hormone
sehingga merusak
jaringan, Proteinuria, Kehamilan.
Ureum 20-40 mg 31mg Normal Peningkatan kadar ureum disebut uremia:
/dl gagal ginjal, penurunan aliran darah ke
ginjal seperti pada syok, kehilangan darah,
dan dehidrasi, peningkatan katabolisme
protein seperti pada perdarahan
gastrointestinal disertai pencernaan
hemoglobin dan penyerapannya sebagai
protein dalam makanan, perdarahan ke
dalam jaringan lunak atau rongga tubuh,
hemolisis, leukemia (pelepasan protein
leukosit), cedera fisik berat, luka bakar,
demam, obstruksi saluran kemih di bagian
bawah ureter, kandung kemih, atau urethra
yang menghambat ekskresi urin, obat-
obatan (nefrotoksik; diuretic
(hidroklorotiazid, asam etakrinat,
furosemid, triamteren); antibiotic
(basitrasin, sefaloridin (dosis besar),
gentamisin, kanamisin, kloramfenikol,
metisilin, neomisin, vankomisin).
Penurunan : Pada nekrosis hepatik akut,
sirosis hepatis, karsinoma payudara,
malnutrisi protein jangka panjang, akhir
kehamilan, dan obat fenotiazin.

6.      Pemeriksaan lainnya
anoreksia (+), oedem priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan pada ektstremitas pitting edema
(+) dengan derajat II.
7.      Pemeriksaan urine
Pemeriksaan Nilai normal Nilai pasien Keterangan pd
urine pasien
Warna Kuning muda-kuning tua Kuning Normal
Kejernihan Jernih-agak keruh agak keruh Normal
Berat jenis 1.003-1.030 1,005 Normal
pH 4,6-8,5 5,5 Normal
Glukosa (-) (-) Normal
Bilirubin (-) (-) Normal
Darah (-) (+2) Tidak normal
Protein (-) (+3) Tidak normal
Urobilonogen (-) (+1) Tidak normal
Leukosit (-) (+1) Tidak normal

B.     Data Fokus
Data subjektif Data objektif
1. datang dibawa ibunya kerumah sakit 1. Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok
dengan keluhan badan anaknya pada kulit An. A.
bengkak-bengkak di seluruh badan 2. nadi 112x/menit,
terutama dibagian wajah dan mata. 3. RR : 44x/menit,
2. Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat 4. tekanan darah 130/80mmHg
bangun tidur pagi hari mata anaknya 5. kolesterol total 479 gr/dl,
sembab, namun sembab berkurang di 6. wbc 5.900
sore hari, sembab juga menyebar 7. Protein total 2,4 g/dl,
dibagian perut dan esoknya pada kedua 8. Albumin: 1,0 g/dl,
kaki, 9. globulin : 1,46 g/dl,
3. sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna 10.                 Pasien anoreksia (+),
merah tua dan sedikit. 11.                 oedem priorbita (+),
12.                 hipoalbuminemia (+)
13.                 pada ektstremitas pitting edema
(+) dengan derajat II.
14.                 darah (+2),
15.                 protein (+3) ,
16.                 urobilonogen (+1),
17.                 leukosit (+1).
C.     Analisa data

Nama               : An. A
Umur               : 6 tahun
Diagnosa medis           : sindrom nefrotik

Data etiologi masalah


Ds: Kehilangan Kelebihan volume
    An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa protein cairan
ibunya kerumah sakit dengan keluhan badan sekunder
anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terhadap
terutama dibagian wajah dan mata. peningkatan
    Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun permeabilitas
tidur pagi hari mata anaknya sembab, namun sekunder
sembab berkurang di sore hari, sembab juga
menyebar dibagian perut dan esoknya pada
kedua kaki.
     sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua
dan sedikit.
Do:
     oedem priorbita (+)
     pada ektstremitas pitting edema (+) dengan
derajat II.
     nadi 112x/menit
     RR : 44x/menit
     tekanan darah 130/80mmHg
     darah (+2)
     urobilonogen (+1)
     leukosit (+1)
Ds: Pasien anoreksia (+) Anoreksia ketidakseimbangan
Do: nutrisi kurang dari
      kolesterol total 479 gr/dl kebutuhan tubuh.
      Protein total 2,4 g/dl,
      Albumin: 1,0 g/dl,
      globulin : 1,46 g/dl,
      hipoalbuminemia (+)
     protein (+3)
Ds: Edema Kerusakan integritas
    An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa kulit
ibunya kerumah sakit dengan keluhan badan
anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan
terutama dibagian wajah dan mata.
    Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun
tidur pagi hari mata anaknya sembab, namun
sembab berkurang di sore hari, sembab juga
menyebar dibagian perut dan esoknya pada
kedua kaki.
DO:
     Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok
pada kulit An. A.

     oedem priorbita (+)


     pada ektstremitas pitting edema (+) dengan
derajat II.
Ds: kerusakan resiko  infeksi
Do: jaringan
     Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok
pada kulit An. A.

     Wbc 5.900

D.     Diagnosa keperawatan
1.      Kelebihan volume cairan b.d Kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan
permeabilitas sekunder
2.      ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia
3.      kerusakan integritas kulit b.d edema
4.      resiko infeksi b.d kerusakan jaringan

E.     Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional
Kelebihan volume Tujuan : Dalam h.      Kaji masukan h.      perlu untuk
cairan b.d waktu 3x24 jam yang relatif menentukan fungsi
Kehilangan protein pasien tidak terhadap keluaran ginjal, kebutuhan
sekunder terhadap menunjukkan bukti- secara akurat. penggantian cairan dan
peningkatan bukti akumulasi i.        Timbang berat penurunan resiko
permeabilitas cairan (pasien badan setiap hari kelebihan cairan.
sekunder mendapatkan (ataui lebihi.        Mengkaji retensi
volume cairan yang sering jika cairan
tepat) diindikasikan). j.        Untuk mengkaji
j.        Kaji perubahan ascites dan karena
Kriteria hasil: edema : ukur merupakan sisi umum
       Penurunan edema, lingkar abdomen edema.
ascites pada umbilicus k.      Agar tidak
       Kadar protein serta pantau mendapatkan lebih dari
darah meningkat edema sekitar jumlah yang dibutuhkan
       Output urine mata. l.        Untuk
adekuat 600 – 700 k.      Atur masukan mempertahankan
ml/hari cairan dengan masukan yang
       Tekanan darah cermat. diresepkan
dan nadi dalam l.        Pantau infus m.    Untuk menurunkan
batas normal. intra vena ekskresi proteinuria
m.    Kolaborasi : Ber n.       Untuk memberikan
ikan penghilangan sementara
kortikosteroid dari edema.
sesuai ketentuan.
n.      Berikan
diuretik bila
diinstruksikan.
ketidakseimbangan Tujuan : Dalam i.        Catat intake
i.        Monitoring asupan
nutrisi kurang dari waktu 2x24 jam dan output nutrisi bagi tubuh
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi makanan secara j.        Gangguan nuirisi
b.d Anoreksia akan terpenuhi akurat dapat terjadi secara
j.        Kaji adanya perlahan. Diare sebagai
Kriteria Hasil : anoreksia, reaksi edema
         Napsu makan hipoproteinemia, intestinalMencegah
baik diare. status nutrisi menjadi
         Tidak terjadi
k.      Pastikan anak lebih buruk.
hipoprtoeinemia mendapat
         Porsi makan makanan dengan k.      membantu pemenuhan
yang dihidangkan diet yang cukup. nutrisi anak dan
dihabiskan l.        Beri diet yang meningkatkan daya
         Edema dan bergizi tahan tubuh anak
ascites tidak ada. m.    Batasi natrium l.        asupan natrium dapat
selama edema memperberat edema
dan trerapi usus yang menyebabkan
kortikosteroid hilangnya nafsu makan
n.      Beri anak
lingkungan yang m.    agar anak lebih
menyenangkan, mungkin untuk makan
bersih, dan rileks
pada saat makann.      untuk merangsang
o.      Beri makanan nafsu makan anak
dalam o.      untuk mendorong agar
porsi
sedikit pada anak mau makan
awalnya dan Beri p.      untuk menrangsang
makanan dengan nafsu makan anak
cara yang
menarik
p.      Beri makanan
spesial dan
disukai anak
Kerusakan integritas Tujuan : g.       Berikan f.       memberikan
kulit b.d Edema Kulit anak tidak perawatan kulit kenyamanan pada anak
menunjukkan h.      Hindari pakaian dan mencegah kerusakan
adanya kerusakan ketat kulit
integritas i.        Bersihkan
: dan
g.       dapat mengakibatkan
kemerahan atau bedaki area yang menonjol
iritasiKerusakan permukaan kulit tertekan
integritas kulit tidak beberapa kali
h.      untuk mencegah
terjadi sehari terjadinya iritasi pada
Kriteria hasil: j.        Topang organ kulit karena gesekan
         Menunjukkan edema, seperti dengan alat tenun
perilaku untuk skrotum i.        untuk menghilangkan
mencegah kerusakan k.      Ubah posisi aea tekanan
kulit. dengan sering j.        karena
; anak dengan
         Turgor kulit pertahankan edema massif selalu
bagus kesejajaran tubuh letargis, mudah lelah dan
         Edema tidak ada. dengan baik diam saja
l.        Gunakan k.      untuk mencegah
penghilang terjadinya ulkus
tekanan atau
matras atau
tempat tidur
penurun tekanan
sesuai kebutuhan
resiko infeksi b.d Tujuan : dalama.       Lindungi anak i.         Meminimalkan
kerusakan jaringan waktu 2x24 jam dari orang-orang masuknya organisme.
Tidak terjadi infeksi yang terkena Mencegah terjadinya
Kriteria hasil : infeksi melalui infeksi nosokomial.
         Tanda-tanda pembatasan
infeksi tidak ada pengunjung. j.        Mencegah terjadinya
infeksi nosokomial.
         Tanda b.      Tempatkan
vital dalam batas anak di ruangan k.       Membatasi masuknya
normal non infeksi. bakteri ke dalam tubuh.
Deteksi dini adanya
         Ada perubahan c.       Cuci tangan infeksi dapat mencegah
perilaku keluarga sebelum dan sepsis.
dalam melakukan sesudah tindakan.
perawatan l.         Untuk meminimalkan
d.      Lakukan pajanan pada organisme
tindakan invasif infektif
secara aseptik
m.    Untuk memutus mata
e.      Gunakan teknik rantai penyebaran
mencuci tangan
yang baik infeksi

f.        Jaga agar anak


n.      Karena kerentanan
tetap hangat dan terhadap infeksi
kering pernafasan

g.       Pantau suhu. o.      Indikasi awal adanya


tanda infeksi
h.      Ajari orang tua
tentang tanda danp.      Memberi pengetahuan
gejala infeksi dasar tentang tanda dan
gejala infeksi

2. Data Fokus

Data subjektif Data objektif


1. datang dibawa ibunya kerumah sakit 1. Pada saat dikaji terlihat terdapat luka borok
dengan keluhan badan anaknya pada kulit An. A.
bengkak-bengkak di seluruh badan 2. nadi 112x/menit,
terutama dibagian wajah dan mata. 3. RR : 44x/menit,
2. Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat 4. tekanan darah 130/80mmHg
bangun tidur pagi hari mata anaknya 5. kolesterol total 479 gr/dl,
sembab, namun sembab berkurang di 6. wbc 5.900
sore hari, sembab juga menyebar 7. Protein total 2,4 g/dl,
dibagian perut dan esoknya pada kedua 8. Albumin: 1,0 g/dl,
kaki, 9. globulin : 1,46 g/dl,
3. sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna 10.                 Pasien anoreksia (+),
merah tua dan sedikit. 11.                 oedem priorbita (+),
12.                 hipoalbuminemia (+)
13.                 pada ektstremitas pitting edema
(+) dengan derajat II.
14.                 darah (+2),
15.                 protein (+3) ,
16.                 urobilonogen (+1),
17.                 leukosit (+1).

Anda mungkin juga menyukai