Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN KECUKUPAN ISTRAHAT TIDUR

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

SOMBA OPU KAB.GOWA

TAHUN 2020

Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Dalam

Program Studi Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan

(STIK) Famika Makassar

OLEH:

GETRUDIS JENITA

NIM. 117531628

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA

MAKASSAR 2020
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa proposal penelitian ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi

manapun.

Sungguminasa, April 2020

Yang menyatakan,

GETRUDIS JENITA

NIM. 117531628
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN KECUKUPAN ISTRAHAT TIDUR

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

SOMBA OPU KAB.GOWA

TAHUN 2020

Disusun dan diajukan oleh :

GETRUDIS JENITA

NIM. 117531628

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji proposal .

Sungguminasa, April 2020

Disetujui Oleh,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns, Waahyuni, S.Kep Ns Robertus M, S.Kep,M.Kep


NIDN: NIDN: 9909913592
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN KECUKUPAN ISTRAHAT TIDUR

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

SOMBA OPU KAB.GOWA

TAHUN 2020

Disusun dan diajukan oleh :

GETRUDIS JENITA

NIM. 117531628

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal


Pada Hari : Kamis
Tanggal : 17 April 2020

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk melakukan penelitian.

Tim Penguji :

1. DR. Yudit Patiku,S.Si,S.Kep,Ns,M.Kes. (

)
2. Ns. Septy Hendi Telambanua, S.Kep (

Tim Pembimbing :

1. Ns.Wahyuni S.Kep ( )

2. Ns.Robertus M,S.Kep.M.MKep . ( )

Mengetahui,

Ketua STIK Famika Makassar, Pembantu Ketua Bidang kademik,

DR. Yudit Patiku,S.Si,S.Kep,Ns,M.Kes. Ns. Robertus M,S.Kep.M.MKep

NIDN. 0916096903 NIDN : 9909913592


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini

dengan judul “Hubungan Pola Makan dan Kecukupan Istirahat Tidur

Dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Somba Opu Kab Gowa


Proposal ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna

menyelesaikan studi pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan FAMIKA Makassar.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini dapat selesai karena adanya bantuan dan

kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada kedua orang tua dan

saudara-saudaraku atas segala dukungan, doa dan kasih sayang yang tak pernah

pupus, serta penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Oichida, selaku Ketua Yayasan Fani Mitra Karya

Makassar.

2. DR. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) FAMIKA Makassar.


3. Ns.Robertus M,S.Kep.M.MKep , selaku Pembantu

Ketua Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) FAMIKA

Makassar.

4. Ns. Ambo Anto, S.Kep, M.MKep, selaku Ketua

Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK)

FAMIKA Makassar.

5. Ns.Robertus M,S.Kep.M.MKep, selaku

pembimbing I, dan Ns. Muh. Syahrul Alam, S.Kep, M.Kes, selaku pembimbing II,

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing

peneliti selama penyusunan proposal ini.

6. DR. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku

penguji I, dan Ns. Ambo Anto, S.Kep, M.MKep Kes, selaku penguji II, yang telah

memberkan masukan dan saran demi perbaikan isi dari proposal ini.

7. Seluruh dosen dan staf STIK FAMIKA Makassar,

selaku pendidik dan pembimbing dalam penyelesaian tugas dan kewajiban baik

teori maupun praktek selama pendidikan di STIK FAMIKA Makassar.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan 2016 dan

semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan proposal ini yang tidak

dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan lapang dada peneliti menerima kritikan dan saran yang

konstruktif demi sempurnanya proposal ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan bantuan

yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha

Esa.

Sungguminasa, April 2020


Peneliti,

Ttd

GETRUDIS JENITA

NIM. 117531628

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL--------------------------------------------------------------------

SURAT PERNYATAAN--------------------------------------------------------------

HALAMAN PERSETUJUAN--------------------------------------------------------

HALAMAN PENGESAHAN---------------------------------------------------------

KATA PENGANTAR -----------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------

DAFTAR LAMPIRAN-----------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------

B. Rumusan Masalah---------------------------------------------------

C. Tujuan Penelitian-----------------------------------------------------
D. Manfaat Penelitian---------------------------------------------------

BAB II TINJAUAN PUSTAKA -------------------------------------------------

A. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan--------------------------

B. Tinjauan Umum Tentang Kecukupan Istirahat Tidur--------

C. Tinjauan Umum Tentang Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil

----------------------------------------------------------------------------

D. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan ---------------------------

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN ---------------------------------

A. Kerangka Konseptual penelitian----------------------------------

B. Variabel Penelitian---------------------------------------------------

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif---------------------

D. Hipotesis Penelitian--------------------------------------------------

BAB IV METODE PENELITIAN ------------------------------------------------

A. Desain Penelitian-----------------------------------------------------

B. Populasi dan Sampel------------------------------------------------

C. Pengumpulan Data--------------------------------------------------

D. Etika Penelitian-------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Instrumen Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan tidak semua dapat berjalan dengan lancar, pada kondisi

hamil, sering ditemukan berbagai resiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan dan mengancam jiwa ibu maupun kandungannya. Diantara

beberapa permasalahan yang sering dijumpai adalah hipertensi pada

masa kehamilan. Kondisi ini mengakibatkan tingginya angka kesakitan

dan kematian yang pada akhirnya menjadi permasalahan kesehatan

masyarakat secara umum (Rafsanjani et al, 2019)

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90

mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang


sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan

atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2013).

Kejadian hipertensi pada masa hamil salah satu dari berbagai penyebab

utama kematian ibu, setelah kejadian infeksi dan perdarahan (Nursal,

2017).

Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensi

merupakan penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada

wanita yang sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu

dan bagi bayi yang akan dilahirkan karena tidak ada gejala atau tanda

khas sebagai peringatan dini. Hipertensi dalam kehamilan atau yang

disebut dengan preeklampsia, kejadian ini persentasenya 12% dari

kematian ibu di seluruh dunia. Berdasarkan data dari WHO (World Health

Organization) pada tahun 2015 WHO memperkirakan diseluruh dunia

setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau

bersalin.Kejadian ini terjadi hampir di seluruh dunia. Angka Kematian

Ibu(AKI) di Asia Tenggara berjumlah 35 per 100.000 kelahiran hidup

(Agus Priyono, 2017).

Angka kematian Ibu di Indonesia menunjukkan penurunan menjadi

305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan menjadi peringkat 12

dari 18 negara ASEAN. Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu

pendarahan (28%), hipertensi dalam kehamilan (25%), infeksi (11%),


partus lama/macet (5%), dan abortus (5%). Angka kematian ibu di

Indonesia disebabkan oleh tiga penyebab utama yaitu pendarahan,

hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Namun pendarahan dan infeksi

mengalami penurunan, sedangkan hipertensi dalam kehamilan

proporsinya semakin meningkat (Kementerian Kesehatan, 2015).

Kejadian hipertensi pada ibu hamil salah satu penyebab timbulnya

berbagai komplikasi baik bagi ibu hamil dan bayi. Kondisi tersebut

berdampak pada peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Beberapa faktor penyebabnya adalah

pola makan, karakteristik ibu, paritas, riwayat hipertensi pada keluarga,

pola makan, aktifitas fisik, pola istirahat atau tidur, dan obesitas (Emy et

al, 2018).

Dan Selama kehamilan, ibu hamil akan mengalami perubahan fisik

dan perubahan psikologis (perasaan cemas, takut, tertekan). Perubahan

fisik pada kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

oleh karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama

kehamilan (Walker, 2012).

Kebutuhan zat gizi selama Kehamilan dapat mengubah selera

makan dan pola makan (kebiasaan mengidam), dimana pada umumnya

nafsu makan wanita hamil akan meningkat, hal ini menjadi penyebab diet

makanan menjadi tidak seimbang sehingga dapat menyebabkan


komplikasi antara lain hipertensi pada ibu hamil. Beberapa jenis makanan

yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu seperti jeroan, keripik

asin, otak-otak, makanan dan minuman yang didalam kaleng (sarden,

kornet), banyak makan daging atau makanan yang berlemak, makanan

gorengan, makanan yang mengandung garam ≥ 3 kali dalam seminggu

sebesar 70% (Romauli, 2014).

Selain menjaga pola makan, ibu hamil perlu juga memperhatikan

kebutuhan istirahat tidurnya selama masa kehamilan karena akan

mempertahankan keseimbangan tekanan darah dalam tubuh sehingga

mengurangi resiko terkena preeklampsia. Menurut Pesta Corry Sihotang

(2016), terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur pada saat hamil akan

memicu kenaikan tekanan darah pada trimester III. Hal ini karena proses

hemostasis yang memegang peranan dalam pengaturan keseimbangan

tekanan darah ibu hamil. Ibu hamil juga harus mendapatkan cukup

istirahat dan berolahraga demi menjaga kebugaran tubuh. Istirahat yang

cukup dapat menghindari ibu hamil dari kondisi stress karena saat stress

produksi hormone adrenalin meningkat sehingga menyebabkan

penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan

tekanan darah ibu hamil menjadi tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang terkait dilakukan Alfridayani

2016 diperoleh sebesar 105 kasus preeklamsia dari 2.105 ibu hamil
(4,9%). Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, ibu bersalin yang

preeklampsia berisiko 26,8 kali untuk menderita hipertensi jika

dibandingkan dengan ibu bersalin tidak preeklamsia, dan berbagai faktor

resiko yang sulit ditekan selama kehamilan adalah kebiasaan pola makan

dan pola tidur yang kurang cukup, kurang aktivitas (Afridayani, 2016).

Penelitian lainnya juga diketahui bahwa sebesar 38,2% masyarakat

secara individu masih memiliki pola makan, pemahaman dan perhatian

terhadap diri sendiri yang kurang baik.

Kondisi masyarakat masih ditemukan ibu hamil yang tidak

memperhatikan kesehatan kehamilannya, dari aspek pola makan, pola

tidur, kemauan pemeriksaan kehamilan dan masih rendahnya

pemahaman ibu hamil tentang kehamilan. (Rafsanjani, 2019).

Merujuk pada berbagai faktor risiko penyebab hipertensi selama

kehamilan, maka diketahui ada faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan

seperti : umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dan genetic. Akan tetapi

ada faktor risiko yang dapat dikendalikan yaitu kebiasaan makan dan pola

tidur yang cukup, kebiasaan merokok, konsumsi garam, stres,

penggunaan jelantah, obesitas, kebiasaan konsumsi minum-minuman

beralkohol, konsumsi lemak jenuh, kurang aktifitas fisik, penggunaan

estrogen dan berbagai faktor lainya akibat gaya hidup (Pusdatin

Kementerian RI, 2014).


Namun ada dua factor resiko yang ingin peneliti lakukan penelitian

yaitu faktor pola makan karna sesuai penelitian (Rafsanjani,2019 bahwa

pemahaman masyarakat selama kehamilan makin banyak makan maka

pertumbuhan anak dalam kandungan bagus pada hal pola makan yang

tidak terkontrol beresiko mengalami hipertensi sedangkan gangguan tidur

diduga dapat mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan (Cain dan

Louis,2016). Dan (menurut penelitian oleh zaky 2015) buruknya kualitas

tidur yang terjadi selama kehamilan rentan menderita hipertensi

(Preeklampsia).

Berdasarkan data dari Puskesmas Somba Opu, diperoleh jumlah

ibu hamil yang mengalami hipertensi pada tahun 2018 sebanyak 9 orang,

tahun 2019 sebanyak 22 orang dan tahun 2020 (Januari-Februari)

sebanyak 12 orang.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian “Hubungan pola makan dan kecukupan

istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi

permasalah dalam penelitian ini adalah :


1. Apakah ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada

ibu hamil di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ?.

2. Apakah ada hubungan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola makan dan kecukupan

istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menilai pola makan pada ibu hamil di Puskesmas Somba

Opu Kab. Gowa.

b. Untuk menilai kecukupan istirahat tidur pada ibu hamil di

Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

c. Untuk mengukur tekanan darah pada ibu hamil di Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa.


d. Untuk menganalisa hubungan pola makan dan kecukupan istrahat

tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmiah dan

sumber informasi bagi mahasiswa tentang pentingnya menjaga pola

makan dan istirahat tidur selama kehamilan.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan ilmiah peneliti tentang hubungan pola

makan dan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada

ibu hamil, dan bisa dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi

peneliti-peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian tentang

kejadian hipertensi pada ibu hamil.

3. Bagi Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Sebagai sumber informasi bagi Puskesmas Somba Opu

tentang kejadian hipertensi pada ibu hamil, sehingga bisa

meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil saat

melakukan pemeriksaan.

4. Bagi Responden
Sebagai sumber informasi yang sangat bermanfaat bagi ibu

hamil, kiranya dapat menjaga pola hidup sehat selama kehamilan,

seperti menjaga pola makan dan menjaga istirahat tidur.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan

1. Pengertian Pola Makan

Menurut Depkes (2009), pola makan adalah suatu cara atau

usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan informasi

gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan, status nutrisi,

mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.


Pengertian pola makan adalah tingkah laku manusia atau

sekelompok manusia dalam memenuhi makanan yang meliputi sikap,

kepercayaan, dan pilihan makanan. Sedangkan menurut Suhardjo,

pola makan diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang

untuk memilih makanan dan mengkonsumsi makanan terhadap

pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial (Heryuditasari 2018).

2. Komponen Pola Makan

Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang

terdiri dari jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.

a. Jenis makan

Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan

setiap hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,

sayuran,dan buah yang dikonsumsi setiap hari. Makanan pokok

adalah sumber makanan utama di negara indonesia yang

dikonsumsi setiap orang atau kelompok masyarakat yang terdiri dari

beras, jagung, sagu,umbi-umbian dan tepung.(Sulistyoningsih,2011

dalam Heryuditasari 2018).

b. Frekuensi makan

Menurut Depkes, Frekuensi makan adalah beberapa kali

makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan

malam dan makan selingan). Sedangkan menurut Suhardjo


frekuensi makan merupakan berulang kali makan sehari dengan

jumlah tiga kali: makan pagi, makan siang, dan makan malam.

c. Jumlah/ porsi makan

Jumlah makan menurut Willy, adalah banyaknya makanan

yang dimakan dalam setiap orang atau setiap individu dalam

kelompok. (Heryuditasari, 2018).

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan

Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola

makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan

lingkungan.

a. Faktor ekonomi

Variabel ekonomi mencukup dalam peningkatan peluang

untuk daya beli pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam

pendapatan menurunan daya beli pangan secara kualitas maupun

kuantitas masyarakat. Pendapatan yang tinggi dapat mencakup

kurangnya daya beli dengan kurangnya pola makan masysrakat

sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih di dasarkan dalam

pertimbangan selera dibandingkan aspek gizi.Kecenderungan untuk

mengkonsumsi makanan impor.

b. Faktor Sosial Budaya


Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya

adat daerah yang menjadi kebiasaan atau adat.Suatu masyarakat

memiliki cara mengkonsumsi pola makan dengan cara sendiri.

Dalam budaya mempunyai suatu cara bentuk macam pola makan

seperti:dimakan, bagaimana pengolahanya, persiapan dan

penyajian.

c. Agama

Dalam agama, pola makan ialah suatu cara makan dengan

diawali berdoa sebelum makan dengan diawali makan mengunakan

tangan kanan.

d. Pendidikan

Pendidikan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan

dan penentuan kebutuhan gizi.

e. Lingkungan

Dalam lingkungan, pembentuk perilaku makan berupa

lingkungan keluarga melalui adanya promosi, media elektronik, dan

media cetak.

f. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ialah suatu cara seseorang yang

mempunyai keterbiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan

dengan frekuensi dan jenis makanan yang dimakan.

Menurut Willy mengatakan bahwa suatu penduduk mempunyai

kebiasaan makan dalam tiga kali sehari adalah kebiasaan makan

dalam setiap waktu (Renita, 2017).

B. Tinjauan Umum Tentang Kecukupan Istirahat Tidur

1. Pengertian

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat

dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai. Tidur adalah

keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh

ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus

yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki

kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan

terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar (Hidayat,

Alimul Aziz, 2006).

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,

sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,

mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar

mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih,

perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau


mengantuk. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur,

seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,

frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan

kepulasan tidur (Nurfiandi, 2013).

2. Fisiologi tidur

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan

periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga

mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon perilaku.

Orang mengalami siklus sebagai bagian dari kehidupan, dan

siklus yang paling dikenal adalah siklsu 12-24 jam, siang-malam yang

dikenal dengan irama diurnal atau sirkardian. Irama sirkardian

termasuk siklus tidur-bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan

suhu serta juga faktor-faktor eksternal seperti aktifitas sosial dan

rutinitas pekerjaan.

Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara

dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan

menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga.

Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga, dan yang lain

menyebabkan tidur.

Sistem Aktivasi Retikuler (SAR) berlokasi pada batang otak

teratas. SAR dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan


kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual,

auditori, nyeri dan taktil. Saat terbangun merupakan hasil dari neuron

dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin.

Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan

berada dalam posisi rileks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan

gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada

beberapa bagian, SAR mengambil alih yang menyebabkan tidur.

3. Tahapan Tidur

Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu :

a. NREM (nonrapid eye movement) : pergerakan mata yang tidak

cepat.

Selama NREM seorang yang tertidur mengalami kemajuan

melalui 4 tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas

tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang

dangkal merupakan karakteristik dari tahap 1 dan 2, dan seorang


lebih mudah terbangun. Sedangkan tahap 3 dan 4 melibatkan tidur

yang dalam sehingga sulit terbangun.

b. REM (rapid eye movement) : pergerakan mata yang cepat

Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus 90 menit.

Konsolidasi memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu

ini.

Berikut gambar tahapan atau siklus tidur pada orang dewasa.

Tahap Pratidur

NREM NREM NREM


NREM
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 tahap 4

Tidur REM

NREM Tahap 2 NREM Tahap 3

Gambar 2.1 Tahap Siklus Orang Dewasa

4. Fungsi dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi

diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan

mental, emosional, kesehatan, mengurangi stress pada paru,

kardiovaskuler, endokrin dan lain-lain.

Secara umum terdapat 2 efek fisiologis dari tidur yaitu :


a. Efek pada system saraf yang diperkirakan dapat memulihkan

kepekaan normal dan kesimbangan di antara berbagai susunan

saraf.

b. Efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan

fungsi dalam organ tubuh (Hidayat, Alimul Aziz, 2006).

5. Tanda-Tanda Kualitas Tidur

Tanda-tanda kualitas tidur yaitu :

a. Tanda fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di

kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung),

kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk

berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda tanda keletihan

seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.

b. Tanda psikologis

Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak

enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung,

timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran,

kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun

(Nurfiandi, 2013).

6. Pola Tidur
Tidur dengan pola yang teratur lebih penting jika dibandingkan

dengan jumlah jam tidur itu sendiri. Pada beberapa orang, mereka

merasa cukup dengan tidur selama 5 jam saja tiap malamnya. Secara

umum, durasi dan waktu lama tidur mengikuti pola sesuai dengan

tahap tumbuh kembang manusia.

Tabel 2.1
Kebutuhan Tidur Manusia Berdasarkan Usia
Tingkat Jumlah Kebutuhan
Usia
Perkembangan Tidur
1.1 Bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari
1 bulan – 18 bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari
18 bulan – 3 tahun Masa Anak 11-12 jam/hari
3 – 6 tahun Masa Prasekolah 10-11 jam/hari
6 – 12 tahun Masa Sekolah 10 jam/hari
12 – 18 tahun Masa Remaja 8,5 jam/hari
18 – 40 tahun Masa Dewasa Muda 7-8 jam/hari
40 – 60 tahun Masa Paruh Baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari
Sumber : Hidayat, Alimul Aziz, 2006 dalam Vika Annisa Putri ( 2018)

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

a. Penyakit fisik.

Sakit yang menyebabkan nyeri dapat menimbulkan masalah

tidur. Seseorang yang sedang sakit membutuhkan waktu tidur lebih

lama dari keadaan normal. Sering sekali pada orang sakit pola
tidurnya terganggu karena penyakitnya, seperti rasa nyeri yang

ditimbulkan oleh luka, tumor atau kanker pada stadium lanjut.

Sistem Aktivasi Retikuler (SAR) berlokasi pada batang otak

teratas. SAR dipercayai terdiri dari sel khusus yang

mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima

stimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil. Saat terbangun

merupakan hasil dari neuron dalam SAR yang mengeluarkan

katekolamin seperti norepinefrin.

b. Obat-obatan dan alkohol

Beberapa obat-obatan berpengaruh terhadap pola tidur dan

kualitas tidur. Obat-obatan yang mengadung diuretik dan beta

bloker akan menyebabkan insomnia, antidepresan dan narkotika

akan mensupresi REM, dan kafein meningkatkan saraf simpatis.

Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali mengalami

gangguan pola tidur.

c. Gaya hidup

Orang yang bekerja shift dan sering berubah shiftnya harus

mengatur kegiatannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat.

Keadaan rileks sebelum tidur merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap kemampuan seseorang untuk bisa tidur.

d. Stress emosional
Stress dan kecemasan sering sekali menganggu pola tidur.

Seseorang yang dipenuhi dengan masalah tidak bisa rileks untuk

bisa tidur. Kecemasan akan meningkatkan kadar norepinefrin

dalam darah yang akan merangsang system saraf simpatik.

Perubahan ini menyebabkan berkurangnya tahap IV NREM dan

tidur REM.

e. Lingkungan

Lingkungan dapat mendukung atau menghambat tidur.

temperatur, ventilasi, penerangan ruangan, dan kondisi kebisingan

sangat berpengaruh terhadap tidur seseorang.

f. Latihan fisik dan kelelahan

Kelelahan akan berpengaruh terhadap pola tidur seseorang.

Semakin lelah seseorang maka akan semakin pendek tidur

REMnya.

g. Asupan makanan dan kalori

Makanan yang mengandung keju dan susu akan

mempermudah orang untuk tidur (Potter, Perry, 2005).

8. Penilaian Kualitas Tidur


Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah instrument efektif

yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur orang

dewasa. PSQI dikembangkan untuk mengukur dan membedakan

individu dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk.

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan

beberapa dimensi yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI.

Dimensi tersebut dinilai dalam bentuk pertanyaan dan memiliki bobot

penilaian masing-masing sesuai dengan standar baku (Anonim, 2011).

Dalam PSQI ini terdapat tujuh skor yang digunakan sebagai

parameter penilaiannya. Tujuh skor tersebut yaitu :

a. Kualitas tidur

b. Latensi tidur

c. Durasi tidur

d. Kebiasaan tidur

e. Gangguan tidur

f. Penggunaan obat tidur (yang berlebihan)

g. Disfungsi siang hari selama satu bulan terakhir (Anonim, 2011)

Validitas penelitian PSQI sudah teruji. Instrumen ini

menghasilkan 9 pertanyaan yang sesuai dengan domain atau area

yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain nilainya berkisar antara 0

(tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai setiap komponen


kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-27.. jika dijadikan

nilai median maka skor 13,5. PSQI memiliki konsistensi internal dan

koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk 9 komponen

tersebut dan sudah valid (Alim, 2015).

C. Tinjauan Umum Tentang Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil

1. Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus

menerus lebih dari suatu periode, dimana tekanan darah sistolik diatas

140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg (Asikin,

2016).

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah

140/90 mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita

yang sebelumnya normotens atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg

dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2013).

2. Etiologi

Secara umum, faktor pencetus penyebab hipertensi, yaitu:

obesitas, kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol,

penyakit diabetes dan jantung, wanita yang tidak menstruasi, stres dan
kurang berolahraga, pola makan yang tidak seimbang, dan kebiasaan

mengkonsumsi makanan berlemak/tinggi kolesterol (Asikin, 2016).

Pada ibu hamil, diperkirakan faktor penyebab yang penting

adalah adanya implantasi plasenta yang invasif dan abnormal pada

rahim, adanya reaksi imunologis yang keliru terhadap adanya janin,

serta adanya faktor genetik yang diturunkan. Teori lain menyebutkan

adanya kekurangan asupan beberapa zat gizi dan adanya gangguan

dalam pembentukan prostaglandin maupun pada zat yang

mempengaruhi kekakuan dari pembuluh darah (Agus Priyono, 2017).

3. Patofisiologi

Reseptor yang menerima perubahan tekanan darah yaitu

reflexs baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta.

pada hipertensi, karena adanya berbagai gangguan genetic dan risiko

lingkungan, maka terjadi gangguan neurohormonal yaitu sistem saraf

pusat dan sistem rennin-angiotensin-aldosteron serta terjadinya

inflamasi dan resistensi insulin. Resistensi insulin dan gangguan

neurohormonal menyebabkan vasokonstruksi sistemik dan

peningkatan resistensi perifer. Inflamasi menyebabkan gangguan

ginjal yang disertai dengan gangguan sistem RAA (rennin-

angiotensin-aldosteron) yang menyebabkan retensi garam dan air di

ginjal, sehingga terjadi peningkatan volume darah. Peningkatan


resistensi perifer dan volume darah merupakan dua penyebab utama

terjadinya hipertensi (Asikin, 2016).

4. Manifestasi Klinis

Pengidap hipertensi menunjukkan adanya sejumlah tanda dan

gejala, namun ada juga yang tanpa gejala.

a. Tidak ada gejala, namun akan menimbulkan gejala setelah terjadi

kerusakan organ, misalnya jantung, ginjal, otak dan mata.

b. Gejala yang sering terjadi, seperti sakit kepala, pusing/migrain,

rasa berat di tengkuk, sulit untuk tidur, lemah dan lelah (Asikin,

2016).

Pada kasus preeklampsia dapat ditemukan adanya nyeri kepala

terus menerus, rasa tegang di tengkuk, nyeri pada ulu hati, gangguan

penglihatan maupun adanya kejang pada eklampsia (Agus Priyono,

2017).

5. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National

Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood

Pressure 7 (JNC7).

Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pra Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stadium I 140-159 90-99
Hipertensi Stadium II > 160 > 100
Sumber : Asikin, 2016.

Pada kasus ibu hamil, terdapat beberapa klasifikasi hipertensii

yaitu :

a. Hipertensi gestasional yaitu hipertensi yang terjadi pada ibu hamil

yang tidak menderita hipertensi sebelumnya dan akan kembali

normal sebelum 12 minggu setelah melahirkan tanpa didapatkan

adanya protein dalam urin.

b. Preeklampsia yaitu hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan

20 minggu dengan didapatkan adanya protein dalam urin >+1 atau

lebih dari 300 mg dalam 24 jam.

Beberapa penulis membagi lagi menjadi preeklampsia ringan

dan berat. Pada preeklampsia berat didapatkan tekanan darah

lebih dari 160/110 dengan kadar protein dalam urin mencapai 2

gram dalam 24 jam atau lebih dari 2+, adanya penurunan kadar

trombosit< 100.000, peningkatan kadar kreatinin serum > 1.2

mg/dL, peningkatan kadar enzim hati, nyeri kepala, nyeri ulu hati

dan peningkatan LDH.

c. Eklampsia yaitu adanya kejang yang terjadi pada ibu hamil dengan

preeklampsia.
d. Preeklampsia superimposed yaitu ditemukannya protein dalam urin

pada ibu hamil yang diketahui sudah mengidap hipertensi

sebelumnya dan protein ini tidak ditemukan sebelum usia

kehamilan 20 minggu.

e. Hipertensi kronik merupakan suatu bagian tersendiri dimana ibu

sebelumnya sudah mengidap hipertensi atau hipertensi tersebut

menetap setelah 12 minggu setelah melahirkan (Agus Priyono,

2017).

6. Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan sebagai

pemeriksaan penunjang.Selain pemeriksaan tekanan darah,

pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk mencari faktor resiko

dan penyebab hipertensi, serta mengetahui kerusakan organ,

misalnya ginjal dan jantung (Asikin, 2016).

7. Penatalaksanaan

Untuk mengobati penyakit hipertensi dengan cara non

farmakologi antara lain yaitu dengan memodifikasi gaya hidup cukup

efektif dapat menurunkan risiko kardiovaskuler dengan biaya sedikit

dan risiko minimal:

a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan.

b. Membatasi alkohol.
c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik.

b. Mengurangi asupan natrium.

c. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari).

d. Mempertahankan asupan kalium dan magnesium yang adekuat.

e. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan

kolesterol dalam makanan. Adapun pengobatan dengan

farmakologi adalah dengan menggunakan obat golongan diuretik,

penyekat beta, antagonis kalsium dan penghambat Angiotensin

Converting Enzyme (penghambat ACE) merupakan obat anti

hipertensi yang sering di gunakan pada pengobatan (Arif,

Mansjoer, 2005).

pada ibu hamil, saat ini sudah dapat dilakukan beberapa

pemeriksaan untuk memprediksi kemungkinan timbulnya preeklampsia

namun serangkaian tes tersebut belum tersedia diseluruh tempat dan

tingkat keberhasilannya masih belum tinggi (Agus Priyono, 2017).

8. Resiko Tekanan Darah Tinggi Selama Kehamilan

Tekanan darah tinggi selama kehamilan menimbulkan berbagai

risiko, diantaranya :

a. Penurunan aliran darah ke plasenta

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah bayi

akan kekurangan oksigen dan gizi ibu hamil yang dikonsumsi,


sehingga asupan menjadi lebih sedikit. Hal ini dapat menyebabkan

pertumbuhan bayi menjadi lambat, sehingga dapat mengakibatkan

berat badan lahir rendah atau kemungkinan untuk lahir prematur.

Prematur sendiri dapat menyebabkan gangguan pernapasan

pada bayi.

b. Placental Abruption

Preeklamsia sendiri dapat meningkatkan risiko placental

abruption, di mana plasentanya terpisah dari dinding dalam rahim

sebelum kelahiran.Abruption parah dapat menyebabkan

perdarahan berat dan kerusakan pada plasenta, yang dapat

mengancam jiwa ibu dan perkembangan janin.

c. Persalinan Prematur

Dalam proses kehamilan, kesadaran dan perawatan pada

awal kehamilan diperlukan untuk mencegah komplikasi yang

berpotensi mengancam nyawa karena persalinan yang prematur.

d. Penyakit kardiovaskular di masa depan

Mengalami preeklampsia meningkatkan resiko jantung dan

menyebabkan penyakit pembuluh darah di masa depan

(kardiovaskular). Risiko ini bisa menjadi lebih besar jika seorang

ibu sudah memiliki preeclampsia lebih dari sekali atau sudah

pernah mengalami kelahiran prematur. Untuk meminimalkan risiko


ini, setelah melahirkan seorang ibu hamil dapat mencoba untuk

menjaga berat badan ideal, makan berbagai buah-buahan dan

sayuran, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok (Yana

Yulia, 2017)

9. Pencegahan Hipertensi Selama kehamilan

Pencegahan terjadinya preeklampsia adalah dengan diet

rendah garam, pemberian suplementasi kalsium dan minyak ikan,

pemberian obat antihipertensi, dan pemberian obat-obatan anti

pembekuan darah atau antitrombotik.Pengobatan utama pada

spectrum hipertensi dalam kehamilan adalah terminasi kehamilan

(Agus Priyono, 2017).

Jika seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi maka

memerlukan konsultasi juga seperti kepada dokter keluarga atau ahli

jantung. Mereka akan mengevaluasi seberapa baik ibu hamil

mengelola tekanan darah tingginya dan mempertimbangkan

perubahan pengobatan yang mungkin perlu sebelum hamil. Jika ibu

hamil kelebihan berat badan, dokter mungkin menyarankan

mengurangi berat badan berlebih sebelum mencoba untuk hamil.

a. Pemeriksaan semasa prenatal

Selama kehamilan, berat badan dan tekanan darah ibu

hamil akan diperiksa pada setiap kunjungannya ke dokter dan


mungkin juga akan akan sering mengambil test darah dan tes

urine. Dokter juga akan memantau kesehatan bayi. Ultrasound

sering digunakan untuk mengamati pertumbuhan dan

perkembangan bayi.Tingkat pemantauan jantung janin sendiri

digunakan untuk mengevaluasi kesehatan bayi. Dokter juga akan

merekomendasikan pemantauan gerakan sehari-hari bayi anda.

b. Mengurangi risiko komplikasi

Cara menjaga kehamilan dengan merawat diri sendiri

adalah cara terbaik untuk merawat bayi, misalnya dengan

mengunjungi dokter secara teratur selama kehamilan. Minum obat

tekanan darah tinggi yang diresepkan. Dokter akan meresepkan

obat yang paling aman pada dosis yang paling tepat. Ibu hamil juga

harus aktif untuk mengikuti rekomendasi dokter dalam aktivitas

fisik. Makan-makanan sehat untuk ibu hamil. Pilih makanan rendah

sodium. Hindari merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang.

Konsultasilah dengan dokter sebelum meminum obat.

c. Penelitian Obat Hipertensi pada Ibu Hamil

Para peneliti terus mempelajari cara-cara untuk mencegah

preeklamsia, tapi sejauh ini, belum ada penangkalnya. Jika ibu

hamil memiliki preeklampsia pada kehamilan sebelumnya yang

mengakibatkan persalinan sebelum usia kehamilan 34 minggu atau


ibu hamil yang memiliki preeklampsia lebih dari satu kehamilan

sebelumnya, dokter mungkin akan merekomendasikan aspirin

dengan dosis rendah setiap hari yaitu antara 60 dan 81 miligram,

mulai akhir trimester pertama (Yana Yulia, 2017).

D. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di

dalam indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini

terjadi karena sperma masuk ke indung telur melalui saluran rahim

pada saat melakukan hubungan badan (Evis Firdausy, 2013).

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN), kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan

keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian

bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang

akan bertumbuh (Evis Firdausy, 2013).

Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu

atau 280 hari dihitung dari Hari pertama Haid Terakhir (HPHT). Usia

kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari

tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan sel telur), yang

terjadi dua minggu setelahnya (Evis Firdausy, 2013).


2. Trimester kehamilan ada tiga macam :

a. Trimester Pertama, yaitu usia kehamilan antara 0 sampai 3

bulan.Trimester pertama merupakan perkembangan dan

pembentukan organ.

b. Trimester Kedua, yaitu usia kehamilan antara 4 sampai 6 bulan.

Trimester kedua merupakan tahap perkembangan dan

pertumbuhan lanjutan.

c. Trimester Ketiga , yaitu usia kehamilan antara 7 sampai 9 bulan,

merupakan tahap akselerasi tumbuh kembang dan persiapan

kelahiran (Lusa, 2016).

3. Perubahan-Perubahan Selama Kehamilan

a. Nyeri pada perut.

Disebabkan oleh rasa sakit pada ligament lingkar, yang merupakan

otot yang menahan rahim supaya tetap tegak.

b. Perubahan pada payudara.

Pada awal kehamilan, kelunakan payudara, kepekaan putting susu

dan peningkatan ukuran payudara terjadi sebagai bagian

penyesuain tubuh yang normal.

c. Sesak napas.
Sesak napas merupakan hal yang biasa selama masa kehamilan

karena rahim yang tumbuh menjadi besar menyita banyak ruangan

sehingga membatasi gerakan diafragma.

d. Perubahan pada peredaran darah

Sering Nampak pada kaki, pembuluh darah akan semakin tertekan

seiring dengan kandungan yang semakin membesar, terutama

pembuluh darah yang mengalirkan kembali dari kaki.

e. Sembelit

Sembelit atau sulit buang air besar merupakan hal yang umum

terjadi pada ibu hamil (Evis Firdausy, 2013).

4. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Oleh Ibu Hamil

Untuk ibu hamil, terdapat beberapa penjelasan umum, yaitu :

a. Periksa kehamilan

Pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan, yaitu :

1) 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan.

2) 1 kali pada usia kandungan 4-6 bulan.

3) 2 kali pada usia kandunan 7-9 bulan.

Adapun jenis pelayanan yang didapatkan ibu hamil saat

melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan yaitu :


1) Pengukuran tinggi badan cukup sekali, dan penimbangan berat

badan setiap kali periksa.

2) Pengukuran tekanan darah (tensi).

3) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA).

4) Pengukuran tinggi rahim.

5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan

denyut jantung janin.

6) Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

7) Pemberian tablet tambah darah.

8) Tes laboratorium.

9) Konseling atau penjelasan.

10)Tata laksana atau mendapatkan pengobatan.

b. Perawatan Sehari-Hari

1) Makan beragam makanan secara proporsional dengan pola gizi

seimbang, dan 1 porsi lebih banyak daripada sebelum hamil.

2) Istirahat yang cukup.

3) Menjaga kebersihan diri.

4) Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil, tanyakan

ke petugas kesehatan cara yang aman.


5) Melakukan aktifitas fisik.

Hal-hal yang harus dihindari ibu selama hamil :

1) Kerja berat.

2) Merokok atau terpapar asap rokok.

3) Minum - minuman bersoda, beralkohol dan jamu.

4) Tidur terlentang > 10 menit pada masa hamil tua.

5) minum obat tanpa resep dokter.

6) Stres berlebihan.

c. Persiapan Melahirkan (Bersalin)

1) Tanyakan kepada bidan dan dokter tanggal perkiraan

persalinan.

2) Suami atau keluarga mendampingi ibu saat periksa kehamilan.

3) Siapkan lebih dari 1 orang yang memiliki golongan darah yang

sama dan bersedia menjadi pendonor jika diperlukan.

4) Persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya

persalinan dan biaya lainnya, siapkan kartu JKN.

5) Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika

sewaktu-waktu diperlukan.

6) Rencanakan melahirkan ditolong oleh dokter atau bidan di

fasilitas kesehatan.
7) Pastikan ibu hamil dan keluarga menyepakati amanat

persalinan dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan di depan

rumah ibu hamil.

8) Siapkan KTP, Kartu Keluarga (KK), dan keperluan lain untuk ibu

dan bayi.

9) Rencanakan ikut keluarga berencana (KB) setelah melahirkan.

d. Tanda Bahaya Pada kehamilan

Segera bawa ibu hamil ke puskesmas, rumah sakit, dokter

dan bidan bila dijumpai keluhan dan tanda-tanda dibawah ini :

1) Muntah terus dan tidak mau makan.

2) Demam tinggi.

3) Bengkak pada kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala

disertai kejang.

4) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya.

5) Pendarahan pada hamil muda dan hamil tua.

6) Air ketuban keluar sebelum waktunya.

e. Masalah Lain Pada Masa Kehamilan

Apabila mengalami keluhan dibawah ini, segera bawa ibu

hamil ke puskesmas, rumah sakit, dokter dan bidan, dengan

didampingi suami atau keluarga.

1) Demam, menggigil dan berkeringat.


2) Terasa sakit pada saat kencing, atau keputihan.

3) Batuk lama (lebih dari 2 minggu).

4) Jantung berdebar-debar atau nyeri dada.

5) Diare berulang.

6) Sulit tidur dan cemas berlebihan (Kemenkes RI, 2017).

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konseptual Penelitian

Hipetensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90

mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang


sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan

atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal. Hipertensi pada ibu

hamil bisa disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat dan istirahat

tidur yang kurang.

Adapun bentuk kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu :

Pola Makan

Kejadian
Kecukupan Istirahat hhkHipertensi
Tidur

Keterangan :

= Variabel Independen yang diteliti

= Variabel Dependen yang diteliti

= Penghubung variabel

B. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


34
1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu :

a. Variabel independen yaitu pola tidur dan kecukupan istirahat tidur.

b. Variabel dependen yatu kejadian hipertensi.


2. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pola makan dalam penelitian ini adalah jenis makanan yang bisa

meningkatkan tekanan darah dan di konsumsi oleh responden

dalam jangka waktu tertentu.

Kriteria Objektif :

Baik : Jika total jawaban responden < 21.

Kurang : Jika total jawaban responden > 21.

b. Kecukupan istirahat tidur dalam penelitian ini adalah terpenuhinya

waktu tidur responden dari segi kuantitas maupun kualitas.

Kriteria Objektif :

Cukup : Jika jumlah skor (< 13,5). Semakin rendah skor

semakin baik istrahat tidur

Kurang : Jika jumlah skor ( > 13,5). Semakin tinggi skor

semakin buruk istrahat tidur

c. Kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran

tekanan darah responden , yang diukur dengan tensimeter,

dengan kriteria :

Hipertensi : Jika memiliki tekanan darah sistolik > 140mmHg

dan diastolik >90 mmHg.

Tidak Hipertensi: Jika memiliki tekanan darah sistolik < 140 mmHg

dan diastolik < 90 mmHg.


C. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil

di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

2. Ada hubungan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasional analtik dengan pendekatan Cross Sectional Study, yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan kecukupan


istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di

Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang ke

Puskesmas Somba Opu yang diambil dengan cara aksidental

sampling, yaitu pengambilan sampel secara kebetulan bertemu dan

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a.Kriteria Inklusi :

1) Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Poli KIA

2) Bersedia menjadi responden.

3) Bisa baca tulis.

b.Kriteria Eksklusi :

1) Ibu hamil menderita penyakit dapat mempengaruhi kualitas

tidur seperti asma

2) Tidak bersedia menjadi responden

3) Tidak bisa membaca dan menulis.


C. Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner dan observasi.

Variabel pola makan menggunakan kuesioner dengan jumlah

pernyataan sebanyak 14. Dimana jawaban tidak pernah (0), jarang (1),

sering (2), dan selalu (3). Adapun kriteria objektifnya yaitu baik jika

total jawaban responden > 21, dan kurang jika total jawaban

responden < 21.

Variabel kecukupan istirahat tidur menggunakan instrument

penelitian yang sudah baku dengan menggunakan kuisioner

Pittsburgh Quality Sleep Index (PSQI) dengan memiliki 9 pertanyaan

masing-masing skor 0-3 dimana menggunakan soal multifulchoisce

dengan pilihan a ,b, c, d jika responden menjawab pilihan a = skor 3,

b =skor 2, c =skor 1 dan jika jawab pilhan d=skor 0 dengan kriteria

kurang jika skor > 13,5 dan cukup jika skor < 13,5 ( Semakin tinggi

skor semakin buruk kecukupan istrahat tidur)

Variabel kejadian hipertensi menggunakan observasi dengan

melakukan pengukuran langsung tekanan darah kepada responden, .

Adapun kriteria objektinya yaitu Hipertensi : Jika memiliki tekanan

darah sistolik > 140mmHg dan diastolik >90 mmHg. Tidak Hipertensi:
Jika memiliki tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90

mmHg

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Somba

Opu Kab. Gowa, yang direncanakan pada bulan April-Mei 2020.

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari

responden melalui lembar kuesioner dan observasi/pengukuran

tekanan darah.

2) Data sekunder, berupa data yang diperoleh dengan cara

menelusuri dan memilah literatur, serta data yang diperoleh dari

Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa.

b. Pengolahan Data

Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian akan diolah

melalui prosedur pengolahan data secara manual dengan

melakukan :

1) Editing

Pengecekan, pengkoreksian data untuk melengkapi data yang

masih kurang atau kurang lengkap.

2) Koding
Pengkodean lembar observasi, pada tahap ini kegiatan yang

dilakukan adalah memberikan kode yang disediakan pada

lembar observasi sesuai dengan respon klien.

3) Tabulasi

Setelah pemberian kode, selanjutnya dengan pengolahan data

ke dalam tabel menurut sifat yang dimilikinya.

c. Analisa Data

Setelah memperoleh nilai-nilai dari tiap tabel, selanjutnya data

di analisa dengan menggunakankomputerprogram SPSS for

Windows versi 17.00.

1) Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk tiap-tiap variabel yang diteliti

dari hasil penelitian, yang kemudian akan mendapatkan

gambaran dari setiap variable yang diteliti.

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel

independen dengan variabel dependen dengan menggunakan

uji statistik dengan tingkat kebermaknaan (α) = 0,05 dengan

menggunakan rumus Chi-Square :

2 ( 0−E )2
x =Σ
E
Keterangan :
2
x : Chi-square 0 : nilai observasi

E : nilai yang diharapkan ∑ : jumlah data

Penilaian :
1) Apabila X2 Hitung > X2 Tabel, maka H 0 ditolak atau Ha

diterima, artinya ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

2) Apabila X2 Hitung < X2 Tabel, maka H 0 diterima atau Ha

ditolak, artinya tidak ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

D. Etika Penelitian

1. Informed Concent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian, bila

responden menolak maka peneliti tidak akan memaksakan dan tetap

menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden, tetapi lembaran tersebut diberikan kode.

3. Confidentiality
Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Afridayani. 2016. Faktor Resiko Terjadinya Preklampsia pada Ibu Hamil yang
di rujuk ke RSUD dr. Zainoel Abidin’, Tesis, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Alim IZ (2015). Uji validitas dan reliabilitas instrument Pittsburgh sleep quality
index versi bahasa Indonesia .Jakarta. Universitas Indonesia
Cain MA dan Louis JM(2016). Sleep disordered breathing and adverse
pregnancy outcomes. Clinic in Laboratory Medicine. 36 (2) 435-46
Rafsanjani et al,( 2019). Hubungan pola makan, umur dan pengetahuan
dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di kabupaten aceh besar. JPH
RECODE ;3 (1) : 62-69 http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Emy et al ( 2018). Hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada
ibu hamil di kota banjarbaru kalimantan selatan.universitas gajah mada
Notoatmodjo, S. (2012) Metode penelitian kesehatan edisi revisi 2010.
Rineka Cipta, Jakarta
Nursal, D. G. A., Tamela, P. & Fitrayeni, F. (2017) Faktor Risiko
Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di Rsup Dr. M. Djamil Padang .
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas,10(1): 38-44.
Pusdatin Kementerian RI. 2014. Infodatin Hipertensi.
Zaky NH ( 2015). The relationship between quality of sleep during pregnancy
and birt outcome among primapare. International organization of
scientific Research. Journal of Nursing and health Science .4 (5) 1940-
2320

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak / Ibu
Di –
Puskesmas Somba Opu Kab.Gowa

Dengan hormat,
Saya bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Getrudis Jenita
NIM : 117531628
Alamat : Jl. Matahari Kel. Batang Kaluku Kec. Somba Opu Kab. Gowa
Saya adalah mahasiswi program pendidikan S-1 Keperawatan/Ners

STIK FAMIKA Makassar yang akan mengadakan penelitian dengan judul

“Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan Istirahat Tidur Dengan

Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa Tahun

2020”.

Saya sangat mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini

demi kelancaran pelaksanaan penelitian, dan saya akan menjamin

kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang Bapak/Ibu berikan, dan

apabila ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan, saya memberikan

kesempatan yang sebesar-besarnya untuk meminta penjelasan dari peneliti.

Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya

saya mengucapkan terima kasih.

Sungguminasa,...............2020
Peneliti,

Getrudis Jenita

NIM. 117531628
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk berpartisipasi

sebagai responden pada penelitian yang dilaksanakan oleh Mahasiswa (i)

STIK FAMIKA Makassar atas nama :

Nama : Getrudis Jenita


NIM : 117531628
Alamat : Jl. Matahari Kel. Batang Kaluku Kec. Somba Opu Kab. Gowa

Judul Penelitian : “Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan Istirahat


Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa Tahun 2020”
Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan

akan memberikan informasi yang sebenar-benarnya yang dibutuhkan oleh

peneliti, dan saya mengerti bahwa penelitian ini tidak merugikan saya dan

telah diberikan kesempatan oleh peneliti untuk meminta penjelasan

sehubungan dengan penelitian ini.

Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan

masukan bagi pihak Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya menyatakan bersedia

menandatangi lembar persetujuan ini untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Makassar, 2020
Responden,

( )
Lampiran 4.

INSTRUMEN PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN KECUKUPAN ISTIRAHAT TIDUR


DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS SOMBA OPU KAB. GOWA
TAHUN 2020

A. Identitas Responden

No. Responden : …………………………….


Hari/Tanggal : …………………………….

Inisial Responden : …………………………….

Umur (Tahun) : …………………………….

Pendidikan Terakhir : …………………………….

Pekerjaan : …………………………….

Riwayat Hamil : G…….P…….A……

B. Tekanan Darah : ……………mmHg

C. Variabel Pola Makan


Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan kebiasaan ibu mengkonsumi
makanan tersebut selama masa kehamilan.
Jarang Sering Selalu
Tidak
No Pernyataan (1 kali (2-3 Kali (> 3 kali
Pernah
seminggu) seminggu) seminggu)
1. Makan roti.
2. Makan sosis.
3. Makan pizza.
4. Makan mi instan.
5. Makan keripik kentang.
6. Makanan di campur
kecap.
7. Makanan di campur saus.
8. Makan acar
9. Makan daging.
10. Makan makanan yang di
campur
mentega/margarin.
11. Makan makanan yang di
campur keju.
12. Makanan bersantan.
13. Makanan gorengan.
14. Makan biskuit

D. Variabel Kecukupan Istirahat Tidur

1. Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan untuk dapat tertidur tadi
malam?
□ a. > 60 menit
□ b. 31-60 menit
□ c. 16-30 menit
□ d. < 15 menit
2. Berapa lama (dalam jam) Ibu tidur tadi malam?
□ a. < 5 jam
□ b. 5-6 jam
□ c. >6-7 jam
□ d. >7 jam
3. Berapa kali Ibu terbangun pada malam hari?
□ a. 5 kali
□ b. 3-4 kali
□ c. 1-2 kali
□ d. tidak ada
4. Bagaimana perasaan Ibu saat bangun pagi ini?
□ a. Sangat mengantuk
□ b. Mengantuk
□ c. Sedikit mengantuk
□ d. Merasa segar dan tidak mengantuk
5. Apakah Ibu dapt tidur dengan nyenyak tadi malam?
□ a. Sangat tidak nyenyak sekali
□ b. Tidur tetapi sering terbangun
□ c. Tidur tetapi tidak cukup nyenyak
□ d. Sangat nyenyak
6. Apakah Ibu merasa puas dengan tidur yang dialami tadi malam?
□ a. Tidak merasa puas

□ b. Sedikit puas

□ c. Lumayan puas

□ d. Sangat merasa puas

7. Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan untuk tidur siang kemarin?
□ a. Tidak ada

□ b. Kurang dari 1 jam

□ c. 1-2 jam

□ d. 2 jam atau lebih

8. Bagaimana Ibu menilai lama tidurnya saat berada ditempat tidur?


a: sangat tidak efisien
b. tidak efisien

c.cukup efisien

d..sangat efisen

9. Bagaimana ibu menilai gangguan yang terjadi saat tidur siang.


a. Menjadi sangat masalah besar
b. Kadang-kadang masalah ringan
c. hanya masalah ringan
d. tidak menjadi masalah

Anda mungkin juga menyukai