Leoni Rannu Mangiri - 200107501023 - IV Pendidikan Biologi A - Unit 2
Leoni Rannu Mangiri - 200107501023 - IV Pendidikan Biologi A - Unit 2
MODUL 3
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
JUDUL
“GAYA GESEKAN”
TANGGAL PRAKTIKUM : 12 NOVEMBER 2020
ASISTEN : DIAN MUKARRAMAH
NAMA : LEONI RANNU MANGIRI
NIM : 200107501023
JURUSAN/PRODI : BIOLOGI / PENDIDIKAN BIOLOGI A
ANGGOTA KELOMPOK :
FRINTH AZARYA KURIAKOS NGOPO
HELMI
MULTASYA
NUR ADILLAH
NURVELISA
SITI KHADIJAH RAJWA
Gaya Gesekan
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menyelidiki hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan.
2. Menyelidiki hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya gesekan.
3. Menentukan koefisien gesek statik pada bidang miring.
B. RUMUSAN MASALAH
Berikan rumusan masalah yang sesuai dengan tujuan praktikum di atas!
1. Bagaimana hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan ?
2.Bagaimana hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya
gesekan ?
3. Berapa nilai koefisien gesek statik pada bidang miring ?
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel Manipulasi : gaya normal (N)
2. Variabel Respon : gaya gesekan (N)
3. Variabel Kontrol : jenis permukaan
Kegiatan 2
1. Variabel Manipulasi : jenis permukaan
2. Variabel Respon : gaya gesekan/gaya tarik (N)
3. Variabel Kontrol : gaya normal (N)
Kegiatan 3
1. Variabel Manipulasi : massa beban (gr)
2. Variabel Respon : sudut kritis (º)
3. Variabel Kontrol : jenis permukaan
2
E. TEORI SINGKAT
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak Bila sebuah balok massanya
m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang horizontal, maka
balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan balok mengalami
perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut gaya gesekan.
Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan antar kedua permukaan
benda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan ditentukan oleh kekasaran
permukaan bidang dan benda.
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan kinetik (fk).
Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar, kemudian
ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 4.1 di bawah ini.
N
F
f
W
Gambar 3.1. Gaya-gaya yang bekerja pada benda
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1. Untuk harga F < fs maka balok dalam keadaan diam.
2. Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F > fs maka benda bergerak dan gaya
gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetik fk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai, gaya
gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang
lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja antara
dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik. Jika f s
menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
fs
s (3.1)
N
Dengan s adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk
menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
𝑓𝑘
s 𝑁
(3.2)
4
dengan k adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk
sudut sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda
dan bidang diberikan oleh persamaan,
S = tan c (3.3)
Dengan c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut
kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang,
dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih
besar dari c, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang miring
dengan percepatan :
a x g (sin k cos ) (3.4)
di mana adalah sudut kemiringan bidang dan k adalah koefisien gesek kinetik
antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien
gesekan k dapat dihitung.
5
F. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1. Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tarik balok dengan neraca pegas seperti pada gambar 4.2 di bawah ini.
Neraca pegas
Balok
Tali Katrol
Meja
Amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan. Tambahkan beban di atas balok, dan amati
penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat
balok bergerak lurus beraturan.
Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah penambahan beban di atas balok.
Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
G. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan atau pengukuran dapat dicatat/diisikan pada tabel hasil
pengamatan yang telah disediakan dalam modul ini.
HASIL PENGAMATAN
Kelompok : IV
3. Multasya
4. Nur Adillah
Kegiatan 1
Jenis permukaan adalah balok dengan 3 permukaan yang berbeda.
Tabel 3.1. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
|0,30 ± 0,05|
Tepat akan bergerak |0,30 ± 0,05|
|0,30 ± 0,05|
0,30 N
Gaya tarik rata-rata
|0,60 ± 0,05|
1
|0,20 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan |0,20 ± 0,05|
|0,20 ± 0,05|
0,20 N
Gaya tarik rata-rata
7
|0,50 ± 0,05|
Tepat akan bergerak |0,50 ± 0,05|
|0,50 ± 0,05|
0,50 N
|1,10 ± 0,05| Gaya tarik rata-rata
2
|0,35 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan |0,35 ± 0,05|
|0,35 ± 0,05|
0,35 N
Gaya tarik rata-rata
|0,80 ± 0,05|
Tepat akan bergerak |0,80 ± 0,05|
|0,80 ± 0,05|
0,80 N
|1,60 ± 0,05| Gaya tarik rata-rata
3
|0,50 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan |0,50 ± 0,05|
|0,50 ± 0,05|
0,50 N
Gaya tarik rata-rata
Kegiatan 2
Gaya Normal = |1,60 ± 0,05|N
Jenis
Keadaan benda Gaya Tarik (N)
Permukaan
|0,60 ± 0,05|
Tepat akan bergerak |0,60 ± 0,05|
|0,60 ± 0,05|
0,60 N
I Gaya tarik rata-rata
|0,50 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan |0,50 ± 0,05|
|0,50 ± 0,05|
0,50 N
Gaya tarik rata-rata
8
Jenis
Keadaan benda Gaya Tarik (N)
Permukaan
|0,80 ± 0,05|
Tepat akan bergerak |0,80 ± 0,05|
|0,80 ± 0,05|
0.80 N
Gaya tarik rata-rata
II
|0,60 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan |0,60 ± 0,05|
|0,60 ± 0,05|
0,60 N
Gaya tarik rata-rata
|1,00 ± 0,05|
Tepat akan bergerak |1,00 ± 0,05|
|1,00 ± 0,05|
1,00 N
Gaya tarik rata-rata
III
|0,70 ± 0,05|
Bergerak lurus beraturan |0,70 ± 0,05|
|0,70 ± 0,05|
0,70 N
Gaya tarik rata-rata
Kegiatan 3
|25 ± 1|
|25 ± 1|
250
rata-rata
2
|110,0 ± 2,5| |29 ± 1|
9
|29 ± 1|
|29 ± 1|
290
rata-rata
|26 ± 1|
|26 ± 1|
260
rata-rata
|28 ± 1|
|28 ± 1|
280
rata-rata
Mengetahui,
DIAN MUKARRAMAH
NIM : 1812140002
1
0
1. Berikan penjelasan mengapa besar gaya tarik sama dengan gaya gesekan
pada saat benda tepat akan bergerak dan bergerak lurus beraturan!
A. Kegiatan 1
𝐹1+𝐹2+𝐹3 0,30+0,30+0,30
𝐹̅ = = = 0,30 N
3 3
b) Ketidakpastian
c) Kesalahan Relatif
∆F 0,05
KR = × 100% = ×100% = 16,8%
𝐹̅ 0,30
F = | 𝐹̅ ± ∆F |N
= | 0,30± 0,05 |N
10
Dengan cara yang sama pada benda bergerak lurus beraturan maka diperoleh tabel 3.1
Gaya Keadaan 𝐹̅ (N)
Jenis Permukaan ∆F (N ) KR (%) F (N)
Normal (N) Benda
| 0,60± 0,05 | Tepat akan 0,30 0,05 16,8 | 0,30± 0,05 |
bergerak
Halus Bergerak
lurus 0,20 0,05 25 | 0,20± 0,05 |
beraturan
| 1,10± 0,05 | Tepat akan 0,50 0,05 10 | 0,50± 0,05 |
bergerak
Sedang Bergerak 14,28
lurus 0,35 0,05 | 0,35± 0,05 |
beraturan
| 1,60± 0,05 | Tepat akan 0,80 0,05 6,25 | 0,80± 0,05 |
bergerak
Kasar Bergerak lurus
beraturan 0,50 0,05 10 | 0,50± 0,05 |
0.9
0.8 y = 0.5x + 0.0167
R² = 0.9868
0.7
0.6
GAYA TARIK (N)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
GAYA NORMAL (N)
Grafik 3.1. Hubungan antara gaya normal (N) dan gaya gesek statik (N)
11
A. Kegiatan 1
1. Jenis permukaan halus,sedang dan kasar pada benda bergerak lurus beraturan
a) Hasil pengukuran
𝐹1+𝐹2+𝐹3 0,20+0,20+0,20
𝐹̅ = = = 0,20 N
3 3
b) Ketidakpastian
𝛿1 = |F1 − 𝐹̅ |, 𝛿2 = |F2 − 𝐹̅ |, 𝛿3 = |F3 − 𝐹̅ |
𝛿1 = |F1 − 𝐹̅ | = |0,20 – 0,20|= 0 N
𝛿2 = |t2 −𝑡̅ | = |0,20 – 0,20|= 0 N
𝛿3 = |t3 −𝑡̅ | = |0,20 – 0,20|= 0 N
𝛿𝑚𝑎𝑥 = (nilai yang terbesar untuk setiap 𝛿)N
∆F = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,05 N
c) Kesalahan Relatif
∆F 0,05
KR = ̅ × 100% = ×100% = 25 %
𝐹 0,20
0.6
y = 0.3x + 0.02
0.5
R² = 1
GAYA TARIK (N)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
GAYA NORMAL (N)
Grafik 3.2. Hubungan antara gaya normal (N) dan gaya gesek kinetik (N)
12
3. Dari grafik 3.1 dan 3.2 jelaskan bagaimana hubungan antara gaya normal dan
gaya gesek!
Semakin besar gaya normal yang digunakan atau yang diberikan, maka
semakin besar pula gaya gesekan statik dan kinetik yang diperoleh atau
dihasilkan, begitupun sebaliknya semakin kecil gaya normal yang digunakan
atau yang diberikan, maka semakin kecil pula gaya gesekan statik dan
kinetik yang diperoleh atau dihasilkan.
1. Grafik 3.1
a). Koefisien gesek statik
y = mx + C
y = 0,5x +0,0167
R 2 = k (data dari grafik)
R 2 = 0,9868
𝑦 𝑓
m = = 𝑠 = μs
𝑥 𝑁
m = 0,5
μs = 0,5
b). Derajat Kebenaran
DK = 𝑅 2 × 100%
DK = 0,9868 × 100% = 98,68%
2. Grafik 3.2
a). Koefisien gesek kinetik
y = mx + C
y = 0,3x + 0,02
R 2 = k (data dari grafik)
R2=1
𝑦 𝑓
m = = 𝑘 = μk
𝑥 𝑁
m = 0,3
μk = 0,3
b). Derajat Kebenaran
13
DK = 𝑅 2 × 100%
DK = 1 × 100% = 100%
5. Berapa besar koefisien gesekan statik dan kinetik berdasarkan grafik 3.1 dan
3.2. Mana yang lebih besar, mengapa demikian?
7. Hitung besar koefisien gesekan statik dan kinetik untuk setiap permukaan!
Besar koefisien gesekan statik dan kinetik
A. Koefisien gesekan statik (tepat akan bergerak)
1. Jenis permukaan halus
𝐹𝑠
𝜇𝑠 = = 𝐹𝑠 𝑁 1 = (0,60)(1,60) = 0,96
𝑁
∆𝐹 ∆𝑁
∆𝜇𝑆 = {| 𝐹 𝑆 | + | 𝑁 |} 𝜇𝑆
𝑆
0,60 1,60
∆𝜇𝑆 = {| 0,60 | + |1,60|} 0,96
∆𝜇𝑆 = {|1| + |1|}0,96
∆𝜇𝑆 = 1,92
∆𝜇𝑆 1,92
KR = 𝑥100% = 𝑥100% = 200%
𝜇 𝑆 0,96
DK = 100% - KR = 100%
𝜇𝑆 = |𝜇𝑆 ± ∆𝜇𝑆 | = |1,92 ± 0,96|
2. Jenis permukaan sedang
𝐹𝑠
𝜇𝑠 = = 𝐹𝑠 𝑁 1 = (0,80)(1,60) = 1,28
𝑁
∆𝐹𝑆 ∆𝑁
∆𝜇𝑆 = {| | + | |} 𝜇𝑆
𝐹𝑆 𝑁
0,80 1,60
∆𝜇𝑆 = {|0,80| + |1,60|} 1,28
∆𝜇𝑆 = {|1| + |1|}1,28
∆𝜇𝑆 = 2,56
∆𝜇𝑆 2,56
KR = 𝑥100% = 𝑥100% = 200%
𝜇 𝑆 1,28
DK = 100% - KR = 100%
𝜇𝑆 = |𝜇𝑆 ± ∆𝜇𝑆 | = |1,28 ± 2,56|
3. Jenis permukaan kasar
𝐹𝑠
𝜇𝑠 = 𝑁
= 𝐹𝑠 𝑁 1 = (1,00)(1,60) = 1,6
∆𝐹 ∆𝑁
∆𝜇𝑆 = {| 𝐹 𝑆 | + | 𝑁 |} 𝜇𝑆
𝑆
1,00 1,60
∆𝜇𝑆 = {|1,00| + |1,60|} 1,6
∆𝜇𝑆 = {|1| + |1|}1,6
∆𝜇𝑆 = 3,2
∆𝜇𝑆 3,2
KR = 𝑥100% = 1,6 𝑥100% = 200%
𝜇 𝑆
DK = 100% - KR = 100%
𝜇𝑆 = |𝜇𝑆 ± ∆𝜇𝑆 | = |1,6 ± 3,2|
16
8. Berdasarkan hasil analisis pada no.7, apakah nilai koefisien gesek kinetik dan
statik untuk setiap jenis permukaan sama atau berbeda? Jelaskan berikan
penjelasan mengapa demikian!
- Perbedaan gaya gesekan statik dan kinetik yaitu gaya gesek statis
adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring sedangkan gaya
gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak
relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek
kinetik umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya
selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material dan gaya
normal yang sama.
19
1. 𝑚𝑏=|60±2,5| gram
𝜃̅̅= |25±1|°
a. 𝜇𝑠 = 𝑡𝑎𝑛 𝜃̅̅
𝜇𝑠 =tan 25
𝜇𝑠 = 0,46
𝜋
b. Δ𝜃̅=
180°
3,14
Δ𝜃̅=
180°
= 0,017444444 = 0,02°
𝜕 𝑡𝑎𝑛 𝜃
c. 𝑑𝜇𝑠=| |𝑑𝜃̅
𝜕𝜃
𝑑𝜇𝑠=|𝑠𝑒𝑐2𝜃̅|𝑑𝜃̅
𝑑𝜇𝑠 〖𝑠𝑒𝑐〗^2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝜃
𝑑𝜇𝑠 1
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝜇𝑠 1/𝑠𝑖𝑛2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 2
𝑑𝜇𝑠 2dθ
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 𝛥𝜃
Δ𝜇𝑠=| |𝜇𝑠
𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 (0,017444444)
Δ𝜇𝑠=| |0,46
𝑠𝑖𝑛2(25)
0,034888888
=| |0,46
0,7660748537
= 0 ,018015665= 0,01
𝛥𝜇𝑠
d. KR = ×100%
𝜇𝑠
0 ,01
KR = ×100%
0,46
= 21,73%
e. DK = 100% - KR
DK = 100% - 21,73%
= 78,27%
f. 𝜇𝑠=|𝜇𝑠±Δ𝜇𝑠|
𝜇𝑠=|0,46±0,01|
20
2. 𝑚𝑏=|110±2,5| gram
𝜃̅̅= |29±1|°
a. 𝜇𝑠 = 𝑡𝑎𝑛 𝜃̅̅
𝜇𝑠 = tan 29
𝜇𝑠 = 0,55
𝜋
b. Δ𝜃̅=
180°
3,14
Δ𝜃̅=
180°
= 0,017444444 = 0,02°
𝜕 𝑡𝑎𝑛 𝜃
c. 𝑑𝜇𝑠=| |𝑑𝜃̅
𝜕𝜃
2
𝑑𝜇𝑠=|𝑠𝑒𝑐 𝜃̅|𝑑𝜃̅
𝑑𝜇𝑠 〖𝑠𝑒𝑐〗^2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝜃
𝑑𝜇𝑠 1
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝜇𝑠 1/𝑠𝑖𝑛2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 2
𝑑𝜇𝑠 2dθ
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 𝛥𝜃
Δ𝜇𝑠=| |𝜇𝑠
𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 (0,017444444)
Δ𝜇𝑠=| |0,55
𝑠𝑖𝑛2(29)
0,034888888
=| |0,55
0,848048096
= 0 ,019642857 = 0,02
𝛥𝜇𝑠
d. KR = ×100%
𝜇𝑠
0 ,02
KR = ×100%
0,55
= 3,6%
e. DK = 100% - KR
DK = 100% - 3,6%
= 96,36%
f. 𝜇𝑠=|𝜇𝑠±Δ𝜇𝑠|
𝜇𝑠=|0,55±0,30|
21
3. 𝑚𝑏=|160±2,5| gram
𝜃̅̅= |26±1|°
a. 𝜇𝑠 = 𝑡𝑎𝑛 𝜃̅̅
𝜇𝑠 = tan 26
𝜇𝑠 = 0,48
𝜋
b. Δ𝜃̅=
180°
3,14
Δ𝜃̅=
180°
= 0,017444444 = 0,02°
𝜕 𝑡𝑎𝑛 𝜃
c. 𝑑𝜇𝑠=| |𝑑𝜃̅
𝜕𝜃
2
𝑑𝜇𝑠=|𝑠𝑒𝑐 𝜃̅|𝑑𝜃̅
𝑑𝜇𝑠 〖𝑠𝑒𝑐〗^2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝜃
𝑑𝜇𝑠 1
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝜇𝑠 1/𝑠𝑖𝑛2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 2
𝑑𝜇𝑠 2dθ
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 𝛥𝜃
Δ𝜇𝑠=| |𝜇𝑠
𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 (0,017444444)
Δ𝜇𝑠=| |0,48
𝑠𝑖𝑛2(26)
0,034888888
=| |0,48
0,788010753
= 0 ,018274111 = 0,02
𝛥𝜇𝑠
d. KR = ×100%
𝜇𝑠
0 ,02
KR = ×100%
0,48
= 4,18%
e. DK = 100% - KR
DK = 100% - 4,18%
= 95,83%
f. 𝜇𝑠=|𝜇𝑠±Δ𝜇𝑠|
𝜇𝑠=|0,48±0,04|
22
4. 𝑚𝑏=|210±2,5| gram
𝜃̅̅= |28±1|°
a. 𝜇𝑠 = 𝑡𝑎𝑛 𝜃̅̅
𝜇𝑠 = tan 28
𝜇𝑠 = 0,53
𝜋
b. Δ𝜃̅=
180°
3,14
Δ𝜃̅=
180°
= 0,017444444 = 0,02°
𝜕 𝑡𝑎𝑛 𝜃
c. 𝑑𝜇𝑠=| |𝑑𝜃̅
𝜕𝜃
2
𝑑𝜇𝑠=|𝑠𝑒𝑐 𝜃̅|𝑑𝜃̅
𝑑𝜇𝑠 〖𝑠𝑒𝑐〗^2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝜃
𝑑𝜇𝑠 1
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑑𝜇𝑠 1/𝑠𝑖𝑛2𝜃
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 2
𝑑𝜇𝑠 2dθ
=| |𝑑𝜃̅
𝜇𝑠 𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 𝛥𝜃
Δ𝜇𝑠=| |𝜇𝑠
𝑠𝑖𝑛2𝜃
2 (0,017444444)
Δ𝜇𝑠=| |0,53
𝑠𝑖𝑛2(28)
0,034888888
=| |0,53
0,829037572
= 0 ,036585365 = 0,03
𝛥𝜇𝑠
d. KR = ×100%
𝜇𝑠
0 ,03
KR = ×100%
0,53
= 5,66%
e. DK = 100% - KR
DK = 100% - 5,66%
= 94,34%
f. 𝜇𝑠=|𝜇𝑠±Δ𝜇𝑠|
𝜇𝑠=|0,53±0,06|
23
Dengan cara yang sama diperoleh tabel 3.5
No. 𝑚𝑏 (gram) ∆θ(°) μs ∆μs KR (%) DK (%)
11. Berdasarkan hasil analisis no.10, apa massa di atas bidang miring berpengaruh
terhadap koefisien gesekan statik, berikan penjelasan berdasarkan teori
kemudian bandingkan dengan hasil yang anda peroleh dari praktikum ini?
Berdasarkan hasil analisis no.10, maka dapat disimpulkan bahwa massa
beban berpengaruh pada sudut kritisnya. Semakin besar massa bebannya
maka koefisien gaya geseknya semakin besar. Hal tersebut bertolak
belakang dengan teori bahwa massa beban tidak mempengaruhi sudut
kritisnya dan semakin besar atau semakin kecilnya massa beban maka
koefisiennya tetap.
24
1. Kesimpulan
a) Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesek berbanding lurus
yaitu semakin besar gaya normal yang digunakan atau yang diberikan,
maka semakin besar pula gaya gesekan serta koefisien statik dan
koefisien kinetik statik dan kinetik yang diperoleh atau dihasilkan,
begitupun sebaliknya semakin kecil gaya normal yang digunakan atau
yang diberikan, maka semakin kecil pula gaya gesekan statik dan
kinetik serta koefisien statik dan koefisien kinetik yang diperoleh atau
dihasilkan.
b) Hubungan antara kekasaran permukaan dengan gaya gesekan
berbanding lurus yaitu semakin kasar suatu permukaan benda, maka
gaya geseknya semakin besar yang bekerja.
c) Koefisien gesekan statik dan koefisien gesekan kinetik dapat di
tentukan dengan menggunakan persamaan μs=fs/N dan μk=fk/N
serta μs = tan θc. Besar kecilnya nilai koefisien gesekan statik dan
koefisien gesekan kinetik itu dipengaruhi oleh gaya gesekan statik,
gaya gesekan kinetik dan gaya normal serta besarnya sudut yang
dibentuk.
d) Besar koefisien gaya gesek statik pada bidang miring berbeda. Hal
tersebut bertolak belakang dengan teori bahwa massa beban tidak
tidak mempengaruhi sudut krisisnya.Dan semakin besar atau semakin
kecilnya massa beban maka koefisiennya tetap.
2. Saran
a) Praktikum selanjutnya agar diharapkan mempersiapkan materi
dengan lengkap dan menjelaskan secara detail agar mahasiswa dapat
memahami dengan cermat mengenai percobaan yang akan dilakukan
terutama langkah kerja dan prosedur kerja serta laporan penelitian
yang akan dilakukan.
b) Sangat diharapkan kedepannya, untuk asisten pada praktikum
selanjutnya bisa seperti praktikum untuk unit ini yang cekatan dalam
memberikan informasi mengenai prosedur kerja serta maksud dari
semua pertanyaan serta jawaban mengenai pertanyaan- pertanyaan
yang diajukan mahasiswa melalui whatshapp grup.
25
J. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan?
2. Buktikan persamaan 3.3 dan 3.4!
3. Sebuah benda ditarik C B A
dengan gaya F, seperti T2 T1 F
2 kg 1kg 2 kg
pada gambar di samping ini,
(μs=0,6 dan μk= 0,4)!
a. Jika F = 10 N, hitung besar T1, T2 dan gaya gesekan yang dialami oleh
masing-masing benda!
b. Jika F = 12 N, hitung besar T1, T2 dan gaya gesekan yang dialami oleh
masing-masing benda!
c. Jika F = 18 N, hitung besar T1, T2 dan gaya gesekan yang dialami oleh
masing-masing benda!
d. Jika F = 30 N, hitung besar T1, T2 dan gaya gesekan yang dialami oleh
masing-masing benda!
e. Jika F = 40 N, hitung besar T1, T2 dan gaya gesekan yang dialami oleh
masing-masing benda!
K. SUMBER PUSTAKA
1. Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
2. Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.