Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan
ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
(Mufdlilah, 2009). Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap
saat akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC baru
ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC sesuai standar
paling sedikit empat kali (K4).
Pemeriksaan laboratorium yang wajib dilakukan pada kehamilan
antara lain tes golongan darah, tes hemoglobin, tes urine (air kencing), dan
tes darah lainnya sesuai indikasi seperti Hepatitis, Malaria, HIV, Sifilis
dan lain lain. WHO telah memberikan patokan kadar hemoglobin ibu
hamil, sekaligus memberikan batasan kategori untuk anemia ringan dan
berat selama kehamilan. Kadar hemoglobin normal ibu hamil > 11 g/d,
kadar hemoglobin 8-11 g/dl diartikan anemia ringan, dan kadar
hemoglobin < 7 gr/dl disebut anemia berat (Kemenkes, 2013). Anemi
dalam kehamilan berkisar antara 20-89% dengan menetapkan hemoglobin
11 gr% sebagai dasarnya (WHO).
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya
anamnesa. Sebelum memulai pemeriksaan, perawat harus menjelaskan
pada ibu dan kelurga apa yang akan dilakukan. Berikan mereka waktu
untuk mengajukan pertanyaan sehingga mereka dapat memahami
pentingnya pemeriksaan tersebut. Pada pemeriksaan pertama perlu
ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan
umur kehamilannya. Pada setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat
dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan
baik.Tinggi fundus uteri sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan
pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang pemeriksaan ANC (Antenatal Care)!
2. Jelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada ibu hamil!
3. Bagaimana cara senam ibu hamil?
4. Bagaimana langkah pemeriksaan ibu hamil?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan ANC (Antenatal Care).
2. Untuk mengetahui data penunjang apa saja untuk pemeriksaan ibu
hamil.
3. Untuk mengetahui langkah – langkah melakukan senam ibu hamil.
4. Untuk mengetahui prosedur dalam pemeriksaan fisik terhadap ibu
hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan ANC
1. Pengertian
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin
ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk
memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan
(Backe et al, 2015).
2. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan
wanita dalam menghadapi persalinan (NICE, 2012). Selain itu, antenatal
care dapat digunakan sebagai screening awal terhadap kondisi bayi yang
akan lahir sehingga akan mengurangi resiko BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah).
3. Standar minimal pelayanan antenatal meliputi “7T”, yang terdiri dari:
a. Timbang berat badan;
b. Ukur tekanan darah;
c. Ukur tinggi fundus uteri;
d. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid);
e. Pemberian tablet zat besi;
f. Test terhadap PMS, HIV/AIDS dan malaria;
g. Temu wicara/konseling.
4. Menentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir) dan Usia Kehamilan
Menentukan usia kehamilan yang akurat dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu :
a. Metode Rumus Neagle
Metode ini digunakan untuk menghitung usia kehamilan berdasarkan
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga tanggal saat anamnese
dilakukan. Rumus Neagle memperhitungkan usia kehamilan
berlangsung selama 280 hari (40 minggu). Usia kehamilan ditentukan
dalam satuan minggu. Selain umur kehamilan, dengan rumus Neagle
dapat diperkirakan pula hari perkiraan persalinan/lahir (HPL). Namun
rumus ini hanya bisa digunakan untuk ibu yang siklus haidnya teratur.
Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :
1) Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret
(Sebelum dari tanggal 25) menggunakan rumus = +7 +9 +0
Contoh : HPHT : 6 Januari 2013
= 6 / 1 / 2013
= +7 +9 +0
Jadi HPL-nya = 13 / 10 / 2013 (13 Okt 2013)
2) Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan
selebihnya) dan bulan seterusnya sampai akhir Desember
menggunakan rumus = +7 -3 +1
Contoh : HPHT : 8 Juli 2013
= 8 / 7 / 2013
= +7 -3 +1
Jadi HPL-nya = 15 / 4 / 2014 (15 Apr 2014)
b. Metode Pengukuran TFU
Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan
dengan menggunakan pita ukur. Titik nol pita pengukur diletakkan
pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis
tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran
yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu
kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
c. Metode Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic
(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan bagian-bagian dalam tubuh
manusia, dimana dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan
serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Penentuan usia kehamilan
dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1) Mengukur diameter kantong kehamilan pada kehamilan 6-12
minggu.
2) Mengukur jarak kepala bokong pada kehamilan 7-14 minggu.
3) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12
minggu
5. Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 –
28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36
dan sesudah minggu ke 36).(Saifudin, dkk.,2002)
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada
gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam
(Pusdiknakes, 2003:45).
B. Pemeriksaan Penunjang yang Diperlukan pada Ibu Hamil
1. Pengertian
Pemeriksaan kehamilan atau pemeriksaan ANC (Antenatal Care)
merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu
menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI
secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
2. Tujuan
a. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan
pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
b. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi
saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak
pembedahan. 
c. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
d. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi
pada masa persalinan.
e. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
f. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
g. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
3. Indikasi
a. Saat pemeriksaan kehamilan mininal 1x trimester I (usia kehamilan 1-3
bulan)
b. Pemeriksaan kehamilan minimal 1x trimester II (usia kehamilan 4-6
bulan)
c. Pemeriksaan kehamilan minimal 1x trimester III (usia kehamilan 7-9
bulan)
4. Prosedur
a. Bahan dan Alat
1) Tensimeter
2) Termometer
3) Jam tangan
4) Stetoskop
5) Selimut
6) Handscoon
7) Jarum suntik
8) Blood glucose
9) Transducer
b. Cara Kerja
1) Memberikan salam dan perkenalan
2) Menjelaskan tujuan dan langkah kerja
3) Melakukan pemeriksaan darah
4) Melakukan pemeriksaan protein urine
5) Melakukan pemeriksaan kadar gula darah
6) Melakukan ultrasonografi (USG)
7) Melakukan pemeriksaan HIV
C. Pemeriksaan Ibu Hamil
1. Pengertian
Pemeriksaan ibu hamil adalah pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
hamil baik secara inspeksi ,auskultasi,perkusi dan palpasi
2. Tujuan
a. Mengetahui letak dan posisi janin
b. Mengetahui kesejahteraan janin
c. Mengetahui adanya janin kembar
d. Melakukan deteksi dini adanya penyulit pada kehamilan
3. Indikasi
a. Pada ibu hamil trimester 1 minimal usia 12 minggu
b. Ibu hamil trimester II dan III
4. Prosedur
a. Bahan dan Alat
1) Selimut
2) Tensimeter, thermometer, jam tangan
3) Stetoskop
4) Fetoskop / Dopler
5) Midline
6) Jangka panggul
b. Cara Kerja
1) Memberikan salam dan perkenalan
2) Menjelaskan tujuan dan langkah kerja
3) Cuci tangan
4) Mencuci tangan dan menutup privacy
5) Membebaskan daerah dada kemudian memeriksa payudara
secara inspeksi dan palpasi
6) Membebaskan daerah abdomen dan menutup perut bagian bawah
dengan selimut
7) Mengatur posisi tidur pasien kaki agak ditekuk
8) Melakukan pemeriksaan secara inspeksi
9) Melakukan pemeriksaan leopold I dengan cara menengahkan
uterus, menentukan fundus dan bagian yang ada di fundus
10) Melakukan pemeriksaan leopold II dengan cara tangan kanan
dan kiri pemeriksa berada di samping perut . satu tangan
menahan , tangan yang lain menekan untuk merasakan bagian
punggung dan bagian terkecil janin
11) Melakukan pemeriksaan leopold III dengan cara tangan kiri
pemeriksa berada dibagian fundus sedangkan tangan lain meraba
bagian segmen bawah Rahim kemudian dicoba untuk
digoyangkan
12) Melakukan pemeriksaan leopold IV dengan cara kaki pasien
diluruskan, perawat membelakangi pasien dan mencoba
mempertemukan
13) Melakukan pemeriksaan DJJ
14) Melakukan pengukuran panggul luar meliputi distansia
spinarum, distansia kristarum, konjugata eksterna dan keliling
panggul
15) Merapikan
16) Evaluasi
D. Senam Ibu Hamil
1. Pengertian
Senam hamil adalah rangkaian gerakan senam yang diperuntukkan bagi
ibu hamil. Gerakan senam hamil umumnya aman dan ringan, sehingga
dapat dilakukan di berbagai usia kehamilan.
2. Tujuan
Tujuan utama senam hamil adalah membantu ibu hamil dalam
mempersiapkan diri menghadapi proses persalinan.
3. Manfaat
a. Mengurangi nyeri punggung.
b. Mencegah konstipasi.
c. Menurunkan risiko diabetes, preeklamsia, dan perlunya operasi
caesar.
d. Menjaga berat badan ideal selama kehamilan.
e. Memperkuat jantung dan pembuluh darah.
f. Melatih pernapasan hidung, perut, dan dada.
g. Melatih posisi melahirkan yang baik.
Secara psikologis, senam hamil juga bermanfaat untuk mengurangi stres
dan menenangkan pikiran, sehingga ibu hamil dapat lebih tenang ketika
menghadapi proses persalinan.
4. Indikasi Senam Hamil
Senam hamil baik dilakukan untuk setiap ibu hamil dengan kondisi
kandungan yang sehat, serta tidak mengalami komplikasi atau kelainan.
Senam hamil umumnya berlangsung selama 30 menit per sesi, dan
dilakukan setidaknya 3-4 kali dalam seminggu. Jika ibu hamil belum atau
jarang berolahraga sebelumnya, senam hamil dapat diawali dengan
gerakan yang paling ringan dan dilakukan selama 10-15 menit per sesi.
Namun, latihan terus ditingkatkan secara bertahap hingga setidaknya 30
menit per sesi.
5. Kontraindikasi Senam Hamil
a. Preeklamsia
b. KPD (Ketuban Pecah Dini)
c. Perdarahan trimester II dan trimester III
d. Kemungkinan lahir prematur
e. Incompten servik
f. Diabetes
g. Anemia
h. Thypoid
i. Aritmia
j. Riwayat perdarahan
k. Penurunan atau kenaikan berat badan berlebihan

6. Hindari gerakan yang berbahaya atau berisiko menyebabkan cedera,


antara lain:
a. Menahan napas terlalu lama.
b. Gerakan yang mengharuskan posisi terlentang dalam waktu lama,
terutama ketika ibu hamil mulai memasuki kehamilan trimester
kedua. Posisi ini dapat menyebabkan aliran darah yang seharusnya ke
seluruh tubuh kembali ke jantung dan membuat ibu hamil pusing
hingga pingsan.
c. Gerakan yang berisiko menyebabkan cedera ringan pada perut,
seperti gerakan yang mendadak atau mengubah arah dengan cepat.
d. Gerakan melompat.
e. Gerakan menekuk lutut terlalu dalam, sit-up, dan mengangkat kedua
tungkai.
f. Gerakan memutar pinggang saat berdiri.
Pastikan setiap gerakan dilakukan sesuai instruksi jika senam hamil
dilakukan di rumah, atau berada di bawah pengawasan instruktur
senam jika dilakukan di tempat senam.
7. Sebelum Senam Hamil
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh setiap ibu hamil sebelum
menjalani senam hamil, antara lain:
a. Gunakan pakaian dan sepatu yang nyaman untuk berolahraga, untuk
mengurangi risiko cedera.
b. Konsumsi banyak air sebelum, selama, dan setelah latihan untuk
mencegah dehidrasi.
c. Konsumsi makanan bergizi, setidaknya 1 jam sebelum menjalani
senam hamil.
d. Usahakan untuk melakukan senam hamil di dalam ruangan, dan
hindari suhu panas dan lembap.
e. Lakukan pemanasan sebelum melakukan senam hamil dan
pendinginan setelahnya.
f. Jangan memaksakan tubuh untuk terus melakukan senam hamil jika
sudah merasa lelah. Istirahat sejenak untuk mengembalikan stamina.
g. Selalu ikuti gerakan sesuai instruksi secara perlahan untuk
menurunkan risiko cedera.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter
kandungan terlebih dahulu sebelum menjalani senam hamil, untuk
memastikan kondisi ibu hamil dan janin.

8. Prosedur Senam Hamil


Senam hamil selalu diawali dengan gerakan pemanasan dan peregangan
selama 5 menit, kemudian dilanjutkan dengan gerakan senam selama 15
menit, dan diakhiri dengan pendinginan. Berikut ini beberapa gerakan
dalam senam hamil, antara lain:
a. Gerakan peregangan. 
Latihan peregangan membuat otot tubuh lebih lentur dan meredakan
nyeri yang mungkin dialami selama kehamilan. Berikut ini beberapa
gerakan peregangan sederhana yang dapat dilakukan oleh ibu hamil,
antara lain:
1) Rotasi leher. 
Lemaskan leher dan bahu. Tundukkan kepala ke depan. Kemudian,
gerakkan kepala secara perlahan ke arah bahu kanan, kembali ke
tengah, lalu ke bahu kiri. Lakukan gerakan rotasi leher sebanyak 4
kali, kemudian lakukan berlawanan arah.
2) Rotasi bahu. 
Angkat kedua bahu hingga mendekati telinga, kemudian putar bahu
dari belakang telinga ke arah depan. Lakukan sebanyak 4 kali
putaran, lalu lakukan berlawanan arah.
3) Gerakan peregangan paha (lunges). 
Berdiri menghadap ke depan. Letakkan satu kaki di depan dan kaki
lain di belakang. Tekuk lutut tungkai depan dan biarkan lutut
tungkai belakang juga menekuk. Jaga punggung agar tetap tegak
lurus. Tahan posisi selama 30 detik dan ulangi sebanyak 3-5 kali
dalam 1 hari.
4) Peregangan tungkai. 
Duduk dengan kedua tungkai diluruskan. Lenturkan tungkai,
kemudian gerakkan dan goyangkan tungkai ke atas dan ke bawah.
5) Rotasi pergelangan kaki. 
Dalam posisi duduk, luruskan kaki ke depan. Lenturkan jari-jari
kaki, kemudian putar pergelangan dan telapak kaki searah jarum
jam. Lakukan sebanyak 4 kali untuk setiap kaki, lalu putar ke arah
sebaliknya.
b. Gerakan senam. 
Gerakan dalam senam hamil dilakukan untuk melatih kekuatan otot,
meningkatkan kelenturan tubuh, serta melatih pernapasan dan sistem
peredaran darah ibu hamil. Berikut ini beberapa gerakan dalam senam
hamil.
1) Duduk bersila.
Senam hamil diawali dengan posisi duduk bersila dan punggung
tegak, kemudian letakkan kedua tangan di samping kiri dan kanan
tubuh sambil menekan lantai. Tarik napas dalam, lalu lepaskan
secara perlahan. Gerakan ini bermanfaat untuk melatih pernapasan
pada ibu hamil.
2) Posisi berbaring.
Dalam posisi tubuh berbaring, angkat tungkai ke atas dan turunkan
kembali. Lakukan sebanyak 4-5 kali. Latihan ini bermanfaat untuk
melenturkan otot panggul, sehingga otot panggul tidak tegang
ketika ibu hamil menghadapi kontraksi saat proses persalinan.
Gerakan berbaring juga membantu mengatasi masalah sulit tidur
yang dialami ibu hamil.
3) Latihan lengan (hands and back up train). 
Dalam posisi duduk, angkatlah lengan hingga di atas kepala dan
posisikan telapak tangan saling berhadapan. Tahan posisi ini selama
20 detik, kemudian turunkan lengan dengan melebarkannya ke
samping. Ulangi gerakan hingga 5 kali. Latihan ini bermanfaat
untuk melancarkan sistem peredaran darah dan melatih otot tubuh.
4) Latihan otot panggul. 
Latihan otot panggul dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a) Dalam posisi berbaring, tekuklah lutut ke arah perut, kemudian
tarik napas secara mendalam dan lepaskan secara perlahan.
Tahan posisi selama 5 menit, kemudian luruskan tungkai dan
ulangi kembali. Gerakan ini sangat penting untuk melatih posisi
melahirkan secara normal.
b) Gunakan bola senam sebagai alat bantu untuk melakukan
latihan ini. Duduklah di atas bola dengan posisi kaki menyentuh
lantai. Jaga posisi punggung agar tetap lurus dan hitung hingga
5-10 hitungan, kemudian rileks. Latihan ini bermanfaat untuk
melenturkan otot panggul ketika menghadapi persalinan secara
normal dan mengatasi rasa nyeri yang dialami ibu hamil.
5) Berjongkok.
Diawali dengan posisi berdiri tegak membelakangi dinding dengan
kedua tungkai sedikit dilebarkan. Letakkan bola senam di antara
dinding dan punggung. Turunlah secara perlahan hingga lutut
membentuk sudut 90 derajat, kemudian kembali ke posisi awal.
Lakukan sebanyak 10 kali. Latihan ini dapat membantu ibu hamil
dalam menghadapi proses pembukaan jalan lahir dalam proses
persalinan dan meringankan rasa nyeri selama kehamilan.
6) Push-up dinding. 
Dalam posisi berdiri menghadap dinding, luruskan kedua telapak
tangan hingga menyentuh dinding. Tekuk siku secara perlahan dan
condongkan tubuh ke arah depan hingga wajah mendekati dinding.
Usahakan agar punggung tetap lurus. Ulangi gerakan ini sebanyak 5-10
kali. Push-up dinding bermanfaat untuk melatih pernapasan ibu hamil,
yang akan dibutuhkan ketika mendorong atau mengejan pada proses
persalinan nanti.
7) Cobbler pose. 
Duduk dengan posisi punggung tegak lurus, kemudian tekuk lutut dan
pertemukan kedua telapak kaki. Tahan posisi ini selama beberapa
detik. Cobbler pose bermanfaat untuk melenturkan otot panggul.
8) Pelvic tilt. 
Gerakan ini dapat memperkuat otot perut dan meredakan nyeri
punggung yang muncul selama kehamilan dan ketika persalinan.
Gerakan ini dilakukan dalam posisi merangkak, dengan lutut dan
telapak tangan menyentuh lantai. Pertahankan kedua lengan agar tetap
lurus, namun jangan mengunci siku. Tarik napas, tahan hingga 5
hitungan, dan hembuskan secara perlahan, kemudian lemaskan
punggung. Ketika menarik napas, kencangkan otot perut, panggul, dan
sekitar punggung. Lakukan sebanyak 10 kali, setidaknya 1 kali sehari.
9. Risiko Senam Hamil
Senam hamil aman untuk dilakukan jika sesuai dengan instruksi yang
diberikan. Namun, segera hentikan senam dan konsultasikan kepada dokter
jika mengalami hal-hal berikut:
a. Nyeri dada.
b. Nyeri di bagian perut dan panggul, atau kontraksi yang berlangsung
terus-menerus.
c. Sakit kepala.
d. Gerakan janin berkurang atau semakin jarang.
e. Pusing dan mual.
f. Perdarahan vagina.
g. Detak jantung tidak teratur atau cepat.
h. Pembengkakan di pergelangan kaki, tangan, dan wajah.
i. Sesak napas.
j. Sulit berjalan.
k. Otot melemah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu
hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa.
Sebelum memulai pemeriksaan, perawat harus menjelaskan pada ibu dan
kelurga apa yang akan dilakukan. Senam hamil adalah rangkaian gerakan
senam yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Gerakan senam hamil umumnya
aman dan ringan, sehingga dapat dilakukan di berbagai usia kehamilan.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi untuk praktikum
simulasi keperawatan maternitas 1 ini. Tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada. Kami mengharapkan pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna, bagi pembaca maupun penulis.
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/5173/4/3TF05976.pdf
https://jerniatymidwife.wordpress.com/2018/04/01/makalah-pemeriksaan-fisik-
pada-ibu-hamil/

Anda mungkin juga menyukai