Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu : Sodikin, S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

Nama : Dewi Setiorini

NIM : 1811020293

Kelas : 4E

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
PENGARUH KOMPRES DINGIN UNTUK PENURUNAN NYERI PASIEN POST
HEMORRHOIDEKTOMI DI RSUD KEBUMEN

SKRIPSI

DEWI SETIORINI

1811020293

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERO

2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemorrhoid adalah pelebaran pleksus vaskular arteri vena yang
mengelilingi bagian distal rektum dan kanal anal. Penyebab hemorrhoid
adalah dilatasi (pelebaran) pleksus vena hemorrhodialis interna yang
fisiologis, sehingga tidak begitu berbahaya, namun dapat menjadi
simptomatik apabila mengalami pembesaran, peradangan, trombus, atau
prolaps. Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien,
bukan merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila
sudah mulai menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk
mengatasinya (Sya,haya, 2016). Gejala yang sering ditemukan pada penyakit
ini adalah perdarahan pada anus, nyeri, penojolan atau pembengkakan
didaerah anus, keluar cairan atau secret melalui anus,rasa tidak enak pada saat
buang air besar. Hemorrhoid merupakan gangguan merupakan gangguan yang
umum terjadi pada laki-laki maupun perempuan pada usia berkisar 20 - 50
tahun (Black & Hawks, 2009). World Health Organization (2014) menyatakan
jumlah penderita hemoroid di dunia diperkirakan 230 juta orang. Di Amerika
Serikat, diperkirakan 10 juta jiwa mengalami hemorrhoid. Prevalensi tersebut
sekitar 4,4 % dilakukan pengobatan sedangkan yang dilakukan
hemoroidektomi berjumlah 1,5 %.
National Center for Health Statistics (NCHS) melaporkan bahwa
terdapat 10 juta orang di Amerika Serikat mengeluhkan hemoroid. Prevalensi
hemorrhoid yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah 4,4%, dengan puncak
kejadian pada usia antara 45- 65 tahun. Hemorrhoid di Indonesia juga
tergolong cukup tinggi. Menurut data Kemenkes RI (2013), prevalensi
hemorrhoid berkisar 5,7 dari total 10 juta orang. Faktor resiko terjadinya
penyakit hemoroid yaitu kurangnya konsumsi makanan berserat, usia,
kurangnya intake cairan, keturunan, peningkatan tekanan abdominal karena
tumor, konstipasi, pola buang air besar yang salah, hubungan seks peranal,
kebiasaan duduk terlalu lama, kurang olah raga, kehamilan dan masuknya
pengaruh budaya barat di Indonesia seperti pemakaian jamban duduk juga
memegang peranan dalam kejadian hemorrhoid. Hemorrhoid dapat terjadi
karena proses mengejan yang berlebihan pada posisi duduk saat defekasi yang
berkelanjutan.
Penatalaksanaan hemorrhoid dapat dilakukan dengan secara bedah dan
non bedah. Penanganan non pembedahan meliputi skleroterapi, rubber band
ligation (RBL), koagulasi bipolar, sinar inframerah. Penatalaksanaan bedah
hemoroid adalah dengan hemoroidektomi. Hemorrhoidektomi adalah operasi
pengangkatan hemorrhoid dengan cara eksisi yakni mengangkat jaringan yang
mengalami varises (pelebaran) yang terjadi di daerah kanalis analis.
Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat
diketahui Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos| Pengaruh Pemberian
Ekstrak Daun Ungu (Graptophylum pictum Griff) terhadap
Penyembuhan Hemoroid MAJORITY | Volume 5 I Nomor 5|
Desember 2016 |157 dengan adanya perdarahan melalui
signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat
mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat
kembali secara spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi,oedem dan
ulserasi.

Umumnya pada hemorrhoid grade III dan IV penatalaksaan dilakukan


dengan terapi bedah yaitu hemorrhoidektomi, karena biasanya memberikan
hasil yang baik. Prinsip eksisi dilakukan sehemat mungkin, pada jaringan
yang berlebihan saja, dan tidak mengganggu sfingter ani (Sjamsuhidajat,
2010). Saat ini hemorrhoidektomi masih dianggap sebagai gold strandard
untuk penyembuhan hemorrhoid, karena dapat berkinerja baik. Namun akibat
dari prosedur bedah tersebut, eksisi setelah operasi akan menimbulkan rasa
nyeri yang hebat. Maka penatalaksanaan nyeri post hemorrhoidektomi
menjadi prioritas setelah operasi dilakukan. Karena jika nyeri tidak segera
ditangani maka akan berpengaruh pada fisiologis, psikologis dan peilaku dari
klien post hemorroidektomi. Bahkan klien post operasi hemorrhoidektomi
bisa saja sampai pingsan karena nyeri. Pada saat setelah pembedahan rektal
akan menimbulkan nyeri pada sfingter dan perianal akibat terjadinya spasme
sehingga upaya penurunan nyeri sangat penting untuk dilakukan. Sehingga
nyeri menjadi pertimbangan utama.

Nyeri post operasi disebabkan oleh adanya stimulus mekanik akibat


kerusakan jaringan dari prosedur pembedahan yaitu luka (insisi), sehingga
akan merangsang mediator-mediator zat kimia dari nyeri (Potter & Perry,
2009). Prostaglandin, histamin, serotonin, bradikinin, asetil kolin, substansi P,
leukotrien merupakan zat-zat kimia. Zat-zat tersebut akan terinduksi reseptor
nyeri dan disalurkan serabut A-δ dan serabut C ke neuroaksis dimana zat-zat
ini dapat meningkatkan sensitifitas nyeri. Post operasi membuat kulit terbuka
dan terluka sehingga menstimulus impuls nyeri ke saraf sensori dan
teraktivasi ditransmisikan ke kornu posterior di korda spinalis. Saraf aferen
akan menyampaikan persepsi nyeri ke otak (Smeltzer & Bare, 2010).
Penanganan nyeri non farmakologi yang dapat perawat lakukan
diantaranya dengan memberikan stimulasi kulit, relaksasi dan distraksi.
Masase, kompres dingin, kompres hangat, memberikan posisi nyaman,
akupunktur, hidroterapi, transcutaneous electrical stimulation nerve
stimulation (TENS) merupakan jenis stimulasi kulit (Demir, 2012). Kompres
dingin mengurangi prostaglandin yang memperkuat reseptor nyeri,
menghambat proses inflamasi dan merangsang pelepasan endorpin. Kompres
dingin mengurangi transmisi nyeri melalui serabut A-δ dan serabut C yang
berdiameter kecil serta mengaktivasi serabut saraf A- β yang berdiameter
lebih cepat dan besar (Andarmoyo, 2013). Pengaruh kompres dingin di leher
belakang atau tengkuk bertujuan untuk menghambat sensasi nyeri yang akan
dihantarkan oleh impuls syaraf ke sistem syaraf pusat (otak).
Daily Nutrition News (2016) menyatakan bahwa menempatkan es batu
ditengkuk pada titik Feng Fu selama 10 – 20 menit akan memberikan sensasi
yang luar biasa. Pada 30 – 40 detik pertama merasa dingin, selanjutnya akan
memberikan rasa kehangatan. Hal ini karena dingin merangsang endorpin
dilepaskan oleh otak dan spinal sehingga mengalir ke pembuluh darah yang
dapat membuat dan rileks tubuh. Endorpin merupakan salah satu analgetik
endogen yang bermanfaat bagi tubuh kita (Ossivop, et al, 2010).
Pengaruh kompres dingin pada vertebra (lumbal) bertujuan untuk
menghambat sensasi nyeri yang akan dihantarkan oleh impuls syaraf ke
sistem syaraf pusat (otak). Stimulasi kulit dengan kompres dingin
menyebabkan adanya pelepasan endorpin, sehingga dapat memblok transmisi
sensori nyeri Freeman (2014) menyatakan bahwa ada empat tahapan
mekanisme kerja kompres dingin. Pertama adalah sensasi dingin, kedua
adalah membuat kulit merasa terbakar (menusuk), ketiga rasa sakit tetapi
hanya sementara, dan tahap terakhir dan yang paling penting adalah mati rasa.
Penatalaksanaan kompres dingin pada vertebra (lumbal) belum sepenuhnya
diterapkan pada pasien post operasi di rumah sakit. Kompres dingin ini dapat
diaplikasikan di dekat lokasi nyeri, di sisi tubuh yang berlawanan tetapi
berhubungan dengan lokasi nyeri (Kozier & Erb, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH
Saat ini hemorrhoidektomi masih dianggap sebagai gold strandard
untuk penyembuhan hemorrhoid, karena dapat berkinerja baik. Akan tetapi
akibat dari prosedur bedah tersebut, eksisi setelah operasi akan menimbulkan
rasa nyeri yang hebat. Maka penatalaksanaan nyeri post hemorrhoidektomi
menjadi prioritas setelah operasi dilakukan. Bahkan klien post operasi
hemorrhoidektomi bisa saja sampai pingsan karena nyeri. Sehingga nyeri
menjadi prioritas yang penting untuk ditangani.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskan peratanyaan
penelitian: “ Bagaimana pengaruh kompres dingin untuk penurunan nyeri
pasien post hemorrhoidektomi?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh kompres dingin untuk penurunan nyeri pasien post
hemorrhoidektomi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden penelitian.
b. Mengetahui tingkatan nyeri pasien post operasi hemorrhoidektomi
sebelum diberikan kompres dingin.
c. Mengetahui tingkatan nyeri pasien post operasi hemorrhoidektomi
setelah diberikan kompres dingin.
d. Mengetahui keefektifan/pengaruh kompres dingin untuk menurunkan
nyeri.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi pendidikan
Sebagai masukan dan acuan untuk penelitian selanjutnya, dan diharapkan
sebagai bahan pembanding serta masukan bagi penelitian.
2. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman baru dalam mengungkap bagaimana pengaruh
kompres dingin umtuk menurunkan nyeri pada pasien post
hemorrhoidektomi, dan diharpakan penelitian ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang baru.
3. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan untuk pengembangan
pengetahuan dan aplikasi pengetahuan yang didapatkan selama dalam
masa perkuliahan.

E. Penelitian terkait
1. Tri, dkk (2020) yang berjudul ” Pemberian Kompres Dingin Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Hemoroidektomi Di Rsud Simo
Boyolali: Studi Kasus”. Penelitian ini menggunakan metode case study
design. Studi kasus menunjukan bahwa tingkat nyeri pasien setelah
dilakukan kompres dingin mengalami penurunan. Melakukan kompres
dengan air dingin biasa pada bagian leher belakang selama 10-15 menit
memiliki manfaat yaitu mengurangi rasa nyeri pada bagian tubuh . Titik
pada leher yang ditempelkan kantong berisi air dingin selama beberapa
menit dapat menyebabkan penyembuhan pada nyeri, air dingin yang
ditempelkan pada leher belakang ini bisa menekan titik panas dan
menstimulasi energy.
Persamaan: sama-sama meneliti tentang pengaruh kompres dingin untuk
menurunkan nyeri post operasi hemorrhoidektomi.
Perbedaan: penelitian diatas dilakkan di RSUD Simo Boyolali, sedangkan
penelitian ini dilakukan di RSUD Kebumen.
2. Rohmani, dkk (2018) yang berjudul “Penurunan Nyeri Dengan Kompres
Dingin Di Leher Belakang (Tengkuk) Pada Pasien Post Hemoroidektomi
Terpasang Tampon”. Penelitian ini menggunakan quasi experiment pre
test post test design with control group dengan jumlah responden yang
didapat dengan teknik concecutive sampling. Pengukuran skala nyeri
menggunakan visual analog scale (VAS) dengan skor nyeri maksimal 8.
Hasil uji Friedman menunjukkan adanya perbedaan rerata penurunan nyeri
yang diberikan kompres dingin ditengkuk dengan p-value 0,0001.
Tindakan kompres dingin lebih efektif dibandingkan dengan terapi standar
dalam menurunkan skala nyeri pasien post hemoroidektomi yang
terpasang tampon.
Persamaan: sama-sama meneliti tentang penurunan nyeri pasien post
operasi hemorrhoidektomi.
Perbedaan: yaitu berbeda responden, tempat dan juga metode yang
digunakan.
Daftar Pustaka
Black. J.M., & Hawks, J.H. 2009. Medical Surgical Nursing: Clinical
Management for positive outcomes, Eight edition. Singapore: Sounders
Elsiver
Sya’haya, S., & Iyos, R. N. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Ungu (Graptophylum pictum Griff) terhadap Penyembuhan
Hemoroid. Jurnal Majority, 5(5), 155-160.
Utami, T., & Sakitri, G. (2020). PEMBERIAN KOMPRES DINGIN
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST
HEMOROIDEKTOMI DI RSUD SIMO BOYOLALI: STUDI
KASUS. Jurnal Keperawatan Intan Husada, 8(1), 1-8
Rohmani, R., Dahlia, D., & Sukmarini, L. (2018). PENURUNAN NYERI
DENGAN KOMPRES DINGIN DI LEHER BELAKANG (TENGKUK)
PADA PASIEN POST HEMOROIDEKTOMI TERPASANG
TAMPON. JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA, 1(1), 8-12.

Anda mungkin juga menyukai