Anda di halaman 1dari 4

RUU Perlindungan Data Pribadi Diserahkan ke DPR Desember Ini

Reporter:
Antara
Editor:
Purwanto

Menteri Komunikasi dan Infomatika Johnny G Plate saat jumpa media di kantornya, Jakarta,
Senin, 28 Oktober 2019. TEMPO/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G Plate menyatakan bahwa


Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) akan segera diserahkan ke
DPR paling lambat pada bulan Desember, agar nantinya segera dapat dibahas pada 2020.

Melalui keterangan resmi, Johnny menilai bahwa RUU PDP penting untuk dapat segera disahkan,
karena berkaitan dengan hak individu dan kedaulatan negara.

"Apalagi UU ini telah lama dipersiapkan dan pasal-pasal krusial juga telah banyak mendapatkan
pembahasan dan revisi, serta harmonisasi dari 18 kementerian dan lembaga lainnya dan sama-sama
sudah dimengerti," kata dia.

"Naskah sudah hampir siap untuk diajukan melalui amanat Presiden ke Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)," ujarnya melanjutkan.

Penyusunan RUU PDP menggunakan acuan global, termasuk di dalamnya konvensi general data
protection and regulation (GDPR)  Uni Eropa.
Dalam konvensi tersebut, perlindungan data tidak hanya sebatas perlindungan individu, namun juga
kedaulatan data sebuah negara.

Sementara itu, pemerintah Prancis telah menawarkan kerja sama pembiayaan untuk peningkatan
penyiaran digital TVRI di forum Internet Governance Forum (IGF) 25-29 November lalu di Berlin,
Jerman.

Bentuk kerja sama tersebut dilakukan dalam skema pembiayaan pemerintah dengan pemerintah
(Government to Government).

Penawaran dari pemerintah Prancis tersebut akan diajukan Kementerian Keuangan Prancis kepada
Kementerian Keuangan RI dan Bappenas antara lain berwujud jaminan pembiayaan dari European
Credit Agency.

"Mudah-mudahan proposal ini nantinya akan bermanfaat bagi kita secara keekonomian," kata
Johnny.
RUU Perlindungan Data Pribadi Segera Diserahkan ke DPR
Yulistyne Kasumaningrum
- 1 Desember 2019, 20:30 WIB

Smartphone/CANVA /null

 PARIS, (PR).- Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) akan segera diserahkan
ke DPR paling lambat Desember 2019. Diharapkan RUU tersebut segera dapat dibahas pada tahun
2020 mendatang.

Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di sela-
sela Internet Governance Forum (IGF) 25-29 November lalu di Berlin melalui keterangan persnya,
Minggu 1 Desember 2019.

Johnny mengatakan RUU PDP penting untuk dapat segera disahkan, karena berkaitan dengan hak
individu dan kedaulatan negara.

Apalagi UU tersebut telah lama dipersiapkan dan pasal-pasal krusial juga telah banyak mendapatkan
pembahasan dan revisi  serta harmonisasi dari 18 kementerian dan lembaga lainnya dan sama-sama
sudah dimengerti.

“Naskah sudah hampir siap untuk diajukan melalui amanat Presiden ke Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR),"ujarnya.

Selain itu ia menjelaskan penyusunan RUU PDP menggunakan acuan global termasuk di dalamnya
konvensi general data protection and regulation (GDPR) Uni Eropa.

Dalam konvensi tersebut, perlindungan data tidak hanya sebatas perlindungan individu namun juga
kedaulatan data sebuah negara.
Lebih lanjut, Johnny mengatakan pemerintah Prancis telah menawarkan kerja sama pembiayaan untuk
peningkatan penyiaran digital TVRI dalam skema pembiayaan pemerintah dengan pemerintah
(Government to Government).

Penawaran dari pemerintah Prancis tersebut akan diajukan Kementerian Keuangan Prancis kepada
Kementerian Keuangan RI dan Bappenas antara lain berwujud jaminan pembiayaan dari European
Credit Agency.

"Mudah-mudahan proposal ini nantinya akan bermanfaat bagi kita secara keekonomian," ujarnya saat
berkunjung ke jaringan televisi Prancis yakni France TV dan France Media Monde pada 29
November 2019.

Program tersebut, menurut dia, sesuai dengan rencana pemerintah yang telah lama menyiapkan sistem
perpindahan transmisi televisi analog menuju ke digital.

Perpindahan tersebut telah dilakukan sejumlah stasiun TV nasional. Namun sebagian transmisi di
daerah masih menggunakan sistem  analog sehingga masyarakat di daerah tersebut belum bisa
menikmati saluran TV digital.

“Ke depannya pemerintah juga akan meninjau ulang regulasi penyiaran yang berkaitan dengan
penyiaran TV digital. Sistem dan proses transisi tv analog ke tv digital akan menggunakan standar
Internasional,” ujarnya.

Seperti yang diketahui Indonesia belum memiliki UU data diri yang spesifik padahal data pribadi
merupakan hak azasi yang kedudukannya lebih tinggi. Secara internasional sudah ada 110 negara
yang telah yang mengatur perlindungan data pribadi secara spesifik.

Dr. Sinta Dewi, S.H.,LL.M dari Cyber Law Center Fakultas Hukum Unpad menjelaskan dalam
perlindungan data pribadi, prinsip utamanya data itu tidak beleh diberikan ke pihak ketiga sepanjang
tidak ada kesepakatan dan tidak ada tindakan hukum.

Masyarakat juga harus paham ketika kesepakatan diklik maka terbukalah semua data pribadi yang
dimiliki

“Negara-negara di dunia sudah memiliki regulasi perlindungan data pribadi. Jangan lupa data tersebut
dikirim juga keluar negeri.  Saat ini personal data itu olinya di bisnis digital. Bicara perlindungan data
pribadi dengan big data. Semua bisnis menggunakan big data. Konsepnya sejauh mana big data
tersebut mengganggu data pribadi,” katanya.***

Anda mungkin juga menyukai