Sayangnya, hewan berbulu kesayangan itu bisa saja mencakar atau menggigit kita
sewaktu-waktu.
Gigi dan kukunya yang tajam bisa saja membuat kulit kita terluka. Bahkan, cakaran
atau gigitan kucing bisa membuat kita terinfeksi.
Meski sudah mendapatkan vaksinasi, gigitan atau cakaran kucing peliharaan masih
bisa memicu infeksi.
Kucing bisa membuat kita rentan mengalami infeksi, khususnya bakteri staphylococcus
aureus, campylobacteriosis, atau pasteurella.
Staphylococcus aureus umumnya ditemukan pada kulit manusia dan hewan dan menyebar
antara manusia dan hewan melalui sentuhan.
Infeksi campylobacteriosis bisa mengakibatkan kram perut, demam, mual, dan diare.
Sementara itu, infeksi bakteri pasteurella bisa menulat lewat gigitan atau cakaran
kucing.
Selain itu, cakaran kucing juga bisa memicu cat scratch disease atau penyakit
cakaran kucing.
Penyakit ini biasanya terjadi akibat cakaran kucing yang terinfeksi bakteri
Bartonella henselae dari gigitan kutu, transfusi darah atau perkelahian dengan
kucing lain yang terinfeksi.
Untuk menghindari hal itu, langkah pertama yang harus kita lakukan saat dicakar
atau digigit kucing adalah dengan membasuh area yang terkena cakaran atau gigitan
dengan air.
Setelah itu, bersihkan dengan sabun dan bilas kembali dengan air.
Jika terjadi pendarahan, oleskan krim antibiotik dan balut dengan perban steril.
Agar tidak terjadi komplikasi temui dokter.
https://www.cdc.gov/healthypets/diseases/cat-scratch.html
https://health.clevelandclinic.org/cat-bites-scratches/