Anda di halaman 1dari 48

BATANG DESAK

(Compression Members)

PUSTAKA
- Steel structures design behaviour - Salman Johnson
- Steel Design - William T Segui
- Structural Steel Design, 5th ed - McCormack
Batang Desak
Ditinjau sebuah batang desak yang panjang dan ramping, jika
gaya aksial desak P dikerjakan secara perlahan, maka pada nilai
beban P tertentu akan menyebabkan batang tersebut menjadi tidak
stabil. Batang akan mengalami tekuk dan nilai beban tersebut disebut
beban tekuk kritis (critical buckling load). Jika batang tersebut lebih
gemuk, diperlukan beban lebih besar untuk menyebabkan batang tidak
stabil. Pada batang yang gemuk, kegagalan batang dapat disebabkan
oleh lelehnya bahan daripada tekuk. Sebelum mengalami kegagalant
tegangan desak P/A akan terdistribusi merata pada penampang
batang, baik itu pada kegagalan tekuk maupun leleh. Nilai beban yang
menyebabkan kegagalan pada desak adalah fungsi kelangsingan
batang, yaitu batang langsing, agak gemuk atau batang gemuk.
Perencanaan batang desak merupakan proses coba-coba,
nilai daya dukung desak batang dihitung memperhitungkan fcr. Nilai fcr
dipengaruhi oleh nilai faktor tekuk (w) yang nilainya dipengaruhi oleh
kelangsingan batang. Nilai kelangsingan batang dipengaruhi oleh sifat
penampang (A, I dan r).
Batang Desak
Apabila batangnya sangat langsing sedemikian rupa sehingga tegangan yang
terjadi pada batang berada dibawah titik batas tegangan proportional, maka
batang tersebut masih berada pada kondisi elastik. Nilai tegangan batas
desak elastik dapat dihitung berdasar persamaan Euler.

Persamaan Euller
Tekuk Elastis Euler

Rumus Euler menunjukkan bahwa besarnya


tegangan kritis (tegangan tekuk ktritis) TIDAK
TERGANTUNG dari besarnya tegangan yang
bekerja pada batang desak
Profil Batang Desak
Tekuk Elastis Euler
Steel structures design behaviour Salman Johnson, Hal 299
Steel structures design behaviour Salman Johnson, Hal 279
Tegangan sisa pada profil I, H dan WF
Steel structures design behaviour Salman Johnson, Hal 285
Tegangan akhir batang desak

Steel structures design behaviour Salman Johnson, Hal 287


Pengaruh Kelangsingan (L/r)
Panjang Tekuk Efektif (K)
PORTAL BERTINGKAT

 EI / L 
GA / B  c

 EI / Lb

A dan B adalah ujung-ujung kolom


c adalah kolom-kolom yang bertemu pada suatu
ujung
b adalah balok-balok yang bertemu pada suatu
ujung
Batang Desak
AISC – LRFD Requirements
Pn  Ag Fcr
c Pn  c Ag Fcr c  0,85

KL Fy  2E 1
c  Fcr   2 Fy
r E ( KL / r ) 2
c

c  1,5 
Fcr   0,658 c 2  F
  y

 0,877 
c  1,5 Fcr   F
2  y
 c 
Batang Desak
CONTOH Hitunglah daya dukung rencana kolom?
Diketahui:
WF12x74 (in)
A = 13.612,88 mm2
rx = 134,87 mm ry = 77,27 mm
d = 547,15 mm bf = 533,33 mm
tf = 29,80 mm k = 387,10 mm
tw = 12,67 mm K = 0,8
Penyelesaian
rx > ry maka yang menentukan adalah ry.
c = 0,61 < 1,5, maka

Fcr   0,658 c  Fy
2

  = 290,78 MPa

AISC - LRFD
Pn = AgFcr maka dapat dihitung:
cPn = 3.364,61 kN
Stabilitas Lokal

Stabilitas lokal

Pengaruh tekuk:
• Tekuk lokal (atas)
• Tekuk lateral
• Tekuk torsi lateral
Stabilitas Lokal
Stabilitas Lokal
Stabilitas Lokal
Stabilitas Lokal
Tabel 7.5.1 SNI 03 1729 2002
Stabilitas Lokal
SNI 03 – 1729 – 2000
1 Lk fy
Kelangsingan (c) = c 
 r E

Ab f y
Gaya tekuk elastis = N cr 
c
2

fy
Daya dukung nominal N n  Ag f cr  Ag
komponen desak 
fcr → tegangan desak kritis
SNI 03 – 1729 – 2000
Tegangan tekan kritis - fcr
fy
f cr 

c  0,25  1
1,43
0,25  c  1,2 
1,6  0,67c
c  1,2   1,25c
2
Keterangan:
Ag adalah luas penampang bruto, mm2
fcr adalah tegangan kritis penampang, MPa
fy adalah tegangan leleh material, MPa
Konsep Perancangan
• Perancangan batang desak jauh lebih komplek daripada
batang tarik dan lentur.
• Batang tarik dan lentur dapat direncanakan berdasarkan
kebutuhan luas (A) atau modulus potongan penampang
(S) untuk nilai beban yang bekerja.
• Untuk merencanakan profil harus diketahui fcr tetapi fcr
baru dapat diketahui jika profil telah ditetapkan – saling
tergantung. Solusi: salah satu harus ditetapkan melalui
proses coba-coba.
• INGAT: Kapasitas desak batang tidak tergantung dari
tegangan, tetapi dari kelangsingan (L/r). Sebagai
langkah awal proses trial, dicoba dengan berdasarkan
nilai (L/r). Untuk batang desak dengan panjang antara 3
s/d 6 m, nilai kelangsingan yang memadai berkisar
antara 40 s/d 60.
Konsep Perancangan
• Menghitung gaya tekan terfaktor (Nu)
• Menentukan mutu baja (fy)
• Tetapkan nilai (L/r) antara 40 s/d 60, hitung nilai
awal c dan fcr
• Menghitung luas penampang yang diperlukan,
(Aestimate) = Nu/fcr
• Memilih profil, syarat Aprofil > Aestimate
• Menghitung kelangsingan (c)
• Menghitung tegangan kritis (fcr)
• Menghitung daya dukung desk nominal (Nn)
• Evaluasi kekuatan desak: Nn ≥ Nu
Konversi satuan
1 in = 2,54 cm
1 ft = 12 in
1 ft = 30,5 cm
1 ksi = 6,9 MPa
1 kips = 4,44 kN
Batang tunggal – gaya sentris
Batang tersusun – gaya sentris

Komponen struktur tersusun dari


beberapa elemen yang disatukan
pada seluruh panjangnya boleh
dihitung sebagai komponen
struktur tunggal
Batang tersusun – gaya sentris
Batang tersusun – gaya sentris
Batang tersusun – gaya sentris
y y y
l l l

a
y l
x x x x x x

x x
l l
y y y l l

a a a
m=2
m=2 m=2 m=2

(a) (b) (c) (d)

y y
l
l

x x
x x

a a l
a a a l
y y
m=4
m=3
(e) Gambar 9.3-1 (f)
Batang tersusun – gaya sentris
Pada komponen struktur tersusun yang terdiri dari beberapa
elemen yang dihubungkan pada tempat-tempat tertentu,
kekuatannya harus dihitung terhadap sumbu bahan dan
sumbu bebas bahan. Sumbu bahan adalah sumbu yang
memotong semua elemen komponen struktur itu;
sedangkan, sumbu bebas bahan adalah sumbu yang sama
sekali tidak, atau hanya memotong sebagian dari elemen
komponen struktur itu.
Sumbu bahan adalah sumbu yang memotong semua elemen
komponen struktur (lihat Gambar 9.3-1):
xx adalah sumbu bahan,
yy adalah sumbu bebas bahan,
ll adalah sumbu minimum dari elemen komponen struktur,
Batang tersusun – pelat kopel
a
Lkx Kelangsingan pada arah tegak lurus
x  sumbu xx
rx

Pada arah tegak lurus sumbu bebas


m 2
iy  2y  l bahan yy, harus dihitung kelangsingan
2 ideal iy

Lky
y 
Ll

Kelangsingan pada arah tegak lurus


sumbu yy
ry
Ll
l   x  1,2l
rmin
iy  1,2l
Gambar 9.3-2
l  50
Batang tersusun – pelat kopel
a) Pelat-pelat kopel membagi komponen struktur tersusun menjadi
beberapa bagian yang sama panjang atau dapat dianggap sama
panjang,
b) Banyaknya pembagian komponen struktur minimum adalah 3,
c) Hubungan antara pelat kopel dengan elemen komponen struktur
tekan harus kaku,
d) Pelat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan:
Ip Il
 10
a Ll
Pelat-pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa pada
seluruh panjang komponen struktur tersusun itu bekerja gaya lintang
sebesar:
Du  0,02 N u
Batang tersusun – btg diagonal

    

Ll Ll Ll Ll Ll
Ld Ld Ld Ld Ld
Ll Ll Ll Ll Ll

z=2 z=2 z=4 z=4 z=2

(a) (b) (c) (d) (e)

AL3d Du
l   Su 
zAd Ll a 2 n sin 

Ketentuan lain mengikuti perhitungan batang tersusun dengan pelat kopel


Btg tersusun tanpa sb bahan
y l
a
y l l y
m=2 m= 2 m= 2
l 2
x a x
x x x x
l l
y
y y
a
m* = 2 m* = 2 m* = 2

(a) (b) (c)


y
l y l
m= 2 m= 2
l
a x
x x
l
x
y
y
a
m* = 2 (d) (e) m* = 4

*
m m 2
iy  2y  l2 ix  2x  l
2 2
Contoh …. !

Anda mungkin juga menyukai