Pemeriksaan Fisik Glaukoma
Pemeriksaan Fisik Glaukoma
Masalah utama dalam mendeteksi glaukoma sudut terbuka primer adalah tidak
adanya gejala sampai stadium lanjut penyakit. Sewaktu pasien pertama kali
menyadari adanya pengecilan lapangan pandang, biasanya telah terjadi
pencekungan glaukomatosa yang bermakna. Agar berhasil, terapi harus diberikan
pada tahap dini penyakit. Pada kebanyakan kasus, glaukoma terdeteksi melalui
pemeriksaan mata rutin sebelum pasien mengalami masalah penglihatan.
Tonometri
Hasil pemeriksaan bermakna bila tekanan intraokuler lebih dari 21 mmHg dan dapat
dikatakan normal jika nilainya antara 10-21 mmHg.
Indikasi tonometri yaitu pada penderita galukoma akut atau kronis, setiap orang
berusia 35 tahun, penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma, dan
klien yang buta sebelah mata pada klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2 tahun.
Opthalmoskopi
Oftalmoskopi ( funduscopy atau fundoscopy ) adalah tes untuk mengetahui keadaan
fundus okuli ( = retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya)
menggunakan ophthalmoscope (atau funduscope ).
Ada dua jenis utama yaitu Oftalmoskopi langsung (Direct ophthalmoscopy) dan
Oftalmoskopi langsung (Indirect ophthalmoscopy). Direct Ophthalmoscope adalah
instrumen yang digunakan pada pemeriksaan mata yang memiliki beberapa lensa
yang dapat melakukan perbesaran hingga 15 kali dan menghasilkan gambar tegak
lurus. Jenis ophthalmoscope ini paling sering digunakan selama pemeriksaan fisik
rutin. Sedangkan oftalmoskopi tidak langsung menghasilkan gambar terbalik dengan
pembesaran 2-5 kali.
Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak khusus dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk
menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan yang merupakan tempat dilalui
cairan intraokular sebelum keluar ke kanal Schlemm sehingga dengan kata lain
digunakan untuk memeriksa saluran saluran drainase cairan bola mata
Dengan gonioskopi dapat ditentukan apakah sudut bilik mata depan tertutup atau
terbuka.
Perimetri
Perimetri digunakan untuk memeriksa lapangan pandang perifer dan sentral. Teknik
ini, yang digunakan terpisah pada setiap mata, mengukur fungsi retina, nervus
opticus, dan jaras visual intrakranial secara bersama. Alat ini secara klinis
digunakan untuk mendeteksi atau memonitor hilangnya lapangan pandang akibat
penyakit di tempat- tempat tersebut. Kerusakan suatu bagian tertentu pada jaras
visual neurologik mungkin menimbulkan pola perubahan yang khas pada
pemeriksaan lapangan pandan serial.
Pada Glukoma kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh atropi serabut saraf
optik tidak disadari penderita, sampai kelainan sudah lanjut yaitu hilangnya
penglihatan sentral. Kadang-kadang pada beberapa penderita mungkin sudah
mengeluh adanya skotoma-skotoma di daerah Bjerrum (parasentral pada lapang
pandangnya). Tetapi umumnya gangguan penglihatan baru dirasakan bila sudah ada
kekeruhan media atau kelainan macula. Kehilangan proyeksi penglihatan ini
umumnya dimulai dibagian nasal, kemudian disebelah atas atau bawah, bagian
temporal biasanya bertahan cukup lama sampai menghilang sama sekali. Dalam
keadaan ini tajam penglihatan sudah ditingkat menghitung jari, bahkan bisa lebih
buruk lagi.
Pachymetry
Setelah mata telah mati rasa dengan obat tetes mata anestesi, ujung pachymeter
disentuh ringan pada permukaan depan mata (kornea). Studi terbaru menunjukkan
bahwa ketebalan kornea dapat mempengaruhi pengukuran tekanan intraokular. Tebal
kornea dapat memberikan salah pembacaan tekanan tinggi mata dan kornea tipis
dapat memberikan pembacaan tekanan palsu rendah. Selanjutnya, kornea tipis
mungkin merupakan faktor risiko tambahan untuk glaucoma.
Tes tes lain yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa glaukoma
kronik, yaitu :
Tes pilokarpin
Klien berdiri 5meter dari kartu snellen chart, menutup mata kiri dan
menggunakan mata kanan untuk membaca baris yang tampak paling jelas
Jika klien dapat membacanya dengan akurat, perawat meminta klien mambaca
baris dibawahnya dan begitu seterusnya smapai baris terbawah
Tahapan ini terus diulang sampai klien tidak dapat mengidentifikasi secara
benar lebih dari separuh jumlah karakter dalam satu baris
Hasil yang dicatat merupakan perbandingan antara apa yang dapat dibaca klien
pada jarak 5meter dan jarak yang dibutuhkan oleh orang normal untuk membaca
baris yang sama misalnya 5/20 artinya bahwa klien dapat membacanya dari
jarak 5meter dari kartu apa yang “mata normal” dapat membacanya pada jarak
20meter dengan mencatat jumlah karakter karena klien gagal untuk
mengidentifikasikannya pad abaris tersebut, seperti 5/20(-2)
b. Tonometri
Tujuan dari pemeriksaan dengan tomometer adalah untuk mengukur TIO.
Tonometer ada 3 macam yaitu ; tonometer digital, tonometer schiotz, dan
tonometer aplanasi goldman.
Klien diintruksikan untuk meliha kea rah bawah tanpa menutup mata
Indikasi tonometri yaitu pada penderita galukoma akut atau kronis, setiap orang
berusia 35 tahun, penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma,
dank lien yg buta sebelah mata pada klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2
tahun.
c. Gonioskopi
Adalah suatu cara untuk menilai lebar
sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan demikian dapat dibedakan glaucoma
sudut terbuka atau sudut tertutup, juda dapat dilihat apakah ada perlekatan iris
bagian perifer. Alat ini mengunakan baterai atau dengan goniolens (three mirror
goldman). Indikatornya yaitu jika sudut menempel berarti sudut menempel
dengan keadaan darurat dan harus iridektomi.Mengukur ketebalan kornea mata
dan menganalisa sudut mata menggunakan alat imaging ANTERIOR SEGMENT
OCT.
Kornea adalah “jendela” mata kita yang terdapat dibagian depan sebelah luar
mata. Dengan mengukur ketebalan kornea mata akan membantu pengukuran
tekanan bola mata secara lebih akurat. Dalam menganalisa sudut mata
terkadang memerlukan alat imaging (pencitraan) untuk hasil yang akurat dapat
menggunakan alat imaging ANTERIOR SEGMENT OCT. Glaukoma dengan sudut
sempit harus di operasi
d. Oftalmoskopi
Pemeriksaan secara kasarnya adalah dengan tes konfrontasi dimana pada jarak
0,5 m, pasien dan pemeriksa saling berhadapan dan pemeriksa menggerakkan
tangannya dari luar kedalam sedang mata pasien dan pemeriksa yang saling
berhadapan ditutup sebelah. Pasien memperhatikan kapan gerak tangan mata
itu mulai terlihat, dan diulangi sampai tercapai 360 derajat.pemeriksaan ini
dapat dikerjakan dengan catatan kampus pemeriksa harus normal.
Untuk glaucoma sudut terbuka, yang umum dilakukan adalah tes minum air
(water drinking test) d imana pasien puasa 4 jam sebelum tes dan diukur TIO
(Takanan Intra Okular)awal, kemudian pasien disuruh minum 1 liter air dalam
waktu 5 menit. TIO diukur setiap 15 menit selama 1 jam, kemudian setiap 30
menit selama 1 jam. Bila TIO ↑ ³8 mmHg, provokasi (+) à glaucoma.
Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan adalah tes kamar gelap
(karena pupil akan midriasis dan pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan
menyebabkan tertutupnya sudut bilik mata). Caranya adalah ukur TIO awal,
kemudian pasien masuk kamar gelap selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya.
Kenaikan ³8 mmHg, tes provokasi (+)
- Kornea suram
- TIO meninggi
* Pemeriksaan penunjang
- Tonometri Schiotz ( Normal TIO : 10-21 mmHg), pada glaukoma akut dapat
mencapai 40 mmHg.
- Opthalmoskop : melihat discus opticus merah dan bengkak, rasio CDR 0,5
menunjukkan TIO meningkat signifikan.