Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR HASIL DISKUSI KELOMPOK 1 TENTANG SEJARAH SOSIAL DAN

BUDAYA MARITIM

(Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Sejarah Maritim))

Dosen pengampu:

Drs. Sumaryono, M.Si.

Oleh

Tersita Diah Margaret NIM 180210302117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
Kesimpulan

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 5,8 juta per segi dan
panjang garis pantai 95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia memiliki strategi maritime yang baik.
Hal tersebut mencakup aspek ekonomi, social, budaya, politik, keamanan dan pertahanan. Jika di
petakan belahan bumi lain, luas wilayah nusantara sama dengan jarak antara Irak hingga Inggris (
Timur-Barat ) atau Jerman hingga Aljazair ( Utara-Selatan ). Letaknya yang seksi, di topang
sumber daya alam yang melimpah, membuat Negara-negara yang berkepentingan tergoda
menguasai kekayaan alam bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh
komponen bangsa harus segera membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran
lingkungan maritime.

Sejarah juga mencatat bahwa bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik.
Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mampu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong
lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga pulau Paskah. Dengan kian
ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong munculnya
kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak Maritim dan memiliki armada laut yang besar.
Memasuki masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah Negara besar
yang di segani di kawasan Asia maupundi seluruh dunia. Menurut Hasan Djafar, sejauh ini belum
ada bukti otentik tentang Mataram kuna sebagai kerajaan maritim. Relief kapal yang ada di Candi
Borobudur masih menyimpan misteri, apakah kapal-kapal itu milik Kerajaan Mataram kuna atau
hanya kapal kecil milik saudagar Jawa. Mataram Kuna adalah kerajaan yang berbasis ekonomi
agraris. Kondisi alam yang subur membuat kerajaan itu mengalami surplus pangan. Karena itu,
Mataram kuna mengembangkan perdagangan. Namun, kehidupan masyarakat maritim tetap ada
karena didukung oleh kondisi lingkungan tempat mereka tinggal, walau mungkin belum sampai
pada tarapan sebuah negara. Pada sejumlah kerajaan nusantara di masa lampau dikenal simbol-
simbol perahu dalam pemerintahan.Kerajaan Ternate dan Tidore melihat kesatuan kerajaan
masing-masing ibarat perahu bercadik yang harus dijaga keseimbangannya agar bahtera Negara
bias berlayar dengan aman dan sejahtera demikian juga kerajaan Buton yang kerap
diasosiasikankan sebagai Negara bharata bharata artinya symbol pengikat perahu cadik, dengan
tumpuan kekuatan pada empat sudut yakni munadantiworo di bagian Barat serta kaleng susu dan
kaledupa di bagian timur, dari pusat kekuasaan, wolio. Perdagangan maritime menjadi jalur utama
penyebaran agama Hindu Buddha Islam dan Kristen di nusantara yang dibawa oleh para saudagar.

Anda mungkin juga menyukai