PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi
operasional bank syari’ah secara keseluruhan. Secara syari’ah prinsip berdasarkan
pada kaidah mudharabah akan berfungsi sebagai mitra baik dengan penabung
demikian juga dengan pengusaha yang meminjam dana.
B . Rumusan Masalah
C . Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AL-MUDHARABAH
Pada umumnya kata mudharabah berasal dari kata dharb, yang berarti
memukul atau berjalan. Pengertian dari memukul atau berjalan diatas yang
maksudnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan
usahanya.1
1
Muhammad. Manajemen pembiayaan bank syari’ah. (Yogyakarta: akademi manajemen
perusahaan YKPN. 2005), H.102.
2
Muhammad syfi’i antonio. Bank syari’ah: dari teori ke praktik. (Jakarta: gema insani
press. 2001). H. 95.
Pada hakikatnya pengertian dari mudharabah adalah suatu bentuk kerja
sama antara shohibul maal dan mudhorib, dimana dana 100% dari shohibul maal.
Sedangkan mudhorib hanya sebagai pengelola yang keuntungannya akan dibagi
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati di awal.
B. JENIS-JENIS AL-MUDHARABAH
1. Mudharabah Muthlaqah
2. Mudharabah Muqayyadah
3
Makhalul ilmi SM. Teori dan praktik lembaga mikro keuangan syari’ah. (Yogyakarta:
UII press yogyakarta. 2002). H. 32.
4
Muhammad syafi’i antonio. Op. cit
a.) Modal harus dinyatakan dengan jelas jumlahnya, seandainya modal
berbentuk barang, maka barang tersebut harus dihargakan dengan harga
semasa dalam uang yang beredar (atau sejenisnya).
b.) Modal harus dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
c.) Modal harus diserahkan kepada mudharib, untuk memungkinkannya
melakukan usaha.
2. Keuntungan
a.) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam prosentase dari
keuntungan yang mungkin dihasilkan nanti. Keuntungan yang menjadi
milik pekerja dan pemilik modal harus jelas prosentasinya.
b.) Kesepakatan rasio prosentase harus dicapai melalui negosiasi dan
dituangkan dalam kontrak.
c.) Pembagian keuntungan baru dapat dilakukan setelah mudharib
mengembalikan seluruh atau sebagian modal kepada shahib al-mal.
a . Al-Qur’an
Ayat-ayat yang senada masih banyak yang terdapat dalam al-Qur’an yang
dipandang oleh para fuqoha sebagai basis dari yang diperbolehkannya
mudharabah. Kandungan ayat-ayat di atas mencakup usaha mudharabah karena
mudharabah dilaksanakan dengan berjalan-jalan di muka bumi dan ia merupakan
salah satu bentuk mencari keutamaan Allah.
b. Al-Hadits
{ كان سيدنا العباس بن عبد المطلب: روى ابن عباس رضي هللا عنهما انه قال
إذا دفع المال مضاربة اشترط على صاحبه أن اليسلك به بحرا والينزل به واديا
وال يشترى به دابة ذات كبد رطبة فإن فعل ذلك ضمن فبلغ شرطه رسول هللا
}صلى هللا عليه و سلم فأجازه ن
5
Muhammad syafi’i antonio. Ibid, hal 95
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “jika
memberikam dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar
dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berdahaya, atau
membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut
kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.” (HR Thabrani).
{ عن صالح بن صهيب عن أبيه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم
} ثالث فيهن البركة البيع إلى أجل والمقارضة وأخالط البر بالشعير للبيت ال للبيع
Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah)
c. Ijma
1. Faktor Langsung
6
Drs, muhammad.M.Ag. Opcit, hal 110
2) Rata-rata total saldo harian.
1) Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang hasur ditentukan dan
disetujui pada awal perjanjian;
3) Nisbah juga dapat berdeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalkan
saja deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan;
4) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan account lainnya
sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
1) bank dan nasabah melakukan share dalam dalam pendapatan dan biaya,
pendapatan yang akan dibagi hasilkan merupakan pendapatan yang diterima
dikurangi biaya-biaya;
2) jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.
bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang
diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
F. Hikmah Mudharabah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sistem Mudharabah ini akadnya adalah kerja sama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola, keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak. Manfaat dari Mudharabah ini adalah Bank akan
menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
Apabila kerugian terjadi disebabkan oleh resiko bisnis dan bencana alam
maka atas kerugian tersebut ditanggung sepenuhnya oleh si pemilik modal tetapi
kalau kerugian itu terjadi disebabkan oleh kelalaian atau penyimpangan yang
sengaja dilakukan oleh sipengelola maka, atas segala kerugian itu harus
ditanggung oleh si mudharib sepenuhnya dan modal yang diberikan harus
dikembalikan oleh mudharib sepenuhnya. Oleh karena itu untuk memperkecil
kesempatan terjadinya kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau
penyimpangan yang dilakukan oleh mudharib atau sipengelola maka, shahibul
mal harus dapat membuat aturan atau peringatan yang dapat mengurangi
kesempatan mudharib untuk melakukan tindakan yang merugikan.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmi, makhalul SM. Teori dan praktek lembaga mikro keuangan syari’ah. 2002.
Yogyakarta: UII press.