Apa peran UKBM dan kader kesehatan berdasarkan promotif, preventiv, kuratif, dan
rehabilitatif?
Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa
lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting diukur sebagai status gizi
dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita. Kebiasaan tidak
mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari.
Hal tersebut membuat stunting
STUNTING ADALAH KONDISI GAGAL TUMBUH PADA ANAK BALITA (BAYI DI BAWAH LIMA TAHUN) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak
setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar
baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted)
Penyebab stunting
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas
3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitas
Posyandu
Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jenjang Posyandu
Menurut Kemenkes (2011), jenjang Posyandu dibagi menjadi 4 tingkatan berdasarkan tingkat
perkembangan Posyandu sebagai berikut :
1. Posyandu Pratama Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni
kurang dari 5 (lima) orang.
2. Posyandu Madya Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan
kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu
Sumber : Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya Sutarto1 , Diana Mayasari1 , Reni Indriyani2
1Bagian IKKOM dan IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarang, Bandar Lampung J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 |
4. Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam
implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain sebagai berikut.
a. Dana sehat pola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan telah
mencakup 12.366 sekolahan.
b. Dana sehat pola pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dilaksanakan pada 96
kabupaten.
c. Dana sehat pola pondok Pesantren, dilaksanakan pasa 39 kabupaten/kota.
d. Dana sehat pola koperasi Unit Desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten, terutama
pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
e. Dana sehat yang dikembangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dilaksanakan pada 11
kabupaten/ kota.
f. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan kota dan lain-lain),
telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.
Seharusnya dana sehat merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi anggota
masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes, jamsostek, dan asuransi
kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi sebagai wahana memandirikan masyarakat,yang pada
giliranya mampu melestarikan kegiatan UKMB setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus
dikembangkan keseluruh wilayah.kelompok sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau
bentuk JPKM lainnya.
6. Apa saja pedoman petunjuk dan teknis dalam melakukan UKBM? Nur
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Strategi dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dalam
aktivitas-aktivitas sebagai berikut (Moeljarto, 1996:141).
Pembentukan kelompok
Pembentukam kelompok merupakan fase awal dari pemberdayaan. Artinya masyarakat miskin atau
masyarakat lemah diberi kebebasan untuk membentuk dan beraktivitas dalam kelompok yang
diinginkannya. Pembentukan kelompok menyediakan suatu dasar bagi terciptanya kohesi sosial anggota
kelompok.
Pendampingan
Fungsi pendampingan sangat krusial dalam membina aktivitas kelompok. Pendamping bertugas
menyertai proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok sebagai fasilitator (pemandu),
komunikator (penghubung), ataupun dinamisator (penggerak). Melalui pendampingan, kelompok
diharapkan tidak tergantung pada pihak luar namun dapat dibantuk untuk tumbuh dan berfungsi
sebagai suatu kelompok kegiatan yang mandiri.
Perencanaan Kegiatan
Tahap perencanaan kegiatan melengkapi tahap-tahap sebelumnya yang mementingkan peran aktif
anggota kelompok untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui kemampuanya. Prinsipprinsip
penting dalam tahap perencanaan kegiatan ini adalah (1) prinsip keterpaduan, dalam prinsip ini berarti
suatu kegiatan pemberdayaan harus terkait dengan kegiatan-kegiatan lain dalam lingkup daerah
tersebut, (2) prinsip kepercayaan, merupakan hakekat yang harus ada dalam partisipasi dan
pemberdayaan, (3) prinsip kebersamaan dan kegotongroyongan, kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan harus mampu menumbuhkan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kesetiakawanan
dan kemitraan antar anggota kelompok, (4) prinsip kemandirian, prinsip ini menekankan bahwa kegiatan
atau program harus dapat menumbuhkan rasa percaya diri bahwa masyarakat miskin mampu menolong
dirinya sendiri dan bermanfaat dalam meningkatkan taraf hidup anggota kelompok serta harus dapat
berkembang secara berkesinambungan.
Sumber : Jurnal STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI Ichda Umul Aisah, Herdis Herdiansyah
National Resilience Program, Graduate Program, Universitas Indonesia, Jakarta VOLUME:9 NOMOR:2
HALAMAN:130-141 ,tahun 2015
8. Apa yang dimaksud kader kesehatan dan bagaimana kriteria dan sayarat untuk menjadi kader
kesehatan? Rifiki
Menurut Runjati
1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui dan dibina oleh LKMD.
2) Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada masyarakat melalui
LKMD.
3) Mau dan mampu bekerja secara sukarela.
4) Sebaiknya dapat membaca dan menulis huruf latin.
5) Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat di samping
usahanya mencari nafkah.
Menurut DEPKES RI
1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2) Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3) Bisa membaca dan menulis huruf latin
4) Sabar dan memahami usia lanjut
Source : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
• Menggugah minat dan kemauan masyarakat untuk ikut berpartsipasi dan bertanggungjawab
Penggerak Masyarakat
• Menyiapkan keluarga : suami, istri, orangtua, anak dan keluarga dekat ttg kesadaran hidup
sehat
Penghubung Masyarakat
di masyarakat
program kesehatan
Pembaharu Masyarakat
lingkungannya
• Kader juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil secara rutin.
ibu hamil.
Source : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
10. Bagaimana hubungan antara peran kader dengan masyarakat dalam UKBM? Putri
11. Apa saja prinsip dan tujuan hubangan manusia sebagai dasar kerja kader? Melia
Contoh Penerapan :
1) Rumah Tangga
a. Persalinan yang dibantu tenaga medis
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Menimbang balita tiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Mengelola limbah rumah tangga dengan baik dan benar
h. Membuang sampah pada tempatnya
i. Memberantas jentik nyamuk
j. Makan buah dan sayur setiap hari
k. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
l. Tidak merokok di dalam rumah