Anda di halaman 1dari 8

1.

Apa peran UKBM dan kader kesehatan berdasarkan promotif, preventiv, kuratif, dan
rehabilitatif?

2. Apa yang dimaksud dengan stunting dan posyandu?


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai
janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. 7 Stunting adalah sebuah
kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek disbanding tinggi badan orang lain pada
umumnya (yang seusia)

Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa
lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting diukur sebagai status gizi
dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita. Kebiasaan tidak
mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari.
Hal tersebut membuat stunting

STUNTING ADALAH KONDISI GAGAL TUMBUH PADA ANAK BALITA (BAYI DI BAWAH LIMA TAHUN) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak
setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar
baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted)

Penyebab stunting
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas
3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitas

Posyandu
Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jenjang Posyandu
Menurut Kemenkes (2011), jenjang Posyandu dibagi menjadi 4 tingkatan berdasarkan tingkat
perkembangan Posyandu sebagai berikut :
1. Posyandu Pratama Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni
kurang dari 5 (lima) orang.
2. Posyandu Madya Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan
kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu
Sumber : Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya Sutarto1 , Diana Mayasari1 , Reni Indriyani2
1Bagian IKKOM dan IKM, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarang, Bandar Lampung J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 |

3. Apa saja definisi dan bentuk-bentuk pelayanan UKBM? Nadita


1. Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu )
            Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang
meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi,dan penanggulangan Diare.terbukti mempunyai
daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi . sebagai salah satu tempat pelayanan
kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah , sebaiknya
posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan
permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah.permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan
gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah
dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh .
Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
1. Meja 1 : Pendaftaran
2. Meja 2 : Penimbangan
3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat
4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A ,dan tablet besi
5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,serta
pelayanan keluarga berencana.

2. Pondok Bersalin Desa ( Polindes )


            Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
ibu dan anak . UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA ,yaitu kesenjangan
geografis ,kesejangan informasi, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya.
            Keberadaan bidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara
kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan
informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi , sehingga
tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan ibu ,anak dan melahirkan
yang ditentukaN dalam musyawarah LKMD diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi.
3. Pos Obat Desa ( POD )
            Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana.
Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan
promotif yang telah di laksanakan di posyandu.
Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan
kondisi setempat .
Beberapa pengembangan POD itu antara lain :
POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
a.       POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat ;
b.      POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu:
c.        POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes ;
d.      Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren ;
POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit –unit desa , maka seluruh ,diluar
kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya mengembangkan Pos Obat Desa masing – masing.

4. Dana Sehat
            Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam
implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain sebagai berikut.
a.       Dana sehat pola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan telah
mencakup 12.366 sekolahan.
b.      Dana sehat pola pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dilaksanakan pada 96
kabupaten.
c.       Dana sehat pola pondok Pesantren, dilaksanakan pasa 39 kabupaten/kota.
d.      Dana sehat pola koperasi Unit Desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten, terutama
pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
e.       Dana sehat yang dikembangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dilaksanakan pada 11
kabupaten/ kota.
f.       Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan kota dan lain-lain),
telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.
            Seharusnya dana sehat merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi anggota
masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes, jamsostek, dan asuransi
kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi sebagai wahana memandirikan masyarakat,yang pada
giliranya mampu melestarikan kegiatan UKMB setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus
dikembangkan keseluruh wilayah.kelompok sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau
bentuk JPKM lainnya.

5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


            Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun sampai sekarang
yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi
kesehatan, LSM ini dapat digolongkan manjadi LSM yang belum mempunyai kegiatannya bidang
kesehatan atau LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara lain, organisasi
profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.
Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a.       meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan:
b.      membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi kemasyarakatan.
c.       Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada organisasi
kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan kemapuan sendiri.
d.      Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan.
e.       Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah dalam bidang
kesehatan.
6. Upaya Kesehatan Tradisional
            Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman atau ladang yang dimanfaatkan
untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA
merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana
dengan memanfaatkan obat tradisinal. Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan tanaman yang
dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga dan meningkatan kesehatan dan mengobati gejala
(keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat
digunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarikan alam dan memperindah tanam dan
pemandangan.

7. Upaya Kesehatan Kerja


            Upaya kesehatan kerja menjadi semakin penting pada industrilisasi sekarang ini. Pertumbuhan
industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak, yang biasanya tetap diiringi oleh
meraknya tenaga tenaga kerja imformal. Salah satu wujud upaya kesehatan kerja adalah dibentuknya
Pos Upaya kesehatan kerja (Pos UKK) di sektor informal dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di sektor formal.
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) untuk operasional OKMD di lingkungan pekerja merupakan wadah
dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan
yang di selenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan
usaha yang sama dan bertujuan untuk maningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian,
implamentasi selalu mencakup tiga pilar PKMD, yaitu adanya kerjasama lintas sektor, adanya pelayanan
dasar kesehatan kerja, dan adanya peran serta masyarakat. Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja ( Pos
UKK) sampai dengan tahun 2003 tercatat sebanyak 9.139 UKK (Profil Kesehatan 2003)
4. Apa fungsi dari UKBM? Rini

a. Mewujudkan peran aktif dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat


b. Mengetahui masalah kesehatan di masyarakat dan urutan prioritas
penanganannya melalui survey mawas diri
c. Mengetahui faktor penyebab masalah kesehatan di daerah tertentu
d. Sosialisasi program kesehatan
e. Memetakan data/informasi potensi dan sumber daya desa

Source : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019


tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
5. Apa saja factor hambatan dari UKBM? Muhammad

6. Apa saja pedoman petunjuk dan teknis dalam melakukan UKBM? Nur

7. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam pemberdayaan masyrakat? Nagita


Strategi Dalam pemberdayaan Masyarakat
1. Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan pengelola
(acceptable);
2. Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
(accountable);
3. Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola
kegiatan secara ekonomis (profitable); Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri
sehingga menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat
(sustainable); dan
4. Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan
dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (replicable).

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Strategi dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dalam
aktivitas-aktivitas sebagai berikut (Moeljarto, 1996:141).
 Pembentukan kelompok
Pembentukam kelompok merupakan fase awal dari pemberdayaan. Artinya masyarakat miskin atau
masyarakat lemah diberi kebebasan untuk membentuk dan beraktivitas dalam kelompok yang
diinginkannya. Pembentukan kelompok menyediakan suatu dasar bagi terciptanya kohesi sosial anggota
kelompok.
 Pendampingan
Fungsi pendampingan sangat krusial dalam membina aktivitas kelompok. Pendamping bertugas
menyertai proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok sebagai fasilitator (pemandu),
komunikator (penghubung), ataupun dinamisator (penggerak). Melalui pendampingan, kelompok
diharapkan tidak tergantung pada pihak luar namun dapat dibantuk untuk tumbuh dan berfungsi
sebagai suatu kelompok kegiatan yang mandiri.
 Perencanaan Kegiatan
Tahap perencanaan kegiatan melengkapi tahap-tahap sebelumnya yang mementingkan peran aktif
anggota kelompok untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui kemampuanya. Prinsipprinsip
penting dalam tahap perencanaan kegiatan ini adalah (1) prinsip keterpaduan, dalam prinsip ini berarti
suatu kegiatan pemberdayaan harus terkait dengan kegiatan-kegiatan lain dalam lingkup daerah
tersebut, (2) prinsip kepercayaan, merupakan hakekat yang harus ada dalam partisipasi dan
pemberdayaan, (3) prinsip kebersamaan dan kegotongroyongan, kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan harus mampu menumbuhkan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kesetiakawanan
dan kemitraan antar anggota kelompok, (4) prinsip kemandirian, prinsip ini menekankan bahwa kegiatan
atau program harus dapat menumbuhkan rasa percaya diri bahwa masyarakat miskin mampu menolong
dirinya sendiri dan bermanfaat dalam meningkatkan taraf hidup anggota kelompok serta harus dapat
berkembang secara berkesinambungan.
Sumber : Jurnal STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI Ichda Umul Aisah, Herdis Herdiansyah
National Resilience Program, Graduate Program, Universitas Indonesia, Jakarta VOLUME:9 NOMOR:2
HALAMAN:130-141 ,tahun 2015

8. Apa yang dimaksud kader kesehatan dan bagaimana kriteria dan sayarat untuk menjadi kader
kesehatan? Rifiki
Menurut Runjati
1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui dan dibina oleh LKMD.
2) Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada masyarakat melalui
LKMD.
3) Mau dan mampu bekerja secara sukarela.
4) Sebaiknya dapat membaca dan menulis huruf latin.
5) Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat di samping
usahanya mencari nafkah.

Menurut DEPKES RI
1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2) Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3) Bisa membaca dan menulis huruf latin
4) Sabar dan memahami usia lanjut
Source : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

9. Apa saja peran dari kader kesehatan? Safira


Menurut Permenkes No.8 Tahun 2019
1) Penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan sesuai
kewenangannya
2) Penggerak masyarakat agar memanfaatkan UKBM dan pelayanan kesehatan
dasar
3) Pengelola UKBM
4) Penyuluh kesehatan kepada masyarakat
5) Pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pelapor jika ada permasalahan atau kasus kesehatan setempat pada tenaga kesehatan.

Peran kader sbg pendidik masyarakat

• Memberi suri tauladan yang baik

• Panutan ( tuntunan masy) dengan memberi contoh yg sesuai dg ketentuan


Penggugah dan pendorong

• Memberi petunjuk/arahan kpd keluarga , masyarakat dg mendorong masyarakat berperilaku

bersih dan sehat

• Menggugah minat dan kemauan masyarakat untuk ikut berpartsipasi dan bertanggungjawab

dalam upaya peningakatan kesehatan

Penggerak Masyarakat

• Menggerakkan minat, kemauan dan semangat masyarakat dalam berpartisipasi dalam

mendukung program kesehatan

• Menyiapkan keluarga : suami, istri, orangtua, anak dan keluarga dekat ttg kesadaran hidup

sehat

Penghubung Masyarakat

• Mempertemukan pihak-pihak terkait dalam memecahkan permasalahan kesehatan yg terjadi

di masyarakat

• Menghimpun, menyalurkan pendapat , keinginan dan kebutuhan masyarakat akan kesehatan

• Mencari pemecahan masalah terhadap tradisi dan kebiasaan masyarakat yg menghambat

program kesehatan

Pembaharu Masyarakat

• Menggali ide-ide baru dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di

lingkungannya

• Memperkenalkan gagasan – gagasan tentang pembaharuan dan menerapkan teknik-teknik

baru yg tepat guna untuk kelangsungan dan kesuksesan program kesehatan

Peran kader UKGM

• Melakukan manajemen UKGM

• Kader juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil secara rutin.

( setiap bulan sekali)


• Pemeriksaan gigi dan mulut dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi mulut

ibu hamil.

Source : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

10. Bagaimana hubungan antara peran kader dengan masyarakat dalam UKBM? Putri

11. Apa saja prinsip dan tujuan hubangan manusia sebagai dasar kerja kader? Melia

12. Jelaskan apa yang dimaksud perilaku sehat? Naufal


PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga
keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat

Contoh Penerapan :
1) Rumah Tangga
a. Persalinan yang dibantu tenaga medis
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Menimbang balita tiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Mengelola limbah rumah tangga dengan baik dan benar
h. Membuang sampah pada tempatnya
i. Memberantas jentik nyamuk
j. Makan buah dan sayur setiap hari
k. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
l. Tidak merokok di dalam rumah

2) Institusi Pendidikan, Tempat Kerja, dan Tempat Umum


a. Mencuci tangan meggunakan sabun
b. Mengonsumsi makanan dan minuman sehat
c. Menggunakan jamban sehat
d. Membuang sampah di tempat sampah
e. Tidak merokok
f. Tidak mengonsumsi Narkoba, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA)
g. Tidak meludah sembarangan tempat
h. Memberantas jentik nyamuk
Source : Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2011.
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: KEMENKES
RI

Anda mungkin juga menyukai