Anda di halaman 1dari 25

Energi dan pembakaran

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas yang Diwajibkan dalam Mengikuti Perkuliahan bahan bakar
pelumas

Oleh :

Riski Suramana Barus/ 5191122006


Muzakkir Suaidi Nasution/ 5192422008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Ridhonya saya
dapat menyusun tugas makalah ini.
Saya berharap bahwa makalah yang saya tuliskan ini dapat saya pertanggung jawabkan
sebagai mana adanya kebenaran antara teori tertulis dengan apa yang akan menjadi realisasi aksi.
Makalah ini saya susun dengan desain yang sederhana, semoga isinya dapat memberi pengetahuan
baru bagi pembaca.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya berharap adanya kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
terutama kami sangat berharap sumbang saran dari Bapak Dosen Pengampu mata kuliah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Medan, Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...

BAB I PEMBAHASAN……………………………………………………………………..

a.Dasar Pengertian Pembakaran………………………………………………………...

b.Unsur Yang Terkandung Dalam Bahan Bakar………………………………………..

c.Proses Pembakaran Dan Hasilnya……………………………………………………

BAB II PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I
PEMBAHASAN

A.Energi dan pembakaran

Dasar pengertian pembakaran

Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar,
disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran spontan adalah pembakaran
dimana bahan mengalami oksidasi perlahan-lahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan,
akan tetapi dipakai untuk menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang dapat terbakar di dalam
bahan bakar membentuk gas CO2, air (H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi bahan yang dapat
terbakar tersisa.

Ditinjau dari sudut teknis, bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat
meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor.
Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut untuk digunakan baik secara
langsung maupun tak langsung.

Bahan bakar padat, seperti kayu dan batu bara, pertama menjalani pirolisis endotermik
untuk menghasilkan bahan bakar gas yang pembakarannya kemudian memasok panas yang
dibutuhkan untuk menghasilkan lebih banyak dari mereka. Pembakaran sering cukup panas
sehingga cahaya pijar dalam bentuk bersinar atau api diproduksi. Contoh sederhana dapat dilihat
dalam pembakaran hidrogen dan oksigen menjadi uap air, reaksi yang biasa digunakan untuk
bahan bakar mesin roket. Reaksi ini melepaskan 242 kJ / mol panas dan mengurangi entalpi yang
sesuai (pada suhu dan tekanan konstan):

2H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)

Pembakaran bahan bakar organik di udara selalu eksotermik karena ikatan rangkap dalam
O2 jauh lebih lemah daripada ikatan ganda lainnya atau pasang ikatan tunggal, dan oleh karena
itu pembentukan ikatan yang lebih kuat dalam produk pembakaran CO2 dan H2O menghasilkan
pelepasan energi. . Energi ikatan dalam bahan bakar hanya memainkan peran kecil, karena
mereka mirip dengan yang ada dalam produk pembakaran; misalnya, jumlah energi ikatan CH4
hampir sama dengan CO2. Panas pembakaran sekitar -418 kJ per mol O2 yang digunakan dalam
reaksi pembakaran, dan dapat diperkirakan dari komposisi unsur bahan bakar.
Pembakaran yang tidak terakumulasi di udara membutuhkan suhu yang cukup tinggi.
Pembakaran sempurna bersifat stoikiometri sehubungan dengan bahan bakar, di mana tidak ada
bahan bakar yang tersisa, dan idealnya, tidak ada oksidan yang tersisa. Secara termodinamik,
keseimbangan kimia dari pembakaran di udara sangat banyak pada sisi produk. Namun,
pembakaran sempurna hampir tidak mungkin dicapai, karena keseimbangan kimia tidak selalu
tercapai, atau mungkin mengandung produk yang tidak terbakar seperti karbon monoksida,
hidrogen dan bahkan karbon (jelaga atau abu).

Jadi, asap yang dihasilkan biasanya beracun dan mengandung produk yang tidak
terbakar atau sebagian teroksidasi. Setiap pembakaran pada suhu tinggi di udara atmosfer, yang
78 persen nitrogen, juga akan menghasilkan sejumlah kecil beberapa oksida nitrogen, yang biasa
disebut NOx, karena pembakaran nitrogen secara termodinamika disukai pada suhu tinggi, tetapi
tidak rendah. Karena pembakaran jarang bersih, pembersihan gas buang atau catalytic converter
mungkin diperlukan oleh hukum.

Kebakaran terjadi secara alami, yang disulut oleh sambaran petir atau produk vulkanik.
Pembakaran (api) adalah reaksi kimia terkontrol pertama yang ditemukan oleh manusia, dalam
bentuk api unggun dan api unggun, dan terus menjadi metode utama untuk menghasilkan energi
bagi umat manusia. Biasanya, bahan bakar adalah karbon, hidrokarbon atau campuran yang lebih
rumit seperti kayu yang mengandung hidrokarbon teroksidasi sebagian.

Energi panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara atau
minyak, atau dari bahan bakar terbarukan seperti kayu bakar, dipanen untuk berbagai kegunaan
seperti memasak, produksi listrik atau pemanasan industri atau domestik. Pembakaran juga saat
ini satu-satunya reaksi yang digunakan untuk roket kekuasaan. Pembakaran juga digunakan
untuk menghancurkan (membakar) sampah, baik yang tidak berbahaya dan berbahaya.

Oksidan untuk pembakaran memiliki potensi oksidasi yang tinggi dan termasuk oksigen
atmosfer atau murni, klorin, fluorin, klorin trifluorida, nitrous oxide dan asam nitrat. Misalnya,
hidrogen terbakar dalam klorin untuk membentuk hidrogen klorida dengan pembebasan panas
dan karakteristik cahaya dari pembakaran. Meskipun biasanya tidak dikatalisasi, pembakaran
dapat dikatalisasi oleh platinum atau vanadium, seperti pada proses kontrol
B.Unsur yang terkandung dalam bahan bakar

Bahan bakar merupakan suatu materi di mana apabila dipanaskan pada suhu tertentu
disertai oksidasi dengan oksigen (O2) akan terjadi proses pembakaran. Produk hasil proses
pembakaran ada tiga, yaitu: radiasi panas, emisi gas buang dan abu.

Bahan bakar organik tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N),
oksigen (O), sulfur (S) dan lain-lain dalam jumlah kecil. Dari beberapa unsur kimia pembentuk
bahan bakar tersebut, unsur C, H, dan S merupakan kandungan utama yang berperan sebagai bahan
bakar.

Bahan bakar padat tersusun dari : komponen yang dapat terbakar, yaitu komponen yang
mengandung: C, H, S, yaitu unsur-unsur yang bila terbakar membentuk gas, disebut
sebagai“ bahan dapat terbakar yang membentuk gas” atau “BTG” atau “VCM”.

Komponen yang bila terbakar tidak membentuk gas, yaitu “karbon tetap” atau “KT” atau
“FC” (fixed carbon). Komponen yang tidak dapat terbakar, yaitu O, N, bahan mineral atau abu,
dan H2O.

Unsur yang terkandung dalam bahan bakar terdiri atas hidrogen H 2 dan karbon C baik
berbentuk padat misalnya batubara, cair misalnya prremium, solar atau gas misalnya bio gas.
Adapun unsur lain yang terkandung dalam bahan bakar di dapati sangat kecilbila dibandingkan
dengan unsur diataas. Namun demikian unsur tersebut berpengaruh terhadapproses yang sedang
berlangsung. Unsur – unsur yang dimaksud adalah: 1. Sulphur S, 2. Oksigen 0 2 , 3. Hydrogen H,
dan 4. Air H 2 O. Dengan demikian setiap satu kilogram bahan bakar mengandung unsur – unsur
Karbon zat arang, Hydrogen zat air, Sulphur S, Oksigen zat asam, Nitrogen zat lemas dan air.
Pemisahan komponen minyak mentah dilakukan dengan cara pengilanganan refining. Salah satu
dari proses pengilangan adalah destilasi yaitu pemanasan minyak mentah pada interval panas
tertentu untuk mendapatkan fraksi-fraksi minyak sesuai dengan tingkat interval panasnya. Fraksi-
fraksi minyak tersebut adalah: 19 Tabel 4. fraksi minyak No. Jangka Titik Didih C Banyaknya
Atom Karbon Nama Penggunaan 1 2 3 4 5 Di bawah 30 30 – 180 180 -230 230 -305 305 - 405 1
– 4 5 – 10 11 – 12 13 – 17 18 - 25 Fraksi Gas Bensin Minyak tanah Minyak gas Minyak gas berat
Bahan bakar pemanas Bahan bakar mobil Bahan bakar Jet Bahan bakar diesel, pemanas Bahan
bakar pemanas Sisa: 1 minyak bisa menguap : minyak-minyak pelumas, lilin parafin, vaselin, 2
bahan tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi Kimia Organik Jilid I, 1991 : 104.

Pembakaran sebagai reaksi kimia atau reaksi persenyawaan bahan bakar dengan oksigen
dengan diikuti sinar atau panas. Mekanisme pembakaran sangat dipengaruhi oleh keadaan dari
keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi dengan
oksigen dan membentuk produk yang berupa gas. Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur
dengan baik, maka akan terjadi proses cracking dimana pada nyala akan timbul asap.
Pembakaran seperti ini dinamakan pembakaran tidak sempurna New Step 2. Ada dua
kemungkinan yang dapat terjadi pada pembakaran motor bensin yaitu : a. Pembakaran sempurna
Pembakaran sempurna menurut Suyanto 1989:240, yaitu dimana bahan bakar dapat terbakar
seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki. 20 Mekanisme pembakaran normal pada
motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga apipada busi. Selanjutnya api
membakar gas yang berada di sekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian sampai semua
partikel gas terbakar habis. Pada saat gas bakar dikompresikan, tekanan dan suhunya naik,
sehingga terjadi reaksi kimia dimana molekul-molekul hidrokarbon teruarai dan tergabung dalam
dengan oksigen dan udara. Sebelum langkah kompresi berakhir terjadilah percikan bunga api
pada busi yang kemudian membakar gas tersebut. Dengan timbulnya energi panas, tekanan dan
suhunya naik secara mendadak, maka torak terdorong menuju titik mati bawah New Step 2. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembakaran didalam silinder antara lain:
temperatur, kerapatan campuran, komposisi, dan turbulensi yang ada pada campuran. Apabila
temperatur campuran bahan bakar dengan udara naik, maka semakin mudah campuran bahan
bakar dan udara untuk terbakar. Namun demikian temperatur harus tetap dikontrol agar jangan
sampai bahan bakar terbakar dengan sendirinya. Begitu juga kalau temperatur campuran bahan
bakar dan udara terlalu rendah atau dingin, kemungkinan bahan bakar tidak terbakar dengan
sempurna. Oleh karena itu temperatur harus sesuai dengan temperatur kerja motor bensin,
temperatur kerja motor dikontrol oleh sistem pendingin. Kerapatan campuran berhubungan
dengan tekanan pada campuran itu sendiri. Sedangkan komposisi dan turbulensisangat erat
hubungannya, artinya dengan turbulensi yang baik berarti campuran akan menjadi lebih
homogen. Turbulensi 21 sangat membantu mempercepat rambatan nyala api dan menyebabkan
peembakarn lebih cepat merata. Gambar 5. Pembakaran dan tekanan di dalam silinder motor
bensin Reaksi pembakaran dari karbon akan menghasilkan karbon dioksida dengan persamaan
reaksi: C + O 2 →CO 2 Reaksi pembakaran sempurna hydrogen akan menghasilkan uap air
dengan persamaan reaksi: H 2 + ½O 2 → H 2 O Rumus kimia bensin adalah C 8 H 18 ,
persamaan reaksi pembakaran bensinyang sempurna adalah: C 8 H 18 + 12,5O 2 → 8CO 2 + 9H
2 O 3,76 mol nitrogen dalam satumol oksigen terdapat di dalam udara bebas, sehingga
persamaan reaksi menjadi: C 8 H 18 + 12,5O 2 +47N 2 → 8CO 2 + 9H 2 O + 47N 2 22
Persamaan diatas menurut Suyanto 1989:250, menjelaskan bahwa pembakaran bensin yang
sempurna dimana semua partikel bahan bakar dapat bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan
produk sisa berupua CO2 dan H20. b. Pembakaran tidak sempurna Pembakaran tidak sempurna
menurut Suyanto 1989:260, adalah proses pembakaran dimana nyala api dari pembakaran ini
tidak menyebar secara teratur dan merata sehingga menimbulkan masalah atau bahkan kerusakan
pada bagian- bagian motor Suyanto 1989 : 257. Pembakaran yang tidak sesuai dengan yang
dikehendaki sehingga tekanan di dalam silinder tidak bissa dikontrol, sering disebut dengan
autoignition. Autoignition adalah proses pembakaran dimana campuran bahan bakar tidak
terbakar karena nyala api yang dihasilkan oleh busi melainkan oleh panas yang lain, misalnya
panas akibat kompresi atau panas akibat arang yang membara dan sebagainya. Pembakaran tidak
sempurna dapat mengakibatkan seperti knocking dan pre-ignition yang memungkinkan
timbulnya gangguan dan kesukaran-kesukaran dalam motor bensin Suyanto 1989 : 259.
Kerugian yang ditimbulkan karena pre ignition sebagai penyebab detonasi antara lain: 1. Daya
mesin menurun, 2. Konsumsi bahan bakar yang semakain boros, 3. Kerusakan pada komponen-
komponen mesin dan 4. Kadar emisi gas buang yang berbahaya semakin tinggi. Diantara hal-hal
yang dapat menyebabkan detonasi menurut Soenarta 1995:28, yaitu: a. Perbandingan kompresi
yang tinggi, b. Angka oktan bahan bakar rendah, c. Suhu dan tekanan yang masuk sangat tinggi
dan d. Saat penyalaan bunga api yang terlalu awal. 23 Menurut Suyanto 1989:248, proses
pembakaran bahan bakar yang semakin sempurna pada mesin bensin akan menghasilkan
C.Proses pembakaran dan hasilnya

Dalam pembakaran, proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi sebagai berikut: [4]

Karbon + oksigen = Karbon dioksida + panas


Hidrogen + oksigen = Uap air + panas
Sulfur + oksigen = Sulfur dioksida + panas

Pembakaran di atas dikatakan sempurna bila campuran bahan bakar dan oksigen (dari udara)
mempunyai perbandingan yang tepat, hingga tidak diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak,
dikatakan campuran lean (kurus). Pembakaran ini menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila
bahan bakarnya terlalu banyak (atau tidak cukup oksigen) dikatakan campuran rich (kaya).
Pembakaran ini menghasilkan api reduksi.
Api reduksi ditandai oleh lidah api panjang, kadang-kadang sampai terlihat berasap.
Keadaan ini juga disebut pembakaran tidak sempurna. Untuk menentukan jumlah oksigen yang
tepat pada setiap pembakaran, merupakan hal yang tidak mudah. Pada umumnya dipakai kelebihan
udara. Keuntungannya tidak terjadi pemborosan bahan bakar. Kerugiannya mengurangi panas
hasil pembakaran. Untuk itu konsumsi udara bisa dimanfaatkan untuk mengefisiensikan bahan
bakar, tetapi tidak terlalu banyak (antara 5-15%).
Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang jumlahnya mencapai
20,9% dari udara. Bahan bakar padar atau cair harus diubah ke bentuk gas sebelum dibakar.
Biasanya diperlukan panas untuk mengubah cairan atau padatan menjadi gas. Bahan bakar gas
akan terbakar pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup. Hampir 79% udara (tanpa
adanya oksigen) merupakan nitrogen, dan sisanya merupakan elemen lainnya. Nitrogen dianggap
sebagai pengencer yang menurunkan suhu yang harus ada untuk mencapai oksigen yang
dibutuhkan untuk pembakaran. [2]
Nitrogen mengurangi efisiensi pembakaran dengan cara menyerap panas dari pembakaran
bahan bakar dan mengencerkan gas buang. Nitrogen juga mengurangi transfer panas pada
permukaan alat penukar panas, juga meningkatkan volum hasil samping pembakaran, yang juga
harus dialirkan melalui alat penukar panas sampai ke cerobong. Bahan bakar yang umum
digunakan seperti gas alam dan propan biasanya terdiri dari karbon dan hidrogen. Uap air
merupakan produk samping pembakaran hidrogen, yang dapat mengambil panas dari gas buang,
yang mungkin dapat digunakan untuk transfer panas lebih lanjut.
Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen (terutama pada suhu nyala yang tinggi)
untuk menghasilkan oksida nitrogen (Nox), yang merupakan pencemar beracun. Karbon, hidrogen
dan sulfur dalam bahan bakar bercampur dengan oksigen di udara membentuk karbon dioksida,
uap air dan sulfur dioksida, melepaskan panas masing-masing 8.084 Kkal, 28.922 Kkal dan 2.224
Kkal pada kondisi tertentu, karbon juga dapat bergabung dengan oksigen membentuk karbon
monoksida, dengan melepaskan sejumlah kecil panas (2.430 Kkal/kg karbon) karbon terbakar
yang membentuk CO2 akan menghasilkan lebih banyak panas lebih per unit bahan bakar dari pada
daripada bila menghasilkan CO atau asap.
Tujuan dari pembakaran yang baik adalah untuk melepaskan seluruh panas yang terdapat
dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan “tiga T” pembakaran yaitu (1)
temperatur atau suhu tinggi cukup tinggi untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar,
(2) turbulensi atau pencampuran bahan bakar dan oksigen yang baik, dan (3) waktu yang cukup
untuk pembakaran sempurna. [2]
Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya bahan bakar pada jumlah udara pembakaran tertentu, dapat
mengakibatkan terbakarnya bahan bakar dan terbentuknya karbon monoksida. Jumlah O2 tertentu
diperlukan untuk pembakaran yang sempurna dengan tambahan sejumlah udara (udara berlebih)
diperlukan untuk menjamin pembakaran yang sempurna. Walau demikian, terlalu banyak udara

Untuk pembakaran tanpa penyalaan eksternal, lihat pembakaran spontan. Untuk mesin
kendaraan, lihat mesin pembakaran dalam.
Api yang dihasilkan dari bahan bakar yang mengalami pembakaran
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan suatu oksidan,
disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api.
Dalam suatu reaksi pembakaran lengkap, suatu senyawa bereaksi dengan zat pengoksidasi, dan
produknya adalah senyawa dari tiap elemen dalam bahan bakar dengan zat pengoksidasi.
Contoh:

Entalpi standar reaksi untuk


pembakaran metana pada 298,15 K dan 1 atm adalah −802 kJ/mol.[1]
Contoh lainnya:
Contoh yang lebih sederhana dapat diamati pada pembakaran hidrogen dan oksigen,
yang merupakan reaksi umum yang digunakan dalam mesin roket, yang hanya
menghasilkan uap air, dengan entalpi standar reaksi
pada 298,15 K dan 1 atm adalah −242 kJ/mol.[1]:

Pada mayoritas penggunaan pembakaran sehari-hari, oksidan oksigen (O2) diperoleh


dari udara ambien dan gas resultan (gas cerobong, flue gas) dari pembakaran akan
mengandung nitrogen:

Seperti yang dapat dilihat, jika udara adalah sumber oksigen, nitrogen meliputi
bagian yang sangat besar dari gas cerobong yang dihasilkan.
Dalam kenyataannya, proses pembakaran tidak pernah sempurna. Dalam gas
cerobong dari pembakaran karbon (seperti dalam pembakaran batubara)
atau senyawa karbon (seperti dalam pembakaran hidrokarbon, kayu, dll) akan
ditemukan baik karbon yang tak terbakar maupun senyawa karbon (CO dan
lainnya). Jika pembakaran pada suhu tinggi menggunakan udara (mengandung
78% nitrogen), maka sebagian kecil nitrogen akan bereaksi menjadi berbagai
jenis nitrogen oksida (NOx) yang berbahaya.

I.Reaksi pembakaran dan hasil reaksi pembakaran

Pembakaran adalah reaksi kimia antara unsur bahan bakar dengan oksigen. Oksigen
didapat dari udara luar yang merupakan campuran dari beberapa senyawa kimia antara lain
oksigen (O), nitrogen (N), argon (Ar), karbondioksida (CO2) dan beberapa gas lainnya. Dalam
proses pembakaran maka tiap macam bahan bakar selalu membutuhkan sejumlah udara tertentu
agar bahan bakar dapat dibakar secara sempurna. Bahan bakar bensin, untuk dapat terbakar
sempurna membutuhkan udara kurang lebih 15 kali berat bahan bakarnya. Rumus kimia bahan
bakar adalah Cn Hm. Dalam pembakaran dibutuhkan perbandingan udara bahan bakar dimana
besarnya udara yang dibutuhkan dalam silinder untuk membakar bahan bakar. Perbandingan
udara bahan bakar
atau AFR (air fuel ratio).

Berdasarkan jenis bahan bakar


1.Hidrogen
2H2 + O2 -> 2H2O
2.Bahan bakar minyak
2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O
3.Metana
CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O
4.Etanol
C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O
5.Karbohidrat
-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O
7. Untuk LPG (Liquified Petroleum Gas)
C3H8 + C4H10 + 11.5 02 -> 7CO2 + 9H2O

Berdasarkan alat pembakaran

1.Pembakaran bensin pada mobil

Mekanisme mesin berbahan bakar bensin. Penjelasan berikut menunjukkan bagaimana


bensin bekerja dalam mobil:
1. Bensin dicampur dengan udara dengan rasio perbandingan yang optimal (kondisi di mana
terdapat kandungan oksigen yang minimum, yang diperlukan untuk membakar 1 gram bensin
dengan sempurna)
2. Gas yang tercampur ini akan dibakar dalam mesin nantinya.
3. Gas yang tercampur ini selanjutnya dihembuskan ke dalam mesin. Gas dikompress dengan
piston dengan gaya yang lembam, yang meningkatkan suhu dan tekanan dari gas yang
dihembuskan.
4. Campuran gas ini lalu dipantik dengan kontak spark dengan penempatan waktu yang tepat
(tepat sebelum suhu dan tekanan gas mencapai titik tertinggi) Campuran gas ini mulai terbakar di
dekat kontak spark.
5. Nyala diperbanyak secara bertahap dalam campuran gas, lalu menyebar masuki interior mesin
(wadah pembakaran dalam) Tekanan di dalam wadah pembakaran dinaikkan oleh adanya
pembakaran gas, yang mendorong piston.
6. Gaya yang dihasilkan dilewatkan ke bagian luar mobil, yang menggerakkan roda. Ada
mekanisme mesin bensin. Mekanisme inilah yang menjadikan mesin berbahan bakar bensin juga
disebut “mesin pantikan spark”.

Gambar 1. Pembakaran pada mesin kendaraan bermotor

Tabel 1. Koefisien Emisi kendaraan bermotor

II.Jenis polutan

1.CO2
Karbon dioksida berasal dari pembakaran sempurna hidrokarbon di dalamnya termasuk
minyak bumi dan gas alam. Sebenarnya gas karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia.
Namun, kenaikan kadar CO2 di udara telah mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan
bumi. Fenomena inilah yang disebut efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca
adalah suatu peristiwa di alam dimana sinar matahari dapat menembus atap kaca, tetapi sinar
infra merah yang dipantulkan tidak bisa menembusnya. Sinar matahari yang tidak bisa keluar itu
tetap terperangkap di dalam rumah kaca dan mengakibatkan suhu di dalam rumah kaca
meningkat. Seperti itu pula karbon dioksida di udaraa, ia dapat dilewati sinar ultraungu dan sinar
tampak, tetapi menahan sinar inframerah yang dipantulkan dari bumi. Akibatnya suhu
dipermukaan bumi naik jika kadar CO2 di udara naik. Kenaikan suhu global dapat mencairkan
sungkup es di kutub. Akibat selanjutnya adalah kenaikan permukaan laut sehingga dapat
membanjiri kota-kota pantai di seluruh dunia.
a.Sumber: semua sumber pembakaran;
b.Membahayakan kesehatan pada > 5000 ppm lebih dari 2 – 8 jam,
c.Level di atmosfer meningkat dari 280 ppm (sebelum jaman industri) hingga > 350 ppm
(1990an),
d.Terjadi percepatan laju.
e.Meskipun diinginkan CO2 merupakan gas rumah kaca. Bersama gas rumah kaca lain seperti
metana, CO2 menyerap radiasi inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga meningkatkan
energi yang terdeposit di bumi oleh matahari dan meningkatkan temperatur atmosfer.
f.Oleh karena itu, emisi CO2 menjadi issue global, terutama setelah Kyoto Protocol 1997.

Gambar 2. World CO2 emissions by region (in 106 t)

2.CO

Gas karbon monoksida berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dalam
kendaraan bermotor. Gas buang hasil pembakaran bensin dari kendaraan bermotor CO + Hb
COHb
Seperti kita ketahui, hemoglobin ini seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi O2Hb
(oksihemoglobin) dan membawa oksigen yang diperlukan ke sel-sel jaringan tubuh dengan
reaksi sebagai berikut : O2 + Hb  O2Hb.
Ikatan CO dengan Hb lebih kuat dibanding O2 dengan Hb sehingga menghalangi fungsi vital Hb
untuk membawa oksigen bagi tubuh, yang berakibat tubuh kekurangan oksigen sehingga
menimbulkan rasa sakit kepala dan gangguan pernafasan bahkan kematian.
a.Sumber: kendaraan bermotor, proses industri,
b.Membahayakan kesehatan: 9 ppm (10 mg/m3) lebih dari 8 jam, 35 ppm (40 mg/m3) lebih dari
1 jam, tidak lebih dari sekali setahun (untuk keduanya)
3.NOx
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat telah
menimbulkan sejenis pencemaran udara yang tidak pernah dialami oleh peradaban sebelumnya.
Pencemaran ini ditimbulkan oleh oksida nitrogen. Sumber utama oksida nitrogen adalah
pembakaran bahan bakar dalam industri dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen tidak
bereaksi pada suhu rendah, tetapi pada suhu tinggi, kedua gas itu dimungkinkan bereaksi sebagai
berikut :

N2 (g) + O2 (g)  2 NO (g)


Sekitar 10% dari gas NO yang dihasilkan, teroksidasi lebih lanjut membentuk NO2. Campuran
NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. NOx di udara tidak
beracun secara langsung pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar
lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut) atau smog dalam bahasa Inggris. Asbut ini
mengakibatkan mata perih, nafas sesak dan tanaman layu. Asbut adalah campuran rumit yang
terdiri dari berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat padat. Asbut dihasilkan dari
serentetan reaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia di bawah pengaruh energi sinar matahari).
NO2 (g) + sinar matahari NO (g) dan O (g).

Motor bakar, juga menghasilkan hidrokarbon yang tidak terbakar akibat reaksi
pembakaran di dalam motor kurang sempurna. Hidrokarbon ini dapat bereaksi dengan atom
oksigen yang dihasilkan dari dekomposisi fotokimia NO2. Reaksi ini menghasilkan radikal
hidrokarbon bebas yang sangat reaktif. Radikal ini bereaksi dengan NO dan menghasilkan NO2
lagi, dan serentetan reaksi berulang lagi dan menghasilkan ozon. Radikal bebas itu juga bereaksi
dengan O2 dan N2 dan menghasilkan senyawa yang disebut peroksiasilnitrat (PAN). PAN juga
memberi efek asbut dan menimbulkan rasa perih di mata.
a.Sumber: kendaraan bermotor; pembangkit panas dan listrik; asam nitrat; peledak; pabrik
pupuk,
b.Membahayakan kesehatan untuk NO2: 0,053 ppm (100 µg/m3) lebih setahun; bereaksi dengan
HC dan sinar matahari membentuk oksidan fotokimia.

4.SOx

Senyawa-senyawa belerang yang bertindak sebagai zat pencemar yang berbahaya adalah
gas-gasa SO2 dan SO3. Gas SO2 di atmosfer sebagian besar berasal dari hasil pembakaran
minyak bumi dan batubara yang mengandung belerang, di samping ada juga yang berasal dari
hasil oksidasi bijih-bijih sulfida di industri.

Udara yang mengadung SO2 dalam kadar cukup tinggi dapat menyebabkan radang paru-
paru dan tenggorokan pada manusia serta khlorosis (kepucatan) pada daun-daun. Oksidasi SO2
akan menyebabkan terbentuknya SO3. SO3 bila bereaksi dengan uap air akan menyebabkahujan
asam (acid rain). pH air hujan yang mengandung oksida belerang akan turun menjadi 3 – 4.
Akibatnya timbul korosi logam-logam, kerusakan bangunan yang terbuat dari batu pualam dan
memudarnya cat-cat pada lukisan. SO2 apabila terisap oleh pernafasan, akan bereaksi dengan air
dalam saluran pernafasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan
menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang terisap, maka yang terbentuk adalah asam sulfat, dan
asam ini lebih berbahaya.
a.Sumber: Fasilitas pembangkit listrik dan panas yang menggunakan minyak atau batu bara yang
mengandung sulfur; pabrik asam sulfat,
b.Membahayakan kesehatan untuk SO2: 0,03 ppm (80 µg/m3) lebih setahun, 0,14 ppm
(365 µg/m3) selbih 24 jam tidak lebih dari sekali setahun, 0,5 ppm (1300 µg/m3) lebih dari
3 jam.

Sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan
sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian
petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja
merupakan industri terbesar yang menghasilkan Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen penting
alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri
(HgS) dan Timbal (PbS). Kerbanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di
udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur
merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk
menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam akhirnya.
Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam dan
sebagian akan terdapat di udara.

Gambar 3. Gas buang industri yang mengandung SOX

5.VOC termasuk etana, etilena, asetilena, propana, butana, pentana, aldehida, keton, pelarut

a.Sumber: kendaraan bermotor; penguapan pelarut; industri proses; pembuangan limbah padat;
pembakaran bahan bakar; kilang minyak; SPBU; pembersih pakaian; pencetakan; cait,
b.Breaksi dengan NOx dan sinar matahari membentuk oksidan fotokimia. Formaldehida dan
benzena berbahaya bagi eksehatan.
6.Pencemaran Timbal di udara

Timbal (Pb) merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan kendaraan
bermotor. Untuk menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi motor bakar,
bensin diberi zat tambahan, yaitu Pb(C2H5)4 atau tetra etil timbal (TEL). Setelah mengalami
pembakaran di dalam motor, timbal dilepas ke udara dalam bentuk oksida timbal. Timbal
merupakan racun keras yang bila menumpuk di dalam tubuh akan menimbulkan kerusakan
permanen pada otak, darah dan organ tubuh lainnya.

Jenis Polutan
Deskripsi
Efek Kesehatan
Karbon Monoksida
Tidak berwarna
Tidak berbau
Gas beracun
Dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar fosil
Kebanyakan dihasilkan oleh kendaran bermotor
Pembentukan formasi karbon hemoglobin
Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
Mengganggu aktifitas penglihatan
Gangguan stres fisiologis
Nitrogen Dioxide (NOx)
Gas berwarna coklat
Sangat reaktif
Hasil reaksi dari NO dengan Oksigen
Kebanyakan dihasilkan oleh kendaran bermotor
Meningkatkan sensitifitas asthma bronkiale
Iritasi pada saluran pernapasan
Mempengaruhi kapasitas fungsi paru pada pajanan jangka panjang
Sulfur Dioxide (SO2)
Gas yang mudah larut dalam air
Terdapat dalam bahan bakar fosil dan kebanyakan logam.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan logam
Kebanyakan dihasilkan oleh bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik
Iritasi saluran pernapasan
Menimbulkan kambuh (ekserbasi) penyakit saluran pernapasan
Meningkatkan prevalensi dari gejala penyakit saluran pernapasan
Partikulat
Padatan yang ditemukan di udara berupa debu, jelaga, asap, atau tetesan cairan (droplet).
Padatan dapat tersuspensi di udara dalam waktu yang cukup lama.
Partikel yang berukuran besar dapat berupa jelaga atau asap.
Partikel yang penting bagi kesehatan masyarakat adalah PM10 & PM2,5
Partikulat juga dapat terbentuk di udara dari perubahan kimia dan fisik gas.
Terbentuk bila gas dari pembakaran bahan bakar bereaksi dengan sinar matahari atau uap air di
udara sehingga ukuran partikelnya bertambah besar
Infeksi saluran pernapasan atas
Ozon
Gas dengan 3 atom oksigen
Terdapat pada lapisan stratosfir
Tidak dilepaskan secara langsung ke udara.
Pada lapisan troposfer, ozon dihasilkan dari reaksi kimia antara NOx dan VOC (senyawa organik
yang mudah menguap)
Gangguan fungsi paru dan meningkatkan kerentanan pada infeksi saluran pernapasan
Iritasi dan inflamasi/ peradangan selaput lendir mata

1.Emisi pembakaran diesel pada mobil

a.Carbon Monoksida (CO)

Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO)
sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2). Sebagai hasil
pembakaran sempurna. karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa
dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Gas ini akan dihasilkan bila
karbon yang terdapat dalam bahan bakar (kira-kira 85% dari berat dan sisanya hidrogen) terbakar
tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila campuran udara bahan bakar
lebih gemuk dari pada campuran stoikiometris dan terjadi selama idling dapat beban rendah atau
pada output maksimum. Karbon monoksida tidak dapat dihilangkan jika campuran udara bahan
bakar gemuk, bila campuran kurus karbon monoksida tidak terbentuk.

b.Nitrogen Oksida (NOX)

Senyawa nitrogen oksida yang sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi
udara adalah NO dan NO2. Kedua senyawa ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Nitrogen monoksida ((NO) merupakan gas berwarna coklat kemerahan
dan berbau tajam. Gas NO merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu
syaraf pusat.gas NO terjadi karena adanya reaksi antara N2 dan O2 (Naibaho, K., 2009 ).
Persamaan reaksi N2 dan O2 sebagai berikut : N2 (g) + O2 (g)  2 NO (g)

2.Emisi pembakaran bensin pada kendaraan bermotor

Emisi gas buang pada motor konvensional merupakan sesuatu yang mendapatkan
perhatian yang cukup serius dari berbagai kalangan di dunia. Hal ini disebabkan efek dari gas
buang yang dapat merusak lingkungan hidup. Efek dari gas buang ini juga dapat menimbulkan
efek rumah kaca yang tidak kita harapkan. Pada motor bakar konvensional emisi gas buang yang
dihasilkan berupa HC, CO, CO2, O2, NOx dan partikulat lain. Berbagai penelitian dilakukan
untuk menurunkan kandungan emisi gas buang motor bakar konvensional itu sendiri. Emisi gas
buang dihasilkan dari proses tidak sempurnanya pembakaran di ruang bakar, dimana hanya
sebagian bahan bakar bereaksi dengan oksigen terutama di dekat dinding silinder antara torak
dan silinder, hal ini pada umumnya disebabkan karena lemahnya api dan rendahnya temperature
pembakaran. Jika suhu pembakaran rendah dan perambatan nyala api lemah serta luasan dinding
ruang bakarnya yang bersuhu rendah agak besar, kondisi ini akan dijumpai pada saat motor baru
dihidupkan atau pada putaran langsam (idle), secara alamiah motor akan banyak menghasilkan
emisi gas buang yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan. Beberapa parameter
yang dapat ditimbulkan dari gas buang kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

a) Hidrokarbon (HC)

Adalah gas buang yang diakibatkan karena bahan bakar yang tidak terbakar. HC ini adalah
bagian dari bensin yang dilepaskan baik dalam bentuk tidak berbakar atau terpecah dengan tidak
sempurna. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya HC; sebagi contoh: pembkaran yang
tidak sempurna oleh oksigen yang tidak mencukupi, nyala yang tertekan di dekat dinding mesin
interior, turunnya suhu yang disebabkan oleh rendahnya kandungan bensin, dan lain-lain.
Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa hc adalah komponen bensin yang tersisa dan
tidak terbakar atau bentuknya berubah tanpa terbkar dengan sempurna.
• Molekul ringan, tidak terlihat sehingga melayang di udara
• Berbahaya bagi kesehatan, mengikat hemoglobin darah kita
• Semakin kecil HC semakin bagus

b) Karbon dioksida (CO2)


CO2 adalah produk akhir proses oksidasi bensin. Senyawa ini dihasilkan dari
penggabungan C dalam bensin dengan O2 dalam udara. CO2 itu sendiri bukan komponen yang
berbahaya. Namun, jika konsentrasi CO2 tinggi di bumi, maka akan mencegah panas permukaan
keluar ke angkasa luar, yang akhirnya akan meningkatkan suhu bumi. Gas-gas, seperti CO2,
yang memiliki efek meningkatkan suhu di bumi, disebut “gas rumah kaca”.
• Mengindikasikan derajat thernis pembakaran
• Diukur dalam prosentase, semakin tinggi semakin bagus (tertinggi 16%)
• Bersifat ringan, tidak terlihat dan tidak berbahaya tetapi dapat menjadi gas rumah kaca
• Tumbuhan, Biota laut dan lahan gambut memerlukan gas ini
• Batas minimum 11%

c) Karbon monoksida (CO)


“Membakar sesuatu” adalah reaksi oksidasi. Ketika terdapat kekurangan oksigen sebagai
zat oksidator, senyawa yang terbakar tidak teroksidasi dengan sempurna, yakni tidak menjadi
CO2, tapi hanya menjadi CO.
• Adalah gas yang timbul sebagai reaksi dari pembakaran yang tidak sempurna
• Bersifat ringan, tidak terlihat sehingga melayang di udara
• Berbahaya bagi kesehatan, ISPA, Kanker, penurunan kecerdasan
• Diukur dalam prosentase, 0,5 – 3% adalah hasil yang ideal

d) NOx
Dua komponen di atas (HC dan CO) adalah produk yang dihasilkan karena mereka tidak
terbakar dengan sempurna, sehingga mereka tidak menjadi CO2 selama proses pembakaran
bensin (reaksi oksidasi). Di sisi lain, mekanisme pembentukan Nox adalah sangat jauh berbeda
dari dua komponen ini. N dan O dalam NOx berasal dari udara. N2 dan O2 masing-masing
bersifat inert di udara , namun, mereka bereaksi antara satu dengan lainnya dan menghasilkan
NOx pada kondisi suhu tinggi ketika pembakaran bensin. Karena itu, semakin tinggi suhunya,
semakin banyak NOx dihasilkan.
• Adalah gas buang yang ditimbulkan oleh nitrogen yang teroksidasi karena tekanan dan panas
kompresi
• Berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena gas ini adalah racun.

3.Emisi pembakaran batubara

1.Abu

Abu batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara pada boiler pembangkit listrik
tenaga uap yang berbentuk partikel halus amorf dan bersifat Pozzolan, berarti abu tersebut dapat
bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat
mengikat. Dengan adanya sifat pozzolan tersebut abu terbang mempunyai prospek untuk
digunakan berbagai keperluan bangunan.
Abu merupakan bahan anorganik sisa pembakaran batubara dan terbentuk dari perubahan
bahan mineral (miniral matter) karena proses pembakaran. Pada pembakaran batubara dalam
pembangkit tenaga listrik terbentuk dua jenis abu yakni abu terbang (fly ash) dan abu dasar
(bottom ash). Partikel abu yang terbawa gas buang disebut abu terbang, sedangkan abu yang
tertinggal dan dikeluarkan dari bawah tungku disebut abu dasar. Sebagian abu dasar berupa
lelehan abu disebut terak (slag).
Komposisi antara abu terbang dan abu dasar tergantung sistem pembakarannya. Dalam tungku
pulverized coal sistem basah antara 45-55 %, dan tungku underfeed stoker 30-80 % dari total abu
batubara. Abu terbang ditangkap dengan Electric Precipitator sebelum dibuang ke udara melalui
cerobong.

PLTU berbahan bakar batubara biasanya menghasilkan limbah padat dalam bentuk abu.
Jumlah abu batubara yang dihasilkan per hari dapat mencapai 500 – 1000 ton. Sebagian besar
abu terbang dan abu dasar dikumpulkan dalam pembuangan abu (ash disposal). Jumlah abu
tersebut demikian banyaknya sehingga menjadi masalah dalam pembuangannya. Dengan
bertambahnya jumlah abu batubara maka ada usaha-usaha untuk memanfaatkan limbah padat
tersebut. Hingga saat ini abu batubara tersebut banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri
semen dan beton, bahan pengisi untuk bahan tambang dan bahan galian serta berbagai
pemanfaatan lainnya.

2.Oksida Belerang

Unsur belerang terdapat pada batubara dengan kadar bervariasi dari rendah (jauh di bawah
1%) sampai lebih dari 4%. Unsur ini terdapat dalam batubara dalam 3 bentuk yakni belerang
organik, pirit dan sulfat. Dari ketiga bentuk belerang tersebut, belerang organik dan belerang pirit
merupakan sumber utama emisi oksida belerang. Dalam pembakaran batubara, semua belerang
organik dan sebagian belerang pirit menjadi SO2. Oksida belerang ini selanjutnya dapat
teroksidasi menjadi SO3. Sedangkan belerang sulfat disamping stabil dan sulit menjadi oksida
belerang, kadar relatifnya sangat rendah dibanding belerang bentuk lainnya.
Oksida-oksida belerang yang terbawa gas buang dapat bereaksi dengan lelehan abu yang
menempel dinding tungku maupun pipa boiler sehingga menyebabkan korosi. Sebagian SO2
yang diemisikan ke udara dapat teroksidasi menjadi SO3 yang apabila bereaksi dengan uap air
menjadi kabut asam sehingga menimbulkan turunnya hujan asam.
Energi batubara merupakan jenis energi yang sarat dengan masalah lingkungan, terutama
kandungan sulfur sebagai polutan utama. Sulfur batubara juga dapat menyebabkan kenaikan
suhu global serta gangguan pernafasan. Oksida belerang merupakan hasil pembakaran batubara
juga menyebabkan perubahan aroma masakan atau minuman yang dimasak atau dibakar dengan
batubara (briket), sehingga menyebabkan menurunnya kualitas makanan atau minuman, serta
berbahaya bagi kesehatan (pernafasan). Cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan mewujudkan gagasan clean coal combustion melalui desulfurisasi batubara.

3.Oksida Nitrogen

Nitrogen umumnya terikat dengan material organik dalam batubara dan kadarnya kurang
dari 2%. Pada pembakaran, nitrogen akan dirubah menjadi oksida nitrogen dan disebut NOx.
Selain nitrogen dari batubara, NOx juga dapat terbentuk dari nitrogen dalam udara pembakaran.
Zat nitrogen oksida ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi di atmosfer,
zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru.
Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan
membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-
zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau “smog” kabut berwarna coklat
kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

4.Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida (CO) terbentuk pada pembakaran tidak sempurna. gas ini dihasilkan
dari proses oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak
berbau, tidak menyebabkan iritasi. Reaksi yang tidak sempurna antara karbon dan oksigen adalah
sebagai berikut:
C + ½ O2 → CO
Selain menghasilkan energi lebih rendah, gas CO merupakan polutan yang dapat mencemari
lingkungan terutama untuk para pekerja di lingkungan tertutup. Untuk pembakaran batubara
dalam pembangkit listik yang modern, pembentukan CO biasanya kecil sehingga tidak perl
dikhawatirkan karena jumlah oksigen (udara) yang dipasok biasanya sudah dihitung dan dipasok
berlebih.

5.Asap dan Gas Hidrokarbon

Asap dan gas hidrokarbon terbentuk pada pembakaran yang sangat tidak sempurna. Asap
terutama terdiri dari partikel-partikel karbon yang tidak terbakar. Sedangkan gas-gas hidrokarbon
adalah senyawa-senyawa karbon dan hidrogen hasil pemecahan bahan organik batubara yang
belum mengalami oksida oksigen lebih lanjut. Seperti karbon monoksida, pembentukan asap dan
gas-gas hidrokarbon menyebabkan rendahnya efisiensi pembakaran bahkan jauh lebih rendah
dari yang diakibatkan oleh pembentukan karbon monoksida.

6.Karbon Dioksida

Dalam pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, tujuan utamanya adalah semaksimal
mungkin mengkonversikan unsur utama dalam batubara yakni C (karbon) menjadi CO2 sehingga
dihasilkan energi yang tinggi. Dikarenakan batubara mengandung kadar karbon paling tinggi
dibanding bahan bakar fosil lainnya seperti minyak dan gas, maka pembakaran batubara
dianggap merupakan sumber emisi CO2 terbesar.

III.Penanganan polutan

Terdapat 3 metode untuk mengendalikan pencemaran udara yang terdiri dari :


1.Input/preventive control (pengendalian di input)

Mencegah atau mengurangi terbentuknya polutan, contoh metode yang digunakan:


a.Mengurangi atau mencegah terbentuknya polutan yang masuk ke dalam atmosfir. Contohnya adalah
dengan melakukan konservasi tanah.
b.Pemilihan bahan baku sehingga mengurangi polutan, contohnya adalah penggunaan gas alam.
c.Mengganti polutan sebelum masuk ke proses produksi, contohnya adalah mengganti sulfur
yang berasal dari batu bara dengan minyak.
2.Througput control ( pengendalian proses)

Mengurang sebagian kecil polutan dalam proses produksi dengan cara mengubah proses
produksi, contoh metode yang digunakan:
a.Menurunkan jumlah produksi dan pemakainnya.
b.Merubah atau mengganti proses sehingga mengurangi polutan.
c.Membuat proses yang lebih efisien sehingga energi dan polutan yang dikeluarkan berkurang.

3.Output Control (Pengendalian pada output)

Memidahkan polutan setelah produksi pada waktu polutan sebelum atau sesudah masuk ke
dalam ekosfir, metode yang digunakan adalah:
a.Memidahkan atau mendilusi polutan pada emisi, contoh dengan menggunakan pipa
pembuangan, cerobong asap, saluran pembuangan limbah.
b.Mengubah polutan menjadi bentuk yang lebih aman (mengubah methyl mercury menjadi
bentuk mercury)
c.Memilih tempat dan waktu untuk mebuang polutan sehingga menimalkan kerusakan,
contohnya: penggunaan cerobong asap yang tinggi, karena pada ketinggian tertentu polutan yang
terdispersi akan lebih efektif).

A.Penanggulangan Sox

1. Pengendalian SOx
Sumber Bergerak

a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik


b)Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
c)Memasang filter pada knalpot
Sumber Tidak Bergerak
a)Memasang scruber pada cerobong asap.
b)Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
c)Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.
Bahan Baku
Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
Manusia
Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara
dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan, dilakukan
upaya-upaya :
a)Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b)Mengurangi aktifitas diluar rumah.
2.Penanggulangan
Memperbaiki alat yang rusak
Penggantian saringan/filter

B.Pengendalian NOx

1.Pencegahan
Sumber Bergerak
a)Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b)Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c)Memasang filter pada knalpot.

Sumber Tidak Bergerak


a)Mengganti peralatan yang rusak.
b)Memasang scruber pada cerobong asap.
c)Memodifikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu
pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.
BAB II

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Pada bahasan dan uraian mengenai ENERGI DAN PEMBAKARAN serta hasil dari
pembakaran itu dapat disimpulkan Pembakaran itu adalah Reaksi kimia yang cepat antara oksigen
dan bahan yang dapat terbakar,disertai timbulnya bahaya dan menghasilkan kalor.
DAFTAR PUSTAKA

Rancang bangun dan evaluasi kinerja Burner LPG

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembakaran#:~:text=Pembakaran%20adalah%20suatu%20runut
an%20reaksi,dalam%20bentuk%20pendar%20atau%20api.

http://anggafauzian.blogspot.com/2012/07/bahan-bakar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai