Anda di halaman 1dari 10

CASE REPORT

Identitas
• Nama : disamarkan
• Usia : 28 tahun
• Kewarganegaraan : jepang
• Paritas : nulipara / primigravida
• Usia kehamilan : 33 minggu 5 hari
Kronologis
• Pasien datang ke RS dengan keadaan PROM (premature
rupture of fetal membrane ) / KPD disertai dengan infeksi
influensa.
• Os mendapat terapi zanamivir dan ampicilin, serta
kortikosteroid
• Hasil lab darah : CRP tinggi, AST tinggi
• Riwayat TD normal, protein urine negatif (dipstik)
• TD mengalami kenaikan pd uk 34 minggu, ibu mengeluh
mengalami sakit kepala yang mengganggu
• Ibu tidak diberikan obat antihipertensi
• Pkl 06,43 TD 15/90 mmHg
• Pkl 07.42 TD 47 /78 mmHg
• TD dibwh 140/90 sampai dengan pkl 14.52
• Dan terkahir pukul 4.52 TD 165/92 mmHg
• Pemberian nifedipin 10 mg efektif menurunkan TD
• 21 jam stlh peningkatan hipertensi pasien ditemukan kejang
kejang dengn TD 117/76 mmHg setelah sebelmnya ibu
mengeluh pusing dan sakit kepala yang menunjukkan
sindroma ensefalopati posterior reversibel (PRES)
• MgSO4 dan MRI segera diberikan setelah kejang
• Hasil MRI : tidak ada perdarahan otak namun terjadi PRES
• TD konsisten normal hingga setelah SC , bayi lahir preterm
dengn BB 2014 gram apgar skor 9/9
• Terjadi peningkatan BB ibu sebanyak 700gram dalam waktu
20 hari terakhir sebelum persalinan
Penelusuran
• Urine diperiksa selama 6 hari sebelum kejang dan pada
hari ibu mengalami kejang untuk mengetahui kadar
protein dan kreatinin dalam darah mengungkapkan ibu
mengalami protein signifikan dalam kehamilan (SPIP) 6
hari sebelum kejang dengan CRP > 0,27 mg
Diagnosa
• Perdarahan otak, infark otak, epilepsi dan gangguan
somatoform sebagai diagnosa banding
• Namun berdasarkan hasil MRI menunjukkan PRES , dan
eklampsia sebagai diagnosa akhir
Lanjutan
• Pasien mengalami normotensi post pasrtum dengan TD
berkisar dri 60/55 – 138/87 tanpa diberikan obat
antihipertensi
• MgSO4 dihentikan pada nias hari 1
• Abnormal MRI ditemukan pada hari kejang dan
menghilang pada hari ke 6 PP
Kesimpulan
• kasus ini menekankan bahwa memang ada wanita
dengan durasi preeklamsia yang singkat.
• Tes dipstick dilakukan dua kali dalam seminggu sebelum
eclamptic fit gagal mendeteksi SPIP. Urine dengan P / Cr
0,27 atau sedikit lebih tinggi kemungkinan besar akan
dinilai negatif untuk SPIP pada tes dipstick ketika urine
kurang pekat, seperti yang terlihat dalam kasus ini.
• Untuk lebih memahami eklamsia, mungkin penting untuk
mengetahui bahwa sejumlah besar wanita preeklamsia
menunjukkan SPIP terlebih dahulu dan kemudian
hipertensi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai