SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KHARISMA KARAWANG Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang Barat Teip. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842 KOMUNIKASI TERAUPETIK A. pengertian komunikasi teraupetik Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan ( As Hornby dalam Intan, 2005). Maka di sini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan. Dan komunikasi terapeutik merupakankomunikasi professional bagi perawat. Pengertian dewasa Usia dewasa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Dewasa Dini ( 18 tahun 40 tahun ) Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan periode yang sama penurun penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai menurun. penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa awal dan menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan duapuluhan sesudah mana menjadi penurunan laun hingga awal usia 40-an. Kekhasan tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam memecahkan masalah. 2. Dewasa Madya ( 40 tahun - 60 tahun ) Pada usia setengah baya kemampuan kognitif yang menurun adalah kemampuan mengingat, berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. Tentu saja tidak semua orang dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah. Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap perubahan pola keluarga pada usia madya adalah perubahan fisik, hilangnya peran sebagai orangtua, kurangnya persiapan, perasaan kegagalan, merasa tidak berguna lagi, kekecewaan terhadap perkawinan dan merawat anggota keluarga berusia lanjut. 3. Dewasa Akhir ( 60 - meninggal ) Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel - sel tubuh. Pertumbuhan dan reproduksi sel sel menurun, oleh karena itu peristiwa penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel sel yang rusak, lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit . Orang sudah tua menjadi pelupa reaksi terhadap rangsangan semakin lamban B. Tujuan komunikasi terapeutik Tujuan Komunikasi Terapeutik Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994) adalah : 1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan fikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan. 2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. 3. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri. Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik a. Mendengarkan dengan penuh perhatian b. Menunjukkan penarimaan c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan d. Pertanyaan terbuka e. Mengulang ucapan klien f. Mengklarifikasikan g. Memfokuskan h. Menyatakan hasil observasi i. Menawarkan informasi j. Diam atau memelihara ketenangan k. Meringkas l. Memberikan penghargaan m. Menawarkan diri n. Mengajukan untuk meneruskan pembicaraan o. Menempatkan kejadian secara berurutan p. Memberikan nasehat q. Memberikan kesempatan r. Refleksi s. Assertive
Faktor yang Menghambat dalam Proses Terapeutik
a. Kemampuan pemahaman yang berbeda b. Pengamatan atau penafsiran yang berbeda karena pengalaman masa lalu c. Komunikasi satu arah d. Kepentingan yang berbeda e. Memberikan jaminan yang tidak mungkin f. Memberi tahu apa yang harus dilakukan kepada penderita g. Membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi h. Menurut bukti, tantangan serta penjelasan dari pasien mengenai tindakan i. Menghentikan atau mengalihkan pembicaraan j. Memberikan kritik mengenai perasaan penderita k. Terlalu banyak bicara m. Memperlihatkan sifat jemu, bosan, dan pesimis.
Hambatan Komunikasi Terapeutik
1. Resisten Upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang dialaminya. Resisten sering merupakan akibat dari kertidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. Perilaku resisten biasanya diperliahatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah. 2. Transferens Respons tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respons klien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan pengisaraan (displecement) yang maladaptif. 3. Kontertransferens Kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien. Kontertransferens merujuk pada respons emosionel spesifik oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas sering kali digunakan sebagai respons terhadap resisten klien. Untuk menghadapi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap untuk mengungkapakan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan perawat-klien (Hamid, 1998). Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya hambatan tersebut.
Model komunikasi yang paling tepat diterapkan pada dewasa
Model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model komunikasi interaksi King dan model komunikasi kesehatan. Model King memberikan penekanan pada proses komunikasi antara perawat klien. King menggunakan sistem perspektif untuk menggambarkan bagaimana profesional kesehatan (perawat) untuk memberi bantuan kepada klien. Pada dasarnya model ini meyakinkan bahwa interaksi perawat klien secara simultan membuat keputusan tentang keadaan mereka dan tentang orang lain dan berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi. Komunikasi kesehatan adalah komunikasi yang difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan klien. 3 (tiga) faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu Relationship, Transaksi, dan konteks Kedua model tadi cocok diterapkan pada klien dewasa karena pada kedua model komunikasi ini menunjukkan hubungan relationship yang rnemperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerirna, serta adanya umpan balik untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.