Tentang :
Oleh kelompok 4:
Dosen Pembimbing :
2020
KATA PENGANTAR
Segala pujibbagi Allah SWT, atas limpahan rahmat, nikmat, serta kesehatan sehingga penulis
bias menyelesaikan tugas fisika sekolah 1 yang berjudul “Pengukuran Besaran Fisis.”
Shalawat dan salam pemakalah ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang
manapun ia telah membimbing kita semua dari alam kebodohan sampai alam yang berilmu
pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan saat sekarang ini.
Mudah-mudahan apa yang tertulis dalam makalah ini bermanfaat dan dapat
memberikan sebuah ilmu pengetahuan bagi kita semua, terutama bagi pemakalah sendiri
sebagai penulis dan pembaca makalah ini. Pemakalah sangat menyadari bahwa makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena
itu, pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi lebih baiknya
makalah ini untuk masa yang akan datang .
(kelompok 4)
“ PENGUKURAN BESARAN FISIS “
B. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan definisi peran pengukuran besaran fisis
2. Menggunakan alat ukur untuk mengukur besaran suatu benda
3. Mengaplikasikan konsep pengukuran untuk memecahkan suatu permasalahan
4. Mengaplikasikan konsep pengukuran untuk menentukan panjang sebuah benda
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan pembelajaran mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan definisi peran pengukuran besaran fisis
2. Menjelaskan macam-macam pengukuran besaran fisis
3. Mengetahui definisi suhu dan pengukurannya
4. Memperhatikan dan Menerapkan keselamatan kerja dalam pengukuran
D. MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan Warna :
Besaran fisis adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang
tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola
pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual daging
menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan menggunakan
timbangan duduk. Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran
panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang
digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan
menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat panjang meja
100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari
pengukuran sedangkan cm adalah satuannya. Beberapa aspek pengukuran yang harus
diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan
(sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang,
massa, waktu, Pengukuran arus dan tegangan listrik dan pengukuran volume benda
tak beraturan.
1. Pengukuran Panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan
mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh,
untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar
jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos. Berikut ini contoh
pengukurannya.
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala
mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran
akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan
paralak.
Perhatikan contoh berikut :
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar,
dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm,
sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini
gambar bagian-bagian dari mikrometer.
Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding,
jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk
alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.
Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, Quipperian bisa menggunakan gelas
ukur yang diisi oleh benda yang akan diukur volumenya. Pertambahan volume pada
gelas ukur menunjukkan volume benda tersebut. Perhatikan contoh berikut.
CONTOH SOAL :
Andi akan mengukur volume sebuah kelereng. Setelah diukur, diameter kelereng
Andi ditunjukkan oleh gambar berikut.
Berdasarkan aturan angka penting, tentukan volume kelereng Andi!
Pembahasan:
Pertama, Quipperian harus mencari panjang diameter kelereng yang telah tertulis di
mikrometer sekrup berikut.
Selanjutnya, gunakan persamaan volume bola.
1. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran
suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara
titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara
titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu
es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah
dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu
mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda
tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air
mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer
Kelvin dibagi 100 skala.
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka hubungan skala C,
R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
tº C =5/4 tºR
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita
buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan
titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-
masing termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.
Keterangan:
2. bahaya listrik,
4. bahaya kebakaran.
Pada dasamya, dalam suatu pengukuran terdapat dua kesalahan kesalahan, yaitu
kesalahan kesalahan dan kesalahan (acak). Sebelum membahas kedua jenis kesalahan ini,
akan dibahas lebih dulu sumber-sumber kesalahan.
1. Kesalahan alami. Biasanya, pengukuran pengukuran dilakukan di lingkungan yang
tidak dapat dikontrol. Efek suhu, tekanan atmosfer, angin, bumi pada alat ukur akan
menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil pengukuran.
2. Kesalahan alat: Pengukuran, baik yang dilakukan dengan alat ukur yang sederhana
maupun alat ukur yang canggih, tetap saja memungkinkan kesalahan kesalahan,
misalnya karena ketidaksampumaan pembuatan alat ukumya di pabrik atau kesalahan
kalibrasi.
3. Kesalahan manusia: Karena manusia secara langsung terlibat dalam pengukuran, dan
cukup banyak hal yang subjektif dalam diri manusia, maka kesalahan yang
diakibatkan oleh manusia sangat mungkin terjadi dalam pengukuran. Sistem
otomatisasi dan digitalisasi telah mengurangi sumber kesalahan yang berasal dari
manusia ini.Contoh kesalahan yang ditimbulkan oleh manusia adalah kesalahan
paralaks.
4. Kesalahan hitung : kesalahan hitung termasuk cukup banyak hal, misalnya tentang
jumlah angka penting yang berbeda-beda dari beberapa hasil pengukuran, kesalahan
pembulatan hasil pengukuran, dan penggunaan faktor konversi satuan.
Contoh kesalahan sistematik adalah ketika meteran plastik yang digunakan tukang
bangunan untuk mengukur jarak antara dua titik memanjang karena panas, diameter ban
mobil bukan diameter sebenamya yang akan menghasilkan bacaan jarak tempuh pada
odometer mobil, dan lain sebagainya. Karena kesalahan sistematik bisa dilacak
sumbemya, maka kesalahan sistematik bias dikoreksi atau dikurangi.
Cara lain untuk mengurangi kesalahan kesalahan adalah dengan melakukan kalibrasi
pada alat ukur. Kalibrasi berarti bahwa kita menggunakan alat ukur yang kita miliki
untuk mengukur beberapa nilai yang sudah diketahui, kemudian membandingkan
hasilnya.
DAFTAE PUSTAKA
Griffith, david j. 2012. The physics of everyday phenomena. New York ; mc graw hill.
Tipper, paul A. 1998. Fisika untuk sains dan teknologi. Jakarta ; Erlangga.