Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG,RASIONAL DAN FUNGSI SERTA PERAN LANDASAN PSIKOLOGI

BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

DISUSUN OLEH :
Nama : Hadiansyah Putra Nasution
NIM : 5171121006
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Yuniarto Mudjisusatyo, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1. Latar belakang pisikologi pendidikan

Dalam melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat dituntut memiliki
berbagai macam pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman, kemajuan
sains dan teknologi. Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga psikologi merupakan
salah satu yang sangat penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu keberhasilan pendidik dalam
melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk
pendidikan termasuk psikologis dalam pendidikan.

Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar
peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan
pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan perbedaan
kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami perkembangan individu
peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya maupun arah perkembangannya.

Para pendidik sangat diharapkan memiliki pengetahuan yang banyak tentang psikologi
pendidikan sehingga dapat bermanfaat bagi para peserta didik melalui proses pembelajaran.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang prilaku manusia di dalam dunia
pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil yang baik. Menurut Syah (2010:24) Psikologi
pendidikan merupakan sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti dan membahas
seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar
(oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan
siswa yang saling berinteraksi).

Dalam proses belajar mengajar peran guru tidak hanya membimbing dan memberi fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi psikologi peserta didik juga
harus diperhatikan. Oleh karena itu , psikologi pendidikan menjadi penting untuk dipelajari oleh
setiap pendidik maupun peserta didik. Jadi tulisan ini akan JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2,
September 2015 | 56

Resionalis

Rasionalisasi dianggap sebagai salah satu bentuk pertahanan diri dengan cara menipu diri sendiri
dalam menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.

Bentuk rasionalaisasi ini dengan mempermainkan kata-kata atau menafsiri keadaan yang dapat
menguntungkan dirinya, dan tidak mempedulikan kenyataan yang terjadi terutama kegagalan-
kegagalan yang sedang dialami.

Contoh rasionalisasi dalam psikologi

Gagal dalam melaksanakan tugas sekolah

Seorang murid yang gagal melaksanakan tugas sekolahnya akan berkata “tugas itu terlalu berat bagi
pribadi saya yang masih amat muda ini”. Atau dengan alasan lainnya seperti “tugas semacam itu
bagi saya tidak ada harganya, dan tidak masuk dalam bidang perhatian saya dan saya tidak akan
peduli, apakah tugas itu gagal atau berhasil”.
2. Menyerah sebelum kalah

Dalam urusan asmara pun ternyata ada kondisi rasionalisasi di dalam hubungan percintaan. Berikut
ini kisahnya :

Ada seorang pemuda berniat mendekati seorang gadis cantik yang dia suka. Namun, karena takut
cintanya ditolak, maka si pemuda tersebut membatalkan niatnya.

Ketika ditanya oleh temannya kenapa dia tidak jadi mendekati gadis tersebut maka pemuda tersebut
memberikan alasan yang berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa gadis tersebut tidak lagi
menarik baginya.

3. Menyakinkan diri sendiri

Seseorang tidak mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkannya dalam suatu pekerjaan maka
mereka akan memikirkan dan mencari alasan-alasan yang rasional mengapa mereka tidak
mendapatkan jabatan tersebut.

Kondisi ini terkadang membuat mereka berusaha membujuk dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa
sebenarnya dia tidak menghendaki posisi tersebut. Baca juga tingkatan kesadaran dalam psikologi.

4. Bersikap pesimis

Salah satu contoh dari rasionalisasi dalam psikologi adalah orang tersebut memiliki sikap pemisis.
Seperti yang dijelaskan dalam contoh sebelumnya.

Seorang pria menyerah sebelum perang atinya belum melakukan sesuatu atau memulai sesuatu
sudah takut gagal. Namun, kondisi kegagalan ini dia limpahkan ke hal yang berupa pembenaran atau
di luar kenyataannya, Baca juga: Hubungan Perilaku Dengan Sikap

5. Menyalahkan orang lain

Dalam organisasi sering dijumpai kegagalan dalam melaksanakan suatu acara dengan baik kondisi ini
memungkinkan suatu anggotanya dalam kecenderungan menyalahkan orang lain. Setiap anggota
organisasi tersebut memeiliki andil yang sama dan saling bekerja sama.

Apabila ada kesalahan dalam satu orang akan berdampak pada kesalahan orang lain, karena setiap
pekerjaan dalam organisasi pastilah terhubung.

6. Egois

Kondisi egois atau memintingkan diri sendiri membuat rasa ketidakpedulian terhadap suatu hal ini
adalah salah satu contoh rasionalisasi dalam psikologi.

Seperti yang dijelaskan dalam contoh pertama diatas, bahwa ketidakpedulian terhadap nilai atau
hasil dari tugas sekolah akan membawa siswa tersebut cenderung egois dan akan menumbukan
sikap masa bodoh.

Sikap ini yang akan memperburuk citra baik siswa tersebut baik dari segi kognitif maupun attitude
dari guru maupun rekan sekolahnya.

7. Suka berbohong
Kemampuan berbicara seseorang tidak hanya ditentukan oleh pendidikan, namun juga pengalaman.
Begitu juga dengan kemampuan berbicara dengan bukan kenyataan atau pembohongan juga
ditentukan dengan pengalaman.

Semakin sering dia berbahong maka semakin mudah dia untuk memberikan alasan – alasan yang
bertujuan untuk proses pembenaran.

Contoh seorang siswa datang ke sekolah terlambat, ketika ditanya oleh seorang guru tentang alasan
keterlambatannya maka siswa tersebut menjawab terjadi kemacetan.

Memang macet adalah alasan klasik namun masuk akal. Namun kenyataanya siswa tersebut datang
terlambat dikarenkan siswa tersebut bangun kesiangan.

Kondisi seperti ini dapat terjadi karena proses pengalaman baik secara pribadi maupun lingkungan
sosial bahwa sudah menjadi alasan ketika datang terlambat maka alasannya adalah macet.

8. Menyepelekan pekerjaan

Salah satu tipe dalam orang yang suka membuat rasionalisasi yaitu menyepelekan pekerjaan. Tipe
orang seperti ini ketika pekerjaannya salah atau tidak tepat waktu akan menyalahkan orang lain.

Orang tersebut akan terus mencari pembenaran dengan beragam alasan yang tidak rasional dan dia
buat seakan – akan rasional.

Contoh : Seorang manager perusahaan mmberikan tugas kepada anggotanya. Dimana anggota ini
menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Tugas tersebut diserahkan ke manager dan manager melanjutkan pekerjaan sesuai dengan porsinya
sebagai manager, akan tetapi manager tersebut terkesan nyantai dan menyepelekan pekerjaan
tersebut.

Suatu saat deadline pekerjaan berakhir, seorang direktur sekaligus atasa manager tersebut meminta
pekerjaan tersebut maka si manager beralasan bahwa pekerjaan tersebut belum selesai dikerjaan
oleh karyawannya dan mencoba menyalahkan karyawan tersebut karena tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan tersebut tepat waktu.

Demikianlah penjelasan singkat tentang 8 contoh rasionalisasi dalam psikologi. Bagi anda yang sering
melakukan rasionalisasi seperti contoh diatas maka sebaiknya jangan lakukan hal tersebut agar
terhindar dari beragam dampak baik dari dampak internal ( psikologis) maupun dampak eksternal
( sosiologis). Peranan landasan pisikologi pendidikan

membahas bagaimana peranan psikologi pendidikan dalam proses belajar-


mengajar.Pengertian Psikologi Pendidikan Dalam istilah Psikologi disebut ilmu jiwa yang berasal dari
bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar yang bersumber dari bahasa
Yunani, yaitu:

psyche yang berarti jiwa dan logo yang berarti ilmu. Jadi psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu
yang menyelidiki jiwa.Menurut Syah (2010:8) terdapat berapa definisi psikologi yang satu sama lain

berbeda,yaitu:

1) Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental ( The Science of mental Life) 2) Psikologi adalah
ilmu mengenai pikiran ( The Science of Mind) 3) Psikolog adalah ilmu mengenai tingkah laku ( The
Science of behavior). Menurut Gleitman (dalam Syah: 2010)
psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami prilaku
manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu dan juga memahami cara makhluk tersebut berpikir
dan berperasaan. Sedangkan Bruno (dalam Syah: 2010) membagi pengertian psikologi dalam tiga
bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan)
mengenai ruh. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental. Ketiga,
psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku organisme. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan
tertutup pada manusia baik indivudu maupun kelompok yang berhubungan dengan lingkungan yang
ada disekitar manusia.

Secara umum Pedidikan adalah suatu kegiatan yang berlangsung melalui tahap-tahap yang
berkesinambungan (prosedural) dan sistemik terarah sehingga terbentuknya kepribadian peserta
didik dalam semua situasi kondisi baik dilingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat. Menurut
Tirtarahardja dan Sulo (2005: 35) pendidikan merupakan proses penyiapan warga negara sebagai
satu kegiatan yang terencanauntuk membekali peserta didik agar menjadi yang lebih baik yang
bersifat relatif, karena tergantung kepada tujuan nasional dari masing-masing bangsa yang
mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda.Dalam kamus psikologi (Syah: 2010)

pendidikan diartikan sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah
dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam
menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Sehingga pengertian yang lebih luas
tentang pendidikan adalah suatu proses dengan berbagai langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk memperoleh pengetahuan , pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.

Dari beberapa pengertian psikologi dan pendidikan yang telah dicantumkan diatas, maka
psikologi pendidikan merupakan pembelajaran yang sistematis tentang prosesproses dan faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan
cara bertingkah laku yang baik. Menurut Syah (2002) bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah
disiplin ilmu psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Dari
beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu ilmu
yang mempelajari tentang prilaku manusia didunia pendidikan yang meliput studi sistematis tentang
proses yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan
adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar (Tirtarahardja, 2005: 106).

Anda mungkin juga menyukai