Etiologi
Etiologi
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-
2008).
keadaan dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain
(Pierce, 2007).
oleh spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi
1
Sedangkan Asma Bronkhial merupakan suatu penyakit gangguan jalan
B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Hidung
lubang hidung.
b. Faring
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
c. Laring
menutupi laring.
d. Trakea
diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Bronkus
jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke
dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri
tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
(belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus
inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri
segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen
segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3
buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi
jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan
paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa)
ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang
ditarik dan udara masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah
alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme,
Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam
sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan
Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin
luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang
demikian rongga dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali,
pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada
perempuan.
Karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang
anoksia serebralis.
a. Pernapaan paru
okigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah
bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah
cukup bila O2 tidak larut dalam darah dan bergabung dengan protein
tarik) hemoglobin.
Transpor oksigen melalui beberapa tahap yaitu :
dibentuk porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi
molekul O2. Besi berada dalam bentuk ferro sehingga reaksinya adalah
Transpor karbondioksida
oleh selisih antara garis kelarutan CO2 dan garis kadar total CO2 di
C. ETIOLOGI
Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena
bulu binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen,
3. Asma gabungan
a. Faktor predisposisi
Genetik
a. Faktor presipitasi
1. Alergen
2. Perubahan cuaca
3. Stres
4. Lingkungan kerja
jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari
aktifitas tersebut.
D. PATOFISIOLOGI
yang melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain
itu, otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental,
mucus yang sangat banyak. Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari
A. MANIFESTASI KLINIK
hari. Asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak
lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien unutk
spontan. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi
reaksi kontinu yang lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi
B. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
setengah dosis.
C. KOMPLIKASI
timbul adalah :
1. Pneumothoraks
Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi
2. Pneumomediastinum
Laennec, kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi
lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau
3. Atelektasis
4. Aspergilosis
Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya,
5. Gagal napas
6. Bronkhitis
7. Fraktur iga
D. PENGKAJIAAN FOKUS
1. Pengkajian
serangan Asma
c. Pola eliminasi
eliminasi.
d. Pola aktifitas dan latihan
berapa lama pasien tidur dan istirahat. Serta berapa besar akibat
kehidupan pasien.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometri
tubuh.
c. Pemeriksaan radiologi
e. Pemeriksaan sputum
f. Pemeriksaan eosinofil
Resiko infeksi
produksi sekret
oksigen
G. RENCANA KEPERAWATAN
produksi sekret
Kriteria hasil :
b) Sesak berkurang
c) Batuk efektif
d) Mengeluarkan sekret
Intervensi :
a) Kaji tanda-tanda vital dan auskultasi bunyi napas
fungsi pernapasan
dispnea,mengeluarkan sekret.
nebulizer
sekret
c) Batuk berkurang
Intervensi
napas
oksigen
Kriteria hasil :
b) Pernapasan normal
Intervensi
a) Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan
c) Kaji atau awasi secar rutin kulit dan warna membran mukosa
f) Palpasi Fremirus
Kriteria hasil :
c) Batuk berkurang
Intervensi
paru
tubuh
d) Berikan antibiotik sesuai indikasi
dalam tubuh
Kriteria hasil :
b) Cemas berkurang
Intervensi
mengurangi cemas
perasaannya
Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
pasien
pasien sehari-hari
penyembuhan
(Doenges, 2000)