Alkohol dan eter merupakan turunan dari alkana. Struktur Alkohol diperoleh dengan
menggantikan satu atom H dengan gugus OH-. Penamaan alkohol juga disesuaikan dengan nama alkana
dengan mengubah huruf akhir a pada alkana dengan ol. Misalkan metana menjadi metanol. Alkohol dan
Eter adalah isomer fungsi. Jika Alkohol mempunyai rumus R -OH, maka eter mempunyai rumus R -O-
R', dimana R dan R' adalah gugus alkil.
Etana Etanol
Struktur eter diperoleh dengan menggabungkan dua buah alkil dengan oksigen. Oleh karena itu
eter juga disebut dengan alkoksi alkana. Eter yang paling sederhana adalah dimetil eter, CH3 O
CH3 .
Untuk memperjelas struktur eter, gunakan molymod untuk membentuk struktur eter.
1) Dimetil eter
Bagaimana rumus umum alkohol dan eter? Perhatikan rumus molekul alkohol dan eter untuk
jumlah atom karbon yang sama. Untuk jumlah atom C sebanyak 2, alkohol mempunyai rumus
molekul C2H6O dan eter juga C2H6O. Apa yang dapat anda simpulkan antara rumus molekul
alkohol dan eter? Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul yang sama. Alkohol dan eter
mempunyai gugus fungsi berbeda tetapi mempunyai rumus molekul yang sama, Hal ini dapat
dikatakan bahwa alkohol dan eter berisomer fungsi. Rumus umum alkohol dan eter adalah:
CnH2n+2O.
Pada pembahasan berikut akan dijelaskan cara memberi nama senyawa alkohol dan eter.
sebagai berikut:
Rantai terpanjang tersebut merupakan rantai utama diberi nama sesuai dengan nama
alkananya, tetapi huruf terakhir “a” diganti dengan ol. Rantai terpanjang pada contoh di atas
mengandung 5 atom karbon, sehingga diberi nama pentanol.
2. Semua atom karbon di luar rantai utama dinamakan cabang, diberi nama alkil sesuai jumlah
atom C.
3. Rantai utama diberi nomor dari ujung terdekat dengan gugus -OH.
nama rantai utama.Jika cabang lebih dari satu jenis, maka diurutkan
5. Jika terdapat lebih dari satu gugus OH pada molekul yang sama
Dalam hal ini akhiran a pada alkana rantai utama tetap dipakai.
Pada contoh berikut terdapat dua buah cabang, yaitu etil di nomor 4
Nama untuk eter ada 2 (dua) jenis, yaitu nama IUPAC (alkoksi alkana) dan nama Trivial
(Eter).
ALKOHOL
a. Reaksi dengan logam aktif
Atom H dari gugus –OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium dan kalium,
membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Reaksi ini mirip dengan reaksi natrium dengan air,
tetapi reaksi dengan air berlangsung lebih cepat. Reaksi ini menunjukkan bahwa alkohol
bersifat sebagai asam lemah (lebih lemah daripada air).
Gugus –OH alkohol dapat disubstitusi oleh atom halogen bila direaksikan dengan HX
pekat, PX3 atau PX5 (X= halogen).
Contoh:
c. Oksidasi Alkohol
Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Oleh
karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran
etanol, berlangsung sebagai berikut:
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam,
alkohol teroksidasi sebagai berikut:
Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal ini
terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.
e. Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi
(melepas molekul air) membentuk eter atau alkena. Pemanasan pada suhu sekitar 1300C
menghasilkan eter, sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 1800C menghasilkan alkena.
Reaksi dehidrasi etanol berlangsung sebagai berikut:
ETER
Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-O-R'. Beberapa
reaksi dari eter diantaranya adalah:
a. Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Contoh:
Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).
Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:
Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium
dan fosforus pentaklorida :
Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter
tidak bereaksi.
Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi
tidak menghasilkan HCl.