Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN HUMANISME


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu : Budi Hedrawan,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 7 (BK-1B)
Aida Yasa Amalda C2086201090
Delvira Nur Anbiya C2086201010
Irma Yuniar C2086201008
Shiska Shafira C2086201068
Resti Evi Afifah C2086201073
Visca Kusdiantika C2086201070
YuniMulyani C2086201032

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Kontribusi Filsafat pendidikan Humanisme bagi pendidikan di Indonesia"
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Budi Hendrawan ,M.Pd pada mata kuliah filsafat pendidikan. Selain
itu,makalah ini juga Bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan primer setiap manusia, dengan


pendidikan maka manusia akan memilih kesempatan untuk hidup lebih baik,
selain itu pendidikan adalah sebuah proses untuk menyiapkan generasi muda
sebagai motor penggerak kemajuan bangsa, karena kemajuan bangsa berada
dipundak generasi muda. Pendidikan juga sebagai garda depan ( avand – garde
) suatu bangsa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus dirancang menurut
kebutuhan masyarakat.
Poulo Freire mengatakan bahwa pendidikan merupakan satu cara untuk
melepaskan peserta didik dari hegemoni dan dominasi pihak lain. Beliau
mengatakan metode pengajaran gaya bank yang mengesampingkan sisi
kemanusian peserta didik, dan menganggap peserta didik tidak lebih dari botol
kosong yang siap di isi dengan pengetahuan-pengetahuan oleh pendidik.
Nilai-nilai Humanisme dalam pendidikan dapat tercipta dengan
memposisikan peserta didik sebagai objek sekaligus subjek pendidikan, karena
peserta didik bukanlah objek dari kepentingan-kepentingan seperti Politik,
Ideologi, Bisnis, dan Industri. Pendidikan Humanisme adalah pendidikan yang
menjalankan kegiatannya untuk menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat
(potensi-potensi) yang dimilikinya, agar mereka dapat mengembangkan
potensi-potensi tersebut.
Kehadiran pendidikan Humanisme adalah sebagai solusi terhadap
hilangnya nilai kemanusian dalam proses pendidikan, yang dikarenakan
pendidik, tujuan pendidikan serta metode pembelajaran yang tidak memberikan
ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi mereka,
sekaligus agar terjadi dialog antara pendidik dan peserta didik dalam proses
pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat pendidikan humanisme?
2. Apa tujuan filsafat pendidikan humanisme?
3. Apa ciri-ciri filsafat pendidikan humanisme?
4. Bagaimana kontribusi filsafat pendidikan humanisme bagi pendidikan di
Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan humanisme


2. Untuk mengetahui tujuan filsafat pendidikan humanisme
3. Untuk mengetahui ciri-ciri filsafat pendidikan humanisme
4. Untuk mengetahui kontribusi filsafat pendidikan humanisme bagi
pendidikan di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Humanisme

Filsafat pendidikan humanisme merupakan suatu bentuk filsafat


pendidikan yang memandang bahwa manusia memiliki satu kehidupan yang
diisi dengan kreatifitas dan kebahagian, yang tidak membutuhkan persetujuan
ataupun dukungan dari entitas supernatural manapun, dimana entitas ini sama
sekali tidak ada.
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang
berbeda yang memfokuskan dirinya menuju jalan keluar umum dari sebuah
masalah. Humanisme berasal dari bahasa humanistik secara sederhana berarti
“kemanusian” berasal dari bahasa latin humanus yang berarti “bersifat
manusia” atau sesuai kodrat manusia, yang diturunkan dari akar kata homo
yang berarti manusia. Secara terminologi, humanistik dapat diartikan dalam
pengertian; Historical Humanism, Ethichal Humanism, Philosopical
Humanism, Sociological Humanism,Religius Humanism, dan Literary
Humanism. Humanisme juga dapat diartikan sebagai pandangan seseorang
terhadap sesuatu yang menekankan martabat manusia beserta kemampuannya.
Setiap manusia diberi kemampuan untuk berfikir, hal itu tentunya
menyebabkan masing-masing manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda. Namun, tidak sedikit manusia yang memiliki pemikiran yang sama.
Setiap manusia memiliki kemapuan berfikir dan kemampuan untuk mengatur
kehidupannya. Atas dasar ini, manusia harus bertanggung jawab atas segala
perilaku dan perbuatan yang dilakukan.
Munculnya teori belajar humanistik tidak dapat dilepaskan dari gerakan
pendidikan humanistik yang memfokuskan dari pada hasil efektif, belajar
tentang bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas dan
potensi manusia. Teori ini merupakan teori yang menitik beratkan pentingnya
isi proses belajar. Teori humanisme biasanya digunakan dalam proses belajar

4
mengajar yang bertujuan membangun kemampuan siswa untuk
mengenali dirinya sendiri. Dalam teori ini, guru menempatkan posisinya
sebagai fasilitator dimana para guru memberikan motivasi belajar untuk anak
didiknya.
Teori humanisme dalam hal pendidikan memiliki peran yang sangat
penting diantaranya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi dalam
belajar. Dalam dunia pendidikan, pihak guru dan siswa harus menjalin
komunikasi yang baik untuk meningkatkan rasa saling peduli antara kedua
belah pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman. Siswa berhak untuk mengetahui
hal-hal yang dianggap baru guna meningkatkan pengetahuannya. Tak hanya
itu, seorang guru juga wajib memberikan pengarahan kepada siswanya dalam
hal pembelajaran. Guru yang berperan sebagai orangtua kedua disekolah
mengharapkan siswanya untuk dapar memahami diri secara mandiri,
mengembangkan potensi dirinya yang bersifat negatif.
Pembelajaran dengan menggunakan teori humanistik yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati, nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial sangatlah cocok untuk diterapkan dimasa sekarang.
Pembentukan karakter sangatlah diperlukan dan perlu diperhatikan. Dalam hal
ini, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah dengan tidak adanya
batasan untuk berpendapat.
Dalam penerapan teori humanisme disekolah tentu saja memiliki
beberapa kelebihan. Yang pertama adalah teori ini cocok diterapkan dalam
materi pembelajaran pembentukan karakter siswa. Kedua, memberi dampak
positif terhadap perkembangan kepribadiaan siswa. Ketiga, teori ini
mengedepankan aspek memanusiakan manusia atau lebih tepatnya adalah
memberi kesempatan siswa untuk bergerak bebas. Disamping itu, teori
humanisme memiliki kekurangan yaitu, proses pembelajaran siswa lebih
difokuskan kepada pengembangan potensi saja, sehingga pengembangan
intelektual siswa tidak terasah.
Kesimpulannya, bahwa sebenarnya teori humanisme yang diterapkan
juga harus diimbangi dengan pengembangan intelektual siswa. Sehingga akan
tercipta keseimbangan antara potensi siswa dengan kemampuan
intelektualnya. Selain itu, apabila keduanya tampak seimbang maka emosi diri
siswa akan terkontrol dengan baik. Emosi yang terkontrol dengan baik itulah
yang akan memicu siswa untuk melakukan kegiatan yang baik.

B. Tujuan Filsafat Pendidikan Humanisme

Secara pokok filsafat pendidikan humanisme adalah membentuk anggota


keluarga, masyarakat, dan warga Negara baik, yang memiliki jiwa demokratis,
bertanggung jawab, memiliki harga diri, kreatif, rasional, objektif, tidak
berprasangka, mawas diri terhadap perubahan dan pembaharuan serta mampu
memanfaatkan waktu sengang. Ahmadi dan Supriyono (2004:240) menyatakan
bahwa tujuan umum pembelajaran dengan menerapkan filsafat pendidikan
humanisme antara lain: (1) perbaikan komunikasi antara individu, (2)
meniadakan individu yang saling bersaing, (3) keterlibatan intelek dan emosi
dalam suatu proses belajar, (4) memahami dinamika bekerjasama, dan (5)
kepekaan kepada pengaruh perilaku individu lain dalam lingkungan.
Dari tujuan umum tersebut, dapat dipahami bahwa proses pendidikan
seharusnya mampu memperbaiki komunikasi antara individu, tidak adanya rasa
saling menyaingi, adanya keterlibatan intelektual dalam proses pembelajaran,
pemahaman dinamika bekerjasama, dan adanya kepekaan terhadap lingkungan.
Tujuan filsafat pendidikan humanisme juga sebagai sebuah alternatif
pembelajaran pada pembangunan kemampuan positif siswa. Filsafat
pendidikan humanisme ini membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Peserta didik
menjadi pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan
filsafat pendidikan humanisme ini, guru juga dapat mengetahui teknik yang
dapat mengembangkan jiwa anak didik dalam pembelajaran.
C. Ciri-ciri Filsafat Pendidikan Humanisme

Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada


perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan
interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi
sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan
akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka.
Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa
harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu
seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Dan juga siswa dapat
mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Dengan
demikian maka siswa diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil
belajar bagi dirinya sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai
sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian/domain yang
ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan kata lain, pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi
atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap
siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya
untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para pendidik/guru
diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling
membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan
dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran
yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa.

D. Kontribusi Filsafat Pendidikan Humanisme Bagi Pendidikan Di


Indonesia

Teori humanisme dalam hal pendidikan memiliki peran yang sangat


penting diantaranya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi dalam
belajar. Dalam dunia pendidikan, pihak guru dan siswa harus menjalin
komunikasi yang baik untuk meningkatkan rasa saling peduli antar kedua belah
pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman. Siswa berhak untuk mengetahui hal-
hal yang dianggap baru guna meningkatkan pengetahuannya. Tak hanya itu,
seorang guru juga wajib memberikan pengarahan kepada siswanya dalam hal
pembelajaran. Guru yang berperan sebagai orangtua kedua disekolah
mengharapkan siswanya untuk dapat memahami diri secara mandiri,
mengembangkan potensi dirinya yang bersifat positif dan meminimalisir
potensi yang bersifat negatif.
Pembelajaran dengan menggunakan teori humanistik yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial sangatlah cocok untuk diterapkan dimasa sekarang.
Pembentukan karakter sangatlah diperlukan dan perlu diperhatikan. Dalam hal
ini, siswa diharapakan mampu memecahkan masalah dengan tidak adanya
batasan untuk berpendapat.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan humanisme merupakan suatu bentuk filsafat
pendidikan yang memandang bahwa manusia memiliki satu kehidupan yang diisi
dengan kreatifitas dan kebahagian, yang tidak membutuhkan persetujuan ataupun
dukungan dari entitas supernatural manapun, dimana entitas ini sama sekali tidak
ada. Tujuan Filsafat Pendidikan Humanisme Secara pokok filsafat pendidikan
humanisme adalah membentuk anggota keluarga, masyarakat, dan warga Negara
baik, yang memiliki jiwa demokratis, bertanggung jawab, memiliki harga diri,
kreatif, rasional, objektif, tidak berprasangka, mawas diri terhadap perubahan dan
pembaharuan serta mampu memanfaatkan waktu sengang. Tujuan utama para
pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.
Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa
harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa
besar siswa tersebut dapat memahaminya. Aliran humanisme memandang belajar
sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian/domain
yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sehingga para pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan
nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan
kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan
suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar
yang dicapai siswa. Kontribusi Filsafat Pendidikan Humanisme Bagi Pendidikan
Di Indonesia Teori humanisme dalam hal pendidikan memiliki peran yang sangat
penting diantaranya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi dalam
belajar. Guru yang berperan sebagai orangtua kedua disekolah mengharapkan
siswanya untuk dapat memahami diri secara mandiri, mengembangkan potensi
dirinya yang bersifat positif dan meminimalisir potensi yang bersifat negatif.
B. Saran
Berfilsafat dalam kehidupan kita adalah sangat penting, khususnya filsafat
humanisme ini karena pada dasarnya filsafat humanisme itu sendiri lebih
mengkaji tentang hakikat manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan yang paling
sempurna beserta sifat-sifat khas yang dimilikinya. Serta dalam pendidikan
memiliki peran dalam mengembangkan kemampuan dan potensi dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA

https://studylibid.com/doc/114390/pendidikan-humanisme---digital-library-uin-
sunan-kalijaga

https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/prosiding/article/download/1069/918#:~:text=Filsafat
%20pendidikan%20humanisme%20merupakan%20filsafat,manusia%20di
%20dalam%20proses%20pendidikannya

https://www.kompasiana.com/alfianadh/humanisme-dalam-dunia-
pendidikan_5927bbaa81afbdd617a21d6e

https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/prosiding/article/download/1069/918#:~:text=Sasaran
%20pokok%20filsafat%20pendidikan%20humanisme,serta%20mampu
%20memanfaatkan%20waktu%20senggang

http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jli/article/download/327/258/

https://www.kompasiana.com/akmala-04/5508e7368133118c1cb1e1fd/teori-
belajar-humanisme#:~:text=Ciri%2Dciri%20Teori
%20Humanisme&text=Ketrampilan%20atau%20kemampuan%20membangun
%20diri,memahami%20lingkungannya%20dan%20dirinya%20sendiri.
https://www.kompasiana.com/afifaainin1234567/59292940537b618f21b8c819/hu
manisme-dalam-pendidikan

Anda mungkin juga menyukai