Ternyata, Pelaku Pembunuhan di Rumah Kontrakan Depok Sudah Dua Kali Membunuh
Pelaku pembunuhan yang korbannya dikubur di dalam lantai rumah kontrakan di Depok
rupanya sebelumnya telah membunuh satu orang lainnya. TEMPO/ADE RIDWAN
“Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata dia juga melakukan kejahatan yang sama
(pembunuhan) beberapa saat yang lalu,” kata Azis di Polres Metro Depok, Kamis 19
November 2020.
Azis mengatakan, pelaku inisial J ini membunuh seorang pria pada bulan Agustus 2020 lalu
di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan dikubur kurang lebih 200 meter dari rumahnya.
“Kami pun langsung bergerak mencari lokasi (penguburan) dan benar ditemukan sesosok
pria,” kata Azis.
Azis mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap perbuatan pelaku
yang telah menghabisi dua nyawa manusia.
“Kita rilis ungkap kasus yang pertama dulu, yang mayatnya ditemukan di dalam kontrakan
yang ditanam di lantai,” kata Azis.
Diketahui sebelumnya, mayat seorang pria ditemukan didalam sebuah rumah kontrakan di
Jalan Raya Muchtar, Gg. Kopral Daman, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan,
Kota Depok, Rabu 18 November 2020 malam.
Pemilik kontrakan, Sukiswo mengatakan, awal mula penemuan mayat tersebut bermula saat
dirinya hendak memperbaiki rumah kontrakan miliknya yang baru saja ditinggalkan
penghuninya.
Ketika hendak masuk kedalam kamar, ia menemukan ada satu ubin yang mencolok perhatian
karena berbeda warna dari ubin lainnya.
Sukiswo awalnya tidak memperdulikannya, namun karena struktur tanah pada ubin yang
berbeda warna tersebut tidak padat, dirinya pun memberanikan menggalinya.
“Saya curiga dengan lantai itu. Saya pukul pukul memang kopong sehingga saya putuskan
untuk membongkarnya,” kata Sukiswo.
“Setelah kita gali, saya tancapkan linggis saya goyangkan ada bau. Setelah itu saya lapor
kepada Pak RT dan Pak RW,” kata Sukiswo.
Sukiswo mengatakan, Ia bersama warga setempat pun melakukan penggalian hampir tiga jam
lebih, dan pada kedalaman hampir dua meter ditemukan tulang manusia.
“Setelah dilanjutkan menggali sedikit kelihatan ada seperti dengkul,” kata Sukiswo.
Pada kedalaman kurang lebih 1,5 meter, ditemukan lah sesosok tubuh manusia yang masih
mengenakan pakaian dan sudah kaku.
Aparat kepolisian pun bekerja cepat dengan melakukan olah TKP dan mendalami kejadian
tersebut. Dari hasil pendalaman, didapati pelaku adalah J yang merupakan adik kandung
korban.
Analisa
Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan
menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan peledak, seperti bom.
Membunuh dengan sengaja adalah pembunuhan yang telah direncanakan dengan memakai
alat yang biasanya mematikan. Dikatakan seseorang membunuh dengan sengaja apabila
pembunuh tersebut:
1. Baligh (Dewasa).
2. Mempunyai niat/rencana untuk membunuh.
3. memakai alat yang mematikan.
Pembunuhan dengan sengaja antara lain dengan membacok korban, menembak dengan
senjata api, memukul dengan benda keras, menggilas dengan mobil, mengalirkan listrik ke
tubuh korban dan sebagainya.
Membunuh seperti disengaja yaitu pembunuhan yang terjadi sengaja dilakukan oleh seorang
dengan alat yang biasanya tidak mematikan. perbuatan ini tidak diniatkan untuk membunuh,
atau mungkin hanya bermain-bermain. Misalnya dengan sengaja memukul orang lain dengan
cambuk ringan atau dengan mistar, akan tetapi yang terkena pukul kemudian meninggal. Dan
jika yang di bunuh itu adalah janin yang masih dalam kandungan ibunya dengan cara aborsi
(pengguguran). Maka masalah ini menjadi penting dibicarakan, karena kasus-kasus aborsi
dengan cara medis (meminum obat tertentu atau suntikan) dalam kehidupan masyarakat
modern sekarang ini merupakan masalah yang cukup serius. Hal seperti ini biasanya
dilakukan oleh janin dari hasil hubungan di luar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan
oleh pasangan sah sekalipun.
Sama seperti dalam kasus ini pelaku melakuan sebuah tindakan pidana yaitu membunuh
seseorang, pelaku bernama Juana melakun pembunuhan terhdap seseorang dengan
mengunakan suatu benda tumpul dari kasus di atas pealku dikenakan pasal 338 (barang siapa
sengaja merampas nyawa orang lain di ancam karena pembunuhan dengan pidana paling
lama lima belas tahun penjara) dan pasal 340 (barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih
dahulu merampas nyawa orang lain di ancam karena pembunuhan dengan pidana (moord)
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama
dua puluh tahun).
Dalam kasus di atas di kategorikan pembuhuhan berencana pasal 340 KUHP yang di mana si
korban ya di temukan di bawah kramik karena memenuhi beberapa unsur Pembunuhan
Berencana Pasal 340 KUHP, unsur-unsurnya yaitu :
Sedangkan Pembunuhan Biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP, unsurnya
yaitu:
Sedangkan korban yang satunya amasih di dalami kasus pembunuhanya oleh polres depok
karena masih belum ada bukti yang di temukan karena sesuai dengan tempat kejadian perkara
(locus delicti) Locus Delicti berasal dari kata Locus yang berarti tempat atau lokasi
dan Delicti yang berarti delik atau tindak pidana. Penentuan tempat terjadinya suatu tindak
pidana memiliki arti yang penting untuk menentukan tempat pengadilan yang berwenang
dalam mengadili suatu tindak pidana tersebut. Terdapat 3 teori yang membahas
mengenai locus delicti yaitu:
Menurut teori ini locus delicti merupakan tempat dimana seseorang melakukan suatu tindak
pidana. Apabila telah ditentukan mengenai dimana tempat tindak pidana dilakukan maka
dapat ditentukan juga mengenai pengadilan mana yang berwenang untuk mengadili orang
yang melakukan tindak pidana tersebut.
Menurut teori ini locus delicti dititikberatkan pada tempat dimana alat yang digunakan untuk
melakukan sutau tindak pidana berada atau berdasarkan tempat bekerjanya alat yang
digunakan oleh si pelaku.
Npm: 17.74201.001117