Anda di halaman 1dari 22

KIMIA FARMASI ANALISIS II

EMMA EMAWATI
Winasih Rachmawati
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menetapkan metode
analisis kimia yang digunakan untuk analisis
(kualitatif dan kuantitatif) senyawa obat
 Kimia farmasi adalah ilmu kimia yang
mempelajari bahan bahan yang digunakan
sebagai obat mencakup struktur,
modifikasi struktur, sifat kimia obat dapat
digunakan untuk memahami dan
menjelaskan mekanisme kerja obat
2 Teknik Analisis obat
1. ANALISIS KUALITATIF
Teknik analisis obat secara kualitatif (identifikasi
obat) menggunakan pereaksi pereaksi kimia,
dengan memperhatikn reaksi warna yang
terjadi dari hasil hasil uji tersebut.
Analisis kualitatif obat diarahkan pada
pengenalan obat, meliputi semua pengetahuan
tentang analisis yang telah dikenal. Dalam
melakukan analisis kita menggunakan sifat sifat
zat atau bahan ‘ abik sifat kimia atau fisika.
 Teknik analisis obat secara kualitatif
didasarkan pada golongan dari obat
menurut jenis senyawa secara kimia, dan
bukan berdasarkan efek farmakologinya.
 Sebagian besar senyawa organik
merupakan senyawa pada umumnya
terikat melalui ikatan kovalen. Dalam
melakukan identifikasi obat secara
konvensional, kita menggunakan sifat sifat
bahan baik sifat kimia dan fisikanya.
METODE IDENTIFIKASI OBAT SECARA
KONFENSIONAL DAPAT DILAKUKAN
MALALUI 3 TAHAP :
I Uji Pendahuluan;
a. Penyandraan/ pengindraan (organoleptik)
yaitu mengidentifikasi menggunakan indra
untuk menentukan bentuk, warna, bau,
dan rasa obat
b. Menentukan sifat sifat fisika seperti ke
larutan,penentuan titik lebur dan titik
didih
c.Penentuan unsur obat
 II Penentuan gugus fungsional yang khas
(uji golongan)
 III Penentuan jenis zat 9 uji penegasan)
berdasarkan reaksi-reaksinya dengan
pereaksi tertentu dan pengamatan bentuk
kristal menggunakan mikroskop
Contoh : hasil pengamatan Epedrin
HCL
No. Senyawa Hasil Pengamatan Keterangan
Obat (bentuk kristal)

Kristal berbentuk
1. Efedrin HCl bulat dengan lingkaran
di
bagian tengahnya

Kristal berbentuk
2. Papaverin HCl batang yang
Menyerupai serat kayu

Kristal berbentuk jarum,


3. Piridoksin ada yang panjang dan
HCl ada yang pendek
Kriteria reaksi kimia u/
analisis kualitatif
1. Spesifik
2. Selektif
3. Sensitif
4. Ada perubahan yang teramati
1. spesifik

 Harus spesifik
artinya hanya mempunyai reaksi atau hasil
pengamatan yang khas terhadap zat tertentu

contoh:
identifikasi borat dengan pembakaran
menghasilkan warna hijau (warna khas)
2. Selektif/Eksklusif
Selektif dapat berarti:
- Satu pereaksi hanya dapat bereaksi dengan gugus tertentu
- Jika pereaksi tersebut digunakan untuk gugus/golongan lain tidak akan
memberikan hasil positif
- Reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda atas
suatu pereaksi serta dapat berfungsi untuk memisahkan golongan yang
berbeda.

Misal:
◦ Untuk senyawa amin aromatis
Zat + pDAB  (+) kuning jingga
semua golongan dari senyawa amin aromatis akan memberikan hasil reaksi yang sama,
tetapi semua senyawa di luar golongan ini tidak memberikan reaksi +
3. Sensitif
Sensitif:
- Peka, mampu menunjukan keberadaan
zat/elemen dalam jumlah sedikit tetapi sudah
tampak hasil yang jelas (memberikan hasil yang
positif)
- Dalam kadar yang kecil
4. Perubahan/reaksi kimia yg dapat
diamati
4.1 Terbentuknya warna
4.2 Terbentuknya endapan
4.3 Terbentuknya bau/gas
4.4 Terbentuknya panas
 Data sifat fisik suatu senyawa obat dapat
ditemukan Farmakope indonesia, merck
Indeks dan beberapa literatur lainnya.
Analisis Kuantitatif
 Teknik analisis obat secara kuntitatif, dalam
beberapa literatur didasarkan pada golongan obat
menurut jenis efek farmakologisnya. Hal ini untuk
memudahkan mempelajari bagaimana menentukan
kadar obat masing masing yang memiliki efek
sama
 Analisis kuantitatif aadalah analisis untuk
menentukan jumlah atau kadar dari suatu elemen
atau spesies yang ada di dalam sampel. Analisis
Kuantitatif dalam kimia farmasi secara spesifik
bertujuan untuk mengetahui kadar suatyu
senyawa obat dalam sampel
 Analisis volumetri adalah suatu cara analisis kuantitatif
dengan mengukur secara teliti volume larutan yang
diketahui konsentrasinya yang dapat bereaksi
sempurna dengan zat yang akan ditentukan kadarnya.
 Syarat-syarat berikut ini harus dipenuhi untuk
mendapatkan hasil analisis secara volumetri yang
shahih:
1. Reaksi harus sederhana dan dapat dinyatakan dalam
persamaan reaksi;
2. Reaksi harus berlangsung cepat;
3. Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik
akhirnya dengan tajam atau terlihat jelas perubahannya;
4. Harus ada indikator.
Kriteria reaksi kimia u/
analisis kuantitatif
1. Spesifik
2. Selektif
3. Sensitif
4. Reaksi berjalan spontan
5. Perhitungan kadar berdasarkan
stoikhiometri
Tugas
Jelaskan pengertian:
1. Reaksi berjalan spontan
2. Perhitungan kadar berdasarkan
stoikhiometri
Macam-macam Titrasi Berdasarkan Jenis
Reaksinya:
 1 Titrasi Asam basa
 2. Titrasi pengendapan
 3. Titrasi kompleksometri
 4. Titrasi oksidasi Reduksi
TUGAS Dikumpulkan 2 hari
sebelum Perkuliahan dimulai ( PPT
dan Vidio)
 Buat menjadi 5 kelompok
 Kelompok 1 Analisis Kualitatif dan kuantitatif
senyawa obAnalisis Kualitatif dan kuantitatif
senyawa obaat golongan Salisilat
 Kelpmpok 2. Analisis Kualitatif dan kuantitatif
senyawa obat golongan barbiturat
 Kelompok 3Analisis Kualitatif dan kuantitatif
senyawa obat sulfonamida dan sulfonilurea
 Kelompok 4. Analisis Kualitatif dan kuantitatif
senyawa obat golongan betalaktam
 Kelompok 5. Analisis Kualitatif dan kuantitatif
senyawa obat golongan alkaloid
 Setiap kelompok akan mempresentasikan ppt
nya dalam bentuk video
 Pptnya yang dibuat telah disetujui oleh dosen
pengampu dan didiskusikan sesama anggota
kelompoknya
 Kelompok lain dapat mengakses link youtbe
atau link googledrive 2 hari sebelum
perkuliahan dimulai
 Setiap orang harus aktif dalam forum diskusi
di www.elearning.bku.ac.id sebagai syarat
kehadiran di mata kuliah KFA 2
Buku Acuan
1. Practical Pharmaceutical Chemistry, A.H.
Beckett and J.B. Stenlake
2. Textbook of Pharmaceutical Analysis,
Kenneth A. Connors
3. Analytical Profiles of Drug Substances,
Vol 1-33, K. Florey (Ed.)
4. Clarke’s Isolation and Identification of
Drugs
5. Farmakope Indonesia (edisi 3,4, dan 5)

Anda mungkin juga menyukai