NIM : 17061052
Kelas :C/6
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
“PENGGUNAAN DESINFEKTAN, ANTI SEPTIK DAN HAND SANITIZER”
Sebagai mana kita tahu bersama saat ini dunia sedang sakit, akibat penyebaran virus
COVID-19 yang pertama kali ditemukan diWuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu, dan
kemudian menyebar ke sejumlah Negara termasuk diIndonesia. Penyebaran COVID-19 kini
semakin bertambah dan bukan semakin berkurang, untuk itu Pemerintah pun menganjurkan
beberapa pencegahan dan penangan COVID-19. Nah, penggunaan desinfektan, antiseptik dan
hand sanitizer ini termasuk didalamnya. Oleh dan karena itu, saat ini saya akan membahas
tentang artikel penemuan yang terkait dengan penggunaan desinfektan, antiseptik dan hand
sanitizer.
1. Desinfektan
Artikel Penelitan :
Desinfektan adalah substansi kimia yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan menghalangi / merusaknya dan biasa digunakan pada benda-
benda mati.
a) Aktivitas antimicrobial.
b) Kelarutan.
Substansi itu diharuskan untuk dapat larut dalam air ataupun pelarut-pelarut lain
untuk sampai pada taraf yang diperlukan, agar dapat digunakan secara efektif.
c) Stabilitas.
Maksud dari stabilitas ini, yaitu tentang perubahan yang terjadi pada substansi
itu, jika dibiarkan beberapa lama harus seminimal mungkin dan sifat antimikrobialnya
tidak boleh menghilang.
d) Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup.
Substansi tersebut harus bersifat letal atau harus bersifat mematikan bagi
mikroogranisme, dan juga tidak berbahaya bagi makhluk hidup, seperti manusia dan
hewan.
e) Berkemampuan sebagai detergen
Desinfektan juga merupakan detergen karena efeknya juga sebagai pembersih.
Untuk takaran larutan chloride, gunakan perbandingan 1 sendok makan per 1 liter air.
Pembahasan :
Jadi, desinfektan ini dapat diartikan zat yang mengandung bahan kimia yang
dipakai untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroorganisme, desinfektan ini
digunakan pada benda- benda yang mati, misalnya untuk ruangan, lantai, peralatan, dan
kamar mandi.
Artikel Penelitan :
Saat ini penyemprotan desinfektan kini giat dilakukan oleh pemerintah dan
juga secara mandiri oleh masyarakat.
• Mual
• Sakit kepala
• Sumbatan jalan napas
• Asma
• Rinitis
• Iritasi mata
• Dermatitis
• Diskolorasi kulit (perubahan warna kulit).
Pembahasan :
2. Antiseptik
Artikel Penelitian :
Tujuan dari penggunaan antiseptik yang tepat adalah untuk mencegah atau
membunuh kuman penyebab infeksi pada luka, bukan untuk penggunaan secara umum
pada permukaan kulit yang sehat / tidak mengalami luka.
Antiseptik atau germisida juga dapat diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat
digunakan untuk membunuh kuman atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada jaringan yang hidup, seperti pada permukaan kulit dan juga membran mukosa.
Pembahasan :
Jadi, antiseptik ini diartikan sebagai zat kimia yang digunakan untuk mencegah
atau pun upaya yang dilakukan untuk membunuh kuman yang disebabkan oleh infeksi
pada luka. Tujuannya pun untuk mencegah dan membunuh kuman penyebab infeksi, tapi
bukan secara menyeluruh pada permukaaan kulit, melainkan hanya pada permukaan kulit
yang mengalami luka.
Ada juga pengertian lain dari antiseptik kata lainnya, yaitu germisida yang
merupakan senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
jaringan yang hidup, seperti permukaan kulit dan membrane mukosa. Antiseptik juga
berbeda dengan antibiotik dan desinfektan seperti yang dijelaskan diatas.
Artikel Penelitian :
• Mencuci tangan,
• Membersihkan permukaan kulit sebelum operasi,
• Membersihkan permukaan kulit yang terluka,
• Mengobati infeksi kulit,
• Mengobati infeksi dirongga mulut.
• Chlorexidine
• Antibacterial dye
Antibacterial dye ini yang sering digunakan untuk merawat luka jatuh dan
juga luka bakar,
• Povidine iodine
• Alkohol.
Pembahasan :
Nah, antiseptik ini biasa digunakan untuk mencuci tangan, berkurmur dll.
Dan jenis-jenisnya pun berbeda-beda sesuai dengan takarannya dan kegunaanya
masing-masing seperti yang dijelaskan diatas.
Sejak virus COVID-19 itu muncul, hal pertama yang dianjurkan pemerintah untuk
pencegahan COVID-19, yaitu menggunakan antiseptik. Ada berbagai macam jenis
antisepsik yang dapat digunakan untuk memenuhi keperluan medis. Antiseptik yang
digunakan sebelum operasi biasanya memiliki bahan-bahan khusus dan berwarna orange.
Digosokkan pada tangan hingga sampai dengan lengan. Sementara antiseptik untuk non-
operasi biasanya berbentuk cairan yang bening atau terkadang berwarna biru muda,
berupa hand rub (cairan atau gel untuk digosokkan ke tangan sampai lengan), sabun cuci
tangan dan alkohol swabs. Ada pula antiseptik yang saat ini dijual dipasaran.
Tapi, saat ini masih banyak orang yang masih menggunakan istilah
antiseptik dan desinfektan secara bergantian, masyarakat pun berpikir bahwa
antiseptik dan desinfektan itu sama. Padahal, keduanya merupakan hal yang
berbeda fungsinya dan tujuannya pun berbeda. Antiseptik merupakan bahan
pembunuh bakteri dan virus yang digunakan ditubuh atau jaringan yang hidup.
Sementara itu desinfektan ini digunakan dipermukaan benda yang mati, seperti
meja, lantai, dll.
3. Hand Sanitizer
Artikel Penelitian :
Hand sanitizer merupakan zat antiseptik yang didalamnya terkandung alkohol
dengan persentase 60-95%. Menurut Food and Drug Administration (FDA), Hand
sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30 detik. Alkohol yang terkandung
pada hand sanitizer memiliki kemampuan aktivitas bakteriosida yang baik terhadap
bakteri Gram positif dan Gram negatif. Selain itu, hand sanitizer juga mengandung bahan
antibakterial seperti triklosan atau agen antimikroba lain yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pada tangan, seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Hand Sanitizer juga dapat diartikan sebagai pembersih tangan yang memiliki
kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri yang ada.
Menurut Diana (2012) terdapat dua macam hand sanitizer, yaitu hand sanitizer gel
dan hand sanitizer spray.
▪ Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan dalam bentuk gel yang berguna untuk
membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, yang mengandung bahan aktif
alkohol 60%.
▪ Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan dalam bentuk spray untuk
membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif
irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%.
Penelitian Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau
spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada
tangan.
Banyak hand sanitizer yang berasal dari bahan alkohol atau etanol yang
dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misalnya karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, gel atau busa untuk mempermudah dalam penggunaannya.
Gel ini sangat populer digunakan karena penggunaanya mudah dan praktis tanpa
membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi
masyarakat, apalagi saat ini sedang terjadi Pandemi COVID-19, hand sanitizer pun
digunakan untuk pencegahan, banyak masyarakat menggunakan hand sanitizer tersebut,
hingga kehabisan ditoko-toko ataupun diapotik.
Pembahasan :
Jadi, hand sanitizer dapat diartikan sebagai zat antiseptik yang mengandung
alkohol 60-95%. Nah, menurut penelitian hand sanitizer ini dapat menghilangkan
berbagai kuman serta bakteri hanya dengan waktu 30 detik. Dan hand sanitizer ini
mengandung bahan antibakterial untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang akan
menyebabkan penyakit.
Ada juga pengertian lain dari hand sanitizer, yaitu pembersihan tangan yang
mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri. Hand sanitizer ini juga terbagi
dalam dua, yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Dan kedua santitizer ini pun
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing seperti yang dijelaskan diatas.
Artikel Penelitian :
Sanitizer yang itu ideal menurut Marriot (1999), harus memiliki beberapa hal
seperti dibawah ini :
Berdasarkan penelitian The Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
hand sanitizer dengan kandungan alkohol diatas 60% dapat berfungsi sebagai antibakteri
maupun sebagai antivirus. Walaupun tidak dapat membunuh seluruh jenis bakteri dan
virus. Mekanisme kerja dari hand sanitizer, dari bahan kimia yang mematikan bakteri
disebut dengan bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan
disebut bakteriostatik. Bahan antimikrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi
rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi.
Selain membelinya di apotik atau toko obat, hand sanitizer juga bisa dibuat
sendiri di rumah. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan
surat edaran cara membuat hand sanitizer yang sesuai anjuran Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO).
Adapun bahan-bahan hand sanitizer meliputi etanol 96%, gliserol 98%, hidrogen
peroksida 3%. Berikut cara pembuatan hand sanitizer :
▪ Sejumlah 833 ml etanol 96% dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml,
▪ Tambahkan 41,7 ml hidrogen peroksida 3% ke dalam gelas ukur berisi etanol tersebut,
▪ Tambahkan 14,5 ml gliserol 98% menggunakan gelas ukur. Pastikan sisa gliserol tidak
tertinggal dengan cara membilasnya dengan air,
▪ Tambahkan air hingga 1000 ml, aduk hingga menjadi tercampur dan rata,
▪ Pindahkan campuran ke dalam botol kaca bersih,
▪ Simpan selama 72 jam untuk memastikan tidak ada kontaminasi organisme dari wadah
botol tersebur,
▪ Hand sanitizer siap digunakan.
Pembahasan :
Sanitizer yang ideal harus memiliki ciri-ciri seperti yang tertera diatas. Nah, jika
sudah memenuhi kriteria itu, yang pasti sanitizer tersebut dapat dijual dan dipercaya oleh
masyarakat. Berdasarkan penelitian hand sanitizer dengan kandungan alkohol yang sudah
ditetapkan maka dapat berfungsi sebagai antibakteri.
Menurut WHO, hand santizer bisa dibuat dirumah sendiri, dengan bahan-bahan
yang sudah dianjurkan dan WHO pun mengeluarkan cara pembuatan hand sanitizer
seperti yang tertera diatas, untuk mencegah virus COVID-19.
Tapi, ada berita yang menyatakan bahwa lebih efektif menggunakan sabun dari
pada hand sanitizer. Perlu diketahui bahwa, efektifitas kedua bahan kimia itu sebenarnya
dilihat pada saat penggunaannya. Jika masih dirumah masih banyak air, mencuci tangan
dengan sabun akan lebih baik untuk dilakukan. Namun, jika dalam kondisi tertentu
dimana susah untuk mendapatkan air bersih yang mengalir maka penggunaan hand
sanitizer tetap dapat dilakukan. Mencuci tangan dengan sabun harus dengan waktu yang
efektif agar bisa membunuh kuman.
Seperti yang dilaporkan oleh para peneliti dari University of New South Wales,
Australia, bahwa mencuci tangan selama 30 detik dengan cara-cara yang benar seperti
yang telah dianjurkan juga oleh Kemenkes maka akan sangat efektif untuk membunuh
kuman. Sedangkan penggunaan hand sanitizer yang sesuai dengan anjuran WHO,
minimal selama 10 detik sesuai dengan hasil uji antimikrobanya, maka akan sangat
efektif untuk membunuh kuman. Oleh karenanya, penggunaan sabun ataupun hand
sanitizer harus sesuai dengan anjuran sehingga daya kerjanya akan lebih efektif lagi.
REFERENSI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49778/Chapter%20II.pdf?sequence=4&is
Allowed=y
https://tirto.id/11-bahan-yang-dapat-digunakan-sebagai-disinfektan-covid-19-eJHt
http://eprints.polsri.ac.id/4080/3/BAB%20II.pdf
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-perbedaan-antiseptik-dan-disinfektan-untuk-
mencegah-covid-19
https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/view/15380
https://www.liputan6.com/bola/read/4218480/cegah-virus-corona-covid-19-simak-cara-
membuat-hand-sanitizer-berdasar-anjuran-who